PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh adalah meningkatkan tingkat pengetahuan
masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa Ardirejo
Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
BAB 2. TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatundkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(publichealth) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursingprocess) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya
kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode
asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga,
kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
1
II. Demografi
a. Jumlah Penduduk : 6817 Jiwa
Berdasarkan jenis kelamin
- Laki-laki : 3753 Jiwa
- Perempuan : 3377 Jiwa
Tabel 3.1 Distribusi Jenis Kelamin Desa Ardirejo Kecamatan Kepanjen
2
Kabupaten Malang
3
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga –F.kep Universitas Jember 2019
49,6%
50,4%
Laki-laki
Perempuan
Suku Bangsa
0
17,2
Jawa
Madura Lain-lain
82,8
Gambar 3.2 Diagram Suku Bangsa Dusun Krajan dan Dusun Kemuning Lor RW
04 Desa Ardirejo Kecamatan Kepanjen
Kunjungan ke Posyandu
11,6
Teratur
82,8 Tidak Teratur
Suntik
35,2
Lain-lain
Gambar 3.4 Diagram Jenis KB yang digunakan Masyarakat Desa
Ngasem Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang.
Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Ngasem Kecamatan Ngajum
Kabupaten Malang 2019terdapat sebanyak 55 wanita usia subur
(35,2%) yang menggunakan jenis KB Suntik.
c. Kesehatan Remaja
1. Jumlah Penduduk usia remaja : 29 Orang
2. Jenis kegiatan penduduk remaja mengisi waktu luang :
1) Kumpul - kumpul : 21 orang (72,4%)
2) Mengikuti kursus : tidak ada (%)
3) Olahraga : 8 orang (27,6%)
4) Remaja masjid / Gereja : tidak ada (%)
5) Lain – lain : tidak ada (%)
Berdasarkan data tabel diatas mayoritas remaja di Desa Ngasem
Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang 2019 terdapat 21 orang
(72,4%) remaja yang memiliki kegiatan kumpul-kumpul.
d. Kesehatan Lansia
d.1. Jumlah penduduk lanjut usia : 63 Orang
d.2. Keadaan kesehatan lansia
1) Ada masalah : 22 Orang (34,2%)
2) Tidak ada masalah : 41 Orang (65,8%)
Tabel 3.8 Kesehatan Lansia Desa Ngasem Kecamatan Ngajum
Kabupaten Malang 2019
Kondisi lansia saat ini Jumlah Persentase (%)
Sehat 22 34,2%
Sakit 41 65,8%
Total 63 100%
Sumber: Data Primer April 2019
Jumlah
Persentase
5
0
Pemanfaatan
Jumlah (KK) Persentase (%)
Pekarangan/Halaman Rumah
Ya 86 56,2%
Tidak 67 43,8%
Total 153 100%
Sumber: Data Primer April 2019
Tabel 3.29 menunjukkan mayoritas warga Desa Ngasem Kecamatan
Ngajum Kabupaten Malang memanfaatkan pekarangan/halaman rumah
yaitu 86 KK (56,2%).
f.3. Jenis pemanfaatan pekarangan rumah
1) Taman : 43 KK (50,4%)
2) Kebun Sayur/Buah : 23 KK (26,3%)
3) Toga : 4 KK (4,4%)
4) Lain-lain : 16 KK (18,9%)
Tabel 3.30 Distribusi Pemanfaatan Pekarangan Rumah Desa Ngasem
Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang.
II. Pendidikan
a. Distribusi penduduk Desa Ngajum berdasarkan kegiatan
pendidikan (usia sekolah)
- Penduduk sekolah : 2193 Orang (87,4%)
- Penduduk tidak sekolah : 8 Orang (12,5%)
b. Distribusi penduduk berdasarkan jenis pendidikan
- Pendidikan formal : 163 orang (100%)
- Pendidikan non-formal :-
c. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal
1) Belum sekolah : 28 orang (4,1%)
2) Tamat SD : 266 orang (38,7%)
3) Tamat SLTP : 278 orang (40,4%)
4) Tamat SLTA : 55 orang (8%)
5) PT : 5 orang (0,7%)
6) Tidak Sekolah : 4 orang (0,6%)
7) SD : 22 orang (3,2%)
8) SLTP : 16 orang (2,3%)
9) SLTA : 14 orang (2,0%)
X Tidak ada
i. Jenis industri kecil
X Makanan
Pakaian
Sepatu
X
d. Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan
Ada Tidak ada
e. Partisipasi politik
Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih pada PEMILU Legislatif
berjumlah 5189 orang di desa Ardirejo, sedangkan yang
menggunakan hak pilihnya berjumlah 4815 orang.
f. Pemilihan kepala daerah
Kepala daerah di tentukan oleh pemilihan umum, sedangkan pemilihan
perangkat dan staf-staf desa dipilih langsung oleh kepala desa
VII. Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yag ada di masyarakat
- Radio : 10 KK
- TV keluarga : 1410 KK
- Parabola : 10 KK
- Lain – lain (sebutkan) : tidak ada (0%)
b. Teknik penyampaian informasi kepada masyarakat
Radio – TV
X Papan pengumuman
IX. Persepsi
Masyarakat belum mampu mengidentifikasi kebutuhan akan lingkungan
sehat dan dampak yang bisa ditimbulkan dari lingkungan yang kurang sehat.
Perilaku masyarakat yang mencerminkan kurangnya kesadaran akan lingkungan
sehat seperti:
a. Tempat pembuangan sampah yang masih tidak terpusat dimana masyarakat
desa Ardirejo biasanya menumpuk sampah pada lahan yang kosong lalu akan
membakarnya setelah penuh;
Masyarakat belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:
a. pengelolaan air minum masih terdapat beberapa KK yang belum memasak air
sebelum diminum karena menganggap air sudah bersih dan tidak perlu
dimasak;
b. penggunaan jamban sehat, sebagian besar masyarakat di Desa Ngasem masih
BAB di sungai meskipun memiliki jamban permanen karena sudah menjadi
kebiasaan dan merasa lebih nyaman untuk BAB di sungai;
c. Masyarakat Desa Ngasem masih banyak merokok di dalam rumah, karena
sudah menjadi kebiasaan saat menjamu tamu di rumah.
d. Penempatan kandang ternak kurang optimal,masih banyak masyarakat Desa
Ngasem yang meletakkan kandang ternak di samping rumah tanpa ada jarak.
Kesadaran masyarakat yang kurang akan kesehatan dan pentingnya memeriksakan
kesehatan, seperti halnya sebagai berikut:
a. Banyak masyarakat dewasa dan lansia yang memiliki keluhan-keluhan namun
tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan dengan berbagai alasan
b. Rendahnya pengetahuan ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui terkait
perawatan dasar kesehatan ibu dan bayi
c. Banyaknya pernikahan dini
d. Tidak sedikit bayi yang berada di bawah garis tengah.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga –F.kep Universitas Jember 2019
Data Subyektif:
Hasil dari wawancara dengan RT, RW, dan kader kesehatan Desa Ardirejo
mengatakan bahwa :
a. Berdasarkan hasil wawancara perawat wilayah mengatakan bahwa
masyarakat desa Ngasem sudah mendapatkan sosialisasi tentang larangan
membuang sampah ke sungai oleh pihak Puskesmas
b. Beberapa kader mengatakan bahwa masyarakat desa Ngasem Tempat
pembuangan sampah yang masih tidak terpusat dimana masyarakat biasanya
menumpuk sampah pada lahan yang kosong lalu akan membakarnya setelah
penuh.
c. Tokoh masyarakat mengatakan bahwa di desa ngasem tidak ada
pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan
1
d. Berdasarkan hasil wawancara saat door to door masyarakat desa Ngasem
mengeluhkan bahwa banyak yang terkena batuk .
e. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat wilayah Desa Desa Ngasem
bahwa saat ini penyakit terbanyak yang dialami oleh masyarakat adalah ISPA.
f. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa masyarakat Desa Desa
Ngasem masih banyak yang merokok baik di dalam maupun di luar rumah.
2. Data Obyektif: a. Ketidakadekuatan Ketidakefektifan
a. Jumlah balita yang mengalami BGM sebanyak 1 balita dan yang mengalami BGT dukungan sosial koping komunitas:
sebanyak 5 balita pada bulan April 2019. masyarakat masalah kesehatan
b. Kurangnya gizi bayi, ibu hamil
Data Subjektif: sumber daya dan balita
e. Berdasarkan hasil wawancara, kader posyandu menyatakan bahwa ibu menyusui (pengetahuan,
terkait perawatan dasar kesehatan ibu dan bayi masih kurang. finansial, dan
f. Berdasarkan hasil wawancara pada 1 ibu BGM dan 5 ibu BGT didapatkan satu ibu sosial)
BGM dan 3 ibu BGT mengatakan sebelum usia 6 bulan sudah diberi makanan
tambahan.
3 Data Obyektif: a. Ketidakadekuatan Ketidakefektifan
e. Terdapat 65,8 % penduduk lansia yang memiliki masalah kesehatan saranadan koping komunitas:
f. Penderita hipertensi berdasarkan data dari puskesmas berada pada urutan terakhir prasarana lansia (Hipertensi)
dengan total 6 yang tercatat, namun hasil screening didapatkan data hipertensi dimasyarakat
yang tidak sedikit (65,8%) b. Kurangnya
Data Subyektif: kesadaran
a. Banyak masyarakat dewasa dan lansia yang memiliki keluhan-keluhan namun tidak masayarakat
bersedia untuk melakukan pemeriksaan dengan berbagai alasan
4. Data Obyektif: c. Ketidakadekuatan Ketidakefektifan
a. banyak dari anak-anak SD yang merokok dan kedapatan merokok di sekitar saranadan koping komunitas:
lingkungan desa Ardirejo. prasarana anak remaja
Data Subyektif: dimasyarakat merokok
a. Beberapa anak SD yang merokok mengatakan jika merokok tidak ada yang d. Kurangnya
mengekang, karena ingin saja, atau karena meniru dan melihat teman-temannya merokok kesadaran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga –F.kep Universitas Jember 2019
3.2.2
3.2.3 Pohon Masalah
Promosi kesehatan
Pendidikan Kebijakan,
kesehatan regulasi, dan
organuisasi
Status kesehatan
Cacat total
kesakitan kesejahteraan Sehat optimal
atau kematian
Defisiensi kesehatan
komunitas
3.4 Perencanaan
3.4.1 Perencanaan Masalah Keperawatan Komunitas
1
yang adekuat tentang sampah warganya dan benar.
pendidikan 5.1 melakukan kunjungan
kesehatan untuk rumah untuk monitor
mencegah dan dan evaluasi terkait
penatalaksanaan dari praktek pemilahan
penyakit menular sampah pada warga-
5. Berikan pendidikan warga yang
pada anggota menghadiri
mengenai rencana pertemuan edukasi
grup dan 6.1 Adakan pertemuan
perencanaan dengan masyarakat
program untuk membahas
6. Monitor pelaksanaan sejauh mana program
program berjalan
7. Evaluasi program 7.1 berikan tindak lanjut
yang telah dibentuk terhadap program dan
dan disepakati serta reinforcement positif
dijalankan oleh 8.1 memberikan
komunitas penjelasan mengenai
ISPA dan dampak
serta penyebabnya
secara singkat
sebelum program
sampah dimulai
2 Ketidakefektifan NOC: NIC: 1.1 Melakukan Peningkatan derajat TOMA,
koping Status Pengembangan pengkajian langsung kesehatan masyarakat kader, bidan
komunitas: Desa Kemuningsari Desa
kesehatan kesehatan komunitas pada komunitas
masalah Lor dengan Kemuningsar
kesehatan gizi komunitas (8500) (untuk memperoleh mengendalikan dan i Lor
bayi, dan balita (2701) Pengembangan data primer dan menurunnya jumlah
(bawah garis Kriteria program (8700) sekunder) kasus baru dari Bayi
merah hasil: 1. Identifikasi fokus 2.1 membentuk KELAS dengan Bawah Garis
Perbaikan kesehatan, kekuatan, PARENTING sebagai Merah (BGM)
status gizi dan prioritas program yang Masyarakat akan
bayi dan masalah dengan bekerjasama dengan dapat:
balita komunitas kader dan bidan untuk a. Mengetahui
2. Bantu anggota stimulasi tumbuh konsep dasar
komunitas dalam kembang bayi balita BGM
meningkatkan dengan melibatkan b. Mengetahui
kewaspadaan dalam ibu cara
masalah kesehatan 3.1 mengevaluasi dan menstimulasi
3. Berikan pendidikan memonitor kegiatah tumbuh
pada komunitas kelas Parenting kembang bayi
mengenai rencana selama 9 kali balita
grup dan pertemuan c. Mengetahui
perencanaan 4.1 memberikan screening bagaimana
program tumbuh kembang mempersiapkan
4. Monitor pelaksanaan menggunakan KPSP MP-ASI untuk
program 5.1 menilai kemampuan bayi dan balita
5. Evaluasi program ibu menstimulasi dengan benar
yang telah dibentuk tumbuh kembang
dan disepakati serta anaknya
dijalankan oleh 6.1 merumuskan Rencana
komunitas Tindak Lanjut dari
program stimulasi
tumbuh kembang
bersama anggota
kelas parenting
7.1 bentuk program
BUCHERI (IBU
CERI) Ibu Cermat
Gizi sebagai rencana
tindak lanjut
permasalahan gizi
pada ibu dan balita
3 Ketidakefektif NOC: NIC: 1.1 Melakukan Peningkatan derajat TOMA,
an koping Status Pengembangan pengkajian langsung kesehatan masyarakat kader, bidan
komunitas: kesehatan kesehatan komunitas pada komunitas Desa Ardirejo dengan Desa
anak remaja komunitas (untuk memperoleh mengendalikan dan Kemuningsar
(8500)
menurunnya jumlah i Lor
merokok (2701) Pengembangan data primer dan
perokok muda di
Kriteria program (8700) sekunder) masyarakat
hasil: 1. Identifikasi fokus 2.1 pembentukan duta anti Masyarakat akan
Perbaikan kesehatan, merokok dapat:
status anak kekuatan, dan 3.1 berikan promosi a. Mengetahui
dan remaja prioritas masalah kesehatan bahaya bahaya
dengan komunitas merokok pada anak merokok
2. Bantu anggota SD b. Mengetahui
komunitas dalam 4.1 berikan promosi bahaya HIV
meningkatkan kesehatan tentang aids
kewaspadaan dalam HIV AIDS pada SMP c. Mengetahui
masalah kesehatan 5.1 berikan promosi manfaat PHBS
3. Berikan pendidikan kesehatan terkait d. Mengetahui
pada komunitas pernikahan dini pada bahaya
mengenai rencana poskestren pernikahan dini
grup dan
perencanaan
program
4. Monitor pelaksanaan
program
5. Evaluasi program
yang telah dibentuk
dan disepakati serta
dijalankan oleh
komunitas
4 Ketidakefektifan NOC: NIC: 1.1 Melakukan Peningkatan derajat TOMA dan
koping Kontrol Pengembangan pengkajian langsung kesehatan masyarakat Kader
komunitas: risiko kesehatan komunitas pada komunitas Desa Ardirejo dengan
masalah pada komunitas: (8500) (untuk memperoleh mengendalikan dan
kelompok penyakit menurunnya jumlah
Pengembangan data primer dan
kasus baru dari
pekerja tani: kronis 2801) sekunder)
program (8700) penyakit degeneratif
LBP dan APD Kriteria 2.1 Melakukan screening
1. Identifikasi fokus pada kelompok lansia.
hasil: kesehatan, kekuatan, hipertensi di Masyarakat akan
a. Ketersedia dan prioritas masyarakat Desa dapat:
an masalah dengan Ardirejo a. Mengetahui
program komunitas 2.2 Pendidikan kesehatan konsep dasar
skiring 2. Bantu anggota terkait penggunaan penyakit
preventif komunitas dalam APD yang benar dan degeneratif
b. Partisipasi meningkatkan posisi ergonomi di b. Mengetahui
dalam kewaspadaan dalam bidang pertanian. cara
program masalah kesehatan 3.1 Promosi kesehatan penanganan
pendidika 3. Berikan pendidikan terkait pencegahan penyakit
n pada anggota nyeri punggung degeneratif
manajeme mengenai rencana dengan memulai c. Meminimalka
n penyakit grup dan hidup sehat penerapan n faktor
kronis perencanaan penggunaan APD resiko
c. Ketersedia program yang benar dan posisi terjadinya
an layanan 4. Monitor ergonomi penyakit
kesehatan pelaksanaan degeneratif
untuk program d. Mampu
mengobati 5. Evaluasi program mengaplikasi
penyakit yang telah dibentuk
kronis dan disepakati serta kan layanan
dijalankan oleh kesehatan di
komunitas komunitas.
e. Sesuai dengan
angka kunjungan
lansia ke
posyandu,
standart
pelayanan
minimal yaitu
sebesar 40%
5 Ketidakefektifan NOC: NIC: 1.1 Melakukan Peningkatan derajat TOMA dan
koping Kontrol Pengembangan pengkajian langsung kesehatan masyarakat Kader
komunitas: risiko kesehatan komunitas pada komunitas Desa Ardirejo dengan
masalah komunitas: (8500) (untuk memperoleh mengendalikan dan
kesehatan menurunnya jumlah
penyakit Pengembangan data primer dan
hipertensi kasus baru dari
kronis 2801) program (8700) sekunder) penyakit degeneratif
Kriteria 1. Identifikasi fokus 2.1 Melakukan screening pada kelompok lansia.
hasil: kesehatan, hipertensi di Masyarakat akan
a. Ketersedia kekuatan, dan masyarakat Desa dapat:
an prioritas masalah Ardirejo a. Mengetahui
program dengan komunitas 2.2 Pengoptimalan senam konsep dasar
skiring 2. Bantu anggota anti hipertensi penyakit
preventif komunitas dalam 3.1 Promosi kesehatan degeneratif
b. Partisipasi meningkatkan terkait hipertensi, b. Mengetahui
dalam kewaspadaan dalam termasuk gaya hdup cara
program masalah kesehatan sehat dan diet untuk penanganan
pendidika 3. Berikan pendidikan mencegah hpertensi penyakit
n pada anggota degeneratif
manajeme mengenai rencana c. Meminimalka
n penyakit grup dan
kronis perencanaan n faktor
c. Ketersedia program resiko
an layanan 4. Monitor terjadinya
kesehatan pelaksanaan penyakit
untuk program degeneratif
mengobati 5. Evaluasi program d. Mampu
penyakit yang telah dibentuk mengaplikasi
kronis dan disepakati serta kan layanan
dijalankan oleh kesehatan di
komunitas komunitas.
e. Sesuai dengan
angka kunjungan
lansia ke
posyandu,
standart
pelayanan
minimal yaitu
sebesar 40%
6. Ketidakefektifan NOC: NIC: 1.1 Lakukan pengkajian Peningkatan derajat TOMA,
koping Kontrol Pengembangan langsung pada kesehatan masyarakat Perawat Desa
komunitas: risiko kesehatan komunitas komunitas (untuk Desa Ardirejo dengan Kemuningsar
masalah komunitas: memperoleh data mengendalikan dan i Lor
(8500)
penyakit menurunnya jumlah
penyakit Pengembangan primer dan sekunder)
menular (TB) kasus baru dari TB
menular program (8700) 2.1 Mengobservasi Masyarakat akan
(2802) Manajemen penyakit kondisi lingkungan dapat:
Kriteria menular (8820) masyarakat yang a. Mengetahui
hasil: 1. Identifikasi fokus dapat mempengaruhi konsep dasar
a. Skrining kesehatan, terjadinya penularan. penyakit TB.
kelompok kekuatan, dan 3.1 Melakukan screening b. Mengetahui
target prioritas masalah TB pada 15 rumah penularan TB.
yang dengan komunitas yanga ada di wilayah
berisiko 2. Monitor faktor pasien TB.. c. Mengetahui cara
tinggi lingkungan yang 4.1 Penyuluhan mengenai penanganan TB.
b.Penegakan mempengaruhi TB dan hal-hal yang
kebijakan penyebaran penyakit berkaitan dengan TB
pemantaua menular dan penularannya
n 3. Bantu anggota serta pengobatannya.
lingkungan komunitas dalam 5.1 Bantu masyarakat
c. Kontrol meningkatkan TOGA/TOMA untuk
lingkungan kewaspadaan dalam menganalisis
berjalan masalah kesehatan bagaimana penularan
dengan 4. Tingkatkan akses TB
baik yang adekuat tentang 6.1 Adakan pertemuan
pendidikan dengan masyarakat
kesehatan untuk untuk membahas
mencegah dan sejauh mana program
penatalaksanaan dari berjalan
penyakit menular
5. Berikan pendidikan
pada anggota
mengenai rencana
grup dan
perencanaan
program
6. Monitor pelaksanaan
program
7. Evaluasi program
yang telah dibentuk
dan disepakati serta
dijalankan oleh
komunitas
64
3.4.2 Plan Of Action
Tabel 3.35 Plan of Action
PJ
No Kegiatan Materi Sasaran Waktu Tempat Mahasiswa PJ Warga
MINGGU KEDUA
1 Kelas Parenting 1. Nutrisi balita Ibu Balita Senin dan Rumah Afriezal Bu Iin
2. Imunisasi, dampak, kamis kader (Kader)
dan penanggulangan 23 juli– 25 posyandu 29
efek samping Juni 2019
3. ASI dan MP-ASI
4. Monitoring BB dan
TB balita
5. Pentingnya
Posyandu, PAUD,
dan BKB
6. Bermain
7. Pola Asuh
8. Kemunikasi Sesuai
Usia
9. Stimulasi
Perkembangan
2 PelatihandanPenyuluhan KPSP Ibu-ibu dengan Kamis, 24 Rumah Ike Andriani Kader
TumbuhKembang balita Juli 2019 Kader
(KPSP) Posyandu 39
3 ABAT (Aku Bangga Aku Pembentukan Duta Anti SD 26 Juli SDN 1 dan Karina Guru
Tau) Merokok dan Promosi 2 Diana
Kesehatan Bahaya Kemuningsa
Merokok ri Lor
MINGGU KEDUA
4 ABAT (Aku Bangga Aku Promosi Kesehatan HIV SMP 28 Juli SMPN 2 Karina Guru
1
Tau) AIDS Panti Diana
1
membutuhkan Lor ri Lor
pengaturan posisi
ergonomic
3. Teknik latihan posisi
ergonomi
11 PendidikanKesehatanPen 1. Pengertian APD Kelompok tani Senin, 4 Aula Balai Nurwahidah Ketua
ggunaan APD 2. Macam-macam APD di Desa Agustus Desa GAPOKT
3. Cara Penyimpanan ANgasem 2019 Ngasem AN
dan Pemeliharaan
APD Bidang
Pertanian
4. Syarat-syarat APD
Bidang Pertanian
12 RTL 1: BUCHERI (IBU 1. pentingnya gizi ibu Ibu-ibu dengan Kamis, 7 Rumah Afrizal Kader
CERI) IBU CERMAT 2. menu-menu gizi MP- balita dan Agustus 2019 Kader Posyandu
GIZI ASI kader Posyandu 39
13 Pendidikan kesehatan 1. Pengertian TB Paru Kelompok Jumat, 8 Musholla Auliya H Bidan
tentang TOSS TB 2. Penularan TB Paru risiko TB, Ngasem Desa Desa
3. Tanda dan gejala TOMA, 2019 Ngasem
TB Paru Perangkat
4. Pemeriksaan TB Desa, dan
Paru Kader
5. Pengobatan TB Kemuningsar
Paru i Lor
6. Pencegahan TB Kecamatan
Paru Panti
14 Pendidikan kesehatan 1. Pengertian etika Kelompok Jumat, 8 Musholla Auliya H Bidan
tentang Etika Batuk batuk risiko TB, Agustus Ngasem Desa
2. Tujuan etika batuk TOMA,
3. Indikasidan Perangkat
kontraindikasi etika Desa, dan
1
batuk Kader ari Lor
4. SOP etika batuk Ngasem
MINGGU KEEMPAT
15 RTL 2: STIMULASI Terapi bermain Ibu- Kamis, 14 Rumah Afrizal Kader
TUMBANG ANAK ibudenganbalit Agustus Kader posyandu
a dan kader 2019 Posyandu 39
1
3.4.3 Implementasi dan Evaluasi
Tabel 3.36 Implementasi dan Evaluasi Kegiatan
No Masalah Kegiatan Materi Sasaran Waktu Tempat Hasil Evaluasi
MINGGU KE-2 s.d Ke-6
1 Ketidakefekti Sosialisasi Sampah Promosi Kesehatan Seluruh pernagkat, Rabu, 30 Juli Balai desa Terlampir Terlampir
fan koping Pemilahan dan RT, RW Desa 2017 Ardirejo
komunitas: Manajemen Sampah Ngasem
kesehatan (Demonstrasi)
lingkungan
Monev Pemilahan Cara menurunkan 5 rumah warga dusun 3-9 Juli 2019 5 rumah warga Terlampir Terlampir
Sampah Dan pengeluaran volume krajan desa dusun krajan
Managemen Sampah sampah dr rumah NgasemRt 10/ Rw 02 desa NgasemRt
tangga 10/ Rw
02
2. Ketidakefekti Kelas Parenting 10. Nutrisi balita Ibu Balita 21 Juli – 24 Rumah kader Terlampir Terlampir
