Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEMPAS

TAHUN 2019
Muhammad1) , Ali2) 1,2UPT PUSKESMAS KEMPAS JAYA 1,2 Jalan Kesehatan No.1
Kempas Kab.Indragiri Hilir E-mail: nurlubis0@gmail.com 1) ,
m.ali_nurlubis@gmail.com2)

ABSTRAK
Indonesia saat ini masih dihadapkan pada masalah terkait air minum, higiene dan
sanitasi masih sangat besar. Hasil Studi Indonesia Sanitation Sector Development
Program ( ISSDP ) menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke
sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Akibat sanitasi yang buruk Indonesia
mengalami kerugian Rp.58 Triliun.Hal ini setara dengan Rp. 265.000 per orang per
hari.Akibatnya kejadian diare 121.100 kejadian dan mengakibatkan lebih dari 50.000
kematian setiap tahunnya. Secara nasional tingginya angka kejadian diare di Indonesia
pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi
mengalami kejadian luar biasa ( KLB ) diare denga case fatality rate ( CFR ) 2,52.Tujuan
dari penelitian ini adalah mengevaluasi kegiatan stop buang air besar sembarangan pada
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama pada tahun 2015 dan
mengidentifikasi faktor penyebab dari tidak tercapainya target pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatifbersifat eksploratif dengan rancangan Sumatif yaitu evaluasi dilakukan pada
akhir tahun kegiatan.penelitian dilakukan wawancara dengan metode purposive,observasi
dan telaah dokumen. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.data sekunder
diperoleh langsung pada profil kesehatan UPT Puskesmas Kempas Jaya dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir.
Hasil pencapaian program, Pelaksana program telah melaksanakan pemicuan pada
12 desa namun belum ada desa yang mencapai keadaan Open Defecation Free (ODF) dari
target kegiatan yaitu 2 desa/tahun harus ODF. Dari target 67% KK yang akses jamban
sehat pada akhir tahun 2019, UPT Puskesmas Kempas Jayahanya mencapai 54%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pencapaian akses jamban pada kegiatan stop
buang air besar sembarangan program STBM pilar 1 diwilayah kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya belum memenuhi target dan belum ada desa ODF. Adapun faktor penyebab
tidak tercapainya target program antara lain kurangnya partisipasi masyarakat dan
dukungan stakeholder, dana kegiatan yang belum mencukupi dan lingkungan fisik yang
kurang mendukung.

Daftar bacaan : 37 (2001-2014)


