PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja unsur yang terkait dalam proyek konstruksi?
2. Mengetahui bagaimana tahapan pengelolaan K3 Proyek?
3. Mengetahui bagaimana cara pencegahan kecelakan dalam proyek?
4. Mengetahui bagaimana strategi penerapan K3 di proyek konstruksi?
5. Mengetahui apa saja yang menjadi elemen K3 Proyek?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Hukum K3 Di Indonesia
Dasar hukum pelaksanaan K3 di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja
2. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja
3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Permenaker No. 4 Tahun 1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
5. Instruksi Menaker RI No. 5 Tahun 1996 Tentang Pengawasan dan Pembinaan K3 pada
Kegiatan Konstruksi Bangunan
6. Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3)
2.2 Unsur Terkait dalam Proyek Konstruksi
Penyelenggaraan proyek pembangunan secara menyeluruh dimulai dari perencanaan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai dengan pemanfaatannya,
merupakan proses atau tahapan yang harus dikerjakan secara sistematik. Dalam kegiatan proyek
konstruksi terdapat beberapa pihak yang terkait dengan uraian sebagai berikut
1. Pemilik proyek
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut.
2. Kontraktor
kontraktor dapat disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di
kontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang
dimenangkannya dari pihak pemilik proyek.
3. Sub kontraktor
Orang atau badan yang menerima perkejaan dari kontraktror utama dan menyelenggarakan
pelaksanaan perkerjaan sesuai bidang yang dimiliki atau penerima pekerjaan khusus dari
suatu konstruksi. Dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
4. Pekerja proyek
5. Pekerja subkon
6. Pemasok
Menyediakan layanan jasa pengadaan bahan, misalnya beton siap pakai (readymix), baja, dll.
Pengadaan peralatan, misalnya peralatan konstruksi seperti drump truck, crane, dll.
Pengaadan peralatan bangunan seperti AC, lift, dll.
7. Masyarakat
8. Instansi teknis
2.3 Tahapan pengelolaan K3 Proyek
Tahapan K3 Proyek konstruksi meliputi:
1. Tahapan I: Conceptual Engineering
Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak proyek dirancang dengan mempertimbangkan
Keselamatan dalam pembangunan atau pengoperasiannya.
2. Tahapan II: Basic Engineering
Dilakukan Analisa Keselamatan terhadap rancangan Proyek dengan mengidentifikasi
potensi Bahaya serta standar dan perundangan yang terkait dengan rancangan
3. Tahapan III: Detailed Engineering
Dilakukan Analisa Keselamatan lebih rinci setelah rancangan detail konstruksi selesai dan
ada rincian peralatan dan sistim yang akan digunakan terhadap rancangan Proyek
4. Tahapan IV: Equipment procurement
Penerapan K3 dalam kegiatan fisik konstruksi dengan menerapkan manajemen K3 proyek:
- SMK3
- Safety Audit
- Safety Review
5. Tahapan V: Commissioning & Start-Up
Sebelum fasilitas dijalankan dan konstruksi dinyatakan selesai diadakan kajian ulang untuk
meyakinkan standar keselamatan yang ada untuk fasilitas tersebut sudah memenuhi:
- PreStart-up Safety Review
- Safety Inspection
6. Tahap VI: Operation & Maintenance
Penerapan K3 dalam operasi (Operational Safety) sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kegiatan yang bersangkutan
7. Tahap VII: Demolition
2.4 Pencegahan Kecelakaan Proyek
K3 dalam proyek konstruksi meliputi safety engineering > construction safety> personl
safety.
2.4.1 Penyebab Kecelakaan Konstruksi
1. Faktor manusia
Faktor manusia menjadi faktor yang sangat dominan dilingkungan konstruksi. Penyebab
terjadinya kecelakaan ini merupakan Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda,
Pengetahuan tentang keselamatan rendah Pencegahan faktor ini dapat dilakukan dengan
Pemilihan Tenaga Kerja, Pelatihan sebelum mulai kerja, serta Pembinaan dan pengawasan
selama kegiatan berlangsung
2. Faktor Teknis
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan dsb. Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja
yang tidak memenuhi standar keselamatan (substandards condition).
Pencegahan Faktor Teknis :
Perencanaan Kerja yang baik.
Pemeliharaan dan perawatan peralatan.
Pengawasan dan pengujian peralatan kerja.
Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu.