Anda di halaman 1dari 47

Pembiakan Bakteri

Berdasarkan zat hara yang diperlukan, bakteri dibagi menjadi :


Fototrof, kemotrof, ototrof atau heterotrof.
1. Sumber energi
Bila energi berasal dari bahan kimia maka organisme
bersifat kemotropik, sedangkan bila energi berasal dari sinar
cahaya disebut fototropik.
2. Sumber elektron
Bila senyawa inorganik digunakan sebagai sumber elektron,
maka organisme disebut lithotrofik, bila sumber elektron
berupa senyawa organik disebut organotrofik.
3. Sumber karbon
Bila CO2 digunakan sebagai satu satunya sumber karbon
maka organisme disebut ototrofik. Bila sumber karbon
adalah senyawa organik disebut heterotrofik.
Pembiakan Bakteri
1. Fototrof
Pada kelompok ini ada species yang menggunakan senyawa inorganik
sebagai sumber elektron (fotolithotrof). Contoh : Penggunaan H2S
sebagai donor elektron, untuk dioksidasikan menjadi S:
H2 S S + 2e- + 2 H+
Ada juga yang menggunakan senyawa organik seperti alkohol dan asam
lemak sebagai donor elektron; kelompok ini disebut fotoorganotrof.
Contoh penggunaan suksinat sebagai donor elektron.
Suksinat fumarat +2e- + 2 H+

