Anda di halaman 1dari 35

1.

TUJUAN
Untuk memberikan panduan dalam melakukan pencegahan atau penanganan keadaan
darurat terjadinya potensi kebakaran baik di gudang atau gedung kantor, ancaman bom,
ancaman banjir, gempa bumi, ancaman huru-hara atau demonstrasi, ledakan, keracunan
makanan, evakuasi bagi karyawan beserta cara penanggulangannya sehingga dampak
terhadap organ1sasi, pekerja dan lingkungan hidup dapat dicegah dan dikurangi.

2. DEFINISI
1. Tim Kesiapsiagaan Tangap Darurat (tim Emergency Respons Plan/ERP) adalah tim
yang dibentuk oleh perusahaan dan berada pada lokasi kerja yang telah ditetapkan
dan memiliki kemampuan,Serta kecakapan dalam penanganan keadaan darurat.
2. Evakuasi adalah upaya penyelamatan orang dilokasi kerja menuju lokasi yang lebih
aman,
3. Keadaan Darurat adalah setiap situasi keadaan kejadian yang tidak direncanakan dan
berada di luar kontrol manusia sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.
4. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan merugikan
manusia, property dan lingkungan hidup.
5. APAR adalah Alat Pemadam Api Ringan.
6. Ancaman Bom adalah ancaman yang menyebabkan terjadinya gangguan terhadap
proses aktivitas sehari-hari, normal atau kompleks dan harus dianggap serius.
7. TKP adalah Tempat Kejadian Perkara yaitu tempat dimana lokasi yang menjadi
ancaman BOM atau BOM ditemukan,
8. Banjir adalah peristiwa naiknya level air diatas batas aman dilingkungan kerja baik
pabrik, warehouse dan kantor yang tidak terkendali dan merugikan manusia, properly
dan lingkungan hidup.
9. Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik
diluar kehendak manusia yang dapat meninibulkan korban jiwa, kerusakan
lingkungan hidup dan kerusakan property di permukaan.
10. Huru-hara atau demonstrasi adalah sekelompok orang berkumpul untuk melakukan
tindakan kekerasan atau untuk rnenyampaikan pendapat oleh karyawan perusahaan
atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan
operasi perusahaan.
11. Ledakan adalah pecahnya suatu bejana/ pipa tabung/ ban bertekanan yang/disertai
suara Iedakan dan terpentalnya pecahan bejana/ pipa/ tabung/ ban sehingga
menimbulkan dampak terhadap keberlangsungan operasional dan lingkungan hidup.
12. Keracunan makanan adalah kejadian yang ditimbulkan akibat dari penggunaann
mengkonsumsi makanan yang tercemar, bakteri patogen, virus, atau parasit yang
mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti jamur sehingga dapat
menimbulkan dampak terhadap keberlangsungan operasional dan korban jiwa.
13. Evakuasi adalah upaya penye.lamatan orang di lokasi,kerja yarrg lebih aman.
14. Gudang adalah tempat penyimpanan material/produk yang mudah terbakar dan tidak
mudah terbakar.

3. INFORMASI UMUM TANGGAP DARURAT

2.1 BangunanGedung

2.1.1 DefinisiGedung
Terdapatduadefinisigedung yaituberdasarkanPeraturanMenteriPekerjaan
UmumNo.26/PRT/M/2008tentang Persyaratan TeknisSistemProteksiKebakaran pada
BangunanGedungdanLingkungan danberdasarkan Kepmen PU No. 10/KPTS/2000.
Definisibangunangedung menurutPeraturan MenteriPekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008tentangPersyaratanTeknis SistemProteksiKebakaranpada
BangunanGedung danLingkunganadalahbangunangedung adalahwujudkonstruksi yang
diletakanpadasuatutempatdan beradadiatasdan / atau didalam tanahmaupun
perairanbaiksecarakeseluruhan atausebagiandanmemilikifungsisebagaitempat
beraktifitas,baikaktifitaskeagamaan,usaha,sosialdanbudayamaupunaktifitaskhusus
lainya.
MenurutKepmen PU No. 10/KPTS/2000bangunan gedungadalahbangunanyang
diletakan atau didirikanpadasuatukedudukandalamsuatu lingkunganbaikitu sebagian
maupunsecarakeseluruhanpadadiatasdan/ atau didalamtanah maupun perairanyang
berfungsisebagai tempatberaktifitas.

2.1.2 KlasifikasiGedung
Klasifikasi gedung berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008yaitu:
a. Kelas1:Bangunangedunghunian biasa.
- Kelas1amerupakan, bangunan gedunghunian tunggalyangberupa:
a) Satu rumah tinggal
b) bangunan gedung gandeng yang menggunakan dinding tahan api
sebagaipemisahnyadenganjumlahsatu atau lebih.bangunaninijuga
termasuk rumah taman, rumah deret,villaatau unit town house.
- Kelas 1b, bangunan kost/ rumah asrama, rumah tamu , hotel dan
2
sejenisnyadenganluaslantaitotalkurangdari300m sertatidakdihuni

5
6 6

secaratetaplebihdari12orang.bangunankelasiniletaknyatidakberada
dibawah atau diatasbangunan hunianlainatau bangunan kelaslainya.
b.Kelas2:Bangunangedunghunian, yangterdiriatas2ataulebihunit
hunian.masing-masingbangunangedung merupakantempattinggal terpisah.
c.Kelas3:Bangunangedung hunianselainbangunangedungkelas1dan
kelas2,yang digunakansebagaitempattinggalbaiksementaraataulama oleh
sejumlah orang yangtidaksalingberhubungan, termasuk:
- Rumah asrama, rumah tamu atau guesthousedanlosmen
- Bagiandarisuatuhotelataumotelyangdigunakansebagai tempat tinggal.
- Bagian darisuatu sekolah yangdigunakansebagai tempat tinggal.
- Pantiuntukanak-anak ,lanjutusiaatau orangcacat.
- Bagian dari suatu bangunan gedung perawatan kesehatan yang
digunakansebagai tempattinggaldanmenampung karyawan-
karyawannya.
d.Kelas4:Bangunangedungdenganfungsihuniancampuran.yaituunit
tempattinggalyangberadadidalamsuatubangunangedungkelaslain yaitu
bangunan kelas5, 6, 7, 8 atau 9.
e.Kelas5:Bangunangedungdenganfungsikantor.Bangunangedungdi
luarbangunangedung kelas6,7,8atau9 yangberfungsi untuktujuan-
tujuanusahaprofesional,usaha komersial atauuntukpengurusan administrasi.
f. Kelas6: Bangunangedungdenganfungsiperdagangan.Bangunangedung
tokoataubangunangedung lainyang berfungsisebagaitempatpenjualan
produk secaraeceran atau pelayanan kebutuhan masyarakat, termasuk:
- Ruangmakan, kafeatau restoran
- Ruangmakanmalam,tokoataukios,dan barsebagaibagiandarisuatu
hotelatau motel
- Tempatpotongrambut(salon) dan tempatcuciumum
-ruangpenjualan,pasar , ruangpamer danbengkel.
7 7

g.Kelas 7: Bangunan gedung dengan fungsi penyimpanan/Gudang.


