Anda di halaman 1dari 4

Pdf 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 


NOMOR 44 TAHUN 2010 
TENTANG 
PREKURSOR
bahwa untuk melaksanakan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Prekursor;
• Dalam pasal 1 ayat 1-8  berisi tentang pengertian dari prekursor, narkotika,
psikotropika, produksi, pengedaran, pengangkutan, transito dan mentri.
• Dalam pasal 2 berisi tentang Pengaturan Prekursor yakni segala kegiatan yang
berhubungan dengan pengadaan dan penggunaan Prekursor untuk keperluan industri
farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Dalam pasal 3 berisi tentang tujuan dari prekursor yang salah satunya yaitu
melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Prekursor dan mencegah,
memberantas peredaran gelap Prekursor, dll
• Dalam pasal 5 ayat 1-4 berisi tentang rencana kebutuhan tahunan. pada pasal 5 ayat
1 Yang menyusun rencana kebutuhan prekursor adalah mentri. Pada ayat 2 rencana
kebutuhan tersebut disusun  berdasarkan jumlah persediaan, perkiraan kebutuhan dan
penggunaan Prekursor secara nasional. 
• Dalam pasal 6 ayat 1-3 berisi tentang pengadaan. Yakni pengadaan tersebut 
dilakukan melalui produksi dalam negeri dan impor. Precursor tersebut hanya dapat
digunakan untuk tujuan industri farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Dalam pasal 7 ayat 1-4 berisi tentang produksi. Prekursor hanya dapat diproduksi oleh
industri yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Prekursor untuk industri farmasi harus memenuhi standar Farmakope
Indonesia dan standar lainnya. Sedangkan untuk  non farmasi harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Dalam pasal 8 ayat 1-3 Setiap Prekursor wajib diberi label pada setiap wadah atau
kemasan yang berupa  tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar, atau bentuk lain
• Dalam pasal 9 ayat 1-3 tentang penyimpanan. Prekursor wajib disimpan pada tempat
penyimpanan yang aman dan terpisah dari penyimpanan lain.
• Dalam pasal 10 ayat 1-4 berisi tentang Impor dan ekspor Prekursor hanya dapat
dilakukan oleh badan usaha yang memiliki izin usaha importir atau eksportir. Farmasi
diatur oleh mentri sedangkan non farmasi diatur oleh bidang perdagangan.
• Pasal 11 ayat 1-2 berisi tentang pengankutan. Setiap pengangkutan Prekursor harus
disertai dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan Prekursor yang sah dan diatur
oleh mentri
• Pasal 13 ayat 1-3 tentang penyaluran. Prekursor untuk industri non farmasi hanya
dapat disalurkan kepada industri non farmasi, distributor, dan pengguna akhir.
Sedangkan Prekursor untuk industri farmasi hanya dapat disalurkan kepada industri
farmasi dan distributor. 
• Dalam pasal 17 berisi tentang Pengawasan terhadap penggunaan Prekursor
dilakukan secara terpadu dengan pembinaan dan pengendalian.
• Dalam Pasal 19 ayat 1-2 Prekursor yang berasal dari produk tumbuh-tumbuhan atau
hewan dapat ditetapkan oleh Menteri sebagai bahan yang berada di bawah
pengawasan.

Pdf 2
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 50 TAHUN 2018 
TENTANG 
PERUBAHAN PENGGOLONGAN NARKOTIKA
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Undang Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika. Berdasarkan pertimbangan bahwa terdapat peningkatan
penyalahgunaan zat psikoaktif yang memiliki potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan narkotika, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika.
• Dalam Pasal 1 dikatakan bahwa Daftar narkotika golongan I, golongan II dan
golongan III tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
• Dalam pasal 2 bahwa pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 
• Dalam Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PDF 3:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 35 TAHUN 2009 
TENTANG 
NARKOTIKA

