Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan


“Indonesia Sehat 2010 ” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan yang berarti sikap upaya program pembangunan harus mempunyai
kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat.
Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat ”
yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritasa utama pada upaya
pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitataif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan. Menurut
undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. “Paradigma Sehat”
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit. Salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi).

Perkembangan imunisasi di Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar


pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit
cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang
selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972, juga dilakukan studi
pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus
Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada
tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara


aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan menderita penyakit tersebut.

Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population


immunity (kekebalanmasyarakat) yang tinggisehingga PD31 (penyakit yang dapat
dicegah denganimunisasi) dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat semakinefektif,
bermutu, dan efisien.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penyusunan pedoman ini agar puskesmas mempunyai pedoman


yang baku untuk pelayanan imunisasi di wilayah puskesmas Bandar 1.

2. Tujuan khusus

untuk mencapai tingkat population immunity (kekebalan masyarakat) yang


tinggi sehingga PD31 (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi)

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup sasaran pelayanan imunisasi rutin adalah bayi, anak batita,
anak sekolah dasar kelas I, 2 dan 3 serta WUS ( 15-39 th).

1. Bayi.

Jenis ,usia pemberian , jumlah pemberian serta interval minimal imunisasi


pada bayi adalah :

Jenis Imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian Internal min


Hepatitis B 0-7 hari 1(satu) -
BCG 1 bulan 1(satu) -
Polio(opv) 1,2,3,4 bulan 4(empat) 4 minggu
Polio(ipv) 2,3,4 bulan 3(tiga) 4 minggu
DPT/Hb/Hib 2,3,4 bulan 3 (tiga ) 4 minggu
Campak 9 bulan 1 (satu) 4 minggu

Catatan:

Semua jenis vaksin kecuali Hbo dapat diberikan sampai dengan usia 11
tahun khusus untuk Provinsi JAWA TENGAN . Imunisasi polio diberikan
dalam bentuk suntikan (IPV) sebanyak 3 kali .

2. Anak balita (anak dibawah umur 1tahun ) anak kelas 1Sekolah Dasar.
Jenis imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian
DPT/HB/Hib 18 bulan 1
Campak 24 bulan 1

3. Anak kelas 1 Sekolah Dasar

Pemberian imunisasi pada anak kelas 5 Sekolah Dasar adalah :

Jenis imunisasi Waktu pelaksanaan Keterangan


Campak Bulan Agustus Bulan imunisasi
DT Bulan November Anak Sekolah /BIAS
4. Anak kelas 2 dan 3 SD

Imunisasi pada anak kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar adalah :

Jenis imunisasi Waktu pelaksanaan Keterangan


Td Bulan November BIAS

5. Wanita Usia Subur (WUS)

Yang dimaksud WUS adalah wanita usia 15-39 tahun baik yang hamil
maupun tidak hamil .Pemberian TT pada WUS sesuaikan dengan hasil
screening terhadap status TT.

Tabel berikut menjelaskan internal minimal serta masa imunisasi TT :

Struktur imunisasi Internal pemberian Masa perlindungan


TT 1 - -
TT 2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT4 25 tahun

D. Batasan Operasional

Pelayanan imunisasi dalam gedung dilaksanakan setiap hari senin dan


pelayanan di luar gedung di PKD setiap hari senin dan menyusuaikan jadwal
posyandu masing masing.
E. Landasan Hukum

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005


tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

2. Keputusan Meteri Kesehatan Nomor 1626/Menkes/SK/XII/2005


tentang pedoman pemantauan penanggulan kejadian ikutan pasca imunisasi
perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum

3. Peraturan pemerintah nomor 40 Tahun 1991 tentang penanggulangan


wabah penyakit menular ( Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1991
Nomor 49, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447 )

4. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang


ijin dan penyelenggaraan Praktik bidan ( Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 501

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Imunisasi Dalam Gedung Pendidikan D3 Diampu oleh 1 orang


Kebidanan dengan latar belakang
pendidikan D3 kebidanan

Imunisasi Luar Gedung Pendidikan D3 Diampu oleh 1 – 2 orang


Kebidanan dengan latar belakang
pendidikan D3 kebidanan
yang membina masing
masing desa