Bangunan gedungyang berfungsi sebagai tempat penyimpanan,
termasuk:
- Tempatparkir umum
- Gudang,atautempatpamer produk-produkuntukdijualatauuntuk
cucigudang.
h. Kelas8:BangunangedungdenganfungsiLaboratorium/Pabrik/Industri.
Bangunangedung laboratorium ataubangunangedung lainyang berfungsi
sebagai tempatpemrosesan produk-produk, perakitan, perbaikan, perubahan,
finishing, pengepakan,ataupembersihan barang-barangproduksi untuk
perdagangan atau penjualan.
i. Kelas9:BangunangedungUmum.Bangunangedungyangberfungsisebagai
pelayanankebutuhan masyarakatumum,yaitu:
- Kelas9a:laboratoriumterdiridaribangunangedungperawatankesehatan dan
setiap bagian daribangunan tersebut.
- Kelas 9b : bangunan gedung pertemuan, termasuk bengkel kerja,
laboratoriumatausejenisnyadisekolah dasaratausekolahlanjutan,hall,
bangunan gedungperibadatan, bangunan gedung budaya atau sejenis,
tetapitidaktermasuksetiapbagiandaribangunangedungyang merupakan
kelaslain.
j. Kelas10:Bangunangedung yangbukanuntuk fungsihunian.
- Kelas10a:bangunangedungselainfungsihunianyangmerupakangarasi
pribadiatau carport.
- Kelas 10b: struktur yang berupa pagar, antena , tonggak, dinding
penyangga atau dinding yangberdiribebas, kolamrenang, atausejenisnya.

2.2 TinjauanUmumtentang Kebakaran

2.2.1 PengertianKebakaran
Kebakaranadalahsebuahperistiwaoksidasisecaratidakterkendaliyang berasal
daribahan-bahanyang mudahterbakardenganmunculnyaapidandapatmenimbulkan
kerugian baiksecara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yangmudah
terbakarinisendiridapatberupapadat, gasmaupun cair.
8 8

2.2.2 Klasifikasikebakaran
Kebakaran diklasifikasikan menjadi beberapa kelas berdasarkan sumber
munculnyaapi.Klasifikasiinibergunauntukmenentukan mediaapayang digunakan
untukmemadamkansumber api tersebut. Klasifikasikebakaraninimengambildaridua
sumberyaituNFPA(NationalFireProtectionAssociation)danPermenakerNomor:
04/MEN/1980. NFPA adalah organisasi pendidikan yang mempromosikan
penanggulangan bencanakeebakaran, kelistrikan, gas, utilitasbangunan

a.Klasifikasikebakaran berdasarkan NFPA


Kebakaran diklasifikasikanmenjadi enamkelasyaitu:
Tabel2.1 KlasifikasiKebakaran berdasarkan NFPA
KELAS KEBAKARAN PEMADAM
Kelas A Kertas, Kain, Plastik, Air, Uap Air, Pasir,
(Padatnonlogam) Kayu Busa, CO2, Serbuk
Kimia Kering, Cairan
Kimia
Kelas B Metana,Amoniak,Solar CO2, Serbuk Kimia
(Gas/Uap/Cairan) Kering,Busa
Kelas C Arus Pendek CO2, Serbuk Kimia
(Listrik) Kering,UapAir
Kelas D Aluminium, Tembaga, Serbuk Kimia sodium
(Logam) Besi,Baja Klorida,Grafit
Kelas E Bahan-BahanRadioaktif <Belum Diketahui
(Radioaktif) Secara Spesifik>
Kelas F Lemak dan Minyak CairanKimia,CO2
(BahanMasakan) Masakan
Sumber :https://id.scribd.com

b.Klasifikasi kebakaran berdasarkan Permenaker Nomor :


04/MEN/1980Kebakaran diklasifikasikanmenjadi
empatkelasyaitu:Tabel2.2 KlasifikasiKebakaran
berdasarkanPermenaker
Nomor:04/MEN/1980
KELAS KEBAKARAN
Kelas A bahan padat kecuali logam, seperti :
kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa
atau yang sejenis
Kelas B bahancairataugasyangmudahterbakar,
seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak,
9 9

alkohol,LPGatauyangsejenis
Kelas C listrikyangbertegangan
Kelas D bahan logam, seperti : aluminium,
magnesium,kalium,atau yangsejenis
Sumber :https://id.scribd.com

2.2.3 Faktor– faktorkebakaran


Munculnyakebakaran disebabkan oleh berbagai macamfaktor yaitu:
a. Akses keluaryang sulit atau tidak jelas sehingga memperlambat proses
evakuasi
b. Perlengkapanpemadamkebakaran dalambangunanyangkuranglengkap
c. Tidakmelakukanperawatanberkalapadaalatpemadamkebakarandidalam
bangunan
d. Penunjuk jalurevakasi tidakadaatau kurang.
e. Overloadkapasitasbangunan.Penghunibangunanterlalubanyakdantidak
sesuaidengankapasitas bangunanbisamenyebabkansulitnyaevakuasibila
terjadikebakaran
f. Bangunanyangtidaksesuaispesifikasiteknisnyaberdasarkanstandar-standar
yangberlaku.
g. Pengubahan fungsibangunan.

2.3 PeraturanKeselamatankebakaranpada gedung


Sistemproteksikebakaranbanyakdibahas dalamperaturan–peraturanpemerintah.
Peraturan-peraturantersebut menjelaskanmulaidaripengertiankebakaran hingga
klasifikasikebakaran. Penentuan klasifikasi iniberfungsiuntuk menentukan
penangananyang tepatterhadapkebakaran.selainitu didalamperaturan jugadijelaskan
mengenai definisi,standar-standaryang diperlukandalamsuatubangunanhinggasaranadan
peralatanyang dibutuhkanuntukproteksikebakarandidalamgedung.Berikutadalah
peraturan-peraturanpemerintah mengenaisistemproteksikebakaran padagedung.

2.3.1 Undang-undang republikindonesianomor28 tahun2002 tentangbangunan


gedung.
Setiap bangunan gedung, kecualirumah tinggalwajib diberisistemproteksi
kebakaran.Sistemproteksitersebutdapatberupasistemproteksiaktifmaupun pasif.
Sistemproteksi aktifdiklasifikasikanberdasarkanfungsibangunan,luas,ketinggiandan
volume bangunanserta jumlah penghuni bangunan. Sedangkan sistemproteksi pasif
10 10

diklasifikasikan berdasarkan fungsi ruangan serta tingkat resiko kebakaran ruangan,


geometriruang, materialyangdigunakan padaruangan, dan jumlah penghunibangunan.

2.3.2 PPno36 tahun2005


Peraturaniniberisistandar–standar manajemenkebakaran bangunanserta
penerapanyayang berdasarkanpadafungsi,klasifikasi,luas,jumlah lantai,danjumlah
penghunibangunan.Selainitu,peraturaninijugaberisiketentuan mengenaitatacara
perencanaan ,pemasangan, pemeliharaansistemproteksiaktif dan proteksipasif.

2.3.3 Keputusan menterinegara pekerjaan umum no 10/KPTS/2000 tentang


ketentuan teknispengamanan terhadap bahayakebakaranpadabangunan
gedungdanlingkungan.
Pengamanan kebakaran pada peraturan ini memiliki tujuan supaya bangunan
dapat berfungsi sebagaimanamestinya yangaman dari bahaya kebakaran mulai dari
prosesperencanaan, pelaksanaan pembangunan sampaidengan pemanfaatan bangunan

2.3.4 Keputusan menterinegara pekerjaan umum no 11/KPTS/2000 tentang


ketentuanteknismanajemenpenanggulangankebakarandiperkotaan.
Peraturaniniberisitentangpenerapanmanajemenpenanggulangankebakarandi
perkotaanyangefektifdanefisiensehinggamewujudkankesiapandankesigapanantara
masyarakatdengan dinas–dinasterkaitdalammenanggulangibahayakebakaran.

2.3.5 PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo. 26/PRT/M/2008


Menurut PeraturanMenteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, Sistem
proteksikebakaran padabangunandan lingkunganadalahsistemyang terdiriatas peralatan,
kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunanyang
digunakanbaikuntuk tujuansistemproteksiaktif,sistemproteksipasif maupun cara-
carapengelolaan dalamrangka melindungibangunan dan lingkungannya terhadap
bahayakebakaran. terdapat5 variabelyang digunakandalamsistemproteksi kebakaran
padagedung yaitu:
a.Aksesdan pasokan air untuk pemadamkebakaran
b.Sistemproteksiaktif
c.Utilitasbangunan
d.Sistemproteksipasif
e.Saranapenyelamatan
11 11

Kelimavariabeltersebutharus terpenuhipersyaratanyadalamrangkauntuk
mendeteksikebakaransedini mungkindanmelakukanpenyelamatanseefektifdan seefisien
mungkin.

2.3.6 Peraturandaerahkotamalang nomor1tahun2012


Peraturan ini meliputiklasifikasibangunan berdasarkan resiko kebakaran, tipe
konstruksibangunanberdasarkanresiko kebakaran,persyaratankemampuanbangunan
gedung dalam mencegahdanmenanggulagibahayakebakarandanbahayapetir.
Persyaratansaranaevakuasikebakaran bangunanyangdisesuaikandenganklasifikasi
bangunan serta jumlah lantaibangunan.
Penyediaansarana evakuasikebakaran padabangunangedung meliputisistem
peringatanbahayakebakaran bagipengguna,penyediaanpintukeluar daruratsertajalur
evakuasidanliftkebakaran.Saranaevakuasikebakarantersebutharus dilengkapidengan
tandaarahyangmudahdibacaolehpengguna.Saluran–saluranlistrikdangas jugatidak
diperbolehkan beradapadaruangan /jalurevakuasikebakaran

2.3.7 StandarNasionalIndonesia
standarnasional indonesia/SNI mengaturtentang tata caraperencanaan,
pemasangan,sertapengujian dan pemeliharaan darikomponen-komponen sistemproteksi
kebakaran. SNI yangdigunakanyaitu:

a. SNI03-1735-2000yangberisitentangtatacaraperencanaanaksesbangunan
danakses lingkunganuntukpencegahanbahayakebakaranpadabangunan gedung.
b. SNI03-1736-2000yangberisitentang tatacaraperencanaansistemprotekasi pasif
untuk pencegahan bahayakebakaranpadabangunan rumah dan gedung.
c. SNI 03-1745-2000yang berisitentang tatacaraperencanaandanpemasangan
sistempipa tegakdanslang untukpencegahanbahayakebakaran pada bangunan
rumah dan gedung.
d. SNI03-1746-2000yangberisitentangtatacaraperencanaandanpemasangan
sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
e. SNI 03-3985-2000yang berisitentang tatacaraperencanaan,pemasangandan
pengujiansistemdeteksidanalarm kebakaranuntukpencegahanbahaya kebakaran
padabangunan gedung.
12

2.4 SistemproteksikebakaranpadaGedung

2.4.1 PencegahandanPenanggulanganBahaya KebakaranPasif


a.Konstruksi tahan api

Konstruksibangunanharus dapatmenahanapi.Material,pemasangan
danpemeliharrankonstruksitahanharussesuaidenganketentuanyang ada.
konstruksitahanapimeliputidinding api,dinding luar ,lantai,atap,pintu,
jendela,pelapisinterior sertapenghalang api.beberapa materialkonstruksi tahan
apiyaitu:

- Baja
Bilakonstruksibangunanmenggunakankonstruksibaja, adabeberapa
carayang bisadilakukanuntukmewujudkankonstruksitahanapiyaitu
dicor dengan beton, ditutupi dengan panel verniculite, disemprot
dengan lapisan verniculitedan dicatdengan lapisan tahan api.
- Beton
Betonmerupakanmaterialyang tahanapi.ketahananmaterialbeton
terhadap api bergantung pada material tambahan yang digunakan.
salahsatu jenisbeton yang tahanapi adalahbetonringanaerasi
(autoclaved aerated concrete/AAC).
- Kaca
Materialkacasebenarnyabukan termasuk materialyang tahan api.
hanyakaca jenistertentu yang memilikiketahanan terhadapapi.kacayang
tahanapi memilikikelemahan tidak dapatdipotong.olehkarena
itu,produksikacatahan apiharus sesuaidenganukuranyang dibutuhkan.
- Kayu
kayu merupakanmaterial yang tidak tahan api. Meskipun material
kayu mudah terbakar, material ini dapat dimanfaatkan menjadi
material tahanapiyaitudenganmelapisidengancatkhusus tahanapi,
boraks,silikatsodaatauzatkimiayang dapatmenghambatpenyebaran api.
13

b. Pintu Keluar

Terdapatbeberapapersyaratanyangharusdiperhatikanpadapintukeluar
(Juwana, 2005) ,yaitu

Gambar 2.1 PersyaratanPintuKeluar


Sumber: Juwana, 2005

- Materialpintu harusdapatmenahan apiminimalselamaduajam.


- Pintu harusdilengkapidengan engsel minimal3 buah.
- Pintu harusdilengkapidengan penutup otomatis(door closer).
- Pintu yang digunakan harus menggunakan tuas atau tungkai pembuka
pintupadabagian luar tangga(khususpadalantaidasar, tuasdiletakkan di
dalam ruangtangga ), tuas yangdigunakan harusmemudahkan dalam
keadaan panik (panicbar).
- Padapintu harusterteratandaperingatan.
2
- Materialkacapadapintuharustahanapi.Luaskacamaksimaladalah1m
danletaknyadisetengah bagian atasdaridalampintu.
- Pintu harusmenggunakan warna merah.
c. Koridor dan jalan keluar

Koridordanjalankeluarmerupakansalah satusaranaevakuasibilaterjadi
kebakaran.untukmempermudahprosesevakuasitersebut,kondisi koridordan jalan
keluarharusmemenuhipersyaratan yang ada.Persyaratanuntukkoridordan jalan
keluar yaitu terdapat minimal1 jalan keluar ( jumlahjalan keluar ditentukan
denganperhitunganyangberkaitandenganjumlahpenghunibangunandanwaktu
14

yangdibutuhkanuntukevakuasi), kondisijalankeluar harusterlihatjelasdan tidak


boleh terhalangi apapun sepertiperabot, dekorasi atau benda-benda lainya,
harustersedia tanda EXIT/ KELUAR.Tanda tersebutharusbisadilihatdengan
jelasolehpengguna.cahayayangdibutuhkanuntuktandaEXIT/KELUAR adalahtidak
2
kurangdari50 lux dengan luasminimum155 cm .

Jaraktempuh maksimal menuju jalan keluar ditentukan dari jumlah jalan


keluarpadabangunan.berikutadalah persyaratanjarak tempuhmaksimal berdasarkan
jumlah jalan keluar.

