Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ARUS KAS

Oleh :
PUNGKI PRANCA DEWI
NIM 1911070188

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
rahmatNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Laporan Arus
Kas” dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti.
Paper ini kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
kelompok kami. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar
itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan paper ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami selaku penyusun menerima
segala kritikan dan saran yang membangun diri pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas.

Jakarta, 14 Januari 2020

Kelompok 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan
ekonomi.Kegiatan ekonomi ini merupakan kegiatan yang melibatkan lebih
dari satu individu atau satu organ. Oleh karena itu, pembentuk berjalannya
kegiatan ekonomi adalah organ yang saling membutuhkan dan melengkapi
dalam proses kegiatan ekonomi. Perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi dimana sumber
daya (input) dasar diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output)
kepada pelanggan. Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan
kegiatan usahanya. Hal ini dapat dilihat melalui laporan pertanggung
jawaban pimpinan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

Setiap perusahaan baik perusahaan barang maupun perusahaan jasa


selalu memiliki sistem pencatatan atau sistem akuntansi yang dapat
digunakan sebagai laporan dari semua kegiatan atau operasi perusahaan.
Salah satu catatan akuntansi atau laporan akuntansi yang menyajikan
informasi keuangan disebut laporan keuangan (Financial Statement).
Laporan keuangan (Financial Statement) perusahaan biasanya disusun
secara sistematis dan kronologis (berdasarkan tanggal urut terjadinya
transaksi) karena fungsinya untuk memberikan informasi mengenai kondisi
suatu perusahaan. Selain kondisi perusahaan terkini yang dapat diketahui,
dengan adanya laporan keuangan juga dapat diketahui kinerja suatu
perusahaan dalam suatu periode.
Berdasarkan pada standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1, laporan
keuangan terdiri atas neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan
modal/ekuitas, laporan keuangan arus kas/ laporan arus kas/ laporan kas
(cash flow statement), dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
(financial statement) pada perusahaan dagang maupun perusahaan jasa pada
dasarnya sama, hanya sedikit perbedaan yang ada pada laporan keuangan
perusahaan dagang dan jasa. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
kegiatan utama pada perusahaan dagang dan jasa.
Kas adalah jenis aset yang paling likuid. Hampir seluruh aktivitas
perusahaan dilakukan dengan kas.Kekurangan atau kelebihan kas
menimbulkan berbagai masalah.Kas yang menganggur selain menimbulkan
risiko penggelapan atau kecurangan dan juga menimbulkan kerugian
penurunan nilai intrinsik.Laporan arus kas yang menjelaskan pengelolaan
berupa penerimaan dan penggunaan kas dalam perusahaan dinyatakan
sebagai salah satu laporan keuangan pokok yang wajib disusun untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan arus kas menyajikan aliran kas
masuk (cash flow in) dan aliran kas keluar (cash flow out) dalam suatu
perusahaan
Dalam kesempatan kali ini salah satu laporan keuangan yang akan saya
bahas yaitu laporan keuangan arus kas. Laporan keuangan arus kas yang
akan dibahas meliputi pengertian, cara menyusun, tujuan dan contoh.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan Arus Kas


Menurut Warren et al. (2014:726), menyatakan bahwa laporan arus
kas adalah “the primary purpose of the statement of cash flow is to provide
relevant information about the cash receipts and cash payment of an
enterprise during a period”. Laporan keuangan arus kas (cash flow statement)
memiliki pengertian sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu
periode. Hal yang biasa disajikan atau digambarkan dalam laporan keuangan
arus kas (Cash Flow Statement) meliputi jumlah kas yang diterima, seperti
pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang
dikeluarkan perusahaan, seperti beban-beban yang harus dikeluarkan,
pembayaran utang, dan pengambilan prive. Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dalam PSAK No.2 (2015), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.2 Manfaat Laporan Arus Kas
Menurut Hery (2016:88), menyatakan bahwa laporan arus kas digunakan
oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah
berlangsung dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan di masa
yang akan datang.
Laporan arus kas juga digunakan oleh kreditor dan investor dalam
menilai tingkat likuiditas maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba. Menurut Sofyan Syafri Harapan (2015:257), menyatakan bahwa
manfaat laporan arus kas adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan,
mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa
lalu.
2. Kemungkinan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
5. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Pada dasarnya ada beberapa motif yang menyebabkan perusahaan perlu
memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah
kas yang harus dimiliki perusahaan. Menurut John Maynard Keynes
(2010:191) motif-motif tersebut antara lain:
1. Motif transaksi (Motive Transaction)
Motif transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah
uang tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: gaji, upah,
membeli barang, membayar hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif berjaga-jaga (Safety Motive)
Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan
yang mungkin terjadi, tetapi belum jelas kapan akan terjadinya, seperti:
kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau
kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya
untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obilgasi) diharapkan
dengan membelinya sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Merupakan suatu keterpaksaan perusahaan karena telah meminjam
sejumlah dana dari pihak bank. Biasanya banklah yang akan menentukan
persyaratan bagi perusahaan yang ingin mengajukan pinjaman untuk
meninggalkan sejumlah dana di rekeningnya. Contohnya adalah:
perusahaan yang telah mengajukan pinjaman bank sebesar Rp.400 juta,
maka pihak bank akan mengharuskan perusahaan untuk memiliki simpanan
di bank tersebut dengan saldo Rp.40 juta. Nominal Rp.40 juta ini yang
disebut dengan namakan compensating balance.
Laporan dari arus kas yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang
berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam
satu periode serta untuk menyediakan informasi yang berkenaan dengan
berbagai kegiatan operasional, investasi, dan juga untuk pembelanjaan.
Laporan arus kas juga sangat penting untuk mengetahui bagaimana
keadaan kas secara real (sesungguhnya) untuk menjaga tingkat likuiditas
perusahaan. Melalui laporan kas, maka akan diketahui apakah perusahaan
telah mengalami defisit atau surplus. Jika terjadi defisit, maka perusahaan
masih dapat memperhitungkan darimana defisit tersebut dapat ditutupi.
Apabila terjadi surplus, maka perusahaan dapat merencanakan penggunaan
kas tersebut.
2.3 Klasifikasi Laporan Arus Kas
Dalam laporan keuangan arus kas baik pada perusahaan barang maupun jasa,
ada 3 bagian yaitu:
1. Kas aktivitas operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Contoh dari kas
aktivitas operasi yaitu pembayaran dan pendapatan piutang, pembayaran
gaji, pengeluaran operasional, dan lain sebagainya. Laporan kas dari
aktivitas operasi terdiri dari kegiatan atau operasi utama pada sebuah
perusahaan yang secara langsung berimbas pada kas.
2. Kas aktivitas investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Merupakan laporan kas
keuangan yang berkaitan dengan perolehan penjualan dan pembelian aktiva
tetap atau aktiva permanen.
3. Kas aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman
entitas. Laporan keuangan arus kas yang berhubungan dengan investasi
pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
Laporan keuangan arus kas membutuhkan data/ informasi dari neraca
periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada
periode yang kebersangkutan. Dari penyajian informasi yang ada pada laporan
akus kas maka laporan keuangan arus kas dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.
Laporan keuangan arus kas merupakan laporan yang mengungkapkan
seluruh penerimaan dan pengeluaran kas selama periode akuntasi. Laporan
keuangan arus kas dapat digunakan untuk mengevaluasi dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
2.4 Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta
terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan
untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. Suatu transaksi
tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke dalam lebih
dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi
pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
2.3.1 Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari
luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas
dari aktivitas operasi adalah:
a. penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
b. penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
d. pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
e. penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
f. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat
menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba
rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi semacam itu merupakan arus
kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi
atau memperoleh aset yang dimiliki untuk disewakan kepada pihak lain
dan selanjutnya dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas
operasi. Kas yang diterima dari sewa dan penjualan atas aset setelah
periode sewa, diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Entitas dapat
memiliki surat berharga dan tagihan (securities and loans) untuk tujuan
diperdagangkan atau di-perjanjikan (dealing), yang dalam hal ini dapat
dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual
kembali. Oleh karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan
penjualan dalam transaksi perdagangan atau perjanjian surat berharga
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan
pemberian kredit oleh lembaga keuan gan, pada umumnya
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan
aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
2.3.2 Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan
aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
b. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta
aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
c. pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen
ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain
pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
d. kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain
penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
e. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
f. penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diberikan oleh lembaga keuangan);
g. pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan; dan
h. pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau
apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan. Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai
(hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari
kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus
kas dari posisi yang dilindung nilainya.
2.3.3 Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas
masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas
yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
b. pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas;
c. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
d. pelunasan pinjaman;
e. pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).
2.5 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Menurut PSAK No.2 (2015), dalam metode ini pelaporan arus kas
dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan
dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Terdapat dua metode penyajian
alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas
yaitu:
a. metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b. metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau
beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Kedua metode menghasilkan hasil garis bawah yang identik,
formatnya berbeda. Dengan metode tidak langsung, laba bersih disesuaikan
untuk item (beban) pendapatan non- kas dan akrual untuk menghasilkan arus
kas dari operasi. Keuntungan dari metode ini adalah pengungkapan
rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih dan arus kas operasi. Para pembayar
pajak yang menggunakan pajak untuk memprediksi pendapatan dan
kemudian menyesuaikan pendapatan untuk arahan dan keterlambatan antara
pendapatan dan arus kas — yaitu, dengan menggunakan akrual bukan tunai.
Metode tidak langsung paling sering digunakan dalam praktik dan
menggunakan secara resmi untuk mempersiapkan perbaikan dari aliran kas.
Perhitungan laporan arus kas menggunakan metode langsung disediakan
kemudian untuk perbandingan. Metode ini menyesuaikan setiap pos
pendapatan untuk akrual terkait dan, bisa dibilang, memberikan format yang
lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk operasi (arus kas keluar).
Formasi untuk menghitung jaringan kas yang disediakan oleh investasi dan
aktivitas pendanaanmemiliki fungsi yang sama untuk kedua metode ini.
Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai
kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh baik:
a. Dari catatan akuntansi entitas; atau
b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain
dalam laporan laba rugi komprehensif untuk:
(i) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode
berjalan;
(ii) pos bukan kas lainnya; dan
(iii) pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Sebagai alternatif, arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
berdasarkan metode tidak langsung dengan menyajikan pendapatan dan
beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif serta
perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode.
2.6 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan
pendanaan, kecuali apabila arus kas sebagaimana dilaporkan atas dasar arus kas
bersih (net basis).
2.7 Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih:
a. penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan
apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan
daripada aktivitas entitas; dan
b. penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
jumlah yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (short maturity).
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas :
1. penerimaan dan pembayaran rekening giro;
2. dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
3. sewa yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan
selanjutnya disetor kepada pemilik properti.
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana
dijelaskan pada paragraph diatas adalah pembayaran dan penerimaan untuk:
a. jumlah pokok transaksi kartu kredit para nasabah;
b. pembelian dan penjualan investasi; dan
c. pinjaman jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan
jangka waktu jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini
dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih:
a. penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan
pembayaran kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang
tetap;
b. penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan
lainnya; dan
c. pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah.
2.8 Arus Kas dalam Mata Uang Asing
Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus dibukukan
dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang
asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata
uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar
antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi
arus kas. Arus kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang
konsisten dengan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing. Pernyataan
tersebut memperkenankan digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati
nilai tukar aktual. Sebagai contoh, nilai tukar rata-rata untuk periode yang
bersangkutan dapat digunakan untuk membukukan transaksi dalam mata uang
asing atau penjabaran arus kas entitas anak di luar negeri. Akan tetapi, PSAK
10 tidak mengizinkan digunakannya nilai tukar pada akhir periode pelaporan
untuk menjabarkan laporan arus kas anak entitas luar negeri.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat
perubahan nilai tukar mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun
demikian, pengaruh perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata
uang asing dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo
awal dan akhir dari kas dan setara kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan
terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dan
termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan
dengan nilai tukar pada akhir periode.
2.9 Bunga dan Dividen
Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-
masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing harus diklasifikasi
secara konsisten antar periode sebagai salah satu dari aktivitas operasi,
investasi, atau pendanaan.
Jumlah bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan dalam
laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
maupun yang dikapitalisasi sesuai PSAK No. 26: Biaya Pinjaman.
Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga
keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun
demikian, bagi entitas lainnya belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi
arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima
dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba atau
rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang
diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan
arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan
atau sebagai hasil investasi (return on investments).Dividen yang dibayar
dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya
perolehan sumber.
2.10 Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan
secara terpisah dan diklasifikasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali
jika secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan
investasi. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus
kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan
dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax expense)
dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan aktivitas investasi atau
pendanaan, arus kas yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifikasi
dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang
mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifikasikan
sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak
tersebut dapat diidentifikasikan dengan transaksi individual yang
menimbulkan arus kas yang bersangkutan, maka arus kas tersebut
diklasifikasi sebagai aktivitas pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis
aktivitas tersebut. Apabila arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu
jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus
diungkapkan.
2.11 Investasi pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi atau entitas anak
dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya
perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus kas
hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya
jumlah dividen dan uang muka yang diterima.
Entitas yang melaporkan kepemilikannya dalam pengendalian bersama
entitas konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas
konsolidasinya bagian proporsional dari arus kas atas entitas yang
dikendalikan bersama. Entitas yang melaporkan kepemilikannya
menggunakan metode ekuitas melaporkan dalam laporan arus kas, arus kas
atas investasinya dalam entitas yang dikendalikan bersama, dan distribusi dan
pembayaran lain atau penerimaan antara entitas dan entitas yang dikendalikan
bersama.
2.12 Perubahan Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus disajikan secara
terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Entitas harus
mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis
lainnya selama satu periode:
a. jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
b. bagian dari harga yang merupakan kas dan setara kas;
c. jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana
pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
d. jumlah aset dan laibilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau
bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan,
diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal,
bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan laibilitas
yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas
tersebut dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak
boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.
Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk
memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis
lainnya dilaporkan dalam laporan arus kas, berdasarkan kas dan setara kas
bersih dari yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi,
peristiwa atau perubahan lingkungan.
Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas entitas anak
karena kehilangan pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus kas dari
aktivitas pendanaan.Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendalian, misalnya akibat pembelian atau
penjualan kemudian instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas induk, dicatat
sebagai transaksi ekuitas.
2.13 Transaksi Nonkas
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan
kas atau setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi
semacam itu harus diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Beberapa aktivitas
investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas
periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal entitas.
Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini konsisten
dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak mempengaruhi
arus kas dalam periode berjalan.
Beberapa contoh transaksi nonkas adalah:
a. perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance
lease);
b. akuisisi entitas melalui emisi saham; dan
c. konversi utang menjadi modal.
2.14 Komponen Kas dan Setara kas
Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan
rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena keanekaragaman
praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar sesuai dengan PSAK 1:
Penyajian
Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan kebijakan dalam
menentukan komponen kas dan setara kas. Pengaruh setiap perubahan dalam
kebijakan untuk menentukan komponen kas dan setara kas seperti misalnya
perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang sebelumnya
diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan
sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan
Kesalahan.
2.15 Pengungkapan Lain
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan
yang tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar manajemen.
Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas
tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara kas
milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan
kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas
tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya.
Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami
posisi keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama
dengan komentar manajemen, dianjurkan dan mencakup:
a. jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin
tersedia untuk aktivitas operasi masa depan dan untuk menyelesaikan
komitmen modal, dengan mengindikasikan pembatasan penggunaan
fasilitas ini;
b. jumlah keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama
yang dilaporkan dengan menggunakan metode konsolidasi
proporsional;
c. jumlah keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan
kapasitas operasi yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas operasi; dan
d. jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dari setiap segmen yang dilaporkan
Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan
kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas operasi berguna bagi pengguna untuk menentukan apakah entitas
melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas
operasinya. Entitas yang tidak berinvestasi secara memadai dalam
pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin akan merugikan profitabilitas
dimasa yang akan datang, hanya untuk mempertahankan likuiditas dan
distribusi untuk pemilik pada saat ini. Pengungkapan arus kas secara segmen
memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai hubungan antara arus kas bisnis keseluruhan dan komponennya dan
ketersediaan serta keragaman arus kas secara segmen.
BAB III
KESIMPULAN

Laporan arus kas (statement of cash flows), yaitu laporan keuangan


yangmerangkum informasi mengenai arus kas masuk (penerimaan) dan arus kas
keluar(pembayaran) untuk suatu periode waktu tertentu. Tujuan utama laporan arus
kasadalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan
pembayarankas sebuah perusahaan selama suatu periode.
DAFTAR PUSTAKA
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/MODUL-9-.-ALK-ANALISIS-ARUS-
KAS-BAB-7.pdf
Warren et al. 2014. Accounting Indonesia Adaptation. Jakarta. Salemba Empat.
Warren et all. 2015. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Sofyan Syarfri Harapan. 2013. Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai