Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan
Make A Match di SMA Negeri 1 Tanjung Raja. Metode penelitian menggunakan
metode Komparatif. Populasi penelitian seluruh kelas XI berjumlah 8 kelas dengan total
247 peserta didik. Pengambilan sampel penelitian dengan teknik Random Sampling dan
diperolehlah sampel penelitian yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas XI IPA 3 sebagai
kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan kelas
XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran Make A
Match. Hasil belajar peserta didik bisa dilihat dari nilai posttest. Hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen 1 memiliki rata-rata sebesar 78,3 sedangkan pada kelas
eksperimen II rata-rata sebesar 72,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran Think Pair Share lebih efektif digunakan dibandingkan model
pembelajaran Make A Match. Sedangkan hasil perhitungan hipotesis dengan
menggunakan Uji-T diperoleh Thitung = 2,66 > Ttabel = 1,67 maka Ha diterima dan Ho
ditolak yang berarti adanya perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share dan Make A Match di SMA Negeri 1 Tanjung
Raja.
1. Pendahuluan
Zaman sekarang pendidikan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Hal
itu karena manusia adalah makhluk yang mempunyai akal pikiran supaya dapat
menjalankan kehidupan yang lebih baik. Maka dengan begitu pendidikan harus dikelola
dengan baik, terutama pendidiknya harus berkualitas dan paham akan tugasnya. Sebab
Mutu pendidikan yang baik diperlukan dalam mengembangkan potensi manusia
Indonesia dikarenakan mengindikasikan bahwa suatu bangsa tersebut telah mencapai
kehidupan yang lebih baik (Supriyanto dkk, 2019). Pendidik juga harus menjalankan
tugasnya seperti yang terdapat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 1, yaitu guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
mulai dari pendidikan anak usia dini lewat jalur formal, dasar, dan menengah (Musfah,
2011: 3).
Kurikulum merupakan hal terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan. Namun seperti yang telah diketahui kurikulum kita terus mengalami
perubahan seiring berkembangnya zaman dan terakhir ialah kurikulum 2013 yang tidak
lagi menekankan kepada jumlah fakta yang harus dikuasai siswa, tetapi pada konsep-
konsep pokok apa yang perlu dipahami siswa (Sani, 2014). Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi
pendekatan scientific atau ilmiah yaitu menciptakan suasana belajar dimana siswa
bekerja secara berkelompok sehingga pembelajaran akan berorientasi kepada siswa dan
siswa dapat memperoleh pengetahuannya dengan baik (Raharja, 2019). Hal ini
sebenarnya sangat cocok dengan mata pelajaran Sejarah yang kajiannya tentang
kehidupan masa lalu dan melihat bagaimana peserta didik menghargai, menghormati
dan menteladani para tokoh pejuang atau peristiwa zaman dahulu. Akan tetapi
berdasarkan observasi yang dilakukan proses pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 1
Tanjung Raja masih belum sepenuhnya melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajarannya. Sehingga diperlukanlah suatu upaya agar tercipta suasana belajar
yang menyenangkan dan peserta didik aktif, sehingga tercapailah proses pembelajaran
yang diinginkan.
Berdasar permasalahan di atas, cara untuk mengatasinya menurut peneliti ialah
dibutuhkannya penerapan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
dan dapat melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu peneliti merasa model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran
Think Pair Share dan Make A Match.
Menurut Sugiarto (2014) Model pembelajaran Think Pair Share merupakan
model yang pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Frank Lyman pada tahun 1981 yang
artinya ialah model yang bisa membantu peserta didik aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran yang bersifat diskusi.
Menurut Gading dan Kharisma (2017) model pembelajaran Make A Match ialah
suatu model pembelajaran aktif yang lebih berfokus pada cara belajar kelompok, sebab
mereka bisa sama-sama bekerja sama dan membantu untuk memecahkan masalah,
mereka juga bisa sama-sama bertukar pikiran supaya memperoleh hasil yang bagus,
baik individu ataupun kelompok.
Peneliti mengambil dua model pembelajaran di atas dengan alasan ingin
membandingkan kedua model pembelajaran tersebut sebab menurut peneliti kedua
model tersebut mempunyai beberapa persamaan dalam proses pembelajaran.
Persamaannya adalah adanya sistem kelompok dan kerja sama, peserta didik dapat
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan melatih peserta didik supaya lebih berani
menyampaikan pendapat didepan kelas.
Berdasarkan persamaan dari kedua model pembelajaran di atas, peneliti
berkeinginan untuk membandingkannya serta menurut peneliti jika hanya menerapkan
satu model pembelajaran dalam proses pembelajaran itu sudah biasa, sehingga dengan
adanya perbandingan model pembelajaran ini peneliti tidak hanya mengetahui
pengaruhnya saja melainkan juga membandingkan kedua model tersebut mana yang
lebih baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian
dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share dan Make A Match di SMA Negeri 1 Tanjung Raja”.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Percobaan
Perbandingan (Comparative Experiment) artinya perbandingan yaitu peneliti ingin
melakukan perbandingan terhadap keadaan didua tempat, serta ditempat mana yang
paling baik (Arikunto, 2006: 6).
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanjung Raja
terletak di jalan Merdeka No. 57 Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten
Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan pada semester Genap tahun ajaran 2020/2021.
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah seluruh peserta didik kelas XI di
SMA Negeri 1 Tanjung Raja yaitu:
Tabel 1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta
Didik
1 XI MIPA 1 33 orang
2 XI MIPA 2 32 orang
3 XI MIPA 3 30 orang
4 XI MIPA 4 30 orang
6 XI IPS 1 32 orang
7 XI IPS 2 30 orang
8 XI IPS 3 30 orang
9 XI IPS 4 30 orang
Jumlah 247 orang
Sumber: TU SMA Negeri 1 Tanjung Raja
Berdasarkan tabel di atas jumlah seluruh kelas XI SMA N 1 Tanjung Raja ialah
247 orang, jadi populasinya sebanyak 247 orang.
Sedangkan Sampel atau jumlah sebagian dari seluruh populasi yang akan
menjadi objek dari penelitian, ialah menggunakan teknik Random Sampling yaitu
dengan cara pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu atau dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar
bilangan secara acak (Arikunto, 2006: 139). Sehingga didapatkanlah kelas XI MIPA 3
yang jumlah peserta didiknya 30 orang dan XI MIPA 4 dengan jumlah peserta didik 30
orang. Jadi jumlah seluruh yaitu 60 orang peserta didik.
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes yang meliputi uji
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda, teknik analisis datanya
menggunakan Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi normal atau
tidak. Uji yang digunakan yaitu uji kemiringan kurva Karl Pearson. Uji homogenitas
variansi menggunakan uji Bartlett.”Dalam penelitian ini teknik analisis data untuk
menguji hipotesis yaitu menggunakan uji-T.