Anda di halaman 1dari 5

1.

63%
Pem

40% 39%
37%
32%

16% 15% 14% 12%


7% 8% 7% 5% 4%

≤35 Tahun >35 Tahun ≤2 Anak >2 Anak Tidak SMP dan Perguruan
Sekolah dan SMA Tinggi
SD

Non-MKJP MKJP

akaian Metode Kontrasepsi Berdasarkan Umur, Jumlah Anak dan Pendidikan

a. Umur
Umur yang dimaksudkan disini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang
menjadi aseptor KB. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Jawa Timur, diketahui
bahwa umur WUS pengguna Non-MKJP maupun MKJP persentasenya lebih banyak pada
kelompok usia >35 tahun, bila dibandingkan dengan kelompok usia ≤35 tahun. Berdasarkan
data tersebut sebaiknya untuk kelompok usia >35 tahun memilih metode kontrasepsi untuk
mengakhiri kesuburan, pilihan utama kontrasepsinya adalah kontrasepsi mantab (Hartanto,
2004). Hal ini dikarenakan pada masa usia tua (>35 tahun) kelainan seperti penyakit jantung,
darah tinggi, kelainan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak
diperkenankan menggunakan metode kontrasepsi yang menambah kelainan (Hartanto, 2004).
b. Jumlah Anak
Memiliki jumlah 2-3 orang anak merupakan jumlah anak yang aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Jumlah anak ideal dalam keluaraga menurut BKKBN adalah 2 orang
anak. Jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita dapat mempengaruhi dalam
penggunaan kontrasepsi dan sesuai tidaknya jenis kontrasepsi yang digunakan. Berdasarkan
data SDKI 2017 untuk wilayah Provinsi Jawa Timur persentase baik pengguna Non-MKJP
dan MKJP terbanyak terjadi pada WUS yang memiliki jumlah anak ≤2.
c. Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah pula
menerima informasi tentang metode kontrasepsi (Wawan, et al, 2010). Berdasrkan data SDKI
2017 untuk wilayah Provinsi Jawa Timur persentase Non-MKJP paling banyak terdapat pada
WUS dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA diikuti dengan WUS tidak bersekolah dan
SD, dan kemudia WUS dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan
mengindikasikan tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang yang berpendidikan rendah akan
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah juga, dan sebaliknya seseorang yang telah
mengenyam pendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi sehingga
memiliki pengetahuan yang lebih luas, karena semakin banyak ilmu yang dipelajari dan
wawasan yang diperoleh.
2. Pemakaian Metode Kontrasepsi Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga, Tempat
Tinggal dan Biaya KB

74%

51%
44%
33%

17% 17%
11% 12% 13% 11%
8%
2% 4% 3%

Bawah Menengah Atas Desa Kota Tidak Ada Ada

Non-MKJP MKJP

a. Status Ekonomi Keluarga


Status ekonomi keluarga dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia didapat
dari aset rumah tangga yang digambarkan dalam bentuk indeks kekayaan. Indeks kekayaan
dilakukan dengan prosedur statistik, setiap aset rumah tangga diberi bobot atau skor faktor
yang dihasilkan melalui analisis komponen utama (BPS, 2012). Banyak kajian yang
mengungkapkan bahwa keterkaitan antara status ekonomi dengan keikutsertaan dalam
program KB. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Jawa Timur persentase terbanyak
pengguna Non-MKJP golongan adalah WUS dari status ekonomikeluarga golongan atas
diikuti golongan menengah dan kemudian golongan bawah, begitu pula untuk persentase
untuk pengguna MKJP.
b. Tempat Tinggal
Tempat tinggal berdasarkan wilayah dibagi menjadi dua wilayah yakni wilayah
perkotaan dan wilayah pedesaan. Faktor tempat tinggal (desa, kota) merupakan faktor latar
belakang yang cukup berpengaruh terhadap pemilihan alat kontrasepsi WUS. Biasanya
wanita daerah pedesaan relatif sedikit dalam menggunakan metode kontrasepsi, dan lebih
memilih menggunakan alat kontrasepsi yang mudah dijangkau dibandingkan dengan wanita
daerah perkotaan. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Provinsi Jawa Timur
persentase WUS pengguna Non-MKJP terbanyak terdapat pada daerah pedesaan
dibandingkan dengan daerah perkotaan, sedangkan untuk penggunaan MKJP pengguna
terbanyak terdapat pada daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini
disebabkan karena segala akses sarana dan prasarana antar daerah perkotaan dan perdesaan
yang berbeda.
c. Biaya KB
Pemerintah telah mempertimbangkan besarnya biaya kontrasepsi yang dikeluarkan oleh
keluarga meskipun demikian, individual lebih memperhatikan keterbatasan anggaran harian
mereka sendiri. Hal ini merupakan salah satu faktor seorang wanita tidak menggunakan alat
kontrasepsi. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Provinsi Jawa Timur persentase
WUS pengguna Non-MKJP terbanyak terdapat pada WUS yang memiliki biaya untuk
penggunaan alat kontrasepsi, sedangkan untuk penggunaan MKJP malah sebaliknya.

3. Pemakaian Metode Kontrasepsi Berdasarkan Penentuan Pengambilan Keputusan


dan Method Information Index (MII)
42%
36% 37%
31%

13% 14%
12%
8%
4%
2%
0% 0%
Sendiri Pasangan Bersama Orang Lain Kurang Baik

Non-MKJP MKJP

a. Penentuan pengambilan Keputusan


Menurut Kana (2016) kehendak bebas yaitu kemampuan yang dimiliki setiap individu
untuk bertindak sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan. Kemampuan ini bisa bersifat
positif dan dengannya manusia dapat berkembang ke arah yang lebih baik. Kebebasan
seseorang dalam mengambil keputusan mempengaruhi tindakannya ke depan. Keputusan
pemakaian alat kontrasepsi sangat ditentukan oleh keputusan wanita dalam memilih alat
kontrrasepsi yang nyaman dan aman. Selain itu penentuan pengambilan keputusan oleh suami
sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan keluarga termasuk keputusan istri
dalam menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Provinsi
Jawa Timur persentase pengguna Non-MKJP berdasarkan pengambilan keputusan dalam
penggunaan kontrasepsi terbanyak yakni pengambilan keputusan bersama, diikuti
pengambilan keputusan oleh WUS itu sendiri, kemudian pengambilan keputusan oleh
pasangan dan terakhir oleh orang lain, begitu pula untuk penggunaan MKJP.
b. Method Information Index (MII)
Informasi merupakan bahan dasar penting dalam proses pengambilan keputusan.
Semakin lengkap informasi yang didapat, memudahkan seseorang dalam mengambil
keputusan secara tepat dan benar. Berdasarkan data SDKI 2017 untuk wilayah Provinsi Jawa
Timur tentang penerimaan informasi berkaitan tentang penggunaan alat kontrasepsi (Method
information index) oleh WUS baik WUS pengguna N0n-MKJP maupun MKJP persentase
tertinggi adalah dalam kategori “baik”.

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta :
Badan Pusat Statistik

Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Kana, I. M. P., Nayoan, C. R., Limbu, R. 2016. Gambaran Perilaku Pencegahan HIV dan
AIDS pada Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Kota Kupang Tahun 2014. Jurnal
Kesehatan Masyarakat UNNES, Vol : 5, No.3:252-263

Wawan & Adan Dewi. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai