Kayu sebagai salah satu bahan konstruksi banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk
keperluan bangunan gedung, rumah tinggal, jembatan, bantalan kereta api dan lain-lainnya, disamping
itu ditinjau dari segi arsitektur, bangunan dari kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi. Sebagai bahan
struktur yang dapat diperbaharui di alam, kayu bagaimanapun juga adalah bahan struktur yang tetap
digunakan, walaupun bahan struktur lain seperti beton dan baja juga sering digunakan. Dalam
perkembangannya penggunaan kayu sebagai bahan struktur harus dapat dimanfaatkan secara maksimal
dan ekonomis, maka aturan perencanaan telah ditetapkan agar keamanan tetap terjamin. Kayu dipilih
sebagai bahan struktur karena ringan dan memerlukan peralatan yang sederhana dalam proses
pengerjaannya. Kendala pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan kayu dapat mengalami
kerusakan akibat serangan jamur, serangga dan pengolahan hutan sebagai sumber utama kayu, tidak
dilakukan secara berkesinambungan ditambah kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh penebangan liar
(illegal logging) telah menyebabkan kelangkaan kayu yang berkualitas baik. Kayu adalah bahan yang
bersifat renewable,dimana ketersediaannya akan tetap ada selama pelestarian sumber dayanya tetap
terjaga.Kayu dapat didaur ulang secara sempurna dan terurai di alam,sehingga kayu menjadi salah satu
bahan struktur yang ramah lingkungan.
2. Rumusan Masalah
Pada MAKALAH ini penulis ingin membahas tentang Penggunaan Kayu Sebagai Bahan Struktur,
Jenis-jenis Kayu, Metode Pengawetan Kayu dan Kelebihan dan Kelemahan Kayu Pada Bahan Konstruksi.
BAB II PEMBAHASAN
Kayu merupakan bahan yang dihasilkan dari hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman, dan
merupakan produk biologi yang secara alami sifat-sifatnya tidak dapat diprediksi atau ditentukan oleh
manusia. Oleh karena itu kayu mempunyai sifat-sifat yang amat beragam pada masing-masing
bagiannya yaitu secara vertikal dari mulai pangkal hingga ujung batang dan secara horizontal mulai dari
bagian kulit hingga empulur.
Potensi kayu alternatif sebagai pengganti kayu perdagangan yang sudah beredar sejak lama di Indonesia
cukup banyak. Secara umum potensi kayu alternatif untuk pertukangan dapat dibedakan kedalam dua
kelompok menurut sumber material, yaitu hutan rakyat dan perkebunan. Kelompok jenis potensial yang
terdapat di hutan rakyat diantaranya adalah bayur, durian, jabon, kemiri, mahoni, mangium dan surian.
Potensi bahan berkayu yang terdapat di lahan perkebunan terdiri dari karet, kelapa dan sawit (Balfas,
2010).
Sifat-sifat yang erat kaitannya dengan pemanfaatan kayu adalah sifat fisik (kerapatan, kadar air,
kekasaran permukaan, penyusutan dan pengembangan), sifat mekanik (sifat yang disebabkan oleh gaya
luar yang berkerja, seperti kelenturan, kekakuan dan kekuatan). Sifat pengeringan, pemesinan,
keterawetan dan pengawetan.
Sebelum kayu diproses menjadi bahan atau produk seharusnya diperhatikan terlebih dahulu sifat-sifat
tersebut di atas untuk mengantisipasi terjadinya cacat yang timbul dari kayunya sendiri (secara alami)
atau akibat pengaruh lain seperti kelembaban, jamur dan organisme perusak kayu.
Penggunaan kayu sangat luas dari mulai akar hingga ujung batang bahkan daun dan kulitnya dapat
dimanfaatkan oleh bidang-bidang industri lain. Dalam penggunaan kayu sebagai bahan bahan konstruksi
bangunan sipil (rumah dan gedung), bangunan maritim (kapal dan pelabuhan) dan barang kerajinan
(furniture) amat perlu melakukan kegiatan-kegiatan proses awal seperti dapat digambarkan sebagai
berikut :
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sifat-sifat kayu sebelum proses manufacturing antara lain :
susut kayu
Arah radial
Arah tangesial
Pengukuran kadar air kayu diperlukan untuk menentukan sudah memenuhi persyaratan atau belum
untuk digunakan terkait dengan peraturan penggunaan kayu. Disamping itu kadar air juga berpengaruh
terhadap perubahan bentuk seperti memangkuk, memuntir dan membusur.
Pengawetan kayu
Untuk memperpanjang masa layan kayu perlu dilakukan pengawetan guna mencegah terjadinya
serangan organisme perusak kayu (OPK).
Pengujian bahan
Untuk mengetahui ketahanan suatu jenis kayu terhadap beban/gaya luar yang bekerja pada saat
digunakan maka perlu diuji sifat mekaniknya di laboratium. Hal ini diperlukan terutama untuk
perencanaan konstruksi berat. Pada perencanaan struktur bangunan sipil terdapat peraturan-peraturan
yang mensyaratkan beberapa sifat fisik dan mekanik kayu
seperti PKKI 1961 (untuk bangunan gedung), BKI (untuk bangunan kapal kayu). Sifat-sifat utama yang
harus diuji dalam perencanaan adalah berat jenis/kerapatan, kadar air, kuat lentur, kuat geser dan kuat
tekan.
Kelas Kuat
Berat Jenis
Keteguhan lentur
mutlak (kg/cm2)
(kg/cm2)
Lebih dari1100
II
0,60 ~ 0,90
725 ~ 1100
435 ~ 650
III
0,40 ~ 0,60
500 ~ 725
300 ~ 435
IV
0,30 ~ 0,40
360 ~ 500
215 ~ 300
Selain untuk konstruksi kayu juga dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi non struktur, furniture atau
barang kerajinan dan perabot rumah tangga. Agar kegunaan tepat diperlukan proses lain yaitu
penggergajian/pemesinan dan finishing. Sifat penggergajian dan pemesinan diperlukan untuk
mengetahui teknik penggergajian, konsumsi energi, rendemen, kemudahan dalam pengerjaannya dan
kesesuaian dalam penggunaannya.
Pengujian sifat pemesinan dilakukan menurut metode ASTM D-1666-64 dengan modifikasi
(Abdurachman dan Karnasudirdja, 1982). Sifat yang pemesinan diuji adalah sifat penyerutan,
pengampelasan, pemboran, pembentukan dan pembubutan. Sifat pemesinan dibagi menjadi lima kelas
berdasarkan persentase contoh uji yang bebas cacat sebagai berikut.
Kelas
80 ~ 100
Sangat baik
II
60 ~ 80
Baik
III
40 ~ 60
Sedang
IV
20 ~ 40
Jelek
0 ~ 20
Sangat jelek
Barang kerajinan/furniture
Proses pembuatan barang kerajinan
Papan sambung
Papan sambung
6. Betang
Ada 2 teras di Rumah Betang: luar dan dalam. Seluruh rumah terbuat dari material kayu belian, alias
kayu besi khas Kalimantan.
2. Jenis dan Kelas Kayu Yang Umum Digunakan Untuk Bahan Konstruksi