fan koping 11. Imunisasi, dampak, Juli 2019 posyandu 29
komunitas: dan penanggulangan
masalah efek samping
kesehatan 12. ASI dan MP-ASI
gizi bayi, ibu 13. Monitoring BB dan
hamil dan TB balita
balita 14. Pentingnya
Posyandu, PAUD,
dan BKB
15. Bermain
16. Pola Asuh
17. Kemunikasi Sesuai
Usia
1
18. Stimulasi
Perkembangan
Pelatihan dan KPSP Ibu-ibu dengan balita 24 Juli Rumah Kader Terlampir Terlampir
Penyuluhan Tumbuh Posyandu 39
Kembang (KPSP)
RTL 1: BUCHERI (IBU 1. pentingnya gizi ibu Ibu-ibu dengan balita 7 Agustus babRumah Terlampir Terlampir
CERI) IBU CERMAT 2. menu-menu gizi MP- dan kader Kader
GIZI ASI Posyandu 39
RTL 2: STIMULASI Terapi bermain Ibu-ibu dengan balita 14 Agustus Rumah Kader Terlampir Terlampir
TUMBANG ANAK dan kader Posyandu 39
3. Ketidakefekti ABAT (Aku Bangga Pembentukan Duta Anti SD 26 Juli SDN 1 dan 2 Terlampir Terlampir
fan koping Aku Tau) Merokok dan Promosi Ardirejo
komunitas: Kesehatan Bahaya
Merokok
anak remaja
merokok
ABAT (Aku Bangga PHBS (Cuci Tangan) PAUD 4 Agustus PAUD Terlampir Terlampir
Aku Tau)
ABAT (Aku Bangga Promosi Kesehatan SMP 28 JUli SMPN 2 Terlampir Terlampir
Aku Tau) HIV AIDS
4. Ketidakefekti Pendidikan Kesehatan 5. Pengertian APD Kelompok tani di Senin, 4 Aula Balai Desa Terlampir Terlampir
fan koping Penggunaan APD 6. Macam-macam Desa Ardirejo Agustus Ngasm
komunitas: APD 2019
Ketidakefektif 7. Cara Penyimpanan
an koping dan Pemeliharaan
komunitas: APD Bidang
masalah pada Pertanian
kelompok 8. Syarat-syarat APD
1
pekerja tani: Bidang Pertanian
LBP dan
APD
Pendidikan Kesehatan 4. Pengertian Posisi Kelompok tani di Senin, 4 Aula Balai Terlampir Terlampir
Posisi Ergonomi di Ergonomi Desa Ardirejo Agustus Desa Ngasem
Bidang Pertanian 5. Hal-hal yang 2019
membutuhkan
pengaturan posisi
ergonomic
6. Teknik latihan
posisi ergonomi
5 Ketidakefekti Pendidikan kesehatan 3. Pencegahan Dewasa/ lansia 31 Juli2019 Musholla Terlampir Terlampir
fan koping tentang hipertensi hipertensi: Ngasem
komunitas: makanan yang
masalah harus dihindari
kesehatan 4. Tanda gejala
hipertensi hipertensi
Senam Hipertensi 3. Langkah-langkah Dewasa/ lansia 31 Juli 2019 Musholla Terlampir Terlampir
senam anti Ngasem
hipertensi
4. Demonstrasi
senam anti
hipertensi
6 Ketidakefektif Screening TB Paru Melakukan screening 30 rumah yang Kamis, 31 juli Desa Ngasem Terlampir Terlampir
an koping TB Paru berada di sekitar 2019 s/d
komunitas: rumah indeks Minggu, 3
masalah Juni 2019
penyakit
menular (TB)
Pendidikan kesehatan 7. Pengertian TB Kelompok risiko Jumat, 8 Musholla Terlampir Terlampir
tentang TOSS TB Paru TB, TOMA, Agustus i Ngasem
1
2019
2
8. Penularan TB Paru Perangkat Desa, dan Desa Ngasem
9. Tanda dan gejalan Kader Desa Ngasem
TB Paru
10. Pemeriksaan TB
Paru
11. Pengobatan TB
Paru
12. Pencegahan TB
Paru
Pendidikan kesehatan 5. Pengertian etika Kelompok risiko TB, Jumat, 8 Juni Musholla Terlampir Terlampir
tentang Etika Batuk batuk TOMA, Perangkat 2019 Ngasem
6. Tujuan etika batuk Desa, dan Kader
7. Indikasi dan Desa Ngasem
kontraindikasi
etika batuk
8. SOP etika batuk
No Masalah Kegiatan Materi Sasaran Waktu Tempat Hasil Evaluasi
MINGGU KE-2 s.d Ke-6
1 Defisiensi Pendidikan Kesehatan 1. Konsep dasar ISPA 1. Siswa SMPN 2 Rabu, 12 Aula smp2 Terlampir Terlampir
kesehatan tentang ISPA bersama (pengertian, Agustus
komunitas: siswa pesantren dan penyebab, 2019
masalah anggota pesantren pencegahan dan
kesehatan penanganan)
penyakit 2. Bahaya, dan Etika
menular Merokok
(ISPA) 3. Pengolahan Sampah
Rumah Tangga
Promosi Kesehatan Di Konsep Penyakit ISPA Masyarakat umum Selasa, 13 Radio Diana Terlampir Terlampir
Radio Diana utamanya Agustus
masyarakat di desa 2019
1
Ngasem
Pelatihan Kader, TOGA Konsep ISPA dan Kader, TOGA dan Rabu, 24 Juli Balai Desa Terlampir Terlampir
dan TOMA terkait Rumah Sehat, TOMA 2019 Ngasem
Rumah Sehat dan pengolahan sampah
persiapan Lomba Dusun yang benar, dan
Sehat penanganan penyakit
ISPA dengan tanaman
sehat di rumah
Promosi Kesehatan Di Etika Merokok Masyarakat umum Selasa, 30 Juli Radio Diana Terlampir Terlampir
Radio Diana utamanya 2019
masyarakat di desa
Ngasem
Pengelolaan sampah Pembuatan Jublung Masyarakat umum Selasa, 23 Juli Rumah Warga Terlampir Terlampir
sampahh di Ngasem 2019
Lomba Tangkas Desa Desa Sehat (Teori Kepala Dusun dan Rabu, 14 Juni Balai Desa Terlampir Terlampir
Sehat dan praktik) Kader Posyandu, 2017 Ngaem
Siswa Sekolah Dasar
2 Defisiensi Promosi kesehatan Hipertensi, Pendengar Radio Selasa, 23 April Radio Diana Terlampir Terlampir
kesehatan terkait gaya hidup sehat Pencegahan, dan Diana FM 2017 107.9 FM
komunitas: dan diet untuk mencegah pemanfaatan tanaman
masalah hipertensi di Radio obat keluarga atau
kesehatan Diana tanaman disekitar
hipertensi lingkungan rumah
untuk mengatasi
hipertensi
Senam Hipertensi Perlaksanaan senam TOMA dan Kader Minggu, 11 Balai Desa Terlampir Terlampir
hipetrtensi dan Anti Posyandu, Lansia Juli 2019 Ngasem
stroke
1
Pembuatan Jalur Batu Pembuatan jalur batu Lansia Minggu, 21 Pustu Terlampir Terlampir
Refleksi refleksi untuk salah Agustus 2019 Ngasem
satu terapi penurunan
tekanan darah tinggi
pada lansia
Peringatan hari lansia Pembuatan kerajinan Lansia Selasa, 13 Rumah warga Terlampir Terlampir
dengan pmbuatan kemucing bersama Agustus Ngasem
kerajinan tangan lansia di dusun Jereng 2019
Timur
Lomba Desa sehat Konsep dasar hipertensi Kader posyandu, Rabu, 14 Balai Desa Terlampir Terlampir
dan penangan Siswa Sekolah dasar, AGustus 2019 Curah Malang
hipertensi kepala dusun
3. Defisiensi Penentuan lokasi pos Berdiskusi dan Ibu – ibu Balita Sabtu,26 Juli Rumah Kepala Terlampir Terlampir
kesehatan gizi bermusyawarah dengan dengan BGM, kepala 2019 Dusun Krajan
komunitas: ibu – ibu BGM, kader dusun,kader
masalah posyandu dan kepala posyandu
kesehatan dusun terkait tempat
gizi bayi, dan yang digunakan untuk
balita melakukan pos gizi
Promosi kesehatan 1.Pemberia Makan Ibu – ibu Balita Senin, 6 Posyandu Kraja Terlampir Terlampir
terkait pentingnya Tambahan dengan BGM, Ibu Agustus Posyandu
Pemberian Makanan a. Pengertian PMT hamil da menyusui 2019 Ngasem
Tambaha, gizi ibu hamil, b. Manfaat PMT
dan ASI Ekslusif di c. Tujuan PMT
Posyandu d. Jenis PMT
e. Pentingnya PMT
2. Gizi Bumil
3. ASI Ekslusif
Pos gizi Desa 1. Pembuatan Nugget Ibu – ibu Balita Selasa, 9 Di Rumah Terlampir Terlampir
Ardirejo Tahu Baya dengan BGM, kader agustus Kepala Dusun
1
2019
2
2. Pembuatan saos posyandu, kepala Kraja
tomat dusun
3. Pembuatan bakwan
jagung manis
Pelatihan Kader terkait Perhitungan Kader Posyandu Rabu, 24Juli Balai Desa Terlampir Terlampir
perhitungan kebutuhan kebutuhan kalori 2019
kalori pada balita dalam gizi untuk
balita
Lomba Desa Sehat Platting Variasi Ibu-ibu BGM dan Rabu, 14 Balai Desa Terlampir Terlampir
Makanan untu balita Kader Posyandu Agustus Curahmalang
2019
3. Defisiensi Penentuan lokasi pos Berdiskusi dan Ibu – ibu Balita Sabtu,28 jull Rumah Kepala Terlampir Terlampir
kesehatan gizi bermusyawarah dengan dengan BGM, kepala 2019 Dusun Krajan
komunitas: ibu – ibu BGM, kader dusun,kader
masalah posyandu dan kepala posyandu
kesehatan dusun terkait tempat
gizi bayi, dan yang digunakan untuk
balita melakukan pos gizi
4. Defisiensi Penyuluhan Kespro Konsep kesehatan Anggota pondok Jumat, 16 Pondok Terlampir Terlampir
kesehatan bersama kelompok reproduksi dan upaya pesantren Raudotul April pesantren
komunitas: pesantren penvegahan yang dapat Anfal 2017 Raudotul Anfal
masalah dilakukan
kesehatan Penyuluhan dan Konsep cuci tangan dan Siswa SD dan TK Selasa, 23 SDN 1 Terlampir Terlampir
diare Demonstrasi cuci tangan demonstrasi serta Ardirejo April Ngasem
di TK dan SD senam cuci tangan 2017 TK Terpadu
Jumat, 28 Juli An-Najah
2019 SDN 2
Rabu, 31 Juli Ngasem
2019
1
Pengujian Air Bersih Pengujiaan air bersih Ibu – ibu Balita Senin, 29 Juli Terlampir Terlampir
2
oleh pihak Lapkesda dengan BGM, kader 2019
posyandu, kepala
dusun
Lomba Desa Sehat Senam Cuci tangan Ibu-ibu BGM dan Rabu, 11 Balai Desa Terlampir Terlampir
tingkat TK Kader Posyandu Agustus Ngasme
2019
1
3.4.4 Rencana Tindak Lanjut
Tabel 3.37 Rencana Tindak Lanjut
Penanggung
No Program Rencana Tindak Lanjut Tempat Tolak Ukur Capaian program
Jawab
1. Kesehatan Monitoring ke rumah warga Rumah Kepala Dusun Penanganan sampah di setiap dusun
Lingkungan sebagai contoh pemilahan Warga
sampah dan manajemen sampah
yang benar
2. Hipertensi Kasun mampu mengajak Dukuh di Bu Maimanah Jumlah lansia yang datang melakukan
masyarakat lansia untuk rutin Setiap pemeriksaan adalah 100% (menyeluruh)
hadir mengikuti pemeriksaan Dusun
posyandu lansia dan masyarakat
usia 20 tahun ke atas (dewasa
awal)
3 Kesehatan Stimulasi tumbuh kembang Sesuai Bu Laila (Ibu Ibu mampu cara melakukan stimulasi
Gizi Balita anak kesepakat An. Kenzo) tumbuh kembang pada anaknya sesuai
an dengan usinnya
Pengukuran Tumbuh Kembang Sesuai Bidan/Perawat Untuk mengetahui tumbuh kembang anak
Anak (KPSP) kesepakat Desa saat ini
an
Mengadakan Bucheri (Ibu Sesuai Bu Iin (Kader Terlaksananya Bucheri yang di dampingi
Cermat Gizi) dengan pelatihan kesepakat posyandu) oleh kader
penyajian makanan sehat an
4. Anak Pemilihan Duta Anti Merokok Setiap Tidak ada siswa yang merokok
Remaja didampingi oleh guru, dimana Sekolah
Merokok dapat meyebutkan bahaya
merokok
1
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
dari berbagai lingkungan yang umumnya memiliki kesamaan. Pada komunitas
manusia individu-individu di dalamnya dapat memiliki kesamaan dalam
tujuan,kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan resiko dan sejumlah
kondisi lain. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang
dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Menurut Hermawan
(2008) komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya dimana dalam sebuha komunitas terjadi relasi pribadi
yang erat antara para anggota komunitas karena adanya kesamaan interest atau
values (Hermawan,2008). Dalam kesehatan komunitas dapat terbentuk karena
adanya faktor kesehatan yang sama dalam kelompok masyarakat seperti
kelompok ibu hamil, ibu menyusui, lansia dan bahkan petani (Mubarak, 2006).
Komunitas ini bertujuan untuk menyampaikan informasi ataupun berbagi
informasi bersama kelompok yang sama.
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan dan secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluaga atau kelompok
yang menyangkut permsalah pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun
spiritual. Hal yang perlu dikaji dalam komunitas anatara lain inti (Core) yang
meliputi data demografi, sejarah, nilai-nilai dan keyakinan. Mengkaji 8 subsistem
yang mempengaruhi komunitas yaitu lingkungan, pendidikan, keamanan dan
keselamatan, kebijakan, pelayanan kesehatan, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi
(Mc Farland dalam Mubarak, 2006). Data diperoleh dari data subyektif yaitu data
yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat yang diungkapkan langsung secara lisan. Data
obyektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran (Mubarak, 2006).
1
Pada tahap pengkajian dilakukan penyusunan angket atau kuesioner yang
diisi oleh masyarakat. Penyusunan angket dilakukan dengan supervise dosen
pembimbing keperawatan komunitas. Setelah itu, dilakukan penyebaran kuesioner
dengan metode wawancara. Penyebaran kuesionar dilakukan dengan bantuan
kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, dan Puskesmas
Rambipuji. Selain dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner.
pengumpulan data juga dilakukan dengan mengambil data sekunder, pengukiran,
dan pengamatan langsung (Whinsheld Survey). Setelah data pengakajian
terkumpul, tahap selanjutnya adalah tahap tabulasi data melalui proses
komputerisasi yang kemudian dianalisa.
Hasil pengkajian kuesioner pada 25% KK dari populasi warga Desa
Ngasem terdapat 218 KK. Jumlah penduduk Desa Ardirejo yang mengalami ISPA
sebanyak 36 orang (20,9%). Sebanyak 165 keluarga 75,7%) di Desa Ngasem
memilih metode membakar sampah karena menganggap lebih cepat dan agar
tidak banyak menumpuk. Berdasarkan hasil observasi lingkungan Desa Ardirejo
belum ada TPA (Tempat Pembuangan Akhir), lingkungan masyarakat Desa
Ardirejo tidak ada pemanfaatan ulang dari sampah organik maupun non-organik,
masyarakat di Desa Ardirejo masih ada yang memasak menggunakan tungku,
masyarakat Desa Ngasem masih banyak merokok di dalam rumah, karena sudah
menjadi kebiasaan saat menjamu tamu di rumah.
Jumlah balita yang mengalami BGM sebanyak 1 balita bawah garing
merah da 5 balita garing kuning pada periode April 2019. Berdasarkan hasil
wawancara pada 1 ibu BGM dan 5 BGT didapatkan atu ibu BGM dan 3 ibu BGT
mengatakan sebelum usia 6 bulan sudah diberi makanan tambahan.
.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa
keperawatan komunitas ditegakan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stressor yang ada setelah melalui proses analisa data berdasarkan hasil pengkajian
1
maka diperoleh 3 prioritas masalah keperawatan komunitas di Desa Ngasem,
yaitu:
a. Ketidakefektifan koping komunitas: kesehatan lingkungan;
b. Ketidakefektifan koping komunitas: masalah kesehatan gizi bayi dan balita
(bawah garis merah);
c. Ketidakefektifan koping komunitas: anak remaja merokok
d. Ketidakefektifan koping komunitas: masalah pada kelompok pekerja tani:
LBP dan APD;
e. Ketidakefektifan koping komunitas: masalah kesehatan hipertensi;
f. Ketidakefektifan koping kmunitas: masalah penyakit menular (TB).
4.3 Perencanaan
Intervensi yang diambil sesuai dengan diagnosis keperawatan yang sudah
dibuat. Intervensi keperawatan merupakan suatu acuan rencana perawat dalam
melakukan implementasi atau tindakan keperawatan. Intervensi keperawatan
tersebut mengacu dalam standar dan kriteria yang dilihat dari NIC dan NOC
(Intervensi Terlampir di BAB 3).
Strategi intervensi keperawatan komunitas diantaranya, proses kelompok,
pendidikan kesehatan dan kerja sama intervensi yang direncanakan untuk
mengatasi permasalahan komunitas di Desa Ardirejo berfokus pada pencegahan
primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier yang digunakan untuk
menyelesaikan beberapa tingkatan masalah komunitas berdasarkan garis
pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal dan garis pertahanan resisten.
Penyusunan intervensi keperawatan komunitas menggunakan prinsip Community
As Partner yaitu kemitraan dan pemberdayaan. Beberapa intervensi keperawatan
komunitas diantaranya pendidikan kesehatan, screening dini, imunisasi,
perkumpulan profesi, kerja sama lintas program dan sektor, perumusan kebijakan.
4.4 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan keperawatan.
Implementasi masalah keperawatan komunitas dilakukan berdasarkan prinsip
1
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dan kerja sama antara perawat,
puskesmas dan masyarakat. Implementasi yang dilakukan sudah menjalani proses
koordinasi dengan seluruh masyarakat Desa dan Puskesmas. Implementasi
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Health Believe Model (HBM) dan
Health Promotion Model (HPM) yang disesuaikan dengan implementasi dan
kriteria masyarakat Desa Ardirejo. Setelah dilakukan implementasi di Desa
Ardirejo, disusunlah rencana tindak lanjut yang sudah dikoordinasikan dengan
masyarakat, perangkat desa, dan puskesmas agar program-program penanganan
masalah kesehatan komunitas tetap berjalan di Desa Ardirejo meskipun tidak ada
mahasiswa. Koordinasi dengan puskesmas, kader dan tokoh masyarakat yang
terlibat dengan pembuatan program-program dilakukan agar proses monitoring
dan evaluasi tetap berjalan (Implementasi Terdapat di BAB 3).
4.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi disusun dengan
menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan komunitas, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir. Evaluasi dan rencana tindak lanjut terlampir di BAB 3.
1
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengkajian dengan menggunakan kuesioner pada 25% KK darai
populasi warga Desa Ngasem terdapat 218 KK. Jumlah penduduk Desa Desa
Ngasem mengalami ISPA yaitu sebesar20,9%. Sebanyak 165 KK (75,7%) di
Desa Desa Ngasem memilih metode membakar sampah karena menganggap
leboh cepat dan agar tidak banyak menumpuk. Berdasarkan hasil observasi
lingkungan Desa Ngasem belum ada TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Masalah Keperawatan Komunitas di Desa Ngasem ) Ketidakefektifan koping
komunitas: kesehatan lingkungan; 2) Ketidakefektifan koping komunitas:
masalah kesehatan gizi bayi dan balita (bawah garis merah); 3)
Ketidakefektifan koping komunitas: anak remaja merokok; 4)
Ketidakefektifan koping komunitas: masalah pada kelompok pekerja tani:
LBP dan APD; 5) Ketidakefektifan koping komunitas: masalah kesehatan
hipertensi; 6) Ketidakefektifan koping kmunitas: masalah penyakit menular
(TB).
3. Implementasi yang sudah dilakukan adalah kelas parenting yang dilakukan
selama 9 kali pertemuan, pelatihan dan penyuluhan tumbuh kembang (KPSP),
ABAT (Aku Bangga Aku Tahu), Scraening Hipertensi dan Senam Anti
Hipertensi, Screaning TB dan Pendidikan Kesehatan tentang TOSS TB,
Monev Pemilahan Sampah dan Manjemen Sampah, Pendidikan Kesehatan
Posisi Ergonomi di Bidang Pertanian, BUCHERI (Ibu Cermat Gizi),
Pendidikan Kesehatan Penggunaan APD, dan Sosialisasi Pemilahan Sampah
Organik dan Anorganik.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Masyrakat
Masyarakat diharapkan untuk selalu meningkatkan kesehatan, menambah
ilmu pengetahuan dan juga memaksimalkan sistem kesehatan yang telah dibuat di
masyarakat. Kegiatan yang telah dilaksanakan di masyarakat juga diharapkan
1
dapat dilakukan secara berkesinambuangan oleh para kader yang telah mengikuti
pelatihan-pelatihan kesehatan sehingga dapat mengembangkan peningkatan
kesehatan di masyarakat dapat berjalan secara maksimal. Kepala Desa dan kader
diharapkan dapat melaksanakan rencana tindak lanjut yang sudah dibuat dan
melanjutkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan sebelumya secara
berkesinambungan dan berkelanjutan.
5.2.2 Bagi Instansi Pendidikan
Instansi pendidikan diharapkan agar berperan aktif dan terlibat dalam
peningkatan pengetahuan masyarakat serta melakukan pengaplikasian terkait
dengan konsep CAP sehingga SDG’s dapat tercapai dan komunitas yang sehat
dapat diwujudkan.
5.2.3 Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan menjadi tambahan informasi, studi literatur, standard
operational prosedure (SOP), pengembangan keilmuan serta dapat dijadikan
sebagai studi pustaka atau referensi tambahan untuk kegiatan keperawatan
komunitas selanjutnya terkait dengan pengaplikasian konsep CAP di masyarakat.
5.2.4 Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan hasil kegiatan yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Ngajum Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang
khususnya dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan
upaya promotif dan preventif dalam pengupayaan peningkatan kesehatan di
masyarakat. Bagi Puskesmas Panti diharapkan dapat mendukung mayarakat,
kader, dan kepala dusun masing-masing desa untuk terus mengembangkan usaha
kesehatan dan meningkatkan status kesehatannya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2008. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Anderson & Mc.Farlane. 2007. Community as partner: Theory and practice in
nursing. Philadelphia: Lippincott.
Anderson, E. T & McFarlan, Y. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : Teori
dan Praktik Edisi 3. Jakarta : EGC
Craven, R. F., & Hirnle, C. J., 2000. Fundamentals of Nursing: Human Health
and Function. (3rd edition). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Departemen Kesehatan RI. 2008. Petunjuk Teknis Standart Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten atau Kota. Peraturan Menteri Kesehatan
RI
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Jakarta: EGC
Nasrul Effendy. 2000. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi-3. Jakarta: EGC
Mubarak, Bambang Adi Santoso, Khoirul Rozikin dan Siti Patonah. 2006. Ilmu
Keperawatan Komunitas. Jakarta: Erlangga.
Stanhope, M. & Lancaster, J. 2004. Community health nursing : Promoting health
of agregates, families and individuals. (5 th ed). St.Louis: Mosby, inc.
[diakses tanggal 30 April 2019].
Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Tim Pembina UKS Pusat. 2003. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id. Diakses
tanggal 30 April 2019.
1
LAMPIRAN