2. Kemotrof
Elektron donor dapat berupa senyawa organik (kemoorganotrof) atau
inorganik (kemolitotrof). Kemolitotrof memperoleh energi dengan
mengoksidasikan amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-). Kemoognotrof
menggunakan glukosa untuk dioksidasikan menjadi CO2 dan H2O
Pembiakan Bakteri
3. Ototrof dan Heterotrof
Organisme yang dapat menggunakan CO2 sebagai satu satunya sumber
karbon disebut Ototrof. DIperkirakan bahwa bakteri kemolitotrofik
bersifat ototrofik, ternyata sebagian kecil bersifat bersifat heterotrofik
(miksotrofik), artinya bahwa energi diperoleh dari donor elektron yang
bersifat inorganik dan memperoleh sumber karbon dari senyawa organik.
Contoh Desulfovibrio desulfuricans yang menggunakan elektron dari H2
untuk reduksi sulfat, tetapi memperoleh karbon dari senyawa organik
dari media.
Pembiakan Bakteri
Teknik Biakan Murni
Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan teknik biakan
murni adalah Robert Koch yang menerima hadiah Nobel
tahun 1905. Salah satu teknik yang dikembangkan Koch
adalah metode agar tuang untuk mendapatkan koloni yang
terpisah.
Untuk memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik
biakan yaitu :
a. Metode agar tuang – KOCH
Pada metode ini bakteri disebarkan di atas permukaan
lempengan agar
b. Metode penggoresan lempengan agar
Metode ini dikembangkan oleh Loeffler dan Gaffky dari
Laboratorium KOCH, tujuannya memperoleh pertumbuhan
koloni yang terpisah oleh karena pengenceran dari populasi
bakteri
Koloni adalah masa sel yang berasal dari 1 bakteri.
Pembiakan Bakteri
Pembiakan Bakteri dalam Laboratorium
Bila suatu media diketahui komposisi medianya secara terinci,
maka media tersebut disebut media sintetik. Mikroorganisme
ototrof dapat tumbuh dalam media sederhana, karena
mikrobanya mempunyai kemampuan mensintesis bahan
inorganik menjadi karbohidrat, protein, asam nukleat, lipida
dan vitamin, serta komplek organik lainnya.
Bakteri heterotrof biasanya menggunakan media non sintetik.
Media ini kaya akan zat hara yang tidak diketahui
kandungannya dengan pasti, seperti
Ekstrak daging, mengandung KH, senyawa organik N dan
vitamin
Ekstrak ragi, senyawa organik N dan C.
Pepton, sumber utama senyawa organik N, vitamin dan KH.
Agar, kompleks KH yang diperoleh dari ganggang laut.
Beberapa bakteri tidak dapat dibiakan dalam media buatan,
karena sangat sulit untuk membuat suatu media yang dapat
digunakan oleh semua bakteri.
Pembiakan Bakteri
Jenis Media
1. Media Diferensial
Merupakan media yang menunjang kehidupan beberapa bakteri dan
juga dapat membedakan berbagai kelompok bakteri
2. Media Selektif
Media ini menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dan juga
membolehkan pertumbuhan bakteri tertentu. Media ini digunakan untuk
mengisolasi bakteri tertentu, bahan penghambatnya digunakan
- Kristal violet, eosin Y, biru metilen dan brillian green digunakan untuk
menghambat bakteri Gram (+)
- Garam empedu
- pH
- Penambahan antibiotik
3. Media Selektif dan Diferensial
Media ini bersifat selektif dan diferensial, biasanya digunakan untuk
identifikasi
Pembiakan Bakteri
Jenis Media
4. Media untuk Bakteri Anaerob
Penambahan bahan kimia ke dalam media ini fungsinya
untuk mengurangi kandungan oksigen dengan cara
pengikatan secara kimiawi. Salah satu indikator anaerobik
adalah rezasurin, bila terjadi oksidasi maka akan terjadi
warna merah
5. Media Penyubur
Media ini akan mempercepat pertumbuhan organisme
tertentu, umumnya media ini menggunakan zat hara yang
serupa dengan habitat mengisolasi bakteri tersebut. Selain
menambahkan zat hara tertentu, sering juga ditambahkan
bahan penghambat, yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organisme lain yang tidak diinginkan. Indikator
juga ditambahkan sehingga dapat dibedakan kelompok
bakteri yang mempunyai sifat tertentu
Pembiakan Bakteri
Zat Hara yang Ditambahkan ke dalam Media
Nitrogen
Diperlukan sebagai bahan dasar untuk protein, asam nukleat
dan vitamin. Dalam media bahan yang mengandung N
berupa : NH4Cl – N inorganik, NaNO3, pepton – N organik
Karbon
Sumber digunakan berbagai gula, pati, glikogen. Sumber C
diuraikan bakteri menjadi molekl yang lebih kecil yang
kemudian dgunakan untuk bahan dasar protein, polisakarida,
lipida dan asam, nukleat
Vitamin dan Faktor Pertumbuhan
Vitamin berfungsi sebagai koenzim atau bagian lain dari bahan
dasar dari sel. Koenzim adalah bagian aktif dari enzim dan
berkaitan dengan bagian protein dari enzim tersebut.
Bakteri juga memerlukan faktor pertumbuhan, yaitu bahan
kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan, tetapi tidak
dapat disintesis sendiri oleh bakteri, Contoh purin atau
pirimidin untuk sintesis asam nukleat
Pembiakan Bakteri
