Anda di halaman 1dari 17

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume VIII, No. 2, September 2009, halaman 187 - 203

STUDI MENGENAI PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA PENDIDIKAN PASCA SARJANA
(Studi Kasus Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
Universitas Diponegoro Semarang)

Bagus Ariwidodo
Universitas Diponegoro Semarang

Abstract

The reseach about affected on brand trust to buying decision has been done by
manyresearchers. This research was conducted to analyze factors, that influence on buying
decision. The research problem which proposed in this research is how to improve decision of
buying. To answer the question, the research has developed a model and fout hypotesis has
proposed in the reseach.
Sample used in this research are 100 responden. They are student of Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Diponegoro University, term 30, 31, 32, and 33.The data analysis used in
this research is Structural Equation Modeling (SEM) in AMOS 7,0 program.
The result of SAM analysis complete the Goodness of Fit Index criteria namely: Chi Square
107.633, probability 0,283, RMSEA 0,028, GFI 0,885, AGFI 0,843, TLI 0,988, CFI 0,990, CMIN/
DF 1,076.
Result of the analysis tells that four hypothesis are accepted, H1 : Advertising positively and
significantly affecting Perception of Quality, H2 : Advertising positively and significantly affecting
Brand Trust, H3 : Perception of Quality positively and significantly affecting Brand Trust, H4:
Brand Trust positively and significantly affecting buying decision.

Keywords : Advertising, Perception of Quality, Brand Trus, buying decision.

PENDAHULUAN ekonomi, sekaligus menghadapi tantangan


era globalisasi di masa depan. Pada masa
Latar Belakang yang akan datang, tuntutan akan keahlian
dan kemampuan yang lebih dari pekerja akan

S
emakin jelasnya tantangan kerja seiring semakin meningkat seiring dengan
dengan bertambah kompleksnya per- persaingan dalam memperoleh pekerjaan itu
kembangan ekonomi, perkembangan sendiri karena setiap perusahaan pasti
pendidikan yang lebih tinggi senantiasa menginginkan seseorang/karyawan yang
menjadi tuntutan masyarakat dalam proses memiliki kelebihan dibandingkan dengan
membangun kembali di masa pasca krisis yang lain.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 187


Bagus Ariwidodo

Dalam usaha meningkatkan kemam- pendidikan yang lebih tinggi, dalam hal ini
puan sekaligus pengetahuan tersebut maka jenjang pendidikan S2, atau Program Pasca
seseorang haruslah belajar dan belajar Sarjana, maka Program pasca sarjana telah
sehingga pengetahuan dan kemampuannya banyak dibuka khususnya di berbagai
akan bertambah. Bagi sebagian orang, dapat unversitas di Semarang dengan menawarkan
memasuki jenjang pendidikan formal berbagai macam program studi. Salah satu
khususnya jenjang sarjana (S1) adalah Program Pasca Sarjana yang paling
sesuatu yang sangat diidam-idamkan, terkemuka di Semarang Adalah Program
namun bagi sebagian lagi yang telah masuk Pasca Sarjana Magister Manajemen
dalam jenjang pendidikan tersebut hanya Universitas Diponegoro. Program Studi
sedikit yang menyadari pentingnya untuk Magister Manajemen Universitas Diponegoro
menggali lebih dalam tentang ilmu yang telah memperoleh akreditasi Direktorat Jendral
diperoleh yang tentunya dilakukan dengan Pendidikan Tinggi pada tanggal 4 Juli 1994
mengikuti jenjang pendidikan yang lebih melalui SK DIKTI DEPDIKBUD No. 166/DIKTI/
tinggi lagi yaitu jenjang pasca sarjana (S2). Kep 1994 dengan kategori pendidikan pasca
Pasca sarjana merupakan suatu sarjana bergelar MM dalam bidang studi
program pendidikan lanjutan yang manajemen. Peserta program untuk angkatan
diperuntukan bagi lulusan strata 1 (S1) yang pertama berasal dari berbagai instansi, antara
ingin lebih menggali dan mendalami ilmu lain kopertis wilayah IV, Bank Mandiri,
yang telah diperoleh selama mengikuti karyawan swasta dan dari alumni strata-1
pendidikan S1. Dari sekian banyak berbagai perguruan tinggi negeri.
mahasiswa lulusan S1, tidak banyak yang Program Magister Manajemen Undip
langsung mengambil pasca sarjana dengan memberikan peserta program, bagaimana
alasan ingin bekerja terlebih dahulu. esensi manajemen secara keseluruhan, yang
Berdasarkan uraian diatas, banyak dijumpai dibutuhkan untuk menghadapi berbagai
mahasiswa yang mengambil program pasca perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat
sarjana pada umumnya adalah mereka yang dihindari dan terjadi secara cepat. Peserta
telah bekerja (kalangan professional), dan program dapat menerapkan berbagai konsep
menginginkan perkembangan karir. Dalam manajemen ke dalam aplikasi bisnis. Program
dunia kerja, pada umumnya lulusan S1 dan ini memberikan peluang kepada para peserta
S2 memiliki tingkat/level pekerjaan yang program untuk mendiskusikan isu-isu bisnis
berbeda. Semisal lulusan S1 berada di dengan para kolega, praktisi dan dosen-dosen
tingkat/level manajer menengah ke bawah yang ahli dibidangnya. Saat ini program Pasca
sementara untuk lulusan S2 berada di level sarjana Magister Manajemen undip telah
manajemen menengah ke atas. Atas dasar terdapat 33 angkatan. Berikut adalah data
pertimbangan tersebut, tak dapat dipungkiri jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di
bahwa lambat laun kebutuhan masyarakat program Pasca sarjana Magister Manajemen
akan akan jenjang pendidikan yang lebih undip angkatan 31 sampai 33. Dari data
tinggi (S2) semakin meningkat. jumlah mahasiswa Pasca Sarjana Magister
Dengan semakin meningkatnya Manajemen Universitas Diponegoro diatas,
kebutuhan masyarakat akan jenjang dapat kita lihat bahwa terjadi fluktuasi