- 1 pintu keluar
jaraktempuhmaksimalbilaterdapathanya1pintukeluaradalah20 meter.

Gambar 2.2 Bangunandengan1pintukeluar


Sumber:Ilmufisikabangunan, 2008
- 2 pintu keluar
jaraktempuh maksimalbilaterdapat2 pintu keluaradalah 35 meter

Gambar 2.3 Bangunandengan2pintukeluar


Sumber:Ilmufisikabangunan, 2008
15

d. Kompartemen

Kompartemenmerupakansuaturuang didalambangunanyang memiliki


ketahananterhadappenyebaranapidan asapkebakaran.Kompartemenberfungsi
sebagai tempatsementarauntuk menunggu kebakaran dapatdipadamkan atau
untukmenunggupintukeluar bangunan amandariapikebakaran.kompartemen
kebakaranterdiridaritipekonstruksibangunan(dinding,lantai,kolom,balok,
dll),pintu-pinturuang,penutupbukaanvertical(shaftelektrikaldan mekanikal).
Kompartemenini merupakanhalyangpenting karenawaktuyangdibutuhkan
untukmengevakuasiseluruhbangunantidaklah cepat.Kompartemen jugadapat
mencegahmenjalarnyaapikebakaran padasuatu bangunan.Pemasangan
kompartemen padabangunan disesuaikandengan klasifikasibangunan.

e. EvakuasiDarurat(Tanggadarurat/TanggaKebakaran)

Tanggadarurat/tanggakebakaranharus tahanterhadapapidanbebasgas
padasaatterjadinyakebakaran.Tanggadarurat jugaharusbisamemberikanudara segar
bertekanan positif sehingga asap tidak akan menyebar ke dalam ruang
tanggadarurat.Untukmencegahmenyebarnyaasap,kipas udara(blower)dapat
digunakan.Tanggadaruratharusdilengkapidenganpenandaanyang dapat
membantupenghuniuntuk melakukan evakuasibila
terjadikebakaran.penandaantersebutberupapenandaan tingkat lantaidaridan ke arah
eksitpelepasan, penandaanaksesatap dan penandaantanda arah tangga

Gambar 2.4 ContohPenandaanArahTangga


Sumber: PermenPUNo.26Tahun2008
16

f. PengendalianAsap

Bahayautamayang timbulsaat terjadinyakebakaran adalah asap.


keracunanasap merupakan penyebab utamakematian manusiapadabangunan
yang terbakar. Asapdapat menghalangipandangansehinggadapat
menghambatproses evakuasi.Asapjugadapatmenghambatpemadam kebakaran
dalammelakukan pengendalianapi.

Asapdapatmenjadititikapiyang barukarenamembawapanasdan dapat


menghambatkinerja sprinkler. Oleh karenaitu, pengendalian asap
sangatpenting dilakukandalambangunan.Pengendalianasapdapat
menggunakanberbagaimediayaituventilasiudara manualmaupunotomatis
padadinding atauatap,saluranpembuanganasappadabagian atas bangunan
dengan menggunakan kipas udara serta saluran-saluran lain yang dapat
dibuka(jendela, pintu, dindingatau partisi).

Pengendalian asap dapatdilakukan dengan beberapacara:

- Jendela dan pintu digunakan sebagai penghalang asap sekaligus


sebagaipenghalangapi.
- Mengintregrasipengendalian asap dengansistem tataudara.
-Penggunaan ventilasipadaatap.
- menggunakan exhaust fan di bagian atas bangunan yang berfungsi
sebagaisaluran pembuangan udara.
- penggunaantiraipenghalangasapyang dapatmenghambatpenyebaran
asap.tiraipenhalang asaptersebutdipasang padasetiapaksesmenuju jalan
keluar
17

Gambar 2.5 TiraiPenghalangAsap


Sumber: Juwana, 2005

- Menggunakandamperasapyangbergunauntukventilasiudarasekaligus
menghambatpenyebaranasap.ketikaterjadikebakaran,alat ini akan
mendeteksiasap danlubang padamenutupdengansendirinyasehingga
dapatmencegah asap masuk kedalamruangan lain.

2.4.2 PencegahandanPenanggulanganBahaya KebakaranAktif


a. Alatpenginderaan /Peringatan dini(Detektor)

Waktuyang dibutuhkanpadasaatevakuasikebakaran tidaklahsedikitoleh


karena itudibutuhkan alatperingatan dini/detektoryang dapatmembantu
penghunibangunanuntukmelakukan evakuasidanmengurangiresikoterjadinya
celaka/lukasaat terjadikebakaran.Detektoryang digunakanpadagedung akan
terhubung dengansistemalarmdanpapanindikatoryang berfungsiuntuk mengetahui
letakdari sumber api. Jenis-jenis detektoryang digunakan pada gedungadalah :

- Detektorasap:detektorasapberfungsiuntukmendeteksikeberadaanasap.
detektorinidipasang padalangit-langitbangunankarenasifat asapyang
bergerakkeatas.Detektoriniterdiridari sistemsensorionisasidansensor
fotoelektik. Detektor asap ionisasi adalah detektor asap yang bekerja
denganmendeteksikeberadaanion disekitar alat.Padadetektor jenisini
terdapatzatradioakif didalamnya. Detektor inimemilikikelebihan dapat
bekerjalebihakuratkarenatidakterpengaruh oleh kondisicahaya dan
adanyadebuyangmengganggudisekitaralat.Sedangkandetektorasap
18

fotoelektrikadalahdetektorasapyangbekerjadenganmendeteksicahaya
disekitar alat. Bila terjadikebakaran detektor tidak akan bisa mendeteksi
cahayakarena tertutup asap dan akan membunyikan alarmkebakaran.
detektorini memilikikelebihanlebihsensitifterhadap asapdanpartikel-
partikel lainya.

Gambar 2.6 DetektorAsapIonisasi danDetektor AsapFotoelektrik


Sumber:www.bromindo.com

- Detektorpanas:merupakandetektoryangmenggunakanperubahan
suhudalamruanganpadasistemsensornya.MenurutSNI03-3985-
2000,detektorpanas terdiridaridetektorpanas temperaturtetap,
detektorpanaslajukompensasidandetektorpanas lajukenaikan. Detektor
panas temperatur tetap adalah detektor yang bereaksi terhadap
suhutertentu.Detektorpanaslajukompensasi adalahdetektor
yangbereaksi bila temperatur di sekitarnya mencapai tingkat yang
ditentukan tanpa terpengaruh dengan laju kenaikan. Sedangkan
detektor panas laju kenaikan adalah detektor yang bereaksibila
detektoryangbereaksibila temperaturdisekitarnyamemilikikenaikan
dengan laju yangmelebihijumlah yangditentukan.
- DetektorPercikanApi(Flamedetector):merupakandetektoryang
mendeteksipercikan apipadaareayang dipantaunya.detektoriniakan
bereaksibilaterjadiperubahan warnaataucahaya.Detektoriniterdiri
dariUltravioletflamedetector,Nearinfraredflamedetector, Infrared
detector,IR3flamedetector, ionization currentflamedetector serta
thermocoupleflamedetector.
- DetektorGas:merupakandetektoryangmendeteksiadanyagasyang
berpotensi menimbulkan kebakaran dalam area tertentu.Gas yang
19

dapatmemiculedakanataukebakaranadalahCO,CO2,propanadan butana.
b. Hidran dan Selang Kebakaran

Hidrandanselang kebakarandapatdigunakanuntukmenanggulangi
kebakaran bilakebakaran dapat dideteksi lebih awal.Jenis-jenishidran dapat
dibagiberdasarkanlokasipenempatanya,Yaitu:

- Hidran Bangunan ( kotak hidran – box hydrant) : merupakan sistem


pencegahankebakaranyang dipasang didalambangunandan langsung
terhubung dengan sumber air melalui pipategak. Hidran bangunan
biasanyadipasangdibagian dinding.

Gambar 2.7 HydrantBangunan


Sumber:www.alkonusa.com

- HidranHalaman(PoleHydrant):merupakansistempencegahkebakaran yang
dipasang diluarbangunandanterhubung dengansumberairyang disediakan
oleh pengelolabangunan. Hidran halaman digunakan oleh
pemadamkebakaranbilapasokan air dalam tangkimobilpemadam kebakaran
habis.Berdasarkan SNI-1735-2000,hidranjenisinidipasang di dekatjalur
mobilpemadamkebakaran.
20

Gambar 2.8 HydrantHalaman


Sumber:www.alkonusa.com

- HidranKota(FireHydrant):merupakansistempencegahkebakaran
yangdipasangdi lingkungan bangunan atau disepanjangjalan. Hydrant
kota terhubungdengan sumber air PDAM.

Gambar 2.9 HydrantKota


Sumber:www.tribunnews.com

Persyaratan teknishidran kebakaran :


- Sumberairhidranharusdapatdigunakanpadasaatkebakaranminimal
selama30menit.
- Harusmemilikialiranlistriksendiriatausumberlistrikdaruratuntuk
menunjangkinerjapompakebakaran.
- Panjang maksimum selang kebakaran yang memilikidiameter
minimum1.5 inci(3,8cm)adalah 30 meter.
- Materialpadaselangkebakaranyangmemilikidiameterminimum1.5
inci(3,8cm) wajibmenggunakan materialyangtahan panas.
- Wajibmenggunakankoplingpenyambunghidranyangsamadengan
koplingdariunitpemadamkebakaran.
21

- Warna hidrandan seluruh peralatanya wajib menggunakan warna


merah.
c. Sprinkler

Sprinklermerupakan sistem jaringantitik-titik pemadamairyang


diletakkandi atasruanganyang secaraotomatisakanmemancarkan zat
pemadamnyabila terjadikebakaran (idham, 2013). Penggunaan sprinkler untuk
bangunanbertingkatrendah(ketinggian14meter) tidakdiharuskanuntuk
menggunakan sprinkler.

Persyaratan pemasangan springkler :

- Pasokanairpadasprinklerpadabangunanmenggunakansistempipategak
kemudian padamasing-masinglantainyadisalurkan melaluipipapembagi.
- BerdasarkanSNI03-3989-2000terdapat4susunanletaksprinkleryaitu
susunancabang tunggal,susunancabangganda,susunanpemasukan
ditengahdan susunan pemasukan diujung

Gambar 2.10 Susunanspringkler pemasukandi tengah


Sumber:SNI03-3989-2000
22

Gambar 2.11 Susunanspringkler pemasukandi ujung


Sumber:SNI03-3989-2000

- Sistem springkler otomatismenggunakan minimal satu jenissistem


penyediaanairyangbekerjasecaraotomatis dengantekanandan
kapasitasyangcukup.
d. AlatPemadamApiRingan (APAR)

Alatpemadam apiringan/APARadalahalatyang digunakanuntuk


memadamkan apiyang dioperasikan oleh satu orang serta mudah untuk
digunakan.jenis-jenisAPARyaitu:

- Air
APARjenisairberisikanairbertekanan tinggidanmerupakanAPAR yang
paling ekonomis.APARjenisinidapatdigunakanpadabangunan dengan
klasifikasikebakaran kelasA.
23

Gambar 2.12 APAR JenisAir.


Sumber:http://www.alatpemadamsatria.com

- Busa
APARjenisbusaberisikanbahankimiayangmembentukbusa.APAR jenisini
dapat digunakan pada bangunan dengan klasifikasi kebakaran
kelasAdanB.carakerjadariAPARjenisbusayaitubusayang keluardari alat
akanmenutupipermukaanbendayang terbakardanmenghambatkerja
oksigenpadaprosespembakaran.kelebihandariAPARjenis busaadalah
mudahdanpraktis untukdigunakansedangkankelemahannyaadalahtidak
bisadigunakan untukmemadamkan kebakaran listrik.

Gambar 2.13 APAR JenisBusa.


Sumber:http://www.alatpemadamsatria.com
24

- Tepungkimiakering(DryChemicalPowder)
APARjenistepung kimiakering dapatdigunakanpadabangunan
denganklasifikasikebakaranjenisA,B danC.carakerjadariAPAR jenis ini
adalahmenghambatproseskimiayang terjadipadaproses
pembakaran.kelebihan dariAPARjenistepung kimiakering adalah
efektif dan serbaguna, aman terhadap manusia, hewan dan tumbuhan,
dan dapatdigunakan untuk memadamkankebakaranlistrik.

Gambar2.14 APAR JenisTepungKimiaKering.


Sumber:http://www.alatpemadamsatria.com

- GasKarbonDioksida(CO2)
APARjenisgaskarbondioksidadapat digunakanpadabangunan dengan
klasifikasikebakaran kelasBdanC. kelebihan dariAPAR jenis iniadalah
tidakdapat menghantarkanlistriksehinggadapatdigunakan untuk
kebakaran listrik. selainitu, APARinidapatdigunakan berulang kali.
sedangkan kelemahannya adalah APARtidak dapatdigunakan di ruang
terbukadanpenggunanyaharusmenggunakanmaskerdanalat bantu
pernafasan karenadapatmembahayakan manusia.
25

Gambar 2.15 APAR JenisGasCO2.


Sumber:http://www.alatpemadamsatria.com

e. Pasokan air

Pasokan air dibutuhkan untuk keperluan sprinkler, hydrantdan selang


kebakaran.padaumumnyapasokan airuntukpenanggulangankebakaran disimpan di
tempat tertentu dan terpisah dengan tempat penyimpanan air sehari-hari.
pasokanair inisebaiknyadipasang didalam tanahuntuk mengurangiresiko
strukturruntuhbilaterjadikebakaran.Pasokanair jugaperludilakukan
pemeliharaanpengujiansetiap5 tahunsekaliuntukmemverivikasikualitassistem
pasokan air kebakaran.

2.5 SistemProteksiKebakaranTapak

2.5.1 SumberAir
Setiapbangunangedung harusdirencanakanmemilikisumber air yang terhubung
langsung ke sistem hidran halaman, reservoir air dan lain-lain untuk memudahkan
petugaspemadamkebakaran.sumberair untukhidran halamansekurang-kurangnya38
liter/detik sertamampu mengalirkan airminimalselama30menit.

