2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)
ABSTRAK
Salah satu kelemahan petani di Indonesia ialah terkait dengan masalah pengel-
olaan usaha taninya. Petani biasanya melakukan kegiatan usahanya sebagai bagian dari
way of life sehingga proses-proses pengelolaan atau manajemen tidak dilewati se-
bagaimana mestinya baik dari mulai tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
maupun pengontrolan usahanya tersebut. Begitu pun dengan para petani di Kampung
Pabrik Tonggoh Desa Cintanagara Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Dengan latar
belakang demikianlah, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan. Menggunakan metode
pelatihan maka dapat diukur perubahan baik dari aspek pengetahuan maupun ket-
erampilan manajemen peserta pelatihan. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan,
pengetahuan mitra bertambah seiring pemahaman terhadap fungsi manajemen (POAC).
Diperlukan pembentukan Kelompok Wanita Tani sebagai pendukung penerapan
manajemen dan berperan dalam diversifikasi produk olahan kentang.
Kata kunci: manajemen; usaha; pelatihan; kentang; petani.
ABSTRACT
One of the weaknesses of farmers in Indonesia is related to the problem of man-
aging their farming business. Farmers usually carry out their business activities as part of
the way of life so that the management processes are not passed as they should, both from
the planning, organizing, implementing and controlling stages of the business. Likewise
with farmers in the Tonggoh Factory Village, Cintanagara Village, Cigedug District, Garut
Regency. With this background, this community service is carried out. Using the training
method, changes in both the knowledge and management skills of the trainees can be
measured. After participating in training activities, partner knowledge increases with an
understanding of the management function (POAC). Necessary formation of Women
Farmers Group as a supporter of management and play a role in the diversification of
processed potato products.
Keywords: management; business; training; potatoes; farmer.
nakan di Kampung Tonggoh Desa Cin- sebagai pemilik, penggarap maupun bu-
tanagara Kecamatan Cigedug Kabupaten ruh sebagian besar di bawah 50 tahun.
Garut Propinsi Jawa Barat pada hari Hal ini menandakan bahwa di lokasi
Sabtu, 5 Juli 2019. Pelaksanaan kegiatan pengabdian usahatani kentang masih
pengabdian ini dilakukan penyuluhan diminati oleh petani berusia muda. Ber-
dengan pendekatan pelatihan atau dasarkan karakteristik usia tersebut
demonstrasi yang bersifat partisipatori maka petani berusia muda biasanya lebih
aktif. Penyuluhan dilakukan dengan berani mengambil resiko dalam
presentasi, dimana penyampaian materi melaksanakan usahanya (risk lover).
memuat pelatihan serta diskusi dengan Berbeda dengan petani yang telah beru-
para peserta pelatihan manajemen sia lebih dari 50 tahun cenderung
usaha kentang. menghindari resiko dalam melaksanakan
Kegiatan pelatihan ini dilakukan usahanya (risk averse). Petani usia muda
pengukuran pre and post test untuk lebih progresif terhadap inovasi baru
mengukur keberhasilan kegiatan. (Ardiansyah et al., 2018; Tahir et al.,
Pengukuran diberikan terhadap semua 2018).
peserta pelatihan kemudian dilanjutkan Petani yang berusia muda pun
dengan diskusi. Pelaksanaan prorgram akan lebih mudah menerima ino-
berdasar pada panduan materi yang te- vasi-inovasi baru. Dalam kondisi global
lah disiapkan sebelumnya. Mitra sebagai saat ini pertanian memang dihadapkan
peserta berasal dari kalangan pelaku pada permasalahan kompleks. Tidak
usaha tani kentang dan juga pelaku dapat disangkal bahwasannya para
usaha tani komoditi lainnya. petani muda memiliki karakteristik gen-
erasi yang diharapkan dapat memajukan
HASIL DAN PEMBAHASAN bidang pertanian, yakni senantiasa
meningkatkan kreatifitas, kolaborasi serta
Gambaran Umum Karakteristik Pe-
konektifitas dalam memajukan usahanya.
serta Pelatihan
Umur merupakan faktor yang
Karakteristik peserta pelatihan mempengaruhi produktifitas suatu
ialah suatu keadaan atau gambaran para pekerjaan (Daniel, 2004; Wulandari et al.,
peserta yang hadir di dalam pelaksanaan 2018).
kegiatan pelatihan ini meliputi umur, jenis Pelaksanaan kegiatan pelatihan
kelamin, jenis usaha tani yang biasanya diikuti bukan hanya petani laki-laki
dilaksanakan, dan tingkat pendidikan. melainkan ibu-ibu turut serta ber-
Gambaran umum karakteristik peserta partisipasi. Perempuan seringkali diang-
pelatihan disajikan pada Tabel 2. gap lebih detil dan rapi dalam menerap-
Karakteristik usia kan fungsi-fungsi manajemen dalam
memperlihatkan jika peserta pelatihan usahanya. Citra dan Hilman (2018),
yang berprofesi sebagai petani, baik
Pelatihan Manajemen Usaha Petani Kentang di Desa Cintanagara | 47
Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut
dilakukan oleh manajer usaha tani ken- (1). Pengaturan pola tanam monokultur
tang, dan secara eksternal seperti yang dan rotasi. Petani di lokasi
dilakukan oleh tim PKM Faperta UNIGA pengabdian merupakan petani ken-
di dalam kegiatan ini. tang yang berupaya mengoptimalkan
Sebuah usaha tani khususnya produktifits penanaman kentang
usaha tani gurem (kecil) maka petani pada musim yang sesuai dan
sekaligus berperan sebagai manajer bagi melakukan rotasi dengan tanaman
usahanya dengan melibatkan para buruh lainnya, semisal palawija (jagung)
tani di lahannya. Buruh tani tersebut tidak pada beberapa musim tanam yang
memiliki keterikatan secara khusus ka- lain. Hal ini dapat menjadi strategi
rena upah lepas mereka terima per hari. untuk mengoptimalkan produktifitas
Tidak dapat dipungkiri akhirnya petani lahan kebunnya yaitu dengan me-
pemilik lahan tidak memiliki ruang yang maksimalkan lahan penanaman
lebih luas untuk mengimplementasi kentang melalui sistem budidaya
fungsi-fungsi manajemen dalam usa- monokultur dan rotasi tanam serta
hanya. memanfaatkan teknologi yang ada.
Adanya bimbingan serta pem- Salah satu cara untuk meningkatkan
binaan manajemen yang dilakukan pihak produksi kentang dengan sistem
eksternal menjadi lebih tepat sasaran. budidaya monokultur dan rotasi
Dengan jalannya program pengabdian tanam dalam satu tahun (Purwanto
maka tidak hanya untuk kemajuan dan et al., 2016).
peningkatan usaha tani pemilik lahan (2). Pengorganisasian sumberdaya/input
kentang saja, melainkan juga dapat usaha tani seperti tenaga kerja.
dipraktikkan oleh para petani penggarap Tenaga kerja yang biasanya
maupun para buruh tani. Kegiatan digunakan di kebun adalah tenaga
pengabdian memungkinkan terjadinya kerja yang sudah biasa membantu
engaged (keterikatan) antara sesama menanam kentang setiap musimnya.
