Anda di halaman 1dari 11

Latar belakang

Semakin terbukanya perekonomian suatu negara akan memberikan peluang


bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka dengan membuat
inovasi-inovasi baru. Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba
memiliki motivasi untuk memaksimalkan laba dan menurunkan biaya serendah-
rendahnya. Jadi, Salah satu cara untuk mengurangi biaya pada

perusahaan tersebut adalah dengan membuat sebuah perencanaan


dengan tujuan memperkecil biaya pajak perusahaan atau bila
memungkinkan menghilangkan biaya pajak tersebut.

Sedangkan struktur kepemilikan terkonsentrasi adalah perusahaan publik


yang dimiliki sebagian besar oleh pihak tertentu. Yang dimana Pihak tertentu

ini ialah merupakan individu, keluarga, institusi, negara, atau asing.

Menurut Chen et al (2010) kepemilikan terkonsentrasi contohnya pemegang saham


yang terkonsentrasi pada sebuah keluarga cenderung tidak melakukan agresivitas pajak,
karena pemilik menghindari resiko denda, sanksi, dan rusaknya reputasi perusahaan. Hak
suara pemegang saham tunggal diatas 50% membuat pemegang saham ini secara efektif
mengendalikan manajemen perusahaan. Pemegang saham mayoritas mempunyai hak suara
unutk mempengaruhi manajer agar bertindak selaras dengan kepentingan pemegang saham,
karena bila tidak pemegang saham pengendali dapat mengganti manajer bila manajer
tersebut tidak mengikuti kehendaknya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian untuk menguji hubungan struktur kepemilikan saham
dan karakteristik dewan terhadap agresivitas pajak dengan acuan
pada penelitian yang dilakukan oleh Zhou (2011). Penelitian ini
berbeda dengan penelitian terdahulu karena sampel yang digunakan
adalah perusahaan yang terdapat di Indonesia, dan perusahaan
tersebut termasuk kategori perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2013. Dari
uraian diatas peneliti menggunakan judul “Pengaruh struktur
kepemilikan dan karakteristik dewan terhadap agresivitas pajak”.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Semakin terbukanya perekonomian suatu negara akan memberikan peluang


bagi perusahaanperusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka dengan membuat
inovasi-inovasi baru. Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba
memiliki motivasi untuk memaksimalkan laba dan menurunkan biaya serendah-
rendahnya. Salah satu cara mengurangi biaya pada perusahaan tersebut adalah
dengan membuat sebuah perencanaan dengan tujuan memperkecil biaya pajak
perusahaan atau bila memungkinkan menghilangkan biaya pajak tersebut

Menurut Aryani (2011) dilihat dari distribusi kekuasaan dan pengaruh


pemegang saham atas operasional perusahaan, sturuktur kepemilikan perusahaan
dibagi menjadi dua, yaitu kepemilikan terkonsentrasi (concentrated ownership) dan
kepemilikan menyebar (dispersed ownership). Struktur kepemilikan tersebar
(dispersed ownership) menunjukkan perbedaan sempurna antara pemilik dan manajer
sebagai pengendali perusahaan. Menurut Hastuti (2005) jika antara pemiik dan
manajer memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik yang dinamakan
konflik keagenan (agency conflict). Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen
memiliki dampak negatif, yaitu keleluasaan manajemen perusahaan untuk
memaksimalkan laba. Hal ini akan mengarah pada proses memaksimalkan
kepentingan manajemen sendiri. Kondisi ini terjadi karena antara manajemen dan
pihak lain yang tidak memiliki sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh
informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan manajemen. Sehingga manajer
dapat dengan leluasa melakukan agresivitas pajak untuk memaksimalkan laba
perusahaan.

Sedangkan struktur kepemilikan terkonsentrasi adalah perusahaan publik


yang dimiliki sebagian besar oleh pihak tertentu. Pihak tersebut dapat merupakan
individu, keluarga, institusi, negara, atau asing. Menurut Chen et al (2010)
kepemilikan terkonsentrasi contohnya pemegang saham yang terkonsentrasi pada
sebuah keluarga cenderung tidak melakukan agresivitas pajak, karena pemilik
menghindari resiko denda, sanksi, dan rusaknya reputasi perusahaan. Hak suara
pemegang saham tunggal diatas 50% membuat pemegang saham ini secara efektif
mengendalikan manajemen perusahaan. Pemegang saham mayoritas mempunyai hak
suara unutk mempengaruhi manajer agar bertindak selaras dengan kepentingan
pemegang saham, karena bila tidak pemegang saham pengendali dapat mengganti
manajer bila manajer tersebut tidak mengikuti kehendaknya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk


menguji hubungan struktur kepemilikan saham dan karakteristik dewan terhadap
agresivitas pajak dengan acuan pada penelitian yang dilakukan oleh Zhou (2011).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena sampel yang digunakan
adalah perusahaan yang terdapat di Indonesia, dan perusahaan tersebut termasuk
kategori perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010 hingga 2013. Dari uraian diatas peneliti menggunakan judul “Pengaruh
struktur kepemilikan dan karakteristik agresivitas pajak”.

Masalah peneliotian

Dari latar belakang diatas telah diambil masalah penelitian yaitu sebagai
berikut.menguji hubungan struktur kepemilikan saham dan karakteristik dewan
terhadap agresivitas pajak

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur


kepemilikan dan karakteristik dewanberpengaruh terhadap agresivitas pajak
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu adalah, hasil penelitian yang telah diteliti terlebih dahulu
oleh para penulis, yang kemudian menjadi bahan pedoman atau alat bantu dalam
memperkuat penulisan yang akan ditulis sebagai berikut.

Landasan teori

Agresivitas Pajak Definisi tindakan agresivitas pajak menurut Frank et al


(2009) adalah sebuah tindakan yang bertujuan untuk menurunkan beban pajak
melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong atau tidak
tergolong pelanggaran pajak. Ridha dan Martani (2014) agresivitas pajak adalah
tindakan yang tidak hanya dari ketidakpatuhan wajib pajak terhadap peraturan
perpajakan, namun juga berasal dari aktivitas penghematan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sedangkan Hanlon dan Heitzman (2013) mendefinisikan
agresivitas pajak adalah strategi penghindaran pajak untuk mengurangi atau
menghilangkan beban pajak perusahaan dengan menggunakan ketentuan yang
diperbolehkan maupun memanfaatkan kelemahan hukum dalam peraturan perpajakan
atau melanggar ketentuan dengan menggunakan celah yang ada namun masih di
dalam grey area.

Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi

Struktur kepemilikan perusahaan menurut Gabriella (2011) timbul akibat


adanya perbandingan persentase saham yang dimiliki oleh pemilik saham
(shareholder) dalam satu perusahaan. Salah satu kebijakan perusahaan untuk
mendapatkan modal perusahaan adalah dengan menerbitkan saham. Semakin banyak
saham dijual maka semakin banyak pula saham beredar di masyarakat dan saham
dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli saham tersebut. Oleh karena itu sebuah
perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, keluarga, masyarakat luas
(publik), pemerintah, pihak asing, maupun orang dalam perusahaan tersebut
(manajerial).
Menurut Aryani (2011) struktur kepemilikan saham menunjukkan distribusi
kekuasaan dan pengaruh pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu karakteristik struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang
terbagi dalam dua bentuk, yaitu kepemilikan terkonsentrasi (concentrated ownership)
dan kepemilikan menyebar (dispersed ownership). Kepemilikan saham dikatakan
terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kelompok, sehingga
pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relative dominan
dibandingkan dengan lainnya. Sedangkan kepemilikan saham menyebar jika
kepemilikan saham menyebar secara relative merata ke publik, tidak ada yang
memiliki saham dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan lainnya
(Dallas, 2004).
BAB III
` METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dlm penelitian ini adalah tempat yang dijadikan penulis
sebagai tempat observasi atau objek dalam melakukan penelitian.

Variabel Penelitian

Variabel penilitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang atau kegiatan
yang mempunyai variabel tertentu yang di tetapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugioyono,2013).
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga
variabel yaitu X1,X2 dan Y

Defenisi Operasional Variebel

Definisi operasional variabel

Struktur kepemilikan(X1), perbandingan persentase saham yang dimiliki oleh


pemilik saham (shareholder) dalam satu perusahaan. Salah satu kebijakan perusahaan
untuk mendapatkan modal perusahaan adalah dengan menerbitkan saham

Agresivitas pajak (Y), sebuah tindakan yang bertujuan untuk menurunkan


beban pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong
atau tidak tergolong pelanggaran pajak
Sumber : Landasan teori dan penelitian terdahulu

Populasi, Sampel, metode pengambilan sampel dan Teknik


pengambilan sampel
Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang – orang, benda –


benda, dan ukuran – ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh
objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2003

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dan diharapkan
dapat mewakili populasi (Sekaran, 2000).

Disini peneliti telah mempersempit ruang atau lokasi penelitian, sehinga dapat
mempermuda peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti tidak mengunakan rumus
penentuan sampel, yang POPULASINYA akan diteliti pada, peneliti telah
menentukan sampel sekurang-kurangnya 50 sampel, yang telah mewakili populasi
pada lokasi penelitian tersebut.

metode pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel nonprobability didasarkan adanya randomisasi


atau keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam hal
rekomendsi berlaku, setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan anggota sampel sejalan dengan anggapan bahwa pada dasarnya probabilitas
ditribusi kejadian ada pada seluruh bagian.

probability sampling

Salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (angota) populasi untuk dipilih menjadi angota sampel, dengan
probability sampling maka peneliti melakukan pengambilan sampel secara acak atau
random dari populasi yang ada

Jenis data dan sumber data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh
berupa keterangan-keterangan, seperti pengaruh strategi promosi terha dap
positioning merek yang di produksikan Data kuantitatif yaitu data yang berupa
laporan-laporan secara tertulis, seperti besarnya produksi yang diluncurkan di
pasaran untuk bersing dengan merek yang lain Sedangkan sumber data yang
digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah:
a. Data primer

Ialah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan cara memberikan atau
membagika kuesioner kepada konsumen yang dapat memberikan data atau tanggapan
yang berhubungan dengan penulisan proposal ini.
b. Data sekunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder
merupakan sumber daya yang tidak secara langsung memberikan data kepada
pengumpulan data seperti lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono 2014)

Teknik Pengumpulan Data:

a. Observasi

Peneliti telah terlebih dulu melakukan guna mendapatkan informasi dan data
yang dibutuhkan, peneliti juga melakukan observasi pada lokasi yang akan
menjadi populasi penelitian agar dapat dijadikan sampel penelitia
b. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab


secara langsung antara penanya dengan responden.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan


denganresponden Dalam penelitian ini digunakan skala likert. Jawaban
yang diberikan oleh konsumen kemudian diberi skor dengan teknik agree-
disagree scale dengan mengembangkan pernyataan yang menghasilkan
jawaban setuju–tidak setuju dalam berbagai rentang nilai. Urutan skala
terdiridari.

Anda mungkin juga menyukai