2.5.2 JalanLingkungan
Jalan lingkungan digunakan sebagai sarana untuk aksesbilitas pemadam
kebakaran. Jalanlingkunganharusmemilikidimensiyangsesuaidanmenggunakan
perkerasanyangmemadaiagardapatdilaluikendaraanpemadamkebakaran.Spesifikasi
26

jalanperkerasanuntukjalurpemadamkebakaranberdasarkanPermenPUNo.26Tahun
2008yaitu:

a. Jalurmasukmobilpemadamkebakaranlebarlapisperkerasanyaminimal6 meter
denganpanjang minimal15meter.Lebarbagian-bagianlaindarijalur masuk
adalah minimum4meter.
b. Tepi terdekat pada lapis perkerasan, dtempatkan minimal 2 meter dan
maksimal10meterbiladiukursecarahorizontaldaripusatakses pemadam
kebakaran.
c. Materialyangdigunakanpadalapisperkerasanyaitupavingblok,metalatau
lapisanlainyang diperkuatsehinggakuatuntukmenyanggaperalatan
pemadamkebakaran.bangunangedungyang memilikiketinggianlantailebih dari
24 meter memiliki persyaratan perkerasan yaitu akses pemadam
kebakaranharus dapatmenahanbebansebanyak44tontermasukbebanplat
kaki(jack).
d. Kemiringan lapisperkerasantidak bolehmelebihiperbandingan 1 :8,3
e. Aksespemadamkebakarandanlapisperkerasanmaksimumadalah46meter.
Aksesharusdiberibelokan bila melebihidari46 meter.
f. Akses masuk pemadam kebakaran harus dapat dilalui oleh peralatan
pemadamkebakaran. oleh karena itu, tinggi minimumruangbebasadalah 4,5
meter di ataslapisan perkerasan

Kondisi jalan lingkungan juga tidak boleh terhalangisehingga tidak menghambat


prosespemadamankebakaran.selainitu jalanlingkunganjugaharusdiberipenandaan.
persyaratan penandaan jalan keluarlingkunganyaitu:

a. areasudutlapisperkerasan harusdiberitandadengan warnayangkontras.


b. aksespemadamharusdiberipenandaanpadakeduasisinyadenganwarna
yangkontrasdan bahan yangreflektif.
c. terdapat tulisan “JALUR PEMADAM KEBAKARAN – JANGAN
DIHALANGI”

2.5.3 JarakAntarBangunan
Tiapbangunanharusmemilikijarakantarbangunanyang sesuaidenganmasing-
masing ketinggianya.Jarakantar bangunanyang sesuaiakanmencegahmeluasnya
kebakaran. Berikut adalahstandar jarak antar bangunan menurut Permen PU No
27

10/KPTS/2000tentangKetentuanTeknisPengamananTerhadapBahayaKebakaranPada
BangunanGedungdanLingkungan:

Tabel2.3 KetentuanJarak MinimumAntar BangunanGedung

TinggiBangunanGedung JarakMinimumAntar
No
(m) BangunanGedung (m)
1. s/d8 3
2. >8s/d14 >3s/d6
3. >14s/d40 >6s/d8
4. >40 >8
Sumber :PermenPUNo.10/KPTS/2000

2.5.4 HidranHalaman
Hidran halaman bergunauntuk menyalurkan air untuk mobilpemadamkebakaran.
Hidran halaman ditempatkan di tempat yang aman dari api di luar bangunan serta
diletakandisepanjang jaluraksespemadamkebakaran.Terdapat2 macampenempatan hidran
halaman yaitu :

a. HidranBarelBasah
Hidran jenisini merupakan hidran yangumumdigunakan. Hidran ini memiliki
warnayang mencoloksehinggamudahuntukditemukan. Hidraniniterhubung
langsungdengan sumber air bertekanan.
b. HidranBarelKering
Hidranbarelkering merupakan saluran pasokanairpemadamkebakaran.
Hidranjenisinibiasanyadigunakandidaerahpedesaanyangbiasanyatidak
adasistemair. Hidran initerhubunglangsungdengai air danau atau kolam.

2.5.5 TitikKumpulEvakuasi
Titik kumpul evakuasi merupakan areaterbukayang digunakansebagai tempat
berkumpulsementarabila terjadikerbakaran.persyaratandalammenentukantitikkumpul
evakuasi adalah

a. titik kumpulberuparuangterbukadengan luasyangmemadai.


b. mudah dijangkau oleh penghunibangunan maupun regu penolong.
c. terlindungdaribahayakebakaran.
d. terdapatsignageyangmenunjukkan titik kumpul evakuasi.
28

Gambar 2.16 SignageTitikKumpul


Sumber:http://kalsa.indonetwork.co.id

2.5.6 KomunikasiUmum
BerdasarkanPermenPUNo.26Tahun 2008,setiap lingkungangedung harus
dilengkapidengankomunikasiumum.komunikasiumumberfungsiuntukkemudahan dan
kecepatan dalampenyampaian informasikebakaran.

2.6 ManajemenKebakaranGedung
Manajemen kebakaran adalah pengelolaan unsur-unsur manusia dan kelengkapan
sistem,peralatan sertadata teknispenanggulanganbahayakebakaran dengandidukung
pembiayaansecarakomprehensif.manajemenkebakaranbertujuanuntuk mengupayakan
kesiapanseluruhkomponen-komponen penanggulanganbahayakebakaranbaikitu
kesiapanpengelola,penghunibangunanmaupunpetugaspemadamkebakaran serta kesiapan
peralatan-peralatan proteksikebakaran bangunan. manajemen kebakaran juga
berisitentangperencanaan,pelaksanaandanpengawasanaspekkeselamatankebakaran
padabangunan.
BerdasarkanPermenPUNo.20 Tahun2009,Manajemenkebakarangedung terdiri
dari:

2.6.1 Unit ManajemenKebakaranBangunanGedung


SetiapbangunanGedung harusdilengkapidengansistemproteksikebakaranyang
sesuaidenganstandaratauSNI tertentu.sistemproteksikebakarantersebutwajib
dipelihara,dirawatdandiperiksakeandalanyasecaraberkala.pemilikbangunanjuga
wajibmemberikanpengetahuantentangcaraevakuasisaatterjadikebakaran maupun
caramemulihkan diripasca terjadikebakaran.

2.6.2 Prasarana danSarana ProteksiKebakarandalamBangunanGedung


Prasaranaproteksikebakaranterdiridarisumberair, aksesmobilpemadam
kebakaran,akses masukkedalambangunandansaranjalankeluar.sedangkansarana
proteksikebakaranterdiridarisistemdeteksidanalarmkebakaran, sistemkomunikasi
darurat,sistempemadamkebakarandalamgedung (APAR, hydran,sprinkler,danlain-
lain),dan sistempengendalianasap.

2.6.3 Organisasi ProteksiKebakaranBangunanGedung


Organisasiproteksikebakaran merupakanOrganisasiproteksikebakaranterdiri dari
penanggungjawab, personil komunikasi, pemadam kebakaran, penyelamat/paramedis,
ahliteknik, pemegangperan kebakaran lantai, keamanan.

2.6.4 Tata laksanaoperasional


Tata laksanaoperasionalmencakuprencanapengamanankebakarandanrencana
tindakdaruratkebakaran.tata laksanaoperasional inimerupakan aspek yangsangat penting
padamanajemenkebakarangedung karenaberisitentang prosedur-prosedur
pemeliharaan,perawatandanpengujiansistemproteksikebakaranserta prosedur
penyelamatan kebakaran bilaterjadibencanakebakaran.

2.6.5 SumberDaya Manusia


Sumberdayamanusia yangtelibatdalammanajemenproteksikebakaranharus
memilikikeahlian dalampengamanan kebakaran, penyelamatan darurat, dan manajemen.
SDMdalammanajemenkebakaranharus memilikistrukturorganisasisendiri sesuai
denganklasifikasiyang dimiliki.SDMtersebutharusmenerimapelatihansecaraberkala untuk
peningkatan kemampuan.