Kata Kunci : Evaluasi Program, STBM, ODF

EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI


DESA KERTA JAYA KECAMATAN KEMPAS TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN
Program STBM pada pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan di
UPT Puskesmas Kempas Jaya belum mendapatkan hasil yang semestinya.Dari target
yang telah ditetapkan secara nasional dan juga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
Hilir yaitu setelah dilakukan intervensi dan pemicuan hasil yang ingin dicapai saat
paska pemicuan adalah 1 desa ODF setiap tahunnya mulai dari tahun 2017 hingga akhir
tahun 2018 belum satupun desa yang bebas buang air besar sembarangan dan target akhir
tahun 2016 adalah 2 desa yang telah diverifikasi dan mencapai ODF serta pencapaian
akses jamban sehat dari target 67% pada akhir tahun 2019 baru mencapai 37% akses
jamban sehat. (Dirjen PL, 2014)
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya Kecamatan Kempas telah melaksanakan
pemicuan sebanyak 7 desa dan jika dilihat merupakan puskesmas yang terbanyak
melaksanakan pemicuan setelah UPT Puskesmas Pelangiran tetapi belum satupun dari 7
desa tersebut mencapai kondisi ODF pada kegiatan paska pemicuan jika dibandingkan
dengan UPT Puskesmas Pelangiran. Dari kenyataan tersebut sehingga penulis terdorong
untuk melakukan evaluasi, mengidentifikasi faktor – faktor penghambat dan penyebab
masalah pada “Evaluasi Pencapaian Akses Jamban Dalam Kegiatan Stop Buang Air
Besar Sembarangan Pasca Pemicuan Program STBM Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya Tahun 2016”.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan) adalah kebiasaan/praktik
budaya sehari-hari masyarakat yang masih membuang kotoran/tinjanya di tempat terbuka
dan tanpa ada pengamanan tinja yang higienis.
Tempat terbuka untuk BABS biasanya dilakukan di kebun, semak-semak, hutan,
sawah, sungai maupun di tempat-tempat masyarakat secara kolektif membuat jamban
helikopter/ jamban plung lap (jamban yang dibuat tanpa ada lubang septik langsung
dibuang ke tempat terbuka seperti sungai, rawa dll).
Kebiasaan BABS ini terjadi karena tidak adanya pengamanan tinja yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga menimbulkan dampak yang merugikan bagi
kesehatan baik untuk individu yang melakukan praktik BABS maupun komunitas
lingkungan tempat hidupnya.
Kondisi masyarakat seperti ini perlu diubah melalui sebuah kegiatan perubahan perilaku
secara kolektif dengan pendekatan STBM, yang bisa dilakukan dengan cara:
1. Diadakan pemicuan ke masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan atau
masyarakat yang sudah terlatih menjadi fasilitator STBM.
2. Dari pemicuan tersebut diharapkan munculnya natural leader atau komite yang
dibentuk oleh komunitas masyarakat tersebut.
3. Komite yang terbentuk mempunyai rencana aksi yang sistematis dalam rangka menuju
status SBS.
4. Adanya kegiatan pemantauan secara terus menerus yang dilakukan oleh individu
maupun
5. kelompok dari masyarakat tersebut.
6. Tersedianya supplyatau layanan pemenuhan akses sanitasi untuk masyarakat dengan
kualitas sesuai dengan standar kesehatan dengan harga yang terjangkau.
Perilaku SBS (Stop Buang air besar Sembarangan) adalah kebiasaan/praktik
budaya sehari-hari masyarakat yang tidak lagi membuang kotoran/tinjanya di tempat
yang terbuka dan sudah dilakukan pengamanan tinjanya yang efektif untuk memutus
rantai penularan penyakit (Ditjen PL&PP, 2013).
Perilaku SBS ini biasanya diikuti dengan kemauan masyarakatnya yang
mempunyai kemampuan untuk mendapatkan sarana akses sanitasi yang dimulai dari
sarana jamban sehat paling sederhana sampai dengan tingkat sarana jamban yang sudah
bagus sistem pengelolaannya seperti IPAL komunal maupun IPAL terpusat.Kemauan
serta komitmen dari masyarakat ini dilakukan secara kolektif dan partisipatif dalam
mengambil keputusannya.
Ketika masyarakat secara keseluruhan sudah berperilaku SBS maka dikatakan komunitas
tersebut mencapai kondisi Desa/Kelurahan SBS/ODF dimana kondisi komunitas tersebut
dengan kondisi sebagai berikut:
1. 100% masyarakat sudah berubah perilakunya dengan status SBS (sudah terverifikasi
oleh tim verifikasi dari puskesmas setempat),
2. Adanya rencana untuk merubah perilaku higienis lainnya,
3. Adanya aturan dari masyarakat untuk menjaga status SBS, dan
4. Adanya pemantauan dan verifikasi secara berkala.

Rumusan Masalah
Dari hal – hal yang telah dijelaskan diatas sehingga rumusan masalah yang di
ambil sebagai objek yang akan di teliti oleh penulis adalah :
1. Bagamana hasil yang dicapai pada pencapaian akses jamban sehat dalam kegiatan
Stop Buang Air Besar Sembarangan paska pemicuan program STBMdi wilayah kerja
UPT Puskesmas Kempas Jaya Tahun 2019?.
2. Jika Pencapaian akses jamban dalam kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan
pasca pemicuan program STBMPilar I di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kempas
Jaya belum mencapai target pada akhir tahun 2019, dan apa yang menyebabkannya?.

BAB III METODE PENELITIAN


Desain penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif berupa penelitian evaluasi
dengan rancangan sumatif, yang berfokus pada kata bukan angka walaupun ada kalanya
angka digunakan untuk menandai frekwensi kehadiran subtema dalam transkrip atau
terjadinya tindakan tertentu. Dimana peneliti dekat dengan orang – orang yang diteliti,
cenderung berorientasi pada aktifitas, pengalaman, keyakinan dan nilai dari orang – orang
yang cakupannya luas dan berhubungan pada posisinya. (Anggraeni:2013 )
Rancangan ini dipilih karena dengan evaluasi dapat diketahui efektivitas kegiatan
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) telah dilaksanakan dalampeningkatan proporsi
penduduk yang SBS dan mendapatkan informasi secara akurat dan mendalam dari
sumber yang kompeten sehingga dapat diketahuinya gambaran Input (SDM,
Anggaran,Metode dan kebijakan), proses (Sosialisasi,Partisipasi masyarakat dan
Pemicuan) dan produk (Peningkatan proporsi KK yang Stop Buang Air Besar
Sembarangan).

Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini disebut partisipan. Partisipan dipilih dengan
menggunakan metode purposive,ungkapan (Burn & Grove ) tentang partisipan adalah
pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria
yang akan dimasukkan didalam penelitian, dimana partisipan yang diambil dapat
memberikan informasi yang berharga bagi penelitian.
Informan atau partisipan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
berhubungan langsung dengan program STBM, baik itudi Tingkat Kabupaten maupun
ditingkat Puskesmas. Partisipan di tingkat kabupaten adalah orang-orang yang bekerja
dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau yaitu :Kepala Seksi
Penyehatan Lingkungan (1 Orang), Fasililitator STBM Kabupaten (1 Orang).
Sedangkan orang-orang yang bekerja ditingkat Kecamatan dalam hal ini adalah
Kepala UPT Puskesmas Kempas Jaya (1 Orang), Sanitarian Puskesmas (1 Orang),
penanggung jawab program promosi kesehatan (1 Orang), Kepala Desa atau lurahdi
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya (2 Orang) yaitu satu desa yang telah
melaksanakan program Pamsimas dan satu desa bukan sasaran pamsimas. Tokoh
masyarakat (2 Orang) yaitu dua desa yang telah melaksanakan program Pamsimas dan
dua desa bukan sasaran pamsimas dan Kader Kesehatan Lingkungan (2 Orang) yaitu
seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kempas Jaya.

Sumber Data
Data Primer
1. Wawancara mendalam
Teknih pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan pihak yang
terkait meliputi komponen-komponen dari input, proses dan produk
2. Observasi
Teknik pengambilan data dari informan dengan melihat ketika kegiatan Stop Buang
Air Besar dilaksanakan atau sedang berlangsung.
3. Telaah dokumen
Melihat laporan tahunan, POA dan dokumen yang laiinya yang berhubungan dengan
kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Program STBM pada Pilar I yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarangan.

Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian digunakan sebagai data pendukung berupa data
mengenai keadaan umum Puskesmas dan data lain yang berkaitan dengan penelitian yang
diperolehpeneliti berdasarkan telaah dokumen yang sudah ada dan dianggap perlu.

Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Kempas Jaya Kecamatan
Kempas Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Tanggal 01 Oktober .d 15 November
2019.

Cara menganalisis informasi


Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) dikutip dari Sugiono (402;2014) menyatakan analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung
terus sampai penulisan hasil penelitian.Proses analisa data pada penelitian ini adalah
dengan mengumpulkan seluruh data dari hasil observasi partisipan, wawancara
mendalam, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
didalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

BAB IV HASIL ANALISIS


Hasil penelusuran dokumen dan wawancara pada Kepala Desa dan tokoh
masyarakat di desa, belum ada desa yang mencapai kondisi ODF.Terdapat satu desa yaitu
Kelurahan Harapan Tani berpotensi mencapai desa ODF namun satu dusun masih banyak
yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Berikut data hasil monitoring
evaluasi program Stop BABS di wilayah kerja Puskesmas Kempas Jaya.

Tabel 1 Monitoring dan Evaluasi Akses Jamban di wilayah UPT Puskesmas Kempas
Jaya
Tahun 2019

Jumlah
Jumlah
No. Nama desa Dusun Ket
Dusun
Terpicu
1 Kerta Jaya 4 1 belum ODF
2 Kempas Jaya 2 2 belum ODF
3 Sungai Ara 3 1 belum ODF
4 Harapan Tani 3 3 2 Dusun ODF
5 Sungai Rabit 2 1 belum ODF
6 Kulim Jaya 4 4 2 Dusun ODF
7Pekan Tua 5 4 1 Dusun ODF
8Rumbai Jaya 5 4 2 Dusun ODF
9Bayas Jaya 5 3 2 Dusun ODF
10Karya Tani 4 2 belum ODF
11Danau Pulai Indah 3 2 1 Dusun ODF
12Sungai Gantang 3 2 belum ODF
JUMLAH 43 29 10 Dusun ODF
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir

Target pencapaian desa ODF sampai tahun 2018 dan 2018 di Kabupaten Indragiri
Hilir adalah 2 desa.Dari tabel 4.1 tidak ada desa yang mencapai kondisi ODF. Sehingga
target untuk desa ODF belum tercapai.

Pencapaian Akses Jamban


Cakupan pelaksanaan program kegiatan Stop buang air besar sembarangan dapat
dilihat dari jumlah KK yang menggunakan sarana jamban dibandingkan dengan jumlah
rumah/KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kempas Jaya.Target pencapaian
berdasarkan target MDGs yaitu 67%. Berikut hasil cakupan pelaksanaan program Stop
BABS ,

Tabel 2 Cakupan KK yang menggunakan Sarana Jamban di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas
Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir.

Hasil Cakupan/Tahun
No. Uraian
2017 2018 2019
1. Jumlah KK Seluruhnya 8362 8547 8884
2. Jumlah KK yang Akses Jamban 3345 4103 4797
3. % KK yang Akses Jamban 40% 48% 54%
5. Jumlah Rumah 8201 8325 8721
6. % Rumah yang memiliki Jamban 38% 42% 52%
7. % Rumah yang memiliki Jamban Sehat 27% 37% 49%

Sumber : Data Profil Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Kempas Jaya


Dari tabel diatas ada peningkatan KK yang menggunakan sarana jamban sebagai
sarana buang air besar yaitu berturut-turut dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
adalah 40%, 48%, dan 54%. Demikian halnya dengan jumlah rumah yeng memiliki
jamban keluarga berturut-turut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 yaitu 38%, 42%, dan
52%.
Walaupun terdapat peningkatan akses namun masih belum mencapai target
program STBM yaitu 67% akses jamban sehat dan juga belum mencapai target ODF.
Paska Pemicuan
Dari hasil penelitiantim fasilitator sendiri yang melakukan monitoring dan
evaluasi ke lapangan, sehingga tidak semua masyarakat yang terpicu
dimonitoring.pencapaian akses jamban masih belum ada kemajuan progres. Masyarakat
masih belum menyadari akan dampak dari Buang Air Besar sembarangan walaupun
pemicuan telah dilaksanakan dengan menimbulkan rasa jijik dan rasa takut sakit ke
masyarakat tapi masih belum bisa untuk membuat masyarakat menjadi jijik ataupun takut
sakit selain itu banyaknya masyarakat yang membangun rumah langsung diatas kanal
irigasi dan otomatis menjadikan kanal irigasi tempat membuang hajat. Menurut Chandra
(2007) Faktor yang mendorong kegiatan pembuangan tinja secara sembarangan antara
lain tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan
yang kurang, dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi
ke generasi.

Faktor penyebab
Berdasarkan identifikasi input, proses, dan output diperoleh permasalahan tidak
berhasilnya kegiatan stop buang air besar sembarangan pada Program STBM Pilar I.
Masalah yang paling mendasar dari kegiatan tersebut yakni target untuk
mencapai 2 desa yang bebas buang air besar sembarangan dari 12 desa. Sedangkan
faktor-faktor dari permasalahan tersebut antara lain : Anggaran, Implementasi,dan
lingkungan.

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian hasil evaluasi pencapaian akses jamban


dalam kegiatan stop buang air besar sembarangan pasca pemicuan Program STBM di
wilayahkerja UPT Puskesmas Kempas Jaya Tahun 2019 , yang akan dibahas dari
berbagai aspek seperti dibawah ini :

5.2.1 Komponen Input


Variabel input dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, Sumber daya manusia,
anggaran, metode dan kebijakan.
Pengetahuan
Dari hasil penelitian pada semua informan tentang pengetahuan dan pemahaman
mengenai Program STBM yang khususnya pada Pilar 1 pada kegiatan Stop Buang Air
Besar Sembarangan bahwa rata-rata informan mengetahui tentang Program STBM pada
pilar 1.
Pengetahuan tentang kegiatan stop buang air besar sembarangan yang dimiliki
oleh informan dilokasi sasaran program diperoleh dari sosialisasi para fasilitator
dilapangan terutama saat implementasi pemicuan. Pengetahun yang dimiliki oleh
informan di lokasi sasaran hal ini akan memudahkan pemasaran program di daerah
sasaran sehingga kegiatan stop buang air besar sembarangan dapat berjalan sesuai dengan
harapan.

Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam pelaksanaan program Stop BABS sudah sesuai
dengan pedoman yaitu pemegang program dengan latar belakang pendidikan S1
Kesehatan masyarakat jurusan kesehatan lingkungan, Tim fasilitator terdiri dari 5 orang
yang telah mengikuti pelatihan dan terdapat tukang sanitasi yaitu tukang bangunan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya. Petugas promosi kesehatan, bidan desa dan
Kepala Puskesmas Pembantu dan telah dilatih untuk Program STBM khususnya
pemicuan.Kepala Puskesmas Pembantu kurang berperan dalam kegiatan stop buang air
besar sembarangan hal ini karena beliau memang mempunyai tugas lain sebagai tenaga
kesehatan di desa. Sumber daya yang lain selain tim fasilitator juga ada natural leader
dan kader kesehatan lingkungan sebagai penggerak masyarakat dilapangan.
Namun pemegang program memiliki tugas dan pekerjaan ganda yaitu sebagai
penanggung jawab program serta memegang administrasi.Daftar Susunan Pegawai (DSP)
menurut Adisasmito (2008) menyatakan bahwa tenaga sanitarian yang dibutuhkan untuk
Puskesmas pedesaan sejumlah satu sanitarian.UPT Puskesmas Kempas Jaya sudah
memenuhi kriteria tersebut, namun tenaga sanitarian tersebut juga bertanggung jawab
dalam hal Surveilance penyakit dan administrasi di Puskesmas. Seharusnya terdapat
tenaga khusus yang bertanggung jawab dengan program masing-masing jika dilihat dari
jumlah tenaga di UPT Puskesmas Kempas Jaya sudah cukup banyak yaitu berjumlah 103
tenaga kesehatan.
Anggaran
Anggaran untuk pelaksanaan program Stop BABS di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kempas Jayatelah tersedia anggaran khusus tiap tahunnya. Anggaran dari
APBD berupa dana BOK telah tersediatiap tahun akan tetapi dari segi jumlah masih
belum mencukupi dan tidak ada sumber lainnya selain BOK untuk kegiatan Stop Buang
Air Besar Sembarangan.

Metode
Dari hasil penelitian metode yang digunakan dalam program Stop BABS adalah
pemicuan.Pemicuan lebih dikenal dengan metode Participatory Rural Appraisal
(PRA).PRA merupakan metode yang menumbuhkan partisipasi keluarga secara aktif
dengan pengetahuan mereka dan diharapkan mereka mampu membuat analisa dan
perencanaan tentang kondisi mereka.Inti dari metode ini adalah learning by doing dan
teamwork.Berbeda dengan penyuluhan, dalam metode PRA masyarakat lebih aktif dalam
program tersebut.Fasilitator hanya sebagai media perantara untuk menumbuhkan
semangat masyarakat dalam mengikuti program.Metode PRA bertujuan untuk
mewujudkan kerjasama yang solid antara anggota pemicuan, fasilitator maupun instansi
terkait program Stop BABS serta semua masyarakat beserta tokoh masyarakat.
Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama dalam mencapai tujuan desa ODF

Kebijakan peraturan
Dari hasil penelitian ini peraturan mengenai kegiatan stop buang air besar
sembarangan yang merupakan pilar dalam Program STBM merupakan aturan tertulis
yang dibuat pemerintah setempat mulai dari PERGUB,PERBUP hingga
PERDESdigunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Stop buang air besar
sembarangan di daerah sasaran STBM. Kenyataan yang dihadapidi wilayah UPT
Puskesmas Kempas Jayatidak satupun desa atau Kelurahan yang membuat peraturan
desamengenai larangan buang air besar sembarangan untuk masyarakat setempat
sehingga menjadi salah satu faktor penghambat terhadap pencapaian akses jamban
berjalan lamban kebijakan yang ada hanya Instruksi Gubernur Riau Nomor 01/INT-
HK/I/2016.

Komponen Proses
Sosialisasi
Berdasarkan hasil penelitianmasyarakat di Desa Sasaran telah mengikuti kegiatan
sosialisasi telah berjalan optimal yang dilaksanakan baik dari pihak Dinas Kesehatan
maupun oleh UPT Puskesmas Kempas Jaya, kegiatan sosialisasi di tingkat Kabupaten
seacara formal yang dihadiri oleh Kepala Desa dan kecamatan sedangkan di tingkat
Kecamatan dilaksanakan Oleh tim fasilitator STBM Puskesmas Kempas Jaya melalui
kegiatan penyuluhan maupun pemicuan di tengah-tengan masyarakat sebagai sasaran
Program, namun masyarakat masih ada yang berasumsi mendapatkan bantuan untuk
membangun jamban.

Partisipasi
Hasil penelitian menunjukkan masih kurangnya partisipasi dan dukungan yang
diberikan baik oleh masyarakat maupun oleh lintas sektor untuk kegiatan Program STBM
pada kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan.Kegiatan di desa masih
lebihdiutamakan kepada kegiatan Posyandu dan pengobatan dasar pada masyarakat di
wilayah UPT Puskesmas Kempas Jaya. Kurangya partisipasi dari masyarakat salah satu
faktor penghambat dari keberhasilan Program STBM dan akan berdampak pada kurangya
akses jamban sehat di daerah sasaran program STBM.