188 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

penurunan dan kenaikan jumlah mahasiswa acara open house, dan orang yang sedang
yang mendaftar pada masing –masing atau pernah menempuh pendidikan di
angkatan. Walaupun demikian prosentase Universitas yang akan mereka masuki
penurunan jumlah mahasiswa yang mendaftar (Bambang Haryadi, Soekarno, Richard
cenderung semakin tinggi. Tercatat penam- Llewelyn, 2005). Hal tersebut tentunya juga
bahan prosentase penurunan jumlah terjadi pada calon mahasiswa yang akan
pendaftar sebanyak 2 persen, dari penurunan meneruskan studi S2 di Program Pasca
jumlah mahasiswa baru angkatan 30 ke 31, Sarjana Magister Manajemen Universitas
sebesar 25 persen (dari 127 pendaftar turun Diponegoro.
menjadi 95 pendaftar), menjadi 27 persen Salah satu faktor yang diduga
pada angkatan 32 ke 33 (dari 116 pendaftar berpengaruh besar dalam membangun
turun menjadi 79 pendaftar). Dari data tersebut keputusan untuk mengikuti program pasca
juga dapat diketahui bahwa terjadi lebih sarjana di Magister Manajemen Undip adalah
banyak penurunan jumlah mahasiswa baru, intensitas dalam membangun persepsi
yakni sebanyak dua kali penurunan, pada kualitas dan kepercayaan melalui promosi.
angkatan 30 ke 31, dan 32 ke 33, sedangkan Maka dari itu, promosi harus terus dilakukan
tercatat hanya sekali kenaikan pada angkatan dengan kreasi-kreasi yang mampu menusuk
31 ke 32. titik harapan konsumen sehingga tertancap
Peneltian ini dilakukan pada program citra baik dalam arti yang luas tentang produk
pasca sarjana Magister Manajemen tersebut.(Bambang Asmarabudi, dalam
Universitas Diponegoro Semarang yang Utomo 2008).
dimaksudkan untuk lebih mengetahui faktor- Menurut Howard (1994) kepercayaan
faktor apa saja yang mendorong keputusan konsumen dapat meningkat ketika calon
mahasiswa untuk mengikuti pendidikan S2. pembeli sudah mendapatkan keterangan
Calon konsumen (dalam hal ini calon yang jelas seperti pesan iklan (informasi)
mahasiswa baru), sebelum masuk dan yang ditanyangkan secara berulang-ulang,
mengikuti perkuliahan pasti mempunyai brosur, pemasaran langsung dan lainnya.
persepsi terhadap kualitas pendidikan, Berdasarkan uraian diatas maka
fasilitas, dan staf pengajar yang berbeda- peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
beda, misalnya sebelum masuk, dan menjadi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa di universitas yang akan mereka keputusan mahasiswa untuk mengikuti study
masuki, mereka berangan-angan nantinya di Program Pasca Sarjana Magister
akan mendapatkan pendidikan dengan Manajemen Universitas Diponegoro. Maka
kualitas tinggi. dari itu peneliti mengambil judul penelitian “
Persepsi calon mahasiswa tersebut Study mengenai pengaruh kepercayaan
terbentuk melalui simultan-simultan yang merek serta pengaruhnya terhadap
mereka peroleh sebelum menjadi mahasiswa keputusan pembelian jasa Pendidikan Pasca
Program Pasca Sarjana Magister Sarjana (S2)”. ( Studi kasus Program Pasca
Manajemen Universitas Diponegoro. Sarjana Magister Managemen Universitas
Simultan-simultan itu antara lain, berupa Diponegoro Semarang ).
informasi dari brosur, iklan, teman, keluarga,

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 189


Bagus Ariwidodo

TELAAH PUSTAKA DAN konsumen akan mengambil keputusan untuk


PENGEMBANGAN MODEL membeli atau memutuskan untuk tidak
membeli yang disebabkan produk tidak
Keputusan Pembelian sesuai dan mempertimbangkan atau
Sebelum merencanakan pemasaran, menunda pembelian pada masa yang akan
suatu perusahaan perlu mengidentifikasi datang.
konsumen, sasarannya dan proses Menurut Swastha (1990), untuk
keputusan mereka. Walaupun banyak memahami perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian melibatkan hanya satu memenuhi kebutuhannya, dapat dikemu-
pengambilan keputusan, keputusan yang lain kakan dua model proses pembelian yang
mungkin melibatkan beberapa pesarta yang dilakukan oleh konsumen, yaitu :
memerankan peran, pencetus ide, pemberi 1. Model phenomenologis, model perilaku
pengaruh, pengambil keputusan, pembeli konsumen ini berusaha mereprodusir
dan pemakai. Di sini tugas pemasar adalah perasaan-perasaan mental dan
mengidentifikasi peserta pembelian lain, emosional yang dialami konsumen dalam
kriteria pembelian mereka dan pengaruh memecahkan masalah pembelian yang
mereka terhadap pembeli. Program sesungguhnya.
pemasaran harus dirancang untuk menarik 2. Model logis, model perilaku konsumen
dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya yang berusaha menggambarkan struktur
pembeli. dan tahap-tahap keputusan yang diambil
Keinginan untuk membeli timbul konsumen mengenai ( a ) jenis, bentuk,
setelah konsumen merasa tertarik dan ingin modal, dan jumlah yang akan dibeli, ( b )
memakai produk yang dilihatnya, menurut tempat dan saat pembelian, ( c ) harga
Howard dan Shay (dalam Basu Swastha dan cara pembayaran.
Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying Setelah konsumen memperoleh
intention) akan melalui lima tahapan, yaitu : informasi tentang suatu produk mereka
1. Pemenuhan kebutuhan (need) menggunakan informasi tersebut untuk
2. Pemahaman kebutuhan (recognition) mengevaluasi sumber-sumber pada ciri-ciri
3. proses mencari barang (search) seperti karakteristik barang dagangan yang
4. Proses evaluasi (evaluation) dijual, pelayanan yang diberikan, harga,
5. Pengambilan keputusan pembalian kenyamanan, personil dan fisik (Boyd et al,
(decision) 2000 : 129). Konsumen biasanya memilih
Informasi mengenai produk sumber yang mereka anggap memperlihatkan
mendasari proses membeli sehingga ciri yang paling penting bagi mereka.
akhirnya muncul suatu kebutuhan, di sini Suatu pembalian tidak langsung
konsumen akan mempertimbangkan dan terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui,
memahami kebutuhan tersebut, apabila mengenal dan kemudian memiliki produk
penilaian pada produk sudah jelas maka tersebut (Koeswara, 1995), tahap-tahap
konsumen akan mencari produk yang proses pembelian ini dapat dibagi atas lima
dimaksud, yang kemudian akan berlanjut langkah, yaitu :
pada evaluasi produk dan akhirnya