. Undang-Undang ini adalah revisi dari Undang-


Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Karena seiring bertambahnya waktu
tindak kriminalitas narkotika semakin canggih dan membutuhkan tindak pidana yang
serius yang termuat dalam UU ini. 
. Undang-Undang no 35 tahun 2009 ini membahas mengenai peraturan ekspor, impor,
produksi, menanam, menyimpan, peredaran dan penggunaan narkotika.
. Definisi psikotropika pada UU no 22 tahun 1997 dalam UU ini di ubah, terdapat pada
pasal 1.
. Golongan narkotika 1 dan 2 pada UU no 22 tahun 1997 diubah  pada UU ini menjadi
golongan 1 berdasarkan pasal 153 UU no 35 tahun 2009.
. Dalam UU No 35 tahun 2009 ini membahas Prekusor Narkotika (pasal 48 sampai
dengan pasal 52). Selain itu, diatur pula mengenai sanksi pidana bagi penyalahgunaan
Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika. Dan diatur juga pemberatan sanksi
pidana, baik dalam bentuk pidana minimum khusus, pidana penjara 20 (dua puluh)
tahun, pidana penjara seumur hidup, maupun pidana mati. Pemberatan pidana tersebut
dilakukan dengan mendasarkan pada golongan, jenis, ukuran, dan jumlah Narkotika.
. Dalam UU No 35 tahun 2009 tercantum kepentingan pengobatan dan indikasi medis
jenis narkotika yang dapat dimiliki, disimpan atau dibawa hanyalah jenis narkotika
Golongan II dan Golongan III saja. Dan menyatakan bahwa pihak yang wajib
menjalankan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial bukan saja pecandu narkotika
tetapi  terhadap korban penyalahgunaan juga. Kemudian pada pasal 55 ayat (2)
dikatakan bahwa Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri
atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
. Pada pasal 64 ayat (1) dikatakan bahwa Dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika, dengan Undang-Undang ini dibentuk Badan Narkotika Nasional (BNN). Tidak
hanya itu, undang-undang ini juga mengatur mengenai kewenangan dan kedudukan
BNN sampai dengan di tingkat daerah.
. Pada pasal 81 bahwa Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penyidik
BNN berwenang melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika berdasarkan Undang-Undang ini, ditambah dengan
PPNS tertentu. Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika yang modus operandinya semakin canggih,
Dalam Undang-Undang ini juga diatur mengenai perluasan teknik penyidikan
penyadapan (wiretapping), teknik pembelian terselubung (under cover buy), dan teknik
penyerahan yang diawasi (controlled delevery), serta teknik penyidikan lainnya guna
melacak dan mengungkap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika. Selanjutnya, tehnik penyidikan ini juga membuka peluang
terhadap perluasan alat bukti elektronik sebagaimana yang tercantum dalam pasal 86
ayat (2)
. Pada UU ini dicantumkan juga posedur pengangkapan dan penyadapan untuk
tersangka pada pasal 77
. Pada pasal 105 dinyatakan bahwa Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 


NOMOR 3 TAHUN 2017 
TENTANG
PERUBAHAN PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA

. Peraturan ini dibuat karena hasil pertimbangan adanya obat keras yang menimbulkan
sindroma ketergantungan yang belum termasuk kedalam daftar golongan psikotoprika
dalam UU No 5 
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Permenkes Nomor 9 Tahun 2015 tentang 
Perubahan Penggolongan Psikotropika . 
. Isi dari pasalnya adalah :
- Pasal 1 berisi mengenai penambahan zat psikotropika golongan II dan IV
- Pasal 2 berisi saat pasal ini berlaku permenkes no 9 tahun 2015  tentang 
Perubahan Penggolongan Psikotropika tidak berlaku lagi.
- Pasal 3 berisi permenkes ini berlaku pada tanggal diundangkan.

DAFTAR NARKOTIKA GOLONGAN I


Tanaman Papaver Somniferum L
Tanaman koka
Kokain mentah
Tanaman ganja
Daun koka

DAFTAR NARKOTIKA GOLONGAN II


ALFASETILMETADOL  
ALFAMETADOL
BENZETIDIN
BETASETILMETADOL
DEKSTROMORAMIDA

DAFTAR NARKOTIKA GOLONGAN III


NIKOKODINA
BUPRENORFINA
KODEINA
DIHIDROKODEINA 
ETILMORFINA

Anda mungkin juga menyukai