BAB VI PENUTUP
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu tentang evaluasi pencapaian
akses jamban dalam pelaksanaan kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan dalam
Program STBM di wilayah kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya pada tahun 2019 mulai
dari Komponen Input Proses dan Output.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2.Jakarta : Bumi


Aksara

Azrul.A (2010).Pengantar administrasi kesehatan.Jakarta : Bina Rupa Aksara

Arikunto (2010).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Budiarto (2001). Metode penelitian kedokteran. Jakrta : EGC

Bapedalda Provinsi NAD (2014). Modul pemahaman sanitasi baik. NAD

CPIU Pamsimas Komponen B (2012). Informasi pilihan jamban sehat. Jakarta

Devi (2011).Skripsi peran fasilitator dan co fasilitator dalam Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Universitas Indonesia

Dirjen PP dan PL (2013).Pedoman pelaksanaan tugas pembantuan satuan kerja


penyehatan lingkungan tahun 2013. Jakarta

Dirjen PP dan PL (2013).Pendekatan STBM skala Kabupaten (DISTRIC-WIDE). Jakarta

Dirjen PP dan PL (2010).Pelaksanaan penyelenggaraan Hygiene dan Sanitasi Depot Air


Minum. Jakarta

Dirjen PP dan PL (2013).Road map percepatan program STBM 2013-2015. Jakarta


Dirjen PP dan PL (2014).Impelementasi PSPP melalui penguatan pilar-pilar STBM
(IPP-STBM). Jakarta
Ditjen pembangunan masyarakat desa (2010).Buku panduan pemberdayaan masyarakat
dengan pelibatan jender dan kemiskinan dalam pembangunan sanitasi.
Jakarta
Departemen Sosial RI (2010).Pemberdayaan masyarakat miskin. Jakarta

Dirjen PP dan PL (2011).Panduan system surveilans air minum dan sanitasi bagi
sanitarian dan dinas kesehatan kabupaten/kota. Jakarta

Dirjen PP dan PL (2006).PHAST Pedoman langkah demi langkah suatu pendekatan


partisipastif untuk mencegah penyakit diare.Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2015). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Tahun 2015. Pekanbaru

Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (2015). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2015.Tembilahan

Gani, Ascorbat (2011). Investasi manusia menuju rakyat sejahtera. Jakarta

Jasin, Maskoeri (2010). Ilmu alamiah dasar. Jakarta : Rajagrafindo persada

Juniantin (2014), Skripsi kajian pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat di Desa
jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember tahun 2014.Universitas Jember

KEPMENKES.RI (2012). Tentang strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat.


Jakarta

Kementrian Kesehatan RI (2013). Buku saku verifikasi Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat (STBM). Jakarta

Kementrian Kesehatan RI (2013). PERMENKES No. 3 Tahun 2013 Tentang Sanitasi


Total berbasis masyarakat. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI (2013). Strategi akselerasi peningkatan akses air minum dan
sanitasi. Padang
Kementrian Kesehatan RI (2013). Draft petunjuk teknis tugas pembantuan. Jakarta
Kementrian PPN/Bappenas (2014). Profil sanitasi perkotaan dan pedesaan provinsi
Riau. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI (2010). Buku II Pedoman pendampingan penanggulangan


daerah bermasalah kesehatan. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI (2014). Kurikulum dan modul pelatihan fasilitator Sanitasi


Total Berbasis Masyarakat. Jakarta

Putra Nusa, Hendarman (2014). Metodologi penelitian kebijakan.Bandung : Remaja


Rosdakarya

Rencana Kerja (Renstra) UPT Puskesmas Kempas Jaya Tahun 2016.

Soekidjo, Notoadmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Sugiyono (2014).Metode penelitian manajemen.Jakarta : Alfabeta

Saryono, Anggraeni (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam


bidang kesehatan. Jakarta: Nuhadeka

STIKES Harapan Ibu Jambi (2012). Pedoman penyusunan skripsi program studi
kesehatan masyarakat.Jambi

Unicef (2012). Ringkasan kajian Air bersih,sanitasi, dan kebersihan.Jakarta

Zubaedi (2013).Pengembangan masyarakat wacana dan Praktik.Jakarta : Kencana,


prenada media group.

Anda mungkin juga menyukai