Zat Hara yang Ditambahkan ke dalam Media
Termasuk dalam kelompok ini adalah Sulfur diberikan
dalam NH4SO4. S ini diperlukan sebagai koenzim,
asam amino dan komponen sel lainnya.
P ditemukan dalam asam nukleat dan fosfolipida dan
juga ATP dalam bentuk K2HPO4 dan KH2PO4. K, Mg,
Mn, Fe dan Ca berfungsi sebagai kofaktor dalam
berbagai enzim selain juga diperlukan untuk
pertumbuhan. Fe merupakan bagian dari sitokrom
dan Ca dipakai dalam enzim.
Air
Air diperlukan untuk pertumbuhan dan pembiakan
bakteri karena itu hampir 80% bakteri terdiri dari
air. Air yang digunakan dalam pembuatan media
harus aqua destilat karena dalam air kran/ledeng
terkandung bahan inorganik ataupun organik
Pembiakan Bakteri
Berbagai faktor yang memperngaruhi Pertumbuhan Bakteri
Dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Bakteri adalah
Faktor lingkungan (suhu, pH, oksigen dan tekanan osmotik)
dan Zat hara
Suhu
Bakteri tumbuh pada suhu di atas 35oC, Jika suhu lebih tinggi
daripada suhu maksimum maka pertumbuhan bakteri akan
menurun dengan cepat dan makin tinggi suhu maka aktivitas
enzim juga cepat sehingga enzim akan didenaturasikan dan
sel kemudian akan mati.
3 Kelompok bakteri menurut suhu optimum
1. Psikorofil ; 5o – 30oC
Kelompok ini banyak pada makanan yang disimpan dalam
lemari es, karena kelompok ini masih dapat tumbuh pada
suhu 4oC.
Pembiakan Bakteri
Berbagai faktor yang memperngaruhi Pertumbuhan Bakteri
3 Kelompok bakteri menurut suhu optimum
2. Mesofil ; 15o – 50oC
Bakteri umumnya masuk dalam kelompok ini. Suhu optimum bakteri
patogen 35o - 40oC sedang bakteri tanah 30oC
3. Termofil ; 50o – 60oC
Masuk juga bakteri dalam sumber air panas. Sumber air panas yang
bersifat asam suhu optimum dapat tumbuh adalah 80oC, sedang keadaan
basa suhu optimum melebihi 90oC.
Kelompok bakteri yang tahan terhasdap suhu panas disebut
thermodurik sedangkan tahan terhadap suhu dingin disebut psikrodurik.
Pembiakan Bakteri
Berbagai faktor yang memperngaruhi Pertumbuhan Bakteri
pH
Bakteri tumbuh pada pH sekitar 7, ragi tumbuh dengan baik
pada pH rendah (asam). Leperluan akan pH tertentu
digunakan untuk mengisolasi bakteri dan untuk mengatur pH
dapat ditambahkan HCl, KOH atau NaOH. pH didalam sel
sebetulnya jauh lebih tinggi, dan kemampuannya untuk
dapat tumbuh pada lingkungan dengan pH rendah adalah
kemampuan sel bakteri untuk menahan ion H+ keluar dari
sel. Jika pH media sekitar 7 maka hasil metabolisme
menghasilkan asam sehingga pH turun, untuk mencegah
penurunan perlu ditambah larutan penyangga / Buffer
(campuran asam lemah dengan basa pasangannya.
Larutan penyangga mempertahankan pH sekitar netral oleh
karena :
1. Asam kuat diubah menjadi asam lemah
- +
2. OH akan menarik H untuk membentuk air
Pembiakan Bakteri
Berbagai faktor yang memperngaruhi Pertumbuhan Bakteri
Oksigen
Bakteri dibagi 3 kelompok menurut keperluannya akan oksigen
1. Aerob Obligat
Kelompok ini selalu memerlukan oksigen untuk
pertumbuhannya.
2. Anaerob Obligat
Kelompok ini dapat tumbuh bila tidak ada oksigen karena
adanya kelompok ini tidak memiliki enzim yang dapat
menguraikan hasil oksidasi dalam metabolisme yang bersifat
toksik.
3. Fakultatif anaerob
Kelompok ini dapat tumbuh dalam keadaan dengan atau
tanpa oksigen, meskipun pertumbuhannya jauh lebih cepat
bila ada oksigen.
Pembiakan Bakteri
Keracunan oleh Oksigen
Oksigen diperlukan tapi juga dapat meracuni organisme hidup, karena daya
oksidasinya menyebabkan dapat menjadi akseptor elektron terminal
yang kuat untuk berbagai proses respirasi yang memerlukan energi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi daya racun oksigen yaitu :
1. Inaktivasi enzim oleh Oksigen
Oksigen dapat langsung mengoksidasi kelompok dalam keadaan reduksi
seperti thio atau enzim sehingga terjadi inaktivasi. Nitrogenasi, enzim
yang melaksanakan fiksasi nitrogen dirusak oleh kadar oksigen yang
rendah.
2. Kerusakan oleh senyawa turunan oksigen
Superoksida dapat menginaktivasi komponen sel, karena disebabkan
oleh pembentukan bahan toksik lain yang lebih kuat yaitu hidrogen
peroksida dan hidroksil radikal
Hidroksil radikal merupakan radikal bebas yang paling reaktif sehingga
hampir dapat merusak setiap molekul dalam sel hidup.
Hidrogen peroksida bukan merupakan radikal bebas, tetapi memiliki
kemampuan mengoksidasi yang kuat yang bersifat racun bagi banyak
sel.
Pembiakan Bakteri
Pembiakan Bakteri Anaerob
Lingkungan anaerob dapat dicapai dengan :
1. Media dengan bahan reduktor atau “prereduced media”
Bahan yang memiliki kemampuan mereduksi seperti sistin
ditambahkan untuk menurunkan kadar oksigen.
2. Ruang anaerobik yang merupakan “plastic anaerobic glove
box” yang mengandung H2, CO2 dan N2. KAtalis yang
digunakan adalah paladium

Tekanan Osmotik
Bakteri dapat tumbuh dalam kisaran tekanan osmotik yang
cukup besar oleh karena adanya enzim permease sehingga
konsentrasi garam dalam sel dapat diatur. Akan tetapi bila
konsentrasi cukup tinggi, maka air akan keluar dari sel
sehingga pertumbuhan akan berhenti.
Pertumbuhan Mikrobiologi
Tabel Pertumbuhan Jumlah berdasarkan Waktu

Pertumbuhan jasad hidup ditinjau dari dua segi, yaitu :


-. Pertumbuhan sel secara individu (adanya penambahan volume sel serta bagian
bagian sel lainnya yang diartikan sebagai penambahan kuantitas isi dan kandungan di
dalam selnya).
-. Pertumbuhan populasi (akibat dari adanya pertumbuhan individu)
Pertumbuhan Mikrobiologi

Kurva pertumbuhan mikroba


Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel
mikroba pada umumnya digambarkan
dalam bentuk kuva pertumbuhan
disamping
Bentuk kurva :
-. Fase lag, fase adaptasi
-. Fase eksponensial, perubahan bentuk dan
meningkat junlah sel
-. Fase pengurangan, keadaan puncak
Penjabaran dari kuva diatas :
-. Fase stasioner
Generasi 1, b = 1 x 2
-. Fase kematian
Generasi 2, b = 1 x 22
Generasi ke n, b = 1 x 2n, ditulis b = a x 2n
G = t/n dimana G = waktu generasi rata rata; t (waktu yang dibutuhkan dari jumlah a ke b) dibagi
oleh n (jumlah keturunan)
= 0.301 t / log 10a-log 10b
Pertumbuhan Mikrobiologi
Beberapa penyimpangan yang sering
terjadi pada kurva :
Kurva A : terdapatnya fase lag yang
cukup lama sebelum mikroba dapat
tumbuh dan berkembang
Kurva B : tidak adanya fase lag, karena
begitu ditanamkan, maka pertumbuhan
mikroba dapat langsung ke fase
logaritmik atau fase eksponensial
Kuva C : fase lag yang panjang atau lama
serta tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang baru
Kurva D : gambaran suatu kurva
pertumbuhan mikroba yang secara
kontinu terus menerus diberi tambahan
sumber nutrien sehingga ada
kesinambungan pertumbuhan walau Pengaruh lingkungan terhadap kurva
makin lama mengarah ke penurunan pertumbuhan mikroba
Perkembangbiakan Mikrobiologi
Perkembang biakan mikroba terjadi secara aseksual
(pembelahan biner) dan secara seksual.
Pembelahan sel mikroba tidak saja terjadi secara
biner mungkin pula dapat berbentuk multipel
perkuncupan

Perbanyakan sel mikroba secara


pembelahan sel

Pembelahan sel dengan perkuncupan


Tipe pembelahan sel mikroba (biner) pada sel Ragi
Perkembangbiakan Mikrobiologi

Kecepatan perbanyakan sel


ditentukan oleh waktu
generasi mikroba terlihat
pada tabel disamping

Tabel 14. Waktu generasi Mikroba


Perkembangbiakan Mikroba

Ragi pembelahannya ada yang


seperti bakteri (dari satu sel
menjadi dua dan seterusnya)
tetapi ada yang membentuk
kuncup, dimana tiap kuncup akan
membesar seperti induknya.
Kemudian tumbuh kuncup baru
dan seterusnya sehingga
membentuk semacam mata
rantai

Cara perkuncupan pada sel Ragi


Roti (Saccharomyces cerevisiae)
Perkembangbiakan Mikroba
Gambar dibawah adalah perbanyakan individu virus yang
terjasi secara pembelahan atau replikasi DNA

Bentuk pembelahan pada mikroba


Perkembangbiakan Mikroba
Perkembangan secara seksual
umumnya terjadi pada jamur dan
mikroalga serta terbatas pada bakteri,
dapat terjadi secara :
-. Oogami, kalau sel betina berbentuk
telur
-. Anisogami, kalau sel betina lebih
besar dari sel jantan
-. Isogami kalau sel jantan dan sel
betina mempunyai bentuk yang sama

Bentuk pembuahan pada mikroba


Siklus Hidup Mikroba

Siklus hidup algae hijau (Chlamydomonas)


Siklus hidup jamur kompos (Agaricus
bisporus)
Siklus Hidup Mikroba

Siklus hidup Protozoa


(Trypanosoma gambiense)
penyebab penyakit tidur yang
ditularkan melalui lalat tsetse,
bentuk siklus hidupnya nampak
jelas untuk diamati dan diiukti

Siklus hidup Protozoa


(Trypanosoma gambiense)
Perhitungan Mikroba
Cara perhitungan jumlah mikroba
dengan pengenceran

Cara perhitungan dengan


pengenceran sederhana
Perhitungan Mikroba

Cara perhitungan jumlah mikroba dengan


menggunakan Ruang penghitung
Bentuk dan Susunan Mikrobiologi
Bentuk dan Susunan Mikrobiologi
Bentuk dan Susunan Mikrobiologi
Sterilisasi dan Desinfeksi
I. STERILISASI
Merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang
hidup. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan

II. DESINFEKSI
Merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen
dengan cara kimiawi dan fisik. Desinfeksi mempunyai daya kerja
terhadap bentuk vegetatif dari mikroorganisme, tetapi belum tentu
mematikan bentuk sporanya.

III. ANTISEPTIS
Merupakan proses yang mencakup inaktivasi atau mematikan
mikroorganisme dengan cara kimiawi. Antiseptik dapat bersifat
bakterisidal (mematikan bakteri) atau bakteriostatik (menghentikan
pertumbuhan bakteri).
Sterilisasi dan Desinfeksi
Istilah desinfeksi dan antiseptis kadang sulit dibedakan,
sehingga penggunaannya bisa dikatakan sinonim.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :


1. Panas
Daya kerja panas terhadap mikroorganisme tergantung
pada jenis panas yang diterapkan. Panas basah mematikan
mikroorganisme dengan cara denaturasi protein pada enzim
dan membran sel; proses perebusan panas dalam cairan
dapat mencapai 100oC dimana sel vegetatif dimatikan
sedangkan spora belum dapat dihilangkan; panas kering
menyebabkan oksidasi dari komponen sel; dan pemanasan
bertingkat dimana spora bergerminasi menjadi sel vegetatif
sewaktu masa inkubasi dan sel vegetatif ini dimatikan
sewaktu pemanasan
Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
2. Penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang
peka terhadap panas seperti serum, urea dan enzim. Sistem
penyaringan beserta sistem pengaliran udara “laminar”
digunakan untuk memperoleh udara bebas debu dan bebas
bakteri.

Tipe filter (penyaring) yang banyak digunakan


Cara penggunaan filter bakteri,
1 = filter selulosa, 2 = filter seitz, 3 = filter gelas
A = tipe corong, b = tipe mantel
dan 4 = filter porselen
Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
3. Bahan Kimia
Bahan kimia dapat digunakan mematikan sejumlah
mikroorganisme tetapi tidak dapat digunakan untuk mematikan
semua mikroorganisme. Cara ini dapat digunakan bila jumlah
mikroorganisme rendah dan bila permukaannya bersih dari
protein.

Filter penghitung jumlah dari


bekas sterilisasi larutan Membran filter menyeleksi partikel
partikel yang lewat
Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
3. Bahan Kimia
3.1 Alkohol
Daya kerjanya adalah mengkoagulasikan protein.
Alkohol yang sering digunakan ialah metanol, etanol
dan isopropanol. Cairan alkohol yang umum
digunakan berkonsentrasi 70 – 80 %. Konsentrasi yang
lebih tinggi ataupun lebih rendah kurang efektif.
3.2 Klor
Seringkali digunakan dalam bentuk gas atau ion
hipoklorid. Gas klor dengan air akan menghasilkan ion
hipoklorid yang akan mengoksidasikan protein
sehingga membran sel dirusak dan terjadi inaktivasi
enzim.
3.3 Yodium
Daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu
asam amino dalam enzim atau protein mikroorganisme
Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :


3. Bahan Kimia
3.4 Formaldehida
Formaldehida 8% merupakan konsentrasi yang cukup ampuh
untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya
adalah berikatan dengan amino dalam protein mikroba.
3.5 Fenol
Berdaya kerja terhadap membran plasma
3.6 Gas Etilen Oksida
Gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang
terbuat dari plastik.

4. Radiasi
4.1 Sinar Gamma
Radiasi ini menyebabkan ion bersifat hiperaktif dan sering
digunakan untuk sterilisasi bahan makanan terutama bila panas
dapat menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan dari
bahan makanan. Sterilisasi dengan sinar ini disebut juga sterilisasi
dingin karena proses radiasi menghasilkan sedikit panas pada
bahan yang diradiasi.
Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
4. Radiasi
4.2 Ultra Violet
Sinar UV dengan panjang gelombang yang pendek
memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat. Daya
kerjanya adalah absorpsi oleh asam nukleat tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Energi
yang diabsorpsi akan menyebabkan terjadinya ikatan
timin sehingga fungsi dari asam nukleat terganggu dan
dapat mengakibatkan kematian mikroorganisme.
Daya antimikrobial terkuat terletak pada panjang
gelombang 265 nm; termasuk dalam kisaran UV yaitu
200 – 310 nm. Lampu UV mempunyai panjang
gelombang 253,7. Daya penetrasi dari UV sangat
rendah sehingga bila ada lapisan lemak pada
permukaan daya antimikrobial UV akan sangat
menurun.
Bahan Antimikrobial
Istilah yang sering digunakan sehubungan dengan bahan antimikrobial dan
penggunaannya adalah :
1. Bakteriostatik
Bahan antimikrobial memiliki kemampuan untuk menghambat
perkembangbiakan bakteri. Jika bagan antimikrobial dihilangkan,
perkembangbiakan bakteri berjalan kembali seperti semula. Contoh
tetracyclin, sulfonamida dan klorampenicol
2. Bakterisidal
Bahan antimikrobial memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri.
Daya bakterisidal berbeda dengan bakteriostatik oleh karena prosesnya
hanya berjalan searah, yaitu bakteri yang telah mati tidak dapat
berkembang biak lagi meskipun bahan bakterisidal dihilangkan, contoh
penicilin, streptomicin, polimiksin.

Antibiotik adalah bahan antimikrobial yang dihasilkan mikroorganisme hidup.


Mikroorganisme lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan antibiotik
ialah bakteri, actinomycetes dan fungi. Contoh antibiotik adalah penicilin
yang bersifat antibakterial dengan daya racun yang rendah.
Bahan Antimikrobial
Daya Kerja Bahan Anti Mikrobial
1. Penghambatan Pertumbuhan oleh Analog
Yang masuk dalam kelompok ini adalah sulfonamida, biasanya bakteri
memerlukan para-aminobenzoat (PABA) untuk sinteisis asam folat yang
diperlukan dalam sintesis purin.
2. Penghambatan Sintesis Dinding Sel
Penicillin dan Cephalosporin adalah contohnya, dimana kedu antibiotik
ini menyebabkan penghambatan pada pembentukan ikatan sebrang
silang
3. Penghambatan Fungsi Membran Sel
Membran sel bakteri dan fungi dapat dirusak oleh beberapa bahan
tertentu tanpa merusak inang. Contoh Polymixin berdaya kerja terhadap
bakteri Gram Negatif, sedangkan polyene terhadap fungi. Penggunaan
kedua antibiotik ini dapat ditukar balik, artinya polymixin tidak berdaya
kerja terhadap fungi disebabkan membran sel bakteri pada umumnya
tidak mengandung sterol, sedangkan poliene harus bereaksi dengan
sterol dalam membran fungi sebelum merusak membran.
Bahan Antimikrobial
Daya Kerja Bahan Anti Mikrobial
4. Penghambatan Sintesis Protein
Beberapa antibiotik menghambat sintesis protein pada bakteri contohnya
klorampenikol. Antibiotik ini bersifat bakteriostatik
5. Penghambatan Sintesis Asam Nukleat
Contoh asam nalidiksat, senyawa sintetik ini menghambat sintesis DNA tanpa
mengganggu sintesisi RNA. Antibiotik ini digunakan terutama terhadap bakteri
Gram Positip.
6. Bahan Antiviral
Methisazon menghambat proses translali dan kelemahan penggunaan bahan ini
adalah efek sampingnya terhadap inang
Bahan Antimikrobial
Resistensi Terhadap Bahan Anti Mikrobial
1. Menghasilkan enzim yang menguraikan antibiotik
Resistensi terhadap clorampenicol disebabkan pembentukan
klorampenicol-asetiltransferase
2. Perubahan permeabilitas terhadap bahan antimikrobial
Pada bakteri yang peka terhadap tetracycline, antibiotik ini akan berakumulasi.
Sebaliknya pada bakteri resisten hal ini tidak akan terjadi.
3. Perubahan struktur sasaran dari bahan antimikrobial
Perubahan unit 30S menyebabkan resistensi dari aminoglikosida, sedangkan
perubahan pada 50S menyebabkan resistensi erithromycine

Asal Usul Resistensi Terhadap Bahan Antimikrobial


1. Nongenetik.
Daya kerja antibiotik terutama pada bakteri yang sedang tumbuh. Bila bakteri
tersebut tidak aktif bermetabolisme, maka secara fenotipik bakteri tersebut
resisten terhadap antibiotik
Bahan Antimikrobial
Asal Usul Resistensi Terhadap Bahan Antimikrobial
2. Genetik.
2.1 Resistensi Kromosomal
Disebabkan mutasi, oleh karena adanya ‘selection pressure’
2.2 Resistensi non-kromosomal
Disebabkan oleh plasmid. Resistensi ini bersifat multiple drug resistance,
oleh karena gen yang mengatur resistensi ini letaknya sangat
berdekatan.