190 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

 Mengetahui masalahnya (Recognation of Liang dan Wang 2004: 70) mencoba


problem) menjelaskan kepercayaan melalui konsep
 Mencari informasi (Search for kepercayaan dan realibilitas. Menurut
information) mereka kepercayaan adalah tingkat
 Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation kepercayaan terhadap realibilitas dan
of alternatif) kejujuran dari pihak lain.
 Memilih salah satu alternatif (Choice) Menurut Delgado dan Aleman (2002),
 Menentukan hasil pilihan (Outcome) kepercayaan merek merefleksikan 2
komponen yakni brand reability dan brand
2.1.2. Kepercayaan Merek intentions. Brand reability bersumber pada
Menurut Costabile (1998, dalam erna keyakinan konsumen bahwa produk tersebut
2005) kepercayaan atau trust didefinisikan mampu memenuhi nilai yang dijanjikan.
sebagai persepsi akan keterhandalan dari Dengan kata lain, persepsi bahwa merek
sudut pandang konsumen didasarkan pada tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan
pengalaman, atau lebih pada urut-urutan memberikan kepuasan. Brand reability
transaksi atau interaksi yang diccirikan oleh merupakan hal yang paling mendasar bagi
terpenuhinya harapan akan kinerja produk terciptanya kepercayaan terhadap merek
dan kepuasan. Menurut Kotler (2000), karena kemampuan merek memenuhi nilai
keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang yang dijanjikan membuat konsumen yakin
dianut seseorang tentang suatu hal. Menurut akan kepuasan yang sama diasa depan.
Howard (1994), kepercayaan konsumen Sedangkan brand intention didasarkan pada
adalah bagaimana pembeli dapat yakin atas keyakinan konsumen bahwa merek tersebut
keputusan mereka terhadap keputusan akan mampu mempertahankan kepentingan
mereka terhadap merk tertentu, apakah konsumen ketika masalah dalam konsumsi
produk tersebut dapat memuaskan pembeli produk muncul secara tidak terduga.
atau tidak. Hal serupa juga Journal of Product
Menurut Deutch (1958, dalam Lau and Management (dalam http://mark-
dan Lee, 1999), Trust didefinisikan sebagai plusforum.blogs.com/markplus forum/,
ekspektasi oleh sebuah pihak dalam sebuah dimana menurut jurnal tersebut, brand trust
transaksi dan resiko yang berkaiatan dalam terbentuk oleh daua faktor yaitu brand
bentuk asumsi dan tindakan sebagai sebuah reability dan brand intention. Brand reability
ekspektasi. Kepercayaan adalah keinginan dipahami sebagai kepuasan pelanggan yang
untuk mempercayai pihak lain dalam mengakibatkan pelanggan semakin yakin
menghadapi risiko dimana keinginan ini kepada suatu merek sehinggan pelanggan
berasal dari pemahaman pihak lain yang akan cenderung memilih merek tersebut dan
berdasarkan pengalaman masa lalu. tidak beralih kepada merek lain.
Menurut Moorman (1993), keper-
cayaan adalah sebuah keinginan untuk 2.1.3. Persepsi Kualitas
percaya kepada partnernya dalam transaksi Menurut Himawan Wijanarko (dalam
dengan pihak lain, yang dijalin dengan rasa http://jakartaconsulting.com) jika berbicara
percaya. Morgan dan Hunt (1994, dalam mengenai customer care pada dasarnya

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 191


Bagus Ariwidodo

adalah bagaimana mengelola fasilitas bagaimana suatu merek dipersepsikan


sekaligus persepsi. Realitas berkenaan sehingga dengan diketahuinya persepsi
dengan pengelolaan performance secara pelanggan terhadap kualitas dan merek yang
aktual. Tetapi yang juga tidak boleh dimiliki, maka badan usaha dapat
terlewatkan adalah bagaimana performa tadi menentukan langkah-langkah apa yang
diterima (peceived) oleh pelanggan. Banyak dapat diambil guna memperkuat persepsi
kita temui kenyataan betapa performance pelanggannya terhadap merek yang dimiliki
yang bagus tidak tidak serta merta oleh badan usaha tersebut (Aaker, 1996).
dipersepsikan bagus oleh pelanggan. Menurut Zeithaml (1998), persepsi kualitas
Dengan demikian dalam customer care kita didefinisikan sebagai pendapat seseorang
tidak dapat hanya bertumpu pada mengenai seluruh keunggulan produk.
performance belaka, tapi juga memahami Persepsi kualitas adalah (1) berbeda dari
pelanggan kita, kebutuhannya, keinginannya kualitas sesungguhnya, (2) memiliki tingkat
, dan harapan-harapannya. keabstrakan lebih tinggi dibandingkan atribut
Kualitas pada dasarnya merupakan spesifik dari produk, (3)sebuah penilaian
dorongan pelanggan. Hal ini disebabkan yang global, yang mana pada beberapa
kerena pelanggan yang menentukan kasus lebih menyerupai sikap, (4) penilaian
keputusan terakhir dan kualitas produk yang yang berasal dari diri konsumen berdasarkan
ada di pasar. Pengukuran kualitas dari segi apa yang ada dalam ingatannya.
pemasaran harus menggunakan sudut
pandang konsumen terhadap kualitas 2.1.4. Stimuli Iklan
(Stanton, Etzel, dan Walker 1994). Pengertian iklan menurut Reinald
Menurut Aaker (1991) “ perceived Kasali (1995), adalah segala bentuk pesan
quality can be defined as the customer’s yang disampaikan lewat media , yang
perception of the overall quality or superiority ditujukan kepada sebagian atau seluruh
of a product, service with respect to its masyarakat. Penyajian pesan itu harus dapat
intended purpose relative to alternative. “ disuarakan atau diperhatikan dan dibiayai
yang berarti bahwa kualitas yang secara terbuka untuk suatu produk, jasa, atau
dipersepsikan itu merupakan persepsi ide. Menurut Frank Jefkins (1997), periklanan
pelanggan terhadap kualitas produk atau jasa merupakan pesan-pesan penjualan yang
secara keseluruhan berkenaan dengan paling persuasif yang diarahkan kepada
maksud yang diharapkan, dimana bersifat (calon) konsumen potensial atas produk
relatif terhadap alternatif-alternatif. Perceived barang dan jasa tertentu dengan biaya yang
quality dari suatu produk mempunyai kaitan paling ekonomis.
erat dengan bagaiman suatu merek Sedangkan Keller (1998, dalam
dipersepsikan (Aaker 1991). Jika suatu Magdalena 2004) mendefinisikan advertising
produk/jasa memiliki perceived quality yang sebagai “any paid form of non personal
jelek maka akan berpengaruh terhadap presentation and promotion of ideas, goods,
merek dan produk/jasa tersebut akan or services by an identified sponsor.” Istilah
menjadi jelek. Perceived quality meliputi ‘paid’ disini berarti bahwa secara umum ruang
segala sesuatu yang berkaitan dengan atau waktu untuk menyampaikan pesan iklan