petani dikarenakan masing-masing pihak Meski makin hari, para petani pemilik
menyadari peran masing-masing. semakin merasakan kesulitan dalam
Kegiatan pelatihan dan bimbingan mencari buruh yang mau bekerja di
dalam aspek manajemen ini diharapkan kebunnya, namun masih terdapat
kemampuan manajemen usaha tani supply tenaga kerja/buruh tani yang
kentang menjadi meningkat. Beberapa berasal dari luar Kecamatan
penelitian menyebutkan bahwa terdapat Cigedug. Tenaga kerja di sektor
korelasi positif antara kemampuan ma- pertanian terdiri dari daerah setem-
najemen dengan kinerja/keragaan usa- pat dan dari luar daerah. Terdapat
hanya. Hal ini menunjukkan apabila ke- buruh tani yang berlangganan atau
mampuan manajemen semakin mening- pekerja matuh pada satu majikan
kat maka kinerja usaha tentu akan (ngadunungan) yang disebut bujang
meningkat secara optimal, sehingga (client), dan buruh tani yang tidak
keberhasilan usaha semakin tercapai berlangganan yang mempunyai lebih
(Astuti & Murwatingsih, 2016). dari satu majikan (Suwartapradja,
Hasil identifikasi diperoleh be- 2008).
berapa indikator penerapan manajemen (3). Pelaksanaan usaha di lahan ke-
yang sebenarnya telah dilakukan oleh bunnya. Walaupun belum dilakukan
para petani, yaitu: atau didokumentasikan secara tertu-
Pelatihan Manajemen Usaha Petani Kentang di Desa Cintanagara | 49
Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut
lis, fungsi pengorganisasian dan kan seluruh biaya pemasaran yang harus
fungsi evaluasi dalam proses mana- dikeluarkan agar produk pertanian dari
jemen usahanya telah dilakukan produsen terdistribusikan sampai ke
para petani peserta/mitra. Pen- konsumen (Puspitawati & Wardhani,
groganisasian berbagai sum- 2016).
berdaya/input pertanian yang dibu- Penguatan kelembagaan petani
tuhkan biasanya telah disiapkan diperlukan untuk ke depannya agar dapat
sebelum proses budidaya dimulai. membentuk dan mengembangakan
Setelah panen pun biasanya para fungsi/peran kelompok tani bagi petani
petani peserta melakukan evaluasi mitra/petani. Tidak cukup hanya dengan
terhadap keberhasilan usaha taninya pengorganisasian petani ke dalam ke-
dan menjadikan hasil evaluasi ter- lompok tani saja melainkan diperlukan
sebut sebagai bahan perbaikan pada upaya pendampingan berkelanjutan.
musim tanam berikutnya. Keberlanjutan penting dikarenakan
Meskipun pelaksanaan program adanya hubungan positif dari keragaan
kegiatan berjalan dengan baik, namun yang dimiliki kelompok dengan tingkat
masih ada beberapa kendala yang peranan kelembagaan kelompok itu
dihadapi oleh petani dalam pengem- sendiri (Relamareta, 2011).
bangan usahanya. Kendala-kendala Modal merupakan sarana atau
tersebut meliputi biaya pemasaran, bekal untuk melaksanakan usaha (Gi-
modal usaha dan bimbingan atau larso, 1993). Modal berpengaruh ter-
pendampingan. Secara garis besar hadap keberhasilan usaha tani. Sebagian
terdapat 3 kendala yang saat ini dihadapi besar petani mitra masih tergantung
petani, yaitu: kepada para tengkulak/bandar dalam
(1). Masih tergantung bandar kentang, masalah permodalan. Selain itu, modal
(2). Modal usaha yang masih menyatu usaha tani pun belum difokus-
dengan keuangan keluarga, kan/ditujukan bagi usahanya saja
(3). Konektifitas dengan stakeholders melainkan seringkali terpakai jika ada
terkait yang masih lemah. keperluan keluarga yang mendadak.