B. Distribusi Ketenagaan

Tempat kegiatan Petugas Profesi

Puskesmas Bidan Rahayu W Bidan

PKD & Posyandu Bidan Rita AA Bidan

Bidan Hasni R. P Bidan

Bidan Lisanawati Bidan

Bidan Mefa Y Bidan

Bidan Ria Wida Safitri Bidan

Bidan juwaryanti Bidan

Bidan Rinata Bidan

Bidan Gyanti I P Bidan

Bidan Sherlina Bidan

Bidan Siti Aisyah Bidan

Bidan Dwi Wulan S Bidan

Puskesmas Pembantu Bidan Ria Nur Widuri Bidan


C. Jadwal Kegiatan

Tempat Waktu Petugas

Dalam Gedung Senin Bidan Penyelia


Imunisasi & Bidan
KIA

Luar Gedung Senin & jadwal posyandu Bidan Desa


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Pelayanan KIA, KB

TEMPAT TIDUR
MEJA

MEJA MEJA
RUANG KIA
KOMP USG
IUTER

TEMPAT TIDUR

ALMARI

B. Standar Fasilitas

Standarisasi dalam pelaksanaan imunisasi

Sarana Prasarana :

1. Vaksin carrier

2. Coolpack

3. Vaksin dan Pelarut

4. Auto disable Syringe (ADS)

5. Safety Box

6. Kapas – air hangat

7. Stetoskop

8. Thermometer
9. Timbangan bayi

10. Pengukur panjang badan

11. Gergaji ampul

12. Tempat sampah basah kering

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pemberian imunisasi mempunyai jadwal atau waktu pemberian,


yaitu;

1. BCG

BCG diberikan1 kali pada bayi usia 0-2 bulan, dengan pemberian 0,05 ml,
sebanyak 1 kali di suntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
dengan menggunakan ADS 0,05 ml. Vaksin yang sudah dilarutkan harus
digunakan sebelum lewat 3 jam.

2. DPT/HB/Hib

DPT diberikan 3 kali pada usia 2-11 bulan, Sebelum digunakan vaksin ini
harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen,
disuntikkan secara IM dengan dosis 0,5ml sebanyak 3 dosis.

3. POLIO (ipv)

POLIO diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, diberikan secara IM dengan
dosis 0,5ml, sebanyak 3 dosis.

4. CAMPAK

CAMPAK diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, Sebelum disuntikkan maka


harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut steril yang tersedia 5 ml
cairan pelarut, dan diberikan dengan dosis 0,5ml.

5. HEPATITIS B

HEPATITIS B diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, Sebelum digunakan


vaksin ini harus dikocok terlebih dahulu lalu disuntikkan dengan dosis
0,5ml.

F. Dokumentasi

1. Buku Pencatatan Imunisasi- buku kohort bayi dan kohort ibu


2. Kartu Imunisasi (Buku KIA,KMS,Kartu TT)

3. Buku Stok Vaksin

4. Buku Grafik Pencatatan Suhu

5. Format Pelaporan

6. Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Vaksin

7. Notulen

8. Foto-foto hasi lkegiatan

BAB V

LOGISTIK
A. Vaccine carrier

B. Coolpack

C. Vaksin dan Pelarut

D. Auto disable Syringe (ADS)

E. Safety Box

F. Format pencatatan dan pelaporan

BAB VI

KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan imunisasi perlu
diperhatikan keselamatan kerja petugas terkait dengan melakukan minimalisasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.

BAB VII

KESELAMATAN PASIEN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan imunisasi perlu
diperhatikan keselamatan sasaran terkait dengan melakukan minimalisasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU
1. Tercapainya kegiatan sesuai dengan indikator

2. permasalahan di bahas pada loka karya mini dan pertemuan bidan


setiap bulan

3. Pemantauan PWS

4. Pelaksanaan Sweeping

5. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal

BAB IX

PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi pelaksana imunisasi di puskesmas Bandar 1,
oleh karena itu pelaksanaan kegiatan imunisasi dapat berjalan sesuai indikator yang
telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai