Anda di halaman 1dari 1

Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan ambiguitas

dan perselisihan dalam masalah transaksi; hal ini merupakan salah satu tujuan
syariah dalam hubungannya dengan jual beli.

2. Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)


Abu Yusuf merupakan pertama yang memiliki buku (kitab) yang
secara khusus membahas masalah ekonomi yang berjudul al-Kharaj, banyak
membahas ekonomi publik, khususnya tentang perpajakan dan peran
pembangunan ekonomi.
Dalam pemerintahan, Abu Yusuf menyusun sebuah kaidah fiqh yang
sangat populer, yaitu Tasarruf al-Imam ‘ala Ra’iyyah Manutun bi al-
Mashalahah (setiap tindakan pemerintah yang berkaitan dengan rakyat
senantiasa terkait dengan kemaslahatan mereka).
Abu Yusuf menekankan pentingnya prinsip keadilan, kewajaran, dan
penyesuaian terhadap kemampuan membayar dalam perpajakan, serta
perlunya akuntabilitas dalam pengolahan keuangan negara.
3. Muhammad bin Al – Hasan Al-Shaybani (132-189 H/750-804 M)
Muhammad bin Al-hasan telah menulis beberapa buku,, antara lain Kitab al-
Iktisab fiil Rizq al-Mustahab (Book on Earning a Clean Living) dan Kutab al-
Asl.perilaku konsumsi ideal seorang muslim menurutnya, adalah sederhana,
suka memberi derma (charity), tetapi tidak suka meminta-minta.
4. Abu Ubay Al-Qasim Ibn Sallam (w.224 H/838 M)
Buku yang berjudul Al-Amwal ditulis oleh Abu Ubayd al-Qasim Ibn Sallam
merupakan suatu buku yang membahas keuangan publik/kebijakan fiskal
secara komprehensif.
5. Harith bin Assad Muhasibi (w.243 H/859 M)
Harith bin Assad menulis buku berjudul al-Makasib yang membahas cara-cara
memperoleh pendapatan sebagai mata pencaharian melalui perdangan, industri
dan kegiatan ekonomi baik dan tidak melampaui batas/berlebihan.
Harith menganjurkan agar masyarakat harus saling bekerja sama dan
mengutuk sikap pedagang yang melanggar hukum (demi mecari keuntungan).

10 A.
Rahman Ritonga, et al, 1996, Ensklopedi Hukum Islam,
Jakarta: PT Ichtiar Baru.

Anda mungkin juga menyukai