Resistensi silang
Resistensi terhadap bahan antimikrobial biasanya terjadi pada antibiotik
yang memiliki struktur yang sama seperti erythriomycin – oleandomycin,
neomycin – kanamycin. Namun dapat pula terjadi pada antibiotik yang
tidak memiliki struktur yang sama yaitu erythromycin – lincomycin
Resistensi dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu :
■ Penggunaan dosis yang benar, sehingga tidak terbentuk mutasi
■ Penggunaan 2 macam antibiotik yang tidak memiliki resistensi silang
■ Mencegah penggunaan antibiotik secara berlebihan, terutama bila ada
mikroba, seperti misalnya di rumah sakit
Bahan Antimikrobial
Cara Pengukuran Daya Antimikrobial
1. Uji Pengenceran (Dilution Test)
Antibiotik diencerkan, kemudian ditambahkan bakteri penguji. Dengan cara ini
dapat ditentukan jumlah terendah yang diperlukan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme secara in vitro; jumlah terendah ini disebut
minimal inhibitory concentration (MIC).
2. Uji Difusi (Diffusion Method)
Metode Cakram Kertas
Cara ini digunakan cakram kertas yang mengandung antibiotik dengan
konsentrasi tertentu. Wilayah jernih disekitar cakram kertas dipengaruhi oleh
tebal medium, macam medium, inokulum, dan laju difusi antibiotik.
Pengujian dengan cakram kertas menggunakan metode Kirby – Bauer. Selain itu
dapat pula digunakan metode agar lapis (agar overlay method) menurut Barry,
Garcia dan Thrupp
Metabolisme Mikroba
Biosintesis sebagai salah satu kegiatan jasad hidup di dalam metabolisme,
berbeda dengan nutrisi, karena didalam biosintesis diperlukan sumber
energi
1. Asimilasi N dan Sulfat
Asimilasi N dari senyawa anorganik (NH4+, NO3-, N2 dsb), biasanya
digabung langsung dengan asam ketoglutamat yang merupakan hasil
antara di dalam siklus Kreb:
Asam ketoglutamat asam glutamat Glutamin
Adanya penambahan NH4+ maka asam ketoglutamat akan menjadi
asam glutamat dan selanjutnya terjadi aminasi menjadi glutamin. Asam
glutamat kemudian dapat m,emindahkan gugus aminanya ke asam
alfa-keto yang lain, prosesnya dinamakan transaminasi.

Asimilasi sulfat terjadi karena mikroba membutuhkan sumber belerang.


Tahap asimilasi terjadi dalam bentuk oksidasi sulfat dengan adenilasi
membentuk nukleid-adenil-sulfat (APS), kemudian difosforilasi dan
direduksi menjadi sulfit dan sulfida. Guna belerang di dalam proses ini
ialah sintesis asam amino yang mengandung S.
Metabolisme Mikroba

2. Sintesis makro dan mikromolekul


Nukleotida merupakan prekursor
asam nukleat, terdiri dari purin basa
dan pirimidin yang terikat pada
ribosa fosfat.
Reaksi yang paling umum terjadi
dalam sintesis asam amino :
aminasi, deaminasi, transaminasi,
Tabel 11. Sintesis Asam Amino
hidrogenasi, reduksi, dehidrogenasi
dan dekarboksilasi
Tabel disamping adalah sintesis
protein yang tersusun oleh 20
prekursor berbentuk asam amino,
dikontrol oleh bagian tertentu dari
DNA yang dinamakan gen atau
sistron.

Tabel 12. Asam Amino


Metabolisme Mikroba
3. Bioenergi
Suatu proses yang bersifat eksotermik dengan energi yang dihasilkan
berbentuk energi kimia (bukan energi panas). Energi dimaksud adalah
ATP. Dalam proses bioenergi dikenal adanya istilah donor elektron atau
donor hidrogen untuk senyawa yang teroksidasi, dan akseptor elektron
atau akseptor hidrogen untuk senyawa yang tereduksi. Reaksi Bioenergi
terbagi 3 kelompok :
1. Fermentasi, disini tidak ada akseptor elektron luar yang berperan,
sehingga senyawa organik berfungsi sebagai donor elektron sekaligus
berfungsi sebagai akseptor
2. Respirasi Aerobik,O2 bebas merupakan satu satunya akseptor hidrogen,
CO2 yang dihasilkan meripakan hasil akhir dari oksidasi, sehingga pada
respirasi paling banyak dihasilkan energi.
3. Respirasi Anaerobik menggunakan senyawa anorganik sebagai akseptor
elektron.

Anda mungkin juga menyukai