Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok

Andrew Situmorang (2032056)


Diana Ernawati (2032073)
Ruth Christy Aritonang (2032053)
Mata Kuliah : Pelayanan Kesehatan

Judul buku : Waspadai Diabetes – Kolesterol – Hipertensi


Penulis : Dr. Hans Diehl
Tahun : 2004
Kota : Bandung
Penerbit : Indonesia Publishing House
Tebal Halaman : 223 halaman

Hyperstension and Kidney Disease


(Hipertensi dan Penyakit Ginjal)

Apakah Hipertensi itu?


Pada setiap denyutan jantung dibutukan tekanan yang cukup untuk mendorong 57
gram darah segar dan beroksigen untuk melalui pembuluh-pembuluh darah kita yang
panjangnya sekitar 96.000 km. Setiap kali jantung berkontraksi (kira-kira satu kali
setiap detik), tekanan darah (TD) dalam pembuluh nadi meningkat. Setiap kali jantung
mengendur di antara kontraksi, tekanan itu menurun. Dengan demikian maka akan
mendapatkan dua ukuran tekanan darah: yang “tinggi” (TD sistolik) saat kontraksi;
dan yang “bawah” (TD diastolik) di antara kontraksi.
Saat manusia dilahirkan, dinding-dinding pembuluh nadi lunak, elastis dan kuat.
Dinding-dinding itu dapat dengan mudah menangani naik turunnya tekanan darh yang
normal. Anak-anak memiliki tekanan darah 80/40 atau 90/50 pada pagi hari. Di antara
banyak penduduk dunia ini tekanan darah pada masa muda itu jarang yang melampaui
110/70 bahkan di antara mereka yang telah berusia lebih dari 70 tahun.
Sebaliknya di kalangan masyarakat industri, tekanan darah sistolik yang dianggap
“normal” seringkali dihitung dengan menggunakan rumus “100 + umur”, yaitu 160
bagi yang umurnya 60. Tetapi tekanan darah seperti ini adalah tinggi dan tidak sehat.
Kenaikan darah yang insidentil atau bersifat sementara mungkin saja tidak berarti.
Tetapi setiap tekanan darah yan tinggi dan berkelanjutan harus ditangani degan segera,
sebab jenis tekanan darah semacam ini dapat menimbulkan kerusakan pada gijal,
empedu dan retina mata. Hipertensi, khususnya bila disertai dengan pengerasan
pembuluh-pembuluh nadi, dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh nadi di otak dan
di jantung.
Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?
Salah satu penyebab Hipertensi adalah mengkonsumsi makanan dengan kadar
garam yang tinggi. Garam adalah zat tambahan makanan nomor dua sesudah gula,
yang terbanyak digunakan atau disalahgunakan. Walaupun garam (solidium cloride)
adalah vital bagi kehidupan, kita hanya membutuhkan 500 miligram atau 1/10 sendok
teh setiap hari untuk tetap sehat. Pada saat kita dewasam kebanyakan di antara kita
mengkonsumsi 15 sampai 20 gram garam setiap hari, 30 sampai 40 kali lebih banyak
dari apa yang dibutuhkan tubuh. Jumlah ini kira-kira sepuluh kali lebih banyak
daripada yang dapat diolah oleh ginjal kita.
Apabila mengkonsumsi garam lebih banyak dari yang dapat diolah oleh ginjal,
kelebihan garam tertimbun bagaikan sampah beracun yang harus dicairkan sebelum
tubuh dapat menanganinya. Jadi, tubuh harus menahan berkilogram air, hanya untuk
menjaga agar kelebihan garam tersebut tetap cair. Hal ini meningkatkan tekanan
darah, karena harus mendorong cairan garam itu melalui penyaring-penyaring yang
terdapat pada ginjal.
Singkatnya, apabila mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi, maka
ginjal harus bekerja sangat berat, dan akhirnya besar kemungkinan akan kehilangan
kemampuannya untuk berfungsi secara normal,
Mengobati Hipertensi: Melangkah Dengan Bijaksana
Mengobati hipertensi dengan cepat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan
yang disebut diuretics, atau pil-pil air. Sejak tahun 50-an, obat-obatan diuretics ini
merupakan tulang punggung untuk menangani hipertensi. Selama bertahun-tahun
obat-obat diuretic thiazides yang paling sering dipakai, dianggap sebagai yang paling
aman dalam pengobatan hipertensi, dan pada umumnya obat-bat inilah yang pertama-
tama dipakai dalam satu rangkaian pengobatan terhadap tekanan darah. Diuretics ini
memaksa ginjal membuang garam dan air dalam jumlah yang tidak normal. Sekali
dimulai, para pasien harus menggunakannya seumur hidup. Namun obat-obat anti
hipertensi tidak menyembuhkan tekanan darah tinggi, mereka hanya
mengendalikannya.
Walaupun demikian, makin banyak dokter serta pasien mulai
mempertimbangkan cara menangani hipertensi ringan tanpa obat yaitu dengan
melakukan gaya hidup benar. Beberapa petunjuk agar dapat mengubah kebiasaan
untuk gaya hidup benar:
1. Hindari makanan-makanan yang berkadar garam tinggi.
2. Gunakan sebanyak mungkin makanan alamiah.
3. Hindari makanan-makanan yang diasinkan, seperti ikan asin, telor asin, dan
berbagai macam acar.
4. Berhati-hatilah dengan jenis kecap, saus Inggris/Itali, saus tomat, saus cabai,
sambel dan penambah rasa lain yang umumnya terdapat pada roti.

Anda mungkin juga menyukai