4. PROSES
4.1. Pemeriksaan Kesiapan Terhadap Keadaan Darurat
Setiap 1 (satu) bulan sekali Tim LK3 yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen melakukan
pemeriksaan kesiapan terhadap keadaan darurat dengan menggunakan formulir Daftar
Periksa Keadaan Darurat, yang meliputi :
a. APAR
b. Isi kotak obat
c. Petunjuk Evakuasi / Rambu Evakuasi
d. Fasilitas Sarana dan Prasarana (Rawan Bahaya)
e. Personil LK3
Hasil dari pemeriksaan tersebut oleh Tim LK3 dilaporkan ke Ketua Tim Tanggap
Darurat untuk ditentukan tindak lanjutnya jika ditemukan adanya ketidaksesuaian.
.2. Kesiagaan dan Tanggap Darurat
1. Ketua Tim Tanggap Darurat yang telah ditunjuk oleh Wakil Manajemen,
bertanggung jawab untuk menyusun rencana kesiagaan dan tanggap darurat yang
berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat, sebagai
berikut :
a. Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
b. Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya
c. Prosedur penanggulangan keadaan darurat
d. Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
e. Personil yang bertanggung jawab
f. Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
g. Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat terkait
h. Peta situasi dalam keadaan darurat.
i. Program evakuasi dalam keadaan darurat.
j. Peta daerah aman untuk evakuasi.
k. Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point).
l. Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.
m. Program pelatihan keadaan darurat.

2. Rencana kesiagaan dan tanggap darurat oleh Ketua Tim Tanggap Darurat
didistribusikan ke semua petugas terkait.
3. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan pelatihan kesiagaan
dan tanggap darurat terutama pada keadaan darurat yang paling memungkinkan
terjadi di Kantor Pusat atau lokasi pekerjaan / proyek kepada anggota tim dan
karyawan.
4. Ketua Tim Tanggap Darurat mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat
diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi, antara
lain sebagai berikut :
a. Kebakaran atau ledakan
b. Gempa bumi
c. Huru-hara / demonstrasi
d. Banjir
e. Sabotase atau ancaman Bom
f. Cedera parah
g. Tumpahan minyak (B3)
5. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat gambar / denah umum
yang memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi,
daerah aman dan tempat untuk berkumpul (Assembly point).
6. Ketua Tim Tanggap Darurat juga bertanggung jawab untuk menyusun petunjuk
penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan darurat
7. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menjelaskan tata cara evakuasi
dalam keadaan darurat kepada anggota tim.
8. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menetapkan kewenangan dan
tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam keadaan
darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung
jawab.
9. Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando yang diberikan oleh
petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi
dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3.
PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

.3. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Kebakaran


1. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi
darurat akibat kebakaran, serta penjelasan pencegahan bahaya kebakaran
sesuai Instruksi Kerja Pencegahan Bahaya Kebakaran serta cara penggunaan
APAR sesuai dengan Instruksi Kerja APAR.
2. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk menyusun prosedur
tindak darurat untuk keadaan kebakaran.
3. Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran
segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api
sambil berteriak memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera
melaporkan adanya kebakaran kepada Unit LK3 atau petugas yang ditunjuk.
4. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk membunyikan alarm
(jika ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan
pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara.
5. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada petugas pemeliharaan /
teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan.
6. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada semua pegawai termasuk
tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara
memberikan komando :
a. Tidak boleh Panik
b. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil
c. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk evakuasi
d. Jangan terburu-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni
tangga darurat.
7. Anggota tim yang ditunjuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran.
8. Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pejabat PT Soho Global Health
Group yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan
mengambil alih kendali.
9. Anggota tim yang ditunjuk mengupayakan penyelamatan antara lain :
a. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan pengamanan
b. Melokalisir lokasi bahaya
c. Memberikan pertolongan pertama.
10. Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga /
Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang terjadi.

31 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

Matriks Tindakan Darurat Kebakaran :

Tingkat Tanda
Instruksi Dari Tindakan
Bahaya Bahaya

a. Orang pertama yang


Bahaya 1
melihat api. Melapor
Kebakaran masih
kepada koordinator.
terkendali (mudah Teriak kebakaran
b. Koordinator area
dipadamkan)
melapor kepada
PM/SM.

a. Orang pertama yang


melihat api segera
memadamkannya.
Melapor keadaan
kebakaran kepada
PM/SM & security.
Mengkoordinir
anggota P2K
Bahaya 2 setempat
Api berkobar susah pemadaman
Teriak kebakaran Koordinator area /
dipadamkan, tapi b. Security memulai
dan lonceng area Petugas yang telah
masih dapat mengadakan
dibunyikan. ditunjuk
dikendalikan. pengamanan area.
c. Minta bantuan
anggota P2K
terdekat untuk ikut
menanggulangi.
d. Bila api padam,
kembali keurutan b,c
bahaya 1, bila tidak
padam,
masuk bahaya 3

Bahaya 3
Api berkobar tidak a. Instruksi evakuasi.
Sirene dibunyikan Pimpinan
terkendali dan tidak b. Mengkoordinir
(Full) Keselamatan
dapat dipadamkan pemadaman dengan

32 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

hydrant.
oleh APAR. c. Panggil Dinas
Kebakaran.

.4. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Gempa Bumi


1. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi
darurat akibat Gempa Bumi.
2. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk menyusun prosedur
kesiagaan dan tanggap darurat untuk keadaan gempa bumi.
3. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab mengambil langkah
penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat
gempa bumi.
4. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab membunyikan alarm atau
tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan
adanya gempa bumi melalui pengeras suara.
5. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberikan pengarahan
melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Selama goncangan, merunduk dan mencari tempat perlindungan yang
aman
b. Segera setelah goncangan, menjauhi jendela, dinding dan jaringan /
instalasi listrik.
c. Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil.
d. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada kecenderungan akan
mengalami kerusakan yang parah serta pada posisi di daerah yang berisiko
tinggi.
6. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada
semua pegawai untuk menuju ke daerah yang aman.
7. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada
petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak
dibutuhkan.
8. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pejabat PT
Soho Global Health Group yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi
kejadian dan mengambil alih kendali.
9. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab melakukan upaya-upaya
penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
10. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pihak kepolisian
dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan gempa bumi yang terjadi.

33 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

11. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya
gempa bumi termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak
yang terkait.
.5. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Huru Hara / Demonstrasi
1. Bila terjadi aksi demonstrasi atau serbuan dari luar perusahaan, Ketua Tim
Tanggap Darurat atau Petugas Keamanan harus menerima dan melayani
dengan baik dan meminta perwakilan dari mereka untuk mendiskusikannya
secara baik-baik di ruang tamu.
2. Bila aksi terus berlangsung dan tidak terjadi kesepakatan, maka informasikan
kepada bagian yang berwenang sambil tetap meminta para penyerbu tenang
dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan / tindakan brutal.
3. Bila tidak terjadi kesepakatan dan aksi terus berlangsung dan tambah tidak
terkendali, maka Ketua Tim Tanggap Darurat dan Petugas Keamanan dapat
meminta bantuan pengamanan kepada aparat daerah setempat yang
berwenang seperti : Kepolisian.
4. Sambil menanti keadaan, semua karyawan bersiap siaga untuk melakukan
tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang
dapat terjadi.
5. Bila terjadi keadaan darurat, maka Ketua Tim Tanggap Darurat memimpin
tindakan penanganan yang sesuai.
6. Bila huru-hara atau demonstrasi berasal dari dalam, yaitu karyawan PT Soho
Global Health Group dan menjurus pada keadaan darurat yang tidak
terkendali, maka Ketua Tim Tanggap Darurat dapat menghubungi aparat
daerah setempat yang berwenang untuk meminta bantuan pengamanan.
7. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya
huru hara / demonstrasi termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada
pihak-pihak yang terkait.

.6. Kesiagaan dan Tanggap Banjir


1. Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan, semua
karyawan harus mengamankan lingkungan sekitarnya dari kemungkinan
bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat terjadi, disamping harus
memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
a. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat menghambat
/ menyumbat jalannya air.
b. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat terendam
air.
c. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih tinggi dari
lantai sebelum meninggalkan ruangan.

34 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

2. Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang lain atau
yang berwenang.
3. Untuk menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian harus memonitor dan
melakukan tindakan-tindakan pencegahan lainnya di lapangan dengan
meminta bantuan kepada bawahannya.
4. Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan darurat maka
lakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang
sesuai.
5. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya
banjir termasuk kerusakan bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
.7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Ancaman Bom
Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan penjelasan kepada
semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom.
4.71. Ancaman Bom Melalui Telepon
a. Selama menerima telepon dari orang / si penelpon diusahakan tetap tenang.
b. Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan
c. Dimana bom dipasang
d. Berapa banyak bom yang dipasang
e. Kapan bom akan meledak
f. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab segera melapor kepada pejabat
yang terkait atau petugas yang ditunjuk.
g. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak lanjuti laporan yang
diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat.
4.71.2. Ancaman Bom melalui Surat
a. Penerima surat segera menghubungi pejabat atau petugas yang ditunjuk.
b. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak lanjuti laporan yang
diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat.
4.71.3. Menemukan Obyek Yang Mencurigakan
a. Penemu atau orang pertama yang mengetahui obyek yang mencurigakan
dilarang menyentuh.
b. Penemu segera menghubungi kepada pejabat atau petugas yang ditunjuk
dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
 Identitas pelapor / penemu obyek
 Lokasi obyek
 Ciri-ciri obyek
c. Semua pegawai yang berada disekitar lokasi obyek tersebut supaya menjauhi
area / lokasi obyek.

35 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

d. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pihak kepolisian


dan lembaga / instansi yang terkait.
e. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab memasang tanda peringatan
“Jangan mendekat“ dan memasang pagar / pembatas sekeliling area / lokasi
obyek.
f. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menempatkan petugas
keamanan untuk menjaga area / lokasi obyek agar orang tidak mendekat.
g. Jika dipandang perlu dilakukan tindakan evakuasi.
h. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pejabat PT
Soho Global Health Group yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi
kejadian dan mengambil alih kendali.
i. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab melakukan upaya-upaya
penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
j. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pihak kepolisian
atau pihak yang berwajib.
k. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya
ancaman bom / sabotase termasuk kerusakan atau korban bila ada kepada
pihak-pihak yang terkait.

.8. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Cedera Parah


1. Pertolongan pertama terhadap korban cedera parah dilakukan sesuai Instruksi
Kerja PPPK.
2. Pelaporan atas terjadinya cedera parah ditindaklajuti sesuai Prosedur
Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan dan Insiden.

.9. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Tumpahan Minyak


Untuk mencegah terjadinya tumpahan atau ceceran material atau limbah B3
harus diperhatikan :
a. Untuk pekerja yang membawa material atau limbah B3, harus menggunakan
alat pelindung diri yang sesuai atau dipersyaratkan sesuai MSDS material
tersebut. Misal : sarung tangan, masker.
b. Menyediakan tempat penampung atau wadah yang sesuai dari bahan atau
material B3 yang akan dibawa.
c. Isi material atau limbah B3 pada tempat penampungan tidak lebih dari ¾ dari
luas tempat penampungan tersebut agar tidak tercecer selama proses
pemindahan.

Bila terjadi tumpahan gunakan pasir, tanah, serbuk kayu yang tersedia dan
lokalisir tumpahan tersebut agar tidak meluas. Minta bantuan pihak lain bila

36 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

tidak dapat menangani sendiri.


Bila terjadi ceceran gunakan kain majun, agar ceceran tidak menyerap ke tanah.
Masukkan atau buang kain majun yang telah terkontaminasi pada tempat limbah
B3 yang telah disediakan. Hal yang perlu diperhatikan :
a. Menggunakan pelindung pada saat proses penuangan material atau limbah B3.
b. Pada saat penuangan berilah penampung di bawahnya dengan bak
penampungan agar tumpahan dan ceceran yang langsung ke tanah tidak terjadi
atau dapat dikurangi.
c. Apabila terkena bahan kimia pada mata atau kulit, maka segeral cuci dengan
air bersih. Apabila kondisi tidak membaik maka mintalah bantuan
pengobatan.
d. Apabila kejadian tersebut tidak membaik maka segeralah dibawa ke dokter
atau rumah sakit dan sertakan MSDS atas material tersebut.
e. Dilarang makan, minum atau menyalakan api selama penanganan material
atau limbah B3.
.10. Struktur Organisasi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Wakil Manajemen menetapkan Struktur Organisasi untuk menangani keadaan
darurat yang mungkin dapat terjadi di semua Proses di PT Soho Global Health
Group Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di
PT Soho Global Health Group. Ketua Unit K3 memimpin dan mengkoordinir
semua kegiatan tindak darurat di Proyek. Ketua Unit K3 di jabat oleh : Kepala
Proyek.
2. Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk. Petugas K3
bertugas :
a. Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan
b. Menginformasikan kepada publik dan lembaga / instansi yang terkait
(kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Rumah sakit , pers dll)
c. Melakukan kegitan pemadaman api dan tindakan penyelamatan.
d. Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis
datang.
e. Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadi
kebakaran, gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya. Teknisi terdiri dari
petugas maintenance PT Soho Global Health Group.
f. Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah
orang yang berada di tempat titik berkumpul (Assembly point) dengan
membandingkan jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang
yang dihitung termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum
kejadian diketahui berada di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan

37 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group


PANDUAN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

untuk mengetahui apakah seluruh orang yang berada di daerah kejadian sudah
dievakuasi.
3. Tim Pengaman / Satpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darurat
terjadi.
.11. Tahap Pemulihan
Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 / Unit K3 akan menentukan
apakah lokasi kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan
mempertimbangkan hasil pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan
pengumuman.
Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada dan
mengambil langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan.
Apabila ada produk yang terkena dampak bencana, lihat pada prosedur
penanganan penyimpangan dan kejadian dan laporkan ke principal.
.12. Antisipasi terhadap media dan kebocoran informasi
Apabila terjadi salah satu keadaan darurat di atas, karyawan tidak boleh
,memberikan informasi ke luar. Semua kontak media harus dikordinir oleh
Strategy Management & Corporate Affairs Departemen. Key Person untuk
memberikan informasi ke luar adalah President Director/CEO atau yang ditunjuk
untuk mewakilinya.

38 Tahap Pemulihan | PT. Soho Global Health Group

Anda mungkin juga menyukai