Anda di halaman 1dari 4

1. a.

Performance budgeting
Kelebihan :
1. Memungknkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan. 2. Merangsang
partisipasi dan motivasi unit kerja melalui proses pengusulan dan penilaian anggaran yang
bersifat factual. 3. Mambantu fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan. 4.
Memungkinkan alokasi dana secara optimal dengan didasarkan efisiensi unit kerja 5.
Menghindarkan pemborosan.
Kekurangan :
1. Tidak semua kegiatan dapat distandarisasikan.
2. Tidak semua hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
3. Tidak jelas mengenai siapa pengambil keputusan dan siapa yang menanggung beban atas
keputusan.
b. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Kelebihan :
tanggungjawab yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan
sumber dana pembangunan.
Kelemahan :
Tingkat kesiapan membangun MTBF tergantung pada kondisi keuangan Negara.
Ketidakstabilan kebijakan fiscal akan menyebabkan tidak tepatnya alokasi sumber daya untuk
berbagai program atau proyek. Selain itu, ketidakterpaduan kebijakan perencanaa,
penganggaran dan pelaksanaannya akan mengakibatkan kesulitan pengalokasian dana, seperti
yang terjadi di Indonesia
c. Zero Basic Budgeting
Kelebihan :
1. Jika dilakukan dengan benar dapat meningkatkan efisiensi anggaran, karena dalam ZBB
memiliki paket alternatif yang lebih bermanfaat.
2. ZBB lebih menekankan pada anggaran value for money. Artinya, dengan metode anggaran
tak bersisa ini para pemangku keputusan dapat memilih bagian mana yang lebih
menguntungkan.
3. Setiap alokasi dapat ditinjau ulang karena dalam ZBB memberikan informasi yang lebih
detail.
4. Meningkatkan pengetahuan dan memberikan analisis penyebab demotivasi karyawan.
5. Memberikan kesempatan pada bottom-level management untuk berpartisipasi dalam
mengambil keputusan.\
Kekurangan :
1. Terlalu banyak memakan waktu
2. ZBB cenderung digunakan untuk aktivitas jangka pendek dan rentan berubah-ubah.
3. Perusahaan atau organisasi memerlukan teknologi yang akurat karena penentuan paket
keputusan harus berdasarkan data.
4. Rentan adanya kekeliruan sehingga manajemen harus terus melakukan review dan juga
ranking.
5. Rentan terhadap kecurangan oleh oknum perusahaan atau organisasi yang tidak
bertanggung jawab.
d. Panjang Programing Budgeting System
Kelebihan :
Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari atasan kepada bawahan, dalam
jangka panjang dapat mengurangi beban kerja, dapat memperbaiki kualitas pelayanan melalui
pendekatan standar biaya dalam perencanaan program dan menghilangkan program yang
overlapping
Kelemahan :
dalam pengimplementasiannya membutuhkan biaya yang besar, karena sistem anggaran ini
membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data yang lengkap, adanya sistem
pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas yang tinggi, sehingga ini mengakibatkan
sulitnya sistem ini untuk diimplementasikan
e. Incremental Budgeting
Kelebihan :
1. Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran.
2. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit untuk memahami program-program
baru.
3. Dapat mengurangi konflik
Kekurangan :
Sama seperti halnya dengan sisitem anggaran line-item:
1. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat
sedikit.
2. Diabaikanya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang di
anggarakan.
3. Para penyusun anggaran tidaak memiliki alasan rasional dalam mnerapkan target
penerimaan dan pengeluaran.
f. . Line ItemBudgeting
Kelebihan :
1. Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran.
2. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit untuk memahami program-program
baru.
3. Dapat mengurangi konflik

Kekurangan :

1. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tak terlalu pendek, terutama
untuk proyek modal & mendorong praktik yg tak sehat (KKN).
2. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
3. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
4. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumber
daya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis
dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
5. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai. dan berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, & persaingan antar
departemen.
6. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat
sedikit.
7. Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan.
8. Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan target
penerimaan dan pengeluaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi keuangan) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan

Sistem mana yang lebih bagus atau lebih tepat


Performance budgeting system berorientasi kepada pendayagunaan dana yang tersedia untuk
mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang dilaksanakan. Sistem penyusunan anggaran
ini tidak hanya didasarkan kepada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi di dalam
“Traditional Budget”, tetapi juga didasarkan kepada tujuan-tujuan atau rencana-rencana
tertentu yang untuk pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya
yang cukup dan biaya/dana yang dipakai tersebut harus dijalankan secara efektif dan efisien.
Jadi, dalam sistem anggaran performance ini bukan semata-mata berorientasi kepada berapa
jumlah yang dikeluarkan, tetapi sudah dipikirkan terlebih dulu mengenai rencana kegiatan,
apa yang akan dicapai, proyek apa yang akan dikerjakan, dan bagaimana pengalokasian biaya
agar digunakan secara efektif dan efisien.
Sistem ini mulai menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management control), sehingga
dalam sistem ini efisiensi penggunaan dana diperiksa, juga hasil kerjanya. Pengelompokan
pos-pos anggaran didasarkan atas kegiatan dan telah ditetapkan suatu tolok ukur berupa
standar biaya dan hasil kerjanya. Salah satu syarat utama untuk penerapan sistem ini adalah
digunakannya sistem akuntansi biaya sebagai alat untuk menentukan biaya masing-masing
program dan akuntansi biaya sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengeluaran dana.
Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan
atau hasil anggaran itu dengan menggunakan dana secara efisien

Anda mungkin juga menyukai