192 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

harus dibeli. Pernyataan di atas dapat 4. Merupakan alat komunikasi, periklanan


diartikan bahwa periklanan terdiri dari semua merupakan suatu alat untuk membuka
kegiatan penyajian non personal, suatu komunikasi dua arah antara penjual dan
pesan tertentu, dan mempromosikan ide-ide, pembeli, sehingga keinginan mereka
barang-barang atau jasa yang dilakukan oleh dapat terpenuhi dengan cara yang efektif
sponsor yang telah dikenal atau diketahui dan efisien.
oleh umum. Komponen non personal dan Menurut Mela et al (1997), berdasar-
iklan meliputi media masa seperti televisi, kan jangka waktunya efek dari periklanan
radio, majalah, surat kabar ) yang dapat pada perilaku pilihan merek dapat dibagi
menyampaikan suatu pesan kepada suatu menjadi tiga :
kelompok besar, seringkali pada saat yang 1. Efek jangka pendek, yaitu efek langsung
bersamaan. dari periklanan yang terjadi (misalnya ,
Pengertian iklan juga Duun dan Mingguan)
Barban (1982), yang menyatakan bahwa iklan 2. Efek jangka menengah, yaitu efek
adalah kumpulan tanda-tanda dan simbol periklanan yang terjadi dalam kurun
yang dapat diletakkan secara bersama-sama waktu antara minggu ke 4 sampai
dalam sejumlah cara yang tidak terbatas. minggu ke 6)
Dalam http://www.brandoctors.com/ dikatakan 3. Efek jangka panjang, yaitu efek kumulatif
bahwa efektifitas iklan dapat diartikan sebagai pada perilaku pilihan merek konsumen
kemampuan dari iklan untuk mencapai tujuan yang bisa mencapai bertahun-tahun yang
dari dibuatnya iklan tersebut. Menurut disebut sebagai carryofer effect.
Weilbacher (2001), iklan merupakan alat untuk
berkomunikasi secara meyakinkan dengan
konsumen. Menurut Basu Swastha (1984), 2.1.5. Hubungan Stimuli Iklan dengan
periklanan mempunyai beberapa fungsi yaitu : Persepsi Kualitas
1. Memberikan informasi, iklan dapat Salah satu dampak dari informasi
memberikan informasi yang baik yang ditimbulkan pleh kegiatan-kegiatan
mengenai barang, harga, atau informasi pemasaran, terutama kegiatan pemasaran
lain yang mempunyai kegunaan bagi terintegrasi adalah timbulnya persepsi-
konsumen. persepsi dalam diri konsumen. Kotler dan
2. Membujuk dan mempengaruhi, seringkali Amstrong (2004), mendefinisikan persepsi
periklanan tidak hanya bersifat memberi- sebagai proses dengan mana orang-orang
tahu saja, tapi juga bersifat membujuk memilih mengorganisasikan dan menafsirkan
terutama kepada pembeli-pembeli informasi untuk membentuk sebuah
potensial, yang menyatakan bahwa suatu gambaran dunia yang bermakna (the process
produk lebih baik dari produk lain. by which people select, orgaze, and intepret
3. Menciptakan kesan, dengan sebuah information to form a meaningfull picture of
iklan orang akan mempunyai suatu the world). Menurut Moorthy dan Hawkins
kesan tertentu tentang apa yang (2003, dalam Magdalena, 2004) setidaknya
diiklankan. ada tiga cara diman iklan dapat membentuk

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 193


Bagus Ariwidodo

persepsi konsumen akan kualitas produk kualitas mereka.


yaitu : Menurut W hite (1997), melalui
1. Dengan memberikan informasi program periklanan badan usaha melengkapi
mengenai atribut produk para pembeli dengan informasi yang
2. Dengan meningkatkan keakraban memperkuat kesadaran dan pengetahian
(familiary) konsumen dengan merek yang diiklankan. Iklan merupakan merupakan
tersebut. salah satu sumber untuk memperoleh
3. Dengan membentuk perilaku sesuatu mengenai produk ( Chandy 2001,
konsumen terhadap iklan tersebut. dalam Magdalena). Menurut Boyd (2000),
Menurut Erdem, Keane dan Sun, harapan konsumen tentang kinerja suatu
(1999, dalam Magdalena 2004) konsumen produk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ini
dapat menggunakan market signal untuk mencakup kekuatan dan urgensi dari
menduga kualitas suatu produk. Menurut kebutuhan seseorang dan informasi yang
Tirole (1991), terdapat suatu literatur dalam dikumpulkan selama proses pengambilan
information economics yang menyatakan keputusan.
bahwa harga dan iklan akan berfungsi Berdasarkan keterkaitan diatas,
sebagai tanda(signals) yang dapat dipercaya maka hipotesis yang dapat dimunculkan
ketika penjual menemukan akan meng- adalah :
untungkan untuk “menipu” dengan
H1 : Semakin kuat stimuli iklan maka
memberikan suatu market signal yang salah,
semakin tinggi persepsi kualitas.
seperti misalnya mengenakan suatu harga
yang tinggi untuk suatu kualitas yang rendah.
2.1.6. Hubungan Stimuli Iklan Dengan
Erdem, Keane dan Sun (1999), mengatakan
Kepercayaan Merek
bahwa iklan dapat memberikan informasi
Philip Kotler (1997) mengatakan bahwa
secara langsung mengenai kualitas suatu
salah satu tujuan dari perusahaan untuk
produk.
membuat iklan adalah untuk memberikan
Menurut Wells, Burnett, dan Moritarty
informasi mengenai produk/jasa perusahaan.
(1995), melalui iklan, orang dapat mempunyai
Iklan merupakan segala bentuk pesan tentang
opini yang menyenangkan atau tidak
suatu produk yang diimpikan melalui sesuatu
menyenangkan terhadap produk yang
media tertentu, ditujukan pada sebagian atau
diiklankan Selain itu iklan juga mampu
seluruh masyarakat dengan manfaat
menciptakan daya tarik ( appeal) yang dapat
memperluas alternatif bagi konsumen,
membuat produk yang diiklankan menjadi
membantu produsen menimbulkan
menarik bagi konsumen. Appeal digunakan
kepercayaan kepada konsumennya,
untuk menciptakan sesuatu seperti misalnya
mengingat serta percaya terhadap suatu
kualitas produk yang mahal. Menurut
produk. Sikap (attitude) merupakan suatu
Vakratsas dan Ambler (1999), suatu merek
evaluasi kognitif yang menguntungkan atau
produk berkualitas tinggi seharusnya lebih
tidak menguntungkan, perasaan emosional,
banyak melakukan iklan yang menghilang-
dan kecenderungan tindakan yang mapan dari
kan kerancuan, meningkatkan persepsi

