TAHUN 2019
Muhammad1) , Ali2) 1,2UPT PUSKESMAS KEMPAS JAYA 1,2 Jalan Kesehatan No.1
Kempas Kab.Indragiri Hilir E-mail: nurlubis0@gmail.com 1) ,
m.ali_nurlubis@gmail.com2)
ABSTRAK
Indonesia saat ini masih dihadapkan pada masalah terkait air minum, higiene dan
sanitasi masih sangat besar. Hasil Studi Indonesia Sanitation Sector Development
Program ( ISSDP ) menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke
sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Akibat sanitasi yang buruk Indonesia
mengalami kerugian Rp.58 Triliun.Hal ini setara dengan Rp. 265.000 per orang per
hari.Akibatnya kejadian diare 121.100 kejadian dan mengakibatkan lebih dari 50.000
kematian setiap tahunnya. Secara nasional tingginya angka kejadian diare di Indonesia
pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi
mengalami kejadian luar biasa ( KLB ) diare denga case fatality rate ( CFR ) 2,52.Tujuan
dari penelitian ini adalah mengevaluasi kegiatan stop buang air besar sembarangan pada
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama pada tahun 2015 dan
mengidentifikasi faktor penyebab dari tidak tercapainya target pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatifbersifat eksploratif dengan rancangan Sumatif yaitu evaluasi dilakukan pada
akhir tahun kegiatan.penelitian dilakukan wawancara dengan metode purposive,observasi
dan telaah dokumen. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.data sekunder
diperoleh langsung pada profil kesehatan UPT Puskesmas Kempas Jaya dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir.
Hasil pencapaian program, Pelaksana program telah melaksanakan pemicuan pada
12 desa namun belum ada desa yang mencapai keadaan Open Defecation Free (ODF) dari
target kegiatan yaitu 2 desa/tahun harus ODF. Dari target 67% KK yang akses jamban
sehat pada akhir tahun 2019, UPT Puskesmas Kempas Jayahanya mencapai 54%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pencapaian akses jamban pada kegiatan stop
buang air besar sembarangan program STBM pilar 1 diwilayah kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya belum memenuhi target dan belum ada desa ODF. Adapun faktor penyebab
tidak tercapainya target program antara lain kurangnya partisipasi masyarakat dan
dukungan stakeholder, dana kegiatan yang belum mencukupi dan lingkungan fisik yang
kurang mendukung.
BAB I PENDAHULUAN
Program STBM pada pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan di
UPT Puskesmas Kempas Jaya belum mendapatkan hasil yang semestinya.Dari target
yang telah ditetapkan secara nasional dan juga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
Hilir yaitu setelah dilakukan intervensi dan pemicuan hasil yang ingin dicapai saat
paska pemicuan adalah 1 desa ODF setiap tahunnya mulai dari tahun 2017 hingga akhir
tahun 2018 belum satupun desa yang bebas buang air besar sembarangan dan target akhir
tahun 2016 adalah 2 desa yang telah diverifikasi dan mencapai ODF serta pencapaian
akses jamban sehat dari target 67% pada akhir tahun 2019 baru mencapai 37% akses
jamban sehat. (Dirjen PL, 2014)
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya Kecamatan Kempas telah melaksanakan
pemicuan sebanyak 7 desa dan jika dilihat merupakan puskesmas yang terbanyak
melaksanakan pemicuan setelah UPT Puskesmas Pelangiran tetapi belum satupun dari 7
desa tersebut mencapai kondisi ODF pada kegiatan paska pemicuan jika dibandingkan
dengan UPT Puskesmas Pelangiran. Dari kenyataan tersebut sehingga penulis terdorong
untuk melakukan evaluasi, mengidentifikasi faktor – faktor penghambat dan penyebab
masalah pada “Evaluasi Pencapaian Akses Jamban Dalam Kegiatan Stop Buang Air
Besar Sembarangan Pasca Pemicuan Program STBM Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Kempas Jaya Tahun 2016”.
Rumusan Masalah
Dari hal – hal yang telah dijelaskan diatas sehingga rumusan masalah yang di
ambil sebagai objek yang akan di teliti oleh penulis adalah :
1. Bagamana hasil yang dicapai pada pencapaian akses jamban sehat dalam kegiatan
Stop Buang Air Besar Sembarangan paska pemicuan program STBMdi wilayah kerja
UPT Puskesmas Kempas Jaya Tahun 2019?.
2. Jika Pencapaian akses jamban dalam kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan
pasca pemicuan program STBMPilar I di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kempas
Jaya belum mencapai target pada akhir tahun 2019, dan apa yang menyebabkannya?.
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini disebut partisipan. Partisipan dipilih dengan
menggunakan metode purposive,ungkapan (Burn & Grove ) tentang partisipan adalah
pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria
yang akan dimasukkan didalam penelitian, dimana partisipan yang diambil dapat
memberikan informasi yang berharga bagi penelitian.
Informan atau partisipan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
berhubungan langsung dengan program STBM, baik itudi Tingkat Kabupaten maupun
ditingkat Puskesmas. Partisipan di tingkat kabupaten adalah orang-orang yang bekerja
dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau yaitu :Kepala Seksi
Penyehatan Lingkungan (1 Orang), Fasililitator STBM Kabupaten (1 Orang).
Sedangkan orang-orang yang bekerja ditingkat Kecamatan dalam hal ini adalah
Kepala UPT Puskesmas Kempas Jaya (1 Orang), Sanitarian Puskesmas (1 Orang),
penanggung jawab program promosi kesehatan (1 Orang), Kepala Desa atau lurahdi
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya (2 Orang) yaitu satu desa yang telah
melaksanakan program Pamsimas dan satu desa bukan sasaran pamsimas. Tokoh
masyarakat (2 Orang) yaitu dua desa yang telah melaksanakan program Pamsimas dan
dua desa bukan sasaran pamsimas dan Kader Kesehatan Lingkungan (2 Orang) yaitu
seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kempas Jaya.
Sumber Data
Data Primer
1. Wawancara mendalam
Teknih pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan pihak yang
terkait meliputi komponen-komponen dari input, proses dan produk
2. Observasi
Teknik pengambilan data dari informan dengan melihat ketika kegiatan Stop Buang
Air Besar dilaksanakan atau sedang berlangsung.
3. Telaah dokumen
Melihat laporan tahunan, POA dan dokumen yang laiinya yang berhubungan dengan
kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Program STBM pada Pilar I yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarangan.
Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian digunakan sebagai data pendukung berupa data
mengenai keadaan umum Puskesmas dan data lain yang berkaitan dengan penelitian yang
diperolehpeneliti berdasarkan telaah dokumen yang sudah ada dan dianggap perlu.
Tabel 1 Monitoring dan Evaluasi Akses Jamban di wilayah UPT Puskesmas Kempas
Jaya
Tahun 2019
Jumlah
Jumlah
No. Nama desa Dusun Ket
Dusun
Terpicu
1 Kerta Jaya 4 1 belum ODF
2 Kempas Jaya 2 2 belum ODF
3 Sungai Ara 3 1 belum ODF
4 Harapan Tani 3 3 2 Dusun ODF
5 Sungai Rabit 2 1 belum ODF
6 Kulim Jaya 4 4 2 Dusun ODF
7Pekan Tua 5 4 1 Dusun ODF
8Rumbai Jaya 5 4 2 Dusun ODF
9Bayas Jaya 5 3 2 Dusun ODF
10Karya Tani 4 2 belum ODF
11Danau Pulai Indah 3 2 1 Dusun ODF
12Sungai Gantang 3 2 belum ODF
JUMLAH 43 29 10 Dusun ODF
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
Target pencapaian desa ODF sampai tahun 2018 dan 2018 di Kabupaten Indragiri
Hilir adalah 2 desa.Dari tabel 4.1 tidak ada desa yang mencapai kondisi ODF. Sehingga
target untuk desa ODF belum tercapai.
Hasil Cakupan/Tahun
No. Uraian
2017 2018 2019
1. Jumlah KK Seluruhnya 8362 8547 8884
2. Jumlah KK yang Akses Jamban 3345 4103 4797
3. % KK yang Akses Jamban 40% 48% 54%
5. Jumlah Rumah 8201 8325 8721
6. % Rumah yang memiliki Jamban 38% 42% 52%
7. % Rumah yang memiliki Jamban Sehat 27% 37% 49%
Faktor penyebab
Berdasarkan identifikasi input, proses, dan output diperoleh permasalahan tidak
berhasilnya kegiatan stop buang air besar sembarangan pada Program STBM Pilar I.
Masalah yang paling mendasar dari kegiatan tersebut yakni target untuk
mencapai 2 desa yang bebas buang air besar sembarangan dari 12 desa. Sedangkan
faktor-faktor dari permasalahan tersebut antara lain : Anggaran, Implementasi,dan
lingkungan.