Mitra petani sebagian besar Kelompok petani kentang yang
mengusahakan lahan yang relatif sempit menjadi peserta kegiatan pelatihan ini
sehingga proses pemasaran masih ter- mengakui bahwa mereka baru satu kali
gantung kepada bandar yang berada di ini mendapat bantuan bimbingan dalam
sekitar tempat tinggal mereka. Jika petani aspek manajemen usaha tani, pen-
memasarkan sendiri produknya akan golahan maupun pemasaran. Padahal
terkendala inefisiensi biaya pemasaran. untuk menunjang keberhasilan usahanya
Hal ini pun diakibatkan oleh proses maka diperlukan keterhubungan/
sebelumnya yaitu pengadaan sarana akses/konektifitas dengan luar usaha
produksi pertanian yang butuhkan masih taninya. Kerjasama kolaboratif antar
dipasok oleh para bandar. lembaga pemerintahan (Mardikanto,
Adanya ketergantungan tersebut 2009) akan mempermudah dalam
tetap dinilai memberi keuntungan namun pengembangan usahatani (Setomo,
juga terdapat kerugian dalam sistem 2011).
pemasaran demikian. Indikator yang
digunakan untuk mengetahui tingkat KESIMPULAN
efisiensi pemasaran adalah marjin
pemasaran. Marjin pemasaran merupa- Berdasarkan hasil kegiatan
50 | Fabrianti dan Pratama
Purwanto, M. J., Harisudin, M., & Qonita, Setomo, D. D. (2011). Peran lembaga
A. (2016). Strategi Pengem- swadaya masyarakat (LSM) da-
bangan Budidaya Kentang (So- lam pengembangan usahatani
lanum Tuberosum L) Di Kecama- padi organik di Desa Tawangsari
tan Ngablak Kabupaten Mage- Kecamatan Teras Kabupaten
lang. SEPA: Jurnal Sosial Boyolali (Doctoral dissertation,
Ekonomi Pertanian dan Agri- Universitas Sebelas Maret).
bisnis, 13(1), 53-62.
Suwartapradja, Opan S. (2008).
Puspitawati, I. R., & Wardhani, R. M. Kolektivitas Tenaga Kerja Dalam
(2017). Analisis Efisiensi Pertanian; Studi Tentang
Pemasaran Kentang (Solanum Implikasi Curahan Tenaga Kerja
tuberosum L.) di Kabupaten Terhadap Pendapatan Petani di
Magetan. Jurnal Agri-Tek, 17(1). Kabupaten Sumedang Jawa
Barat. Jurnal Kependudukan
Rachmat, Novrian. (2013). Modal dalam
Padjajaran, Vol.10, No.1, Januari
Usahatani. Program Studi Agri-
2008.
bisnis Fakultas Pertanian Univer-
sitas Padjajaran. Tahir, M. I., Nurhapsa, N., Mu’min, S., &
Suherman, S. (2018). Respon
Relamareta, Navalinesia. (2011). Hub-
Petani Terhadap Efektivitas Kerja
ungan Antara Peran Kelem-
di Lahan Irigasi Teknis (Studi
bagaan Kelompok Tani dengan
Kasus Desa Carawali Kecamatan
Pengembangan Usahatani Ang-
Watang Pulu Kabupaten Siden-
gota. Skripsi Fakultas Ekologi
reng Rappang). Jurnal Agri
Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Sains, 2(2).
Salmon, Kivry E. (2017). Penerapan
Wulandari, A., Suherman, S., & Nur-
Fungsi Manajemen Pada Ke-
hapsa, N. (2018). Persepsi
lompok Tani Asi Endo di Desa
Masyarakat Terhadap Dampak
Tewasen Kecamatan Amurang
Sosial Ekonomi Keberadaan Pe-
Barat Kabupaten Minahasa Se-
ternakan Ayam Ras Petelur di
latan. Agri-Sosio Ekonomi Unsrat,
Kecamatan Maritengngae Kabu-
ISSN 1907-4298, Volume 13 No
paten Sidenreng Rappang. MA-
3A, Nopember 2017.
HATANI: Jurnal Agribisnis (Agri-
Samadi. (2009). Usaha Tani Kentang. business and Agricultural Eco-
Cetakan ke-10. Kanisius, nomics Journal), 1(1).
Yogyakarta.