Anda di halaman 1dari 2

Kita dapat mengerjakan sesuatu itu dengan

bersukacita
Memasuki Bulan Juli Sulut berada pada angka 1192 positif, (3.810 sedang
menunggu hasil swab). Keprihatinan terhadap pandemi Covid-19 tidak begitu kuat
lagi dibanding pada 12 April lalu, saat itu baru 17 positif dan kecemasan, ketakutan
dan kekuatirang sangat tinggi.

Dengan adanya pandemi yang tidak kunjung mereda saat ini, setidaknya keadaan
ekonomi, pendidikan dan pekerjaan di banyak negara mengalami kemunduran.
Sekalipun beberapa vaksin sudah ditemukan dan bahkan mulai disuntikkan, dalam
kenyataannya keadaan dunia tidak akan membaik dengan cepat. Sebaliknya,
menurut para ahli, situasi akan bertambah buruk selama tahun 2021 sebelum bisa
mulai membaik pada tahun sesudahnya.

Banyak orang yang sudah hampir setahun terkurung dalam rumah, keadaan saat ini
sungguh terasa membosankan untuk tidak dikatakan menyedihkan. Mereka yang
masih belajar mungkin hanya bisa melakukannya secara daring melalui internet.
Begitu juga mereka yang biasanya ke kantor setiap hari, saat ini mungkin harus
bekerja dari rumah. Mereka yang biasanya bekerja di rumah sakit, toko, pabrik atau
lapangan sudah tentu tidak dapat bekerja dari rumah. Dengan demikian jika ada
orang-orang yang masih beruntung mempunyai pekerjaan di luar rumah pada saat
ekonomi yang suram ini, mereka mungkin harus melupakan risiko tertular virus
corona.

Sebelum adanya pandemi, keadaan dunia umumnya cukup baik. Ketika itu kita baru
saja memasuki tahun 2020 dan setiap orang mempunyai harapan untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Adanya pandemi seharusnya
mengingatkan manusia bahwa masa depan mereka sepenuhnya bergantung pada
rencana Tuhan. Tidak ada seorangpun yang terkecuali, dan tidak ada satu bangsa
pun yang bisa bebas dari rancangan Tuhan untuk seisi bumi ini.

Fenomena ini diingatkan kita juga pada bulan Juli Tahun 64 Kota Roma di bakar
oleh kaisar Nero, 3 kecamatan musnah, 14 daerah rusak ribuan orang kehilangan
tempat tinggal. Orang kristen dijadikan kambing hitam dari issu negatip dan
mengalami penderitaan.

Memasuki bulan Juli 2020 Kota Manado juga terbakar dengan “zona merah” yang
menghadirkan “klaster” tanpa kekuatiran terhadap penyebaran virus corona Rasul
Petrus mengingatkan pada ayat 11 agar berhati-hati kita berbicara dan
mengeluarkan pendapat yang bersifat “adu-domba” dan membakar kebencian
dengan “hoax-Nero” tetapi orang Kristen dipanggil untuk berbicara berdasarkan
“firman Allah” bekerja untuk melayani sekalipun penderitaan sedang kita hadapi.
Penghakiman Allah akan terjadi dan “nyala api siksaan” adalah pengujian (band
1:6,7) bagi orang Kristen dalam persiapan kedatangan Yesus yang kedua kali.

Kerinduan “tutup-buka” usaha-usaha ekonomi, seperti lebih penting dari angka


positif yang semakin besar. Kita seperti berlajar kepada stunt performer yang
mampu keluar dari jeratan yang mengikat kita (escapology). Kita butuh “ketenangan”
untuk membuka “klaster-klaster” terselubung yang tak terdeteksi, agar meminimalisir
penyebaran.

Dengan kekuatan karunia yang dianugrahkan Tuhan, kita dapat mengerjakan


sesuatu itu dengan bersukacita. (Mat 5:12).

Artinya orang Kristen adalah bersukacita dalam kemuliaan-Nya.

Oleh karena orang-orang percayapun hampir tidak dapat diselematkan apalagi


mereka yang fasik, kafir, dan suka berbuat dosa (ay 18).

Dimasa pandemi ini kita dipanggil untuk tinggalkan perbedaan, dan sekat-sekat yang
mengikat dalam bentuk egois, sombong,mementingkan diri sendiri, merasa diri
hebat dan cerdas bahkan saling membunuh, mencuri, penjahat dan “pengacau.

Hari ini biarlah kita mau berdoa untuk masa depan kita, masa depan bangsa dan
keadaan dunia. Kesadaran bahwa Tuhan yang mahakuasa mencintai orang-orang
yang tulus, jujur dan suka damai, seharusnya menambah keyakinan kita bahwa
sekalipun awan tebal menutupi langit saat ini, pada waktunya kita akan melihat sinar
matahari lagi.

Anda mungkin juga menyukai