BAB V PEMBAHASAN
Metode
Dari hasil penelitian metode yang digunakan dalam program Stop BABS adalah
pemicuan.Pemicuan lebih dikenal dengan metode Participatory Rural Appraisal
(PRA).PRA merupakan metode yang menumbuhkan partisipasi keluarga secara aktif
dengan pengetahuan mereka dan diharapkan mereka mampu membuat analisa dan
perencanaan tentang kondisi mereka.Inti dari metode ini adalah learning by doing dan
teamwork.Berbeda dengan penyuluhan, dalam metode PRA masyarakat lebih aktif dalam
program tersebut.Fasilitator hanya sebagai media perantara untuk menumbuhkan
semangat masyarakat dalam mengikuti program.Metode PRA bertujuan untuk
mewujudkan kerjasama yang solid antara anggota pemicuan, fasilitator maupun instansi
terkait program Stop BABS serta semua masyarakat beserta tokoh masyarakat.
Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama dalam mencapai tujuan desa ODF
Kebijakan peraturan
Dari hasil penelitian ini peraturan mengenai kegiatan stop buang air besar
sembarangan yang merupakan pilar dalam Program STBM merupakan aturan tertulis
yang dibuat pemerintah setempat mulai dari PERGUB,PERBUP hingga
PERDESdigunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Stop buang air besar
sembarangan di daerah sasaran STBM. Kenyataan yang dihadapidi wilayah UPT
Puskesmas Kempas Jayatidak satupun desa atau Kelurahan yang membuat peraturan
desamengenai larangan buang air besar sembarangan untuk masyarakat setempat
sehingga menjadi salah satu faktor penghambat terhadap pencapaian akses jamban
berjalan lamban kebijakan yang ada hanya Instruksi Gubernur Riau Nomor 01/INT-
HK/I/2016.
Komponen Proses
Sosialisasi
Berdasarkan hasil penelitianmasyarakat di Desa Sasaran telah mengikuti kegiatan
sosialisasi telah berjalan optimal yang dilaksanakan baik dari pihak Dinas Kesehatan
maupun oleh UPT Puskesmas Kempas Jaya, kegiatan sosialisasi di tingkat Kabupaten
seacara formal yang dihadiri oleh Kepala Desa dan kecamatan sedangkan di tingkat
Kecamatan dilaksanakan Oleh tim fasilitator STBM Puskesmas Kempas Jaya melalui
kegiatan penyuluhan maupun pemicuan di tengah-tengan masyarakat sebagai sasaran
Program, namun masyarakat masih ada yang berasumsi mendapatkan bantuan untuk
membangun jamban.
Partisipasi
Hasil penelitian menunjukkan masih kurangnya partisipasi dan dukungan yang
diberikan baik oleh masyarakat maupun oleh lintas sektor untuk kegiatan Program STBM
pada kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan.Kegiatan di desa masih
lebihdiutamakan kepada kegiatan Posyandu dan pengobatan dasar pada masyarakat di
wilayah UPT Puskesmas Kempas Jaya. Kurangya partisipasi dari masyarakat salah satu
faktor penghambat dari keberhasilan Program STBM dan akan berdampak pada kurangya
akses jamban sehat di daerah sasaran program STBM.
BAB VI PENUTUP
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu tentang evaluasi pencapaian
akses jamban dalam pelaksanaan kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan dalam
Program STBM di wilayah kerja UPT Puskesmas Kempas Jaya pada tahun 2019 mulai
dari Komponen Input Proses dan Output.
DAFTAR PUSTAKA
Devi (2011).Skripsi peran fasilitator dan co fasilitator dalam Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Universitas Indonesia
Dirjen PP dan PL (2011).Panduan system surveilans air minum dan sanitasi bagi
sanitarian dan dinas kesehatan kabupaten/kota. Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2015). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Tahun 2015. Pekanbaru
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (2015). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2015.Tembilahan
Juniantin (2014), Skripsi kajian pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat di Desa
jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember tahun 2014.Universitas Jember
Kementrian Kesehatan RI (2013). Strategi akselerasi peningkatan akses air minum dan
sanitasi. Padang
Kementrian Kesehatan RI (2013). Draft petunjuk teknis tugas pembantuan. Jakarta
Kementrian PPN/Bappenas (2014). Profil sanitasi perkotaan dan pedesaan provinsi
Riau. Jakarta
STIKES Harapan Ibu Jambi (2012). Pedoman penyusunan skripsi program studi
kesehatan masyarakat.Jambi