194 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

seseorang terhadap objek atau ide. Sikap terdiri kredibilitas merek di mata pelanggan atas
dari tiga komponen yaitu kognitif (cognitive), merek tersebut.
Afektif (affective), atau perilaku (behavior) Bardasarkan keterkaitan diatas,
(Assael, 1995; Schiffman, 1994). maka hipotesis yang dapat dimunculkan
Komponen kognitif terdiri dari adalah :
kepercayaan konsumen terhadap suatu
H2 : Semakin kuat Stimuli iklan maka
obyek. Kognitif merupakan pengetahuan dan
Semakin tinggi kepercayaan merek.
persepsi yang diperoleh dari kombinasi
pengalaman langsung dari obyek sikap dan
2.1.7. Hubungan Persepsi kualitas dan
informasi yang berhubungan dari berbagai
Kepercayaan Merek
sumber. Pengetahuan dan persepsi ini akan
Menurut Worchel (1979, dalam Lau
membentuk kepercayaan. Pengaruh
dan Lee, 1999), kepercayaan melibatkan
periklanan terhadap sikap kognitif
sebuah ekspektasi bahwa pihak lain akan
diantaranya terdiri dari perhatian, kesadaran,
dapat memberikan hasil yang positif,
informasi, dan kepercayaan. Komponen
meskipun ada kemungkinan kinerjanya dapat
brand afektif (brand Evaluation) merupakan
memberikan hasil yang negatif.
perasaan atau reaksi mosi terhadap suatu
Aaker (1991) menyatakan bahwa
objek. Emosi dan perasaan ini akan
asosiasi merek dapat mempengaruhi rasa
meningkat secara bertahap pada saat
percaya diri pelanggan atas keputusan
konsumen melakukan pengamatan terhadap
pembelian melalui penciptaan kredibilitas
suatu produk. Sikap afektif terdiri dari
merek yang baik di benak pelanggan. Merek
kesukaan, preferensi, dan keyakinan. Konatif
dengan kredibilitas. Yang baik menciptakan
atau komponen perilaku menitikberatkan
kepercayaan yang besar atas merek
pada kemungkinan atau kecenderungan
tersebut. Positive benefit association mampu
individu untuk mengambil tindakan spesifik.
memberikan reason to buy yang dapat
Komponen konatif tersebut bisa perilaku
mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan
aktual itu sendiri (intention to buy), yaitu
atas keputusan pembelian.( Assael, 1992).
kecenderungan konsumen untuk bertindak
Menurut Anderson dan Narus (1990),
terhadap obyek.
dalam menciptakan kepercayaan, suatu
Menurut Howard (1994), kepercayaan
pihak harus percaya pihak lain bahwa Ia
konsumen dapat meningkat ketika calon
dapat memberikan kinerja yang positif
pembeli sudah mendapatkan keterangan yang
terlebih dahulu, Konsekuensinya, untuk
jelas seperti pesan iklan (informasi) yang
percaya kepada merek tertentu, persepsi
ditayangkan secara berulang-ulang, brosur,
akan kualitas akan berpengaruh secara
pemasaran langsung dan lainnya.
positif terhadap konsumen. Berdasarkan
Menurut Aaker (1991) rasa percaya
keterkaitan diatas, maka hipotesis yang dapat
diri pelanggan atas keputusan pembelian
dimunculkan adalah :
disebabkan karena kedekatan pelanggan
dengan merek baik itu disebabkan oleh H3 : Semakin tinggi persepsi kualitas maka
pengiklanan dan kepopuleran merek, semakin tinggi kepercayaan merek.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 195


Bagus Ariwidodo

2.1.8. Hubungan Kepercayaan Merek Kerangka Pemikiran Teoritis


Dengan Keputusan Pembelian Berdasarkan landasan teori yang
Keputusan pembelian dipengaruhi dikembangkan diatas, sebuah model
oleh banyak hal. Salah satunya dipengaruhi konseptual disajikan seperti dalam gambar
oleh psikologi konsumen. Kepercayaan berikut ini :
merek bersumber pada pengalaman
konsumen (Costabile 2002). Dari sudut
pandang konsumen, kepercayaan merek
merupakan variabel psikologi yang
mencerminkan sejumlah akumulasi perkiraan
yang melibatkan kredibilitas, integritas, dan
kebaikan (benevolence) yang mereka
lekatkan padamerek (Gurviez dan Korchia,
2002).
Pengalaman merupakan hasil dari
proses psikologi konsumen dan tercipta bila
ada keterlibatan dari konsumen selama
proses pra pembelian maupun pada saat
pembelian baik baik dalam bentuk dorongan
motivasi maupun dalam bentuk multi-
dimensional (Broderick dan Foxall, 1999).
Keterlibatan diaktifkan ketika konsumen
merasakan objek (produk, jasa, atau pesan
promosi.) membantu dalam memenuhi Indikator variablel stimuli iklan, persepsi
kebutuhan, tujuan, dan nilai yang penting kualitas, kepercayaan merek, dan keputusan
(Engel, Blackwell dan Miniard, 1994). Dalam pembelian
rangka mendapatkan informasi yang akurat
mengenai perilaku konsumen, maka Stimuli iklan
keterlibatan jangan dipandang hanya dari Indikator variabel periklanan meliputi :
semua tingkatan semata namun juga semua X1 : Iklan memberikan informasi yang jelas
aspek dalam keterlibatan harus diper- X2 : Iklan memberikan informasi yang dapat
timbangkan secara simultan. (Laurent dan dipercaya
Kapfere, 1985) X3 : Iklan dirancang dengan kreatif
Berdasarkan keterkaitan diatas, X4 : Frekuensi penampilan iklan
maka hipotesis yang dapat dimunculkan
adalah : Persepsi Kualitas
H4 : Semakin tinggi kepercayaan merek Indikator variabel persepsi kualitas meliputi :
maka semakin tinggi keputusan X5: Kualitas kurikulum studi Magister
pembelian. Manajemen yang terstruktur dengan
baik

196 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

X6 : Kualitas dosen / staff pengajar MM (Hadi, 1997 : 220). Menurut Djarwanto (1993),
undip yang handal populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek
X7 : Fasilitas penunjang perkuliahan yang (satuan-satuan dalam individu-individu) yang
lengkap karakteristiknya hendak diduga. Dalam
X8 : Fasilitas perpustakaan yang lengkap penelitian ini, populasi yang digunakan adalah
X9: Fasilitas laboratorium computer yang mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister
canggih Manajemen Universitas Diponegoro angkatan
X10: Lokasi dan suasana kampus yang 30, 31, 32, dan 33.
kondusif Sampel adalah sejumlah individu yang
jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Hadi,
Kepercayaan Merek 1997 : 221). Sedangkan menurut Djarwanto
Indikator variable kepercayaan merek (1993), sampel adalah sebagian dari populasi
meliputi : yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan
X11: Program Pasca Sarjana Magister dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi.
Manajemen Undip memiliki reputasi Penalitian ini mengambil sampel mahasiswa
yang tinggi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
X12: Program Pasca Sarjana Magister Universitas Diponegoro Semarang angkatan
Manajemen Undip kualitasnya terjamin 30, 31, 32, dan 33. Berdasarkan data yang
X13: Program Pasca Sarjana Magister diperoleh dari bagian administrasi, jumlah
Manajemen Undip akan memenuhi janji mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister
untuk memberikan kualitas pendidikan Manajemen Universitas Diponegoro Semarang
yang terbaik. angkatan 30, 31, 32, dan 33, sebanyak 391
X14: ProgramMM Undip akan dapat orang. Untuk menentukan ukuran sampel
memenuhi kebutuhan saya akan penelitian dari populasi tersebut dapat
pendidikan yang berkualitas. digunakan rumus Slovin
Dari perhitungan dengan menggunakan
Keputusan Pembelian rumus Slovin, maka dapat diketahui bahwa
Indikator Keputusan Pembelian meliputi: jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
X15: Melakukan keputusan untuk mendaftar ini sebanyak 80 orang. Namun demikian dengan
ke Program Pasca Sarjana Magister tujuan untuk mendapatkan data yang lebih
Manajemen Undip dengan cepat mewakili mayoritas populasi yang ada, serta
X16: Melakukan keputusan untuk mendaftar harapan akan hasil penelitian yang lebih tajam,
ke Program Pasca Sarjana Magister maka dalam penelitian ini ditetapkan bahwa
Manajemen Undip tanpa banyak jumlah sampel yang akan diteliti adalah
melakukan pertimbangan. sebanyak 100 orang. Penentuan sampel dalam
penelitian ini bersifat tidak acak (non-probability
METODE PENELITIAN sampling), di mana anggota populasi tidak diberi
peluang yang dapat dihitung untuk dipilih
Populasi dan Sampel menjadi anggota sampel (Warsito, 1995. Dalam
Populasi adalah sejumlah individu yang penelitian ini, metode pengambilan sampel
mempunyai sifat atau kepentingan yang sama dengan menggunakan metode Purposive

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 197


Bagus Ariwidodo

Sampling, yaitu pengambilan sampel yang diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk
berdasarkan pertimbangan tertentu dan harus menganalisis data harus yang sesuai dengan
representative/mewakili populasi yang akan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti.
diteliti. Adapun pertimbangan-pertimbangan Untuk menganalisis data digunakan Structural
yang dilakukan dalam mengambil sampel yang Equation Modeling (SEM) dari paket software
akan diteliti, antara lain : statistik AMOS 7.0 dalam model dan
1. Responden yang diteliti adalah mahasiswa pengkajian hipotesis. Model persamaan
Program Pasca Sarjana Magister struktural. Structural Equation Modeling (SEM)
Manajemen Universitas Diponegoro adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal
Semarang angkatan 30, 31, 32, dan 33. yang memungkinkan pengujian sebuah
2. Responden yang diteliti adalah rangkaian hubungan relatif “rumit” secara
mahasiswa yang masih aktif mengikuti simultan (Ferdinand, 2006). Alasan penelitian
perkuliahan dan tercatat sebagai ini dilakukan dengan SEM dikarenakan dalam
mahasiswa Program Pasca Sarjana model penelitian ini digunakan variabel
Magister Manajemen Universitas intervening, yaitu persepsi kualitas dan
Diponegoro Semarang. kepercayaan merek, disamping itu masing-
masing variabel diukur melalui indikator-
Teknik Analisis indikator sehingga perlu diuji kelayakan model
Analisis data dan interpretasi untuk apakah model yang dianalisis dalam penelitian
penelitian yang ditujukan untuk menjawab ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam
rangka mengungkap sosial tertentu. Analisis ANALISIS DATA
data adalah proses penyederhanaan data ke Hasil pengolahan data untuk analisis
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca full model SEM ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1
Hasil Pengujian Full Model Structural Equation Model (SEM)
UJI KELAYAKAN MODEL

Chi Square = 107.633


e1 e2 e3 e4 df = 100
Prob = .283
.68 .51 .55 .64 RMSEA = .028
x1 x2 x3 x4 Chi square / df = 1.076
GFI = .885
.82 .71
.74 .80
AGFI = .843
TLI= .988
Periklanan CFI = .990

z2 z3
.37
.78
.32 .23
.88 x15 e15
.43 Kepercayaan .48 Keputusan
Pembelian .61
Merek .78
Jasa x16 e16
.75 .69 .76 .83
z1 .30 .56 .47 .57 .69
.18 x11 x12 x13 x14

Persepsi
Kualitas
e11 e12 e13 e14
.82 .77 .81
.77 .74 .78
.67 .59 .60 .55 .61 .66

