Anda di halaman 1dari 4

NAMA : HALIJA A TUHELELU

NIM : 190105093
TUGAS : FIQIH IBADAH KE-2

SOAL:
1. Apa makna dan hakikat islam?
2. Apakah anda merasakan saat ini benar-benar telah berislam?
3. Anda tentu merasa mencintai dan mau membela islam. Apa yang harus anda
lakukan dalam menghadapi situasi sosial keagamaan seperti saat ini?

JAWABAN
1. Makna Islam
A). Islam adalah Ketundukan
Ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh
berserah diri. Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di
alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Al-Qur'an). Ketundukan
terhadap alam semesta maksudnya kita sebagai manusia harus merawat alam semesta dan
tidak merusaknya. Sedangkan ketundukan terhadap Al-Qur'an adalah kita sebagai harus
menjaga kemurnian Al-Qur'an dan mengamalkannya.
b). Islam adalah Wahyu Allah
Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara
murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan
kepada para Rasul-Nya terdahulu.
c). Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka
mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi
syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi,
ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw datang
menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya
dengan syariat yang baru.
d). Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak
ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang
diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
e). Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup
manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik
dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus
Salaam. Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Dengan prinsip kita dapat memahami
kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini.

Hakikat Agama Islam


Hakikatnya agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama oleh setiap manusia.
Agama juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik
dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus
ditinggalkan.
a). Agama Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi Allah swt. orang yang beragama
islam diperintahkan berdoa agar dibimbing di jalan yang benar untuk mendapatkan
kenikmatan dan dihindarkan dari murka Allah dan jalan yang sesat.
b). Agama islam pembawa petunjuk, kedamaian serta kesejahteraan.
c). Agama Islam itu merupakan agama yang menghimpun semua kebenaran agama-agama
yang pernah diajarkan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad saw untuk diyakini
kebenarannya dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam.
d). Agama Islam itu Fitrah. Makna Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh,
tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah SWT. dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri
sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya
sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada
Allah SWT.
e). Islam Agama Rahmat Lil Alamin. Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai
rahmat namun nilai rahmat tersebut akan berpengaruh kepada manusia yang melaksanakan
ajaran agamanya secara totalitas.
2. Bicara tentang sudah islam atau belum bisa dikatakan bahwa dari Abi Hurairah
radiallahuanhu Sebagaimna sabda nabi Shallallaauhualaihi wasallam bahwaa setiap orang
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Baru kemudian orang tuanya akan menjadikannya, nasrani,
atau majusi.

Jadi bisa di simpulkan bahwa kita sudah dikatakan islam sejak kita di ciptakan, sebenarnya
setiap orang sudah beragama islam. Buktinya bayi-bayi yang meninggal sebelum beranjak
dewasa, akan dimasukan ke dalam surga. Dan semua manusia sudah berikrar bahwa Allah
SWT adalah Tuhannya. Ikrar itu diucapkan saat ruh belum lagi dibenamkan kedalam jasad.

3. Banyaknya organisasi sosial keagamaan selama ini tentu ada untung dan ruginya.
Untungnya, kehidupan keagamaan menjadi semakin semarak. Selain itu, dengan banyaknya
organisasi akan menumbuhkan semangat berkompetisi, sehingga akan memicu semangat dan
gerakan untuk meraih prestasi yang terbaik. Itulah sebabnya, perbedaan itu dinilai sebagai
rakhmat. Artinya, betapapun keadaan itu menguntungkan.

Namun dengan perbedaan itu kadangkala juga tidak bisa dihindari terjadi gesekan dan
bahkan konflik. Tatkala berada pada wilayah persaingan dan semua pihak menghendaki
meraih keungulan, maka yang terjadi juga logika persaingan. Siapapun untuk meraih
kemenangan dalam setiap kompetisi tidak selalu memperhatikan etika, tata krama, dan atau
sopan santun. Bertanding untuk meraih kemenangan tetapi selalu mengedepankan etika maka
kecil kemungkinannya yang bersangkutan sukses.

Menghadapi kenyataan banyaknya organisasi sosial keagamaan itu, tidak jarang orang
menjadi kebingungan. Mereka berpikir bahwa, sumber ajaran agama itu sama, tetapi
mengapa terjadi perbedaan yang kadang hingga begitu tajam. Bukankah perbedaan itu bisa
secara bersama-sama dicari titik temu, sehingga semua pihak kembali pada kesamaan dan
kebersamaan sebagaimana yang dikehendaki oleh kitab suci agama yang bersangkutan.

Untuk memilih organisasi Islam, jika memang merasa harus memilih, sebenarnya
tidak sulit. Siapa saja di dalam memilih sesuatu selalu mendasarkan pada ukuran tertentu.
Ukuran yang dimaksudkan itu bisa mengikuti apa yang digunakan oleh orang lain, dan atau
bahkan bisa membuatnya sendiri. Yang sekiranya harus dihindari adalah memilih tanpa
mendasarkan pada ukuran yang jelas, melainkan hanya mengikut orang lain. Langkah seperti
itu disebut taqlid. Bertaqlid pada sesuatu yang memang bukan bidangnya, atau dalam
keadaan terpaksa, mungkin bisa dimengerti. Akan tetapi jika masih ada kemungkinan
mempertimbangkan terhadap berbagai pilihan itu, maka taqlid seharusnya dihindari.

Anda mungkin juga menyukai