Judul buku : Waspadai Diabetes – Kolesterol – Hipertensi
Penulis : Dr. Hans Diehl Tahun : 2004 Kota : Bandung Penerbit : Indonesia Publishing House Tebal Halaman : 223 halaman
Hyperstension and Kidney Disease
(Hipertensi dan Penyakit Ginjal)
Apakah Hipertensi itu?
Pada setiap denyutan jantung dibutukan tekanan yang cukup untuk mendorong 57 gram darah segar dan beroksigen untuk melalui pembuluh-pembuluh darah kita yang panjangnya sekitar 96.000 km. Setiap kali jantung berkontraksi (kira-kira satu kali setiap detik), tekanan darah (TD) dalam pembuluh nadi meningkat. Setiap kali jantung mengendur di antara kontraksi, tekanan itu menurun. Dengan demikian maka akan mendapatkan dua ukuran tekanan darah: yang “tinggi” (TD sistolik) saat kontraksi; dan yang “bawah” (TD diastolik) di antara kontraksi. Saat manusia dilahirkan, dinding-dinding pembuluh nadi lunak, elastis dan kuat. Dinding-dinding itu dapat dengan mudah menangani naik turunnya tekanan darh yang normal. Anak-anak memiliki tekanan darah 80/40 atau 90/50 pada pagi hari. Di antara banyak penduduk dunia ini tekanan darah pada masa muda itu jarang yang melampaui 110/70 bahkan di antara mereka yang telah berusia lebih dari 70 tahun. Sebaliknya di kalangan masyarakat industri, tekanan darah sistolik yang dianggap “normal” seringkali dihitung dengan menggunakan rumus “100 + umur”, yaitu 160 bagi yang umurnya 60. Tetapi tekanan darah seperti ini adalah tinggi dan tidak sehat. Kenaikan darah yang insidentil atau bersifat sementara mungkin saja tidak berarti. Tetapi setiap tekanan darah yan tinggi dan berkelanjutan harus ditangani degan segera, sebab jenis tekanan darah semacam ini dapat menimbulkan kerusakan pada gijal, empedu dan retina mata. Hipertensi, khususnya bila disertai dengan pengerasan pembuluh-pembuluh nadi, dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh nadi di otak dan di jantung. Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal? Salah satu penyebab Hipertensi adalah mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Garam adalah zat tambahan makanan nomor dua sesudah gula, yang terbanyak digunakan atau disalahgunakan. Walaupun garam (solidium cloride) adalah vital bagi kehidupan, kita hanya membutuhkan 500 miligram atau 1/10 sendok teh setiap hari untuk tetap sehat. Pada saat kita dewasam kebanyakan di antara kita mengkonsumsi 15 sampai 20 gram garam setiap hari, 30 sampai 40 kali lebih banyak dari apa yang dibutuhkan tubuh. Jumlah ini kira-kira sepuluh kali lebih banyak daripada yang dapat diolah oleh ginjal kita. Apabila mengkonsumsi garam lebih banyak dari yang dapat diolah oleh ginjal, kelebihan garam tertimbun bagaikan sampah beracun yang harus dicairkan sebelum tubuh dapat menanganinya. Jadi, tubuh harus menahan berkilogram air, hanya untuk menjaga agar kelebihan garam tersebut tetap cair. Hal ini meningkatkan tekanan darah, karena harus mendorong cairan garam itu melalui penyaring-penyaring yang terdapat pada ginjal. Singkatnya, apabila mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi, maka ginjal harus bekerja sangat berat, dan akhirnya besar kemungkinan akan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal, Mengobati Hipertensi: Melangkah Dengan Bijaksana Mengobati hipertensi dengan cepat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang disebut diuretics, atau pil-pil air. Sejak tahun 50-an, obat-obatan diuretics ini merupakan tulang punggung untuk menangani hipertensi. Selama bertahun-tahun obat-obat diuretic thiazides yang paling sering dipakai, dianggap sebagai yang paling aman dalam pengobatan hipertensi, dan pada umumnya obat-bat inilah yang pertama- tama dipakai dalam satu rangkaian pengobatan terhadap tekanan darah. Diuretics ini memaksa ginjal membuang garam dan air dalam jumlah yang tidak normal. Sekali dimulai, para pasien harus menggunakannya seumur hidup. Namun obat-obat anti hipertensi tidak menyembuhkan tekanan darah tinggi, mereka hanya mengendalikannya. Walaupun demikian, makin banyak dokter serta pasien mulai mempertimbangkan cara menangani hipertensi ringan tanpa obat yaitu dengan melakukan gaya hidup benar. Beberapa petunjuk agar dapat mengubah kebiasaan untuk gaya hidup benar: 1. Hindari makanan-makanan yang berkadar garam tinggi. 2. Gunakan sebanyak mungkin makanan alamiah. 3. Hindari makanan-makanan yang diasinkan, seperti ikan asin, telor asin, dan berbagai macam acar. 4. Berhati-hatilah dengan jenis kecap, saus Inggris/Itali, saus tomat, saus cabai, sambel dan penambah rasa lain yang umumnya terdapat pada roti.