x5 x6 x7 x8 x9 x10

e5 e6 e7 e8 e9 e10
Sumber : Data primer yang diolah, 2009

198 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

Tabel 1 pada bab sebelumnya. Pengujian hipotesis


Hasil Pengujian Kelayakan Model penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai
Structural Equation Model (SEM) Critical Ratio (CR) dari suatu hubungan
kausalitas dari hasil pengolahan SEM
Goodness of Cut-off Hasil Evaluasi sebagaimana pada Tabel 2.
Fit Indeks Value Analisis Model Berdasarkan hasil dari persamaan
struktural tersebut diperoleh hasil pengujian
Chi – Square Kecil 107.633 Baik hipotesis sebagai berikut :
Probability  0.05 0.283 Baik
RMSEA  0.08 0.028 Baik 1. Pengujian Hipotesis 1
GFI  0.90 0.885 Marginal Parameter estimasi untuk pengujian
AGFI  0.90 0.843 Marginal pengaruh Stimuli Iklan terhadap Persepsi
CMIN / DF  2.00 1.076 Baik kualitas diperoleh koefisien dengan arah
TLI  0.95 0.988 Baik positif dengan nilai CR sebesar 3,747 dengan
CFI  0.95 0.990 Baik
probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas
tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan
Sumber : Data primer yang diolah
demikian maka dapat disimpulkan bahwa
Periklanan memiliki pengaruh positif
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terhadap Persepsi kualitas. Hal ini berarti
model yang digunakan dapat diterima. Hipotesis 1 diterima.
Tingkat signifikansi sebesar 0,283
menunjukkan sebagai suatu model 2. Pengujian Hipotesis 2
persamaan struktural yang baik. Indeks Parameter estimasi untuk pengujian
pengukuran TLI, CFI, CMIN/DF dan RMSEA pengaruh Stimuli Iklan terhadap
berada dalam rentang nilai yang diharapkan Kepercayaan Merek diperoleh koesiien
meskipun GFI dan AGFI diterima secara dengan arah positif dengan nilai CR sebesar
kurang baik (marginal). 3,051 dengan probabilitas sebesar 0,002.
Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari 0,05.
4.2.3 Pengujan Hipotesis Dengan demikian maka dapat disimpulkan
Setelah semua asumsi dapat bahwa Periklanan memiliki pengaruh positif
dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan terhadap Kepercayaan Merek. Hal ini berarti
pengujian hipotesis sebagaimana diajukan Hipotesis 2 diterima.
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis
Estimate S.E. C.R. P
Persepsi_Kualitas <-- Stimuli Iklan 0.381 0.102 3.747 0.000
Kepercayaan_Merek <-- Stimuli Iklan 0.370 0.121 3.051 0.002
Kepercayaan_Merek <-- Persepsi_Kualitas 0.339 0.131 2.592 0.010
Keputusan_Pembelian_Jasa <-- Kepercayaan_Merek 0.455 0.112 4.059 0.000

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 199


Bagus Ariwidodo

3. Pengujian Hipotesis 3 Ringkasan Penelitian


Parameter estimasi untuk pengujian Penelitian ini dilatarbelakangi pada
pengaruh Persepsi Kualitas terhadap pentingnya Magíster Manajemen Universitas
Kepercayaan Merek diperoleh nilai koefisien Diponegoro Semarang untuk melakukan
positif dengan nilai CR sebesar 2,595 dengan pembenahan dalam menghadapi kondisi
probabilitas sebesar 0,010. Nilai probabilitas persaingan yang semakin tajam yang terjadi
tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan pada saat ini. Berkaitan dengan konsep
demikian maka dapat disimpulkan bahwa stimuli iklan pogram studi Magister
Persepsi Kualitas memiliki pengaruh positif Manajemen, kualitas pelayanan,
terhadap Kepercayaan Merek. Hal ini berarti kepercayaan merek dan keputusan
Hipotesis 3 diterima. pembelian jasa Magister Manajemen
Universitas Diponegoro Semarang sebagai
4. Pengujian Hipotesis 4 salah satu organisasi jasa pendidikan,
Parameter estimasi untuk pengujian dimana jumlah penerimaan mahasiswa MM
pengaruh Kepercayaan Merek terhadap akan menjadi salah satu indikasi
Keputusan pembelian jasa menunjukkan keberhasilan dari program Magister
arah koefisien positif dengan nilai CR sebesar Manajemen tersebut.
4,059 dan dengan probabilitas sebesar Permasalahan yang dihadapi oleh
0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil MM Undip adalah semakin berkurangnya
dari 0,05. Dengan demikian maka dapat jumlah mahasiswa dan peminatnya, selain
disimpulkan bahwa Kepercayaan Merek semakin intensifnya persaingan keberadaan
memiliki pengaruh positif terhadap program studi MM di kota Semarang, yang
Keputusan pembelian jasa. Hal ini berarti memberikan semakin banyaknya pilihan bagi
Hipotesis 4 diterima. calon mahasiswa. Untuk itu perlu mendapat
adanya kajian faktor-faktor yang
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI berpengaruh terhadap kepuasan Pelanggan
MANAJERIAL dalam meningkatkan loyalitas pelanggan.
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil Setelah melalui kajian pustaka
analisis yang terdiri dari beberapa bagia. mengenai tinjauan yang berkaitan dengan
Bagian pertama berisi ringksan penelitian biaya perusahaan, maka perumusan
kemudian kesimpulan hasil dari pengujian hipotesis diberikan. Dihipotesiskan bahwa
hipotesis dan dilanjutkan dengan penarikan stimuli iklan berpengaruh terhadap persepsi
kesimpulan mengenai masalah penelitian. kualitas. Selanjutnya dihipotesiskan pula
Berikutnya akan dipaparkan mengenai bahwa periklanan dan persepsi kualitas
implikasi teoritis yang muncul dalam berpengaruh terhadap kepercayaan merek
penelitian, implikasi manajerial, dan pada dan paa akhienya kepercayaan merek
bagian akhir akan secara khusus ditulis dihipotesiskan berpengaruh terhadap
mengenai keterbatasan penelitian dan keputusan pembelian jasa.
agenda penelitian mendatang.

200 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

Sampel penelitian adalah mahasiswa dan sangat mendukung produknya dalam


MM Undip Semarang. Instrumen berupa memasarkan produknya. Menurut Khasali
kuesioner digunakan sebagai alat untuk (1999) bahwa reaksi pemrosesan yang
memperoleh data penelitian. Analisis data dipakai untuk merangsang dan mendorong
sebagai pengujian hipotesis dilakukan elemen-elemen yang terdapat dalam
dengan menggunakan teknik structural periklanan secara detail tergantung pada
equation model (SEM). media periklanan yang dipakai. Agar proses
Hasil penelitian ini memberikan hasil reaksi terjadi dalam iklan, dituntut adanya
bahwa model yang dikembangkan dalam kreatifitas dalam pembuatan iklan. Dengan
penelitian ini sudah sesuai dengan data yang tujuan agar iklan tersebut mudah diingat dan
diperoleh, dimana ukuran-ukuran goodness menarik, sehingga tercipta keterkaitan antara
of fit modelnya diperoleh sudah baik. iklan dan faktor emosi. Penciptaan emosi
dalam hal ini merupakan penciptaan persepsi
5.1.2.Kesimpulan Mengenai Pengaruh terhadap kualitas atas produk (jasa) yang
Masing-masing Variabel ditawarkan.
Penelitian ini mengembangkan 4
H2 : Semakin kuat stimuli iklan maka
hipotesis yang akan dibuktikan dengan data
Semakin tinggi kepercayaan merek.
yang diperoleh. Hasil yang diperoleh dari uji
masing-masing hipotesis adalah sebagai Hasil pengujian hipotesis 2 men-
berikut : dapatkan bahwa parameter estimasi hubungan
kedua variabel tersebut diperoleh sebesar
H1 : Semakin kuat stimuli iklan maka
0,370. Pengujian menujukkan hasil yang
semakin tinggi persepsi kualitas.
signifikan dengan nilai C.R = 3.051 dengan
Hasil pengujian hipotesis 1 menda- proabilitas = 0,002 < 0,05. Hasil ini
patkan bahwa parameter estimasi hubungan menunjukkan bahwa periklanan berpengaruh
kedua variabel tersebut diperoleh sebesar positif terhadap kepercayaan merek. Dengan
0,381. Pengujian menujukkan hasil yang kata lain periklanan yang semakin baik dan
signifikan dengan nilai C.R = 3.747 dengan intensif dan menarik akan meningkatkan
proabilitas = 0,000 < 0,05. Hasil ini kepercayaan atas merek jasa yang ditawarkan.
menunjukkan bahwa periklanan berpengaruh Sebagaimana produk barang, produk
positif terhadap persepsi kualitas. Dengan jasa nampaknya tidak akan terlepas dari apa
kata lain periklanan yang semakin baik dan yang disebut merek (brand). Merek
intensif dan menarik akan meningkatkan merupakan hal yang mutlak karena dengan
persepsi mengenai kualitas jasa yang banyaknya pilihan produk akan membuat
ditawarkan. konsumen lebih cenderung menjatuhkan
Periklanan memegang peranan yang pilihan sesuai dengan persepsi mereka
penting dalam proses promosi, sedangkan terhadap merek tertentu yang menjadi favorit
promosi merupakan salah satu bagian yang mereka. Pemberian merek pada suatu
terpenting dalam marketing mix. Sehingga produk akan menjadi pembeda produk dan
dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan jasa dari penjual yang satu dengan penjual
salah satu alat pemasar yang cukup penting yang lain. Disamping itu merek juga

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 201


Bagus Ariwidodo

memudahkan konsumen menentukan pilihan percaya bahwa mereka mendapatkan nilai


dan membantu meyakinkan produk yang yang tinggi pada saat membelinya.. Hasil ini
dibelinya. menunjukkan bahwa pemberian pelayanan
Kinerja suatu merek pada suatu dengan baik akan dapat meningkatkan
produk sangat ditentukan oleh keahlian pandangan konsumen secara umum
produk jasa dalam mengembangkan terhadap kepercayaan merek. Konsumen
proposisi nilai untuk membangun identitas yang menerima jasa yang berkualitas, maka
mereknya. Dengan kata lain merek dengan demikian ia akan mendapatkan nilai
merupakan harapan konsumen. Dalam hal dari jasa yang telah dibeli sebelumnya.
ini perisahaan akan menggunakan sebuah Apabila pelayanan yang diterima / dirasakan
iklan produk dalam upaya membangun (perceived services) sesuai dengan yang
merek dibenak konsumen. Dari diharapkan (expected service) maka kualitas
pembentukan merek dari awal dibutuhkan jasa tersebut kan dipersepsikan dengan baik.
suatu usaha keras produsen hingga merek Sementara di sisi lain kepercayaan
yang dipimpinnya mampu mencapai kinerja terhadap merek jasa akan merupakan hasil
merek yang dapat dipercaya oleh konsumen. dari evaluasi yang didasarkan pada
Menurut Rangkuti (2004) apabila pengalaman konsumen terhadap jasa yang
suatu konsep merek yang kuat dapat diperoleh. Karena jasa yang berkualitas yang
dikomunikasikan secara baik kepada pasar dibeli adalah merupakan tujuan dari
sasaran yang tepat, maka merek tersebut konsumen. Hal ini berarti bahwa jika hasil
akan menghasilakan brand image yang dapat evaluasi jasa menunjukkan tepenuhinya
mencermunkan identitas merek yang jelas. harapan konsumen, maka kepercayaan
terhadap merek produk jasa juga akan
H3 : Semakin tinggi persepsi kualitas
menjadi output yang diberikan oleh
maka semakin tinggi kepercayaan
konsumen. Jadi secara langsung
merek.
menunjukkan semakin baik persepsi kualitas
Hasil pengujian hipotesis 3 yang dirasakan konsumen akan
mendapatkan bahwa parameter estimasi meningkatkan kepercayaan konsumen atas
hubungan kedua variabel tersebut diperoleh merek jasa yang diterima.
sebesar 0,339. Pengujian menujukkan hasil
H4 : Semakin tinggi kepercayaan merek
yang signifikan dengan nilai C.R = 2.593
maka semakin tinggi keputusan
dengan proabilitas = 0,010 < 0,05. Hasil ini
pembelian.
menunjukkan bahwa persepsi kualitas
berpengaruh positif terhadap kepercayaan Hasil pengujian hipotesis 4 menda-
merek. Dengan kata lain persepsi konsumen patkan bahwa parameter estimasi hubungan
yang semakin baik terhadap kualitas jasa kedua variabel tersebut diperoleh sebesar
akan meningkatkan kepercayaan atas merek 0,455. Pengujian menujukkan hasil yang
jasa yang ditawarkan. signifikan dengan nilai C.R = 4.059 dengan
Hasil ini menunjukkan bahwa suatu proabilitas = 0,000 < 0,05. Hasil ini
produk jasa akan memiliki citra merek yang menunjukkan bahwa kepercayaan merek
kuat dan dapat dipercaya jika konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan

202 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kepercayaan Merek

pembelian jasa. Dengan kata lain keper- kualitas yang dirasakan pada merek induk akan
cayaan yang tinggi dari konsumen atas memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan
merek jasa akan meningkatkan keputusan dari merek. Pengetahuan dan pengalaman
pembelian jasa tersebut. yang dimiliki konsumen mengenai suatu merek
Kepercayaan merek dalam hal ini akan mempengaruhi semua persepsi mereka
melibatkan hubungan konsumen terhadap mengenai merek tersebut. Pengetahuan dan
produk (atribut, manfaat, dan sikap). Kualitas pengalaman konsumen akan sebuah merek
yang dirasakan konsumen dari sebuah merek yang membentuk kepercayaan terhadap
dipertimbangkan sebagai faktor yang berkaitan merek selanjutnya dapat mempengaruhi minat
dengan kepercayaan merek. Lebih besar membeli merek.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 203

Anda mungkin juga menyukai