Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGGUNAAN ELEKTRODINAMOMETER SERTA SISTEM DAYA


DAN MOTOR DC”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RIZKI
1805031028
EL – 4A
KELOMPOK 2

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI MEDAN

T.A 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Mesin 1,2

Nomor Percobaan : 03

Nama Praktikan : Muhammad Rizki

Kelas : EL-4A

NIM : 1805031028

Kelompok : 2 ( Dua )

Anggota Kelompok : 1.Mega Saputri

2. Reza Pahlawan

3. Samuel Sihite

Nama Instruktur : Darwis Tampubolon, S.T. , M.T.

Drs. Ibnu Hajar, MT

Tanggal Praktikum : 26 Agustus 2020

Tanggal Kumpul Laporan : 2 September 2020

Nilai :

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PENGGUNAAN ELEKTRODINAMOMETER SERTA SISTEM SUMBER DAYA.........................1
1. Tujuan........................................................................................................................................1
2. Teori..........................................................................................................................................1
3. Peralatan....................................................................................................................................2
4. Prosedur Percobaan...................................................................................................................2
1. Sistem Sumber Daya..............................................................................................................2
2. Dinamometer.........................................................................................................................4
MOTOR DC..........................................................................................................................................5
1. Metode menstart motor DC dan pengaturan putaran motor dengan mengatur arus medan........5
2. Tujuan :......................................................................................................................................5
3. Peralatan :..................................................................................................................................5
4. Rangkaian Percobaan.................................................................................................................6
5. Prosedur Percobaan :.................................................................................................................6
6. Problem.....................................................................................................................................8
7. TABEL EVALUASI.................................................................................................................8
Tabel 1..............................................................................................................................................8
TABEL MOTOR DC..................................................................................................................10
TABEL-1.....................................................................................................................................10
TABEL-2.....................................................................................................................................11
TABEL-3.....................................................................................................................................12
TABEL-4.....................................................................................................................................13
JAWABAN ...........................................................................................................................................

ANALISA .............................................................................................................................................

KESIMPULAN......................................................................................................................................

ii
PENGGUNAAN ELEKTRODINAMOMETER SERTA SISTEM SUMBER DAYA

1. Tujuan

Mempelajari dan menggunakan Elektrodinamometer serta Sistem Sumber Daya.

2. Teori

Elektrodinamometer merupakan peralatan untuk menggerakkan atau mengerem suatu mesin


listrik yang akan diamati karakteristik kerjanya.Dinamometer terdiri atas sebuah mesin arus
searah yang statornya terpasang ke dalam bantalan yang dapat bergerak dan dihubungkan pada
alat timbangan.Pada timbangan dibebani dengan suatu beban lawan, sehingga daerah pengukuran
dinamometer sekitar 25 Nm.

Pada panel muka dinamometer terdapat alat – alat ukur, tahanan geser shunt dan terminal untuk
hubungan dari mesin. Alat dinamometer dihubungkan sebagai motor – motor penggerak, bila
pengamatan dilakukan untuk menyelidiki karakteristik kerja generator dari mesin yang dicoba
( mesin arus searah, mesin sinkron atau mesin tak serempak ).Dinamometer dihubungkan sebagai
generator bila pengamatan dilakukan untuk menyelidiki karakteristik kerjamotor dari mesin yang
dicoba.

Data mesin arus searah dinamometer adalah sebagai berikut :


Motor 2,0 Kw 1400 rpm.
Generator 2,2 kW 1500 rpm.
Sistem Sumber Daya TF 123 dengan tegangan keluaran tetap dan berubah untuk percobaan –
percobaan laboratorium untuk mesin – mesin listrik dan sistem daya.Sistem Sumber Daya terdiri
atas sebuah transformator tiga phasa, penyearah, dan transformator tegangan berubah, yang
terhubung sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan tegangan searah dan bolak – balik, baik
tetap maupun berubah.

1
Tegangan keluaran bolak – balik dan searah diamankan oleh sekring. Sekring sisi sumber di
panel distribusi masukan Sistem Sumber Daya TF 123, harus sekring waktu( minimum 16
Ampere ).

3. Peralatan

-          Rem dinamo MV 100


-          Sistem Sumber Daya TF 123
-          Voltmeter 240 V
-          Multitester Analog : 1 buah
-          Multitester Digital  : 1 buah
-          Tacho Generator    : 1 buah
-          Kabel                     : 1 set

4. Prosedur Percobaan

1. Sistem Sumber Daya

1.1. Perhatikan terminal – terminal tegangan keluaran pada panel depan. Dari kiri kekanan

      adalah sebagai berikut :

   a. Tegangan searah konstan, 220 V.

   b. Tegangan searah berubah, yang dapat diatur dengan menggunakan pengatur utama.

      Daerah pengaturan : 0 sampai 240 V.

  c.Tegangan bolak – balik berubah, yang dapat diatur juga dengan menggunakan        pengatur
utama. Daerah pengaturan : 3 x 0 sampai 220 V.

Catatan :perubahan tegangan searah dan tegangan bolak –balik terjadi secara simultan dengan
pengatur utama.Jadi tidak dapat diatur secara terpisah.

2
   d. Tegangan bolak – balik konstan, 220/127 V.

1.2. Hubungkan kabel daya ke stop kontak tiga phasa. Periksa apakah semua saklar Sumber

       Daya dalam keadaan OFF.

1.3. Pasang voltmeter pada terminal di sisi kiri, tegangan searah 220 V.

1.4. Nyalakan saklar utama yang terletak di bagian bawah panel depan lampu indikator di saklar
utama menunjukkan adanya tegangan.

1.5. Nyalakan saklar tegangan searah konstan. Amati dan catat harga tegangannya.

Perhatian bahwa perubahan tegangan jala – jala dapat mengakibatkan penyimpangan   

harga dari 220 V.

 1.6. Pasang voltmeter pada terminal tegangan searah berubah. Atur pengatur tegangan pada
harga 100 V dan nyalakan saklar tegangan searah variable. Voltmeter belum

menunjukkan apa – apa, karena pada sistem sumber daya terdapat saklar interlock  yang 
terhubung sedemikian rupa sehingga pengatur tegangan harus di set nol terlebih dahulu
untuk memperoleh tegangan searah berubah.

1.7. Putar pengatur tegangan ke nol kemudian atur kembali pada harga 100 V. Baca dan catatat
tegangannya. Padamkan saklar tegangan searah berubah dan saklar tegangan searah

Catatan :untuk mendapatkan tegangan searah berubah, saklar tegangan konstan juga

harus dinyalakan. Hal ini untuk menghindari keadaan pemberian daya pada rotor mesin listrik
tanpa adanya tegangan medan. Sistem pengamanan ini juga berfungsi pada pemadam, yaitu bila
saklar tegangan searah berubah, maka kedua saklar akan lepas.

1.8.      Pasang voltmeter pada terminal R dan S tegangan bolak – balik berubah. Masukkan

3
saklar dan catat penunjukan tegangan pengatur di set pada harga 100 V. Lepaskan saklar
tegangan bolak – balik berubah.

1.9. Pasang voltmeter pada terminal R dan O tegangan bolak – balik berubah. Masukkan

saklar dan catat penunjukan tegangan. Lepaskan saklar tegangan bolak – balik berubah.

1.10. Pasang voltmeter pada terminal S dan O tegangan bolak – balik konstan . Masukkan

 Saklar dan catat penunjukan tegangan. Lepaskan saklar tegangan bolak balik        konstan.

Lepaskan saklar utama.

1.11. Pasang voltmeter pada terminal T dan O tegangan bolak – balik konstan . Masukkan

saklar dan catat penunjukan tegangan. Lepaskan saklar tegangan bolak – balik konstan.

 Lepaskan saklar utama.

2. Dinamometer

2.1.      Rangkaian Dinamometer sebagai motor ( motor penggerak ) seperti pada


diagramRangkaian.

            Diagram rangkaian:

4
2.2.      Rangkaian harus diperiksa oleh asisten.

2.3.      Masukkan saklar utama dan saklar tegangan searah konstan. Pasang tahanan geser shunt
dan amati pada Ammeter bahwa arus eksitasi motor maksimum.

2.4.      Atur tegangan searah variable menjadi nol dan masukkan saklar secara bertahap naikkan
tegangan menjadi 220 V. Motor akan berputar searah dengan arah panah.

2.5.      Atur tahanan geser shunt agar arus penguat 0,2 A. Catat kecepatan putaran ( pengaturan
kecepatan secara shunt ). Kembalikan kedudukan tahanan geser shunt agar arus eksitasi
maksimum.

2.6.     Atur tegangan sumber daya pada harga 100 V. Catat kecepatan putaran ( pengaturan

kecepatan dengan tegangan rotor ).

2.7.      Turunkan tegangan searah menjadi nol. Lepaskan saklar tegangan searah berubah (

            tegangan rotor ). Lepaskan tegangan searah konstan ( tegangan medan ).

5
            Catatan :saklar tegangan medan harus selalu dilepas terakhir.

MOTOR DC

1. Metode menstart motor DC dan pengaturan putaran motor dengan mengatur arus
medan.

2. Tujuan :

         Untuk memahami metode start dari motor DC dan prosedur operasinya.
         Memahami prinsip mengatur putaran dengan mengatur arus medan.

3. Peralatan :

3.1.      Mesin DC pendulum yang telah terintegrasi dan bagian utama mesin TERCO.

            Data – data :

         Generator 2,2 KW pada putaran 1500 rpm.


         Motor 2 KW pada 1400 rpm.
         Exitasi 220 V ; 0,8 A.
         Armature 220 V ; 12 A.
         Putaran maksimim : 4000 rpm.
         Terminal eksitasi : F1, F2
         Terminal jangkar : A1, A2

3.2.      Shunt field rheostat.

3.3.      Starting rheostat R5.

3.4.      Tachometer generator 10 V AC pada 1000 rpm.

3.5.      Power pack DC fixed 220 V, 35 A.

3.6.      Power pack DC variable 0 – 220 V, 16 A.

6
 

7
4. Rangkaian Percobaan

5. Prosedur Percobaan :

5.1.      Menstart motor dan menghentikan motor.

5.1.1.   Hubungkan motor DC seperti gambar diatas .

5.1.2.   Atur stater rheostat pada posisi maksimum.

5.1.3.   Atur shunt field rheostat pada posisi minimum untuk mendapat arus eksitasi maksimum.

5.1.4.   Catat rating dari motor DC dan rheostat Rs, Rf dan pastikan bahwa tegangan supply

            adalah sesuai dengan rating motor DC dengan membaca petunjuk voltmeter.

5.1.5.   Tutup switch medan K1 dan atur arus medan If sesuai dengan rating motor ( 0,8 A ).

5.1.6.   Tutup saklar jangkar K2 dan cek apakah penunjukan arus jangkar minimum.

5.1.7.   Perlahan – lahan starting rheostat Rs digerakkan sampai seluruh tahanan terlepas dan

8
            motor akan berputar sampai putaran nominal.

5.1.8.   Perlahan – lahan turunkan tegangan variable DC dan buka saklar jangkar K2 untuk

            menghentikan motor dan arus rheostat dan shunt field rheostat pada posisi semula.

5.1.9.   Buka saklar medan K1.

5.2.      Pengaturan putaran dengan tahanan medan Rf.

4.2.1.   Start motor DC sesuai dengan prosedur di atas.

4.2.2.   Untuk menaikkan putaran motor DC, turunkan arus medan If dengan menaikkan Rf. Atur
putaran motor dengan step 100 rpm, sehingga putaran motor 120 % dari putaran

            nominalnya.

4.2.3.   Turunkan putaran motor dari 120 % nominal dengan step – step 100 rpm sampai field

            rheostat Rf = 0. Catat pembacaan instrument.

4.2.4.   Buka saklar jangkar K2 untuk menghentikan motor. ( turunkan Vs dulu )

4.2.5.   Buka saklar medan K1.

4.3.      Pengaturan putaran dengan mengubah tegangan jangkar.

4.3.1    Turunkan field rheostat Rf pada posisi minimum dan juga arus medan konstan.

4.3.2.   Starter rheostat Rf pada posisi star, tegangan DC variable pada posisi nol, kemudian tutup
saklar jangkar K2.

9
4.3.3.   Atur starter rheostat Rs pada posisi operasi dan naikkan tegangan jangkar sampai putaran
motor 100 rpm. Naikkan tegangan jangkar sehingga putaran motor naik dengan step 100
rpm sampai tegangan sebesar 220 V Catat pembacaan instrument setiap S.

5.3.4.   Ulangi prosedur percobaan di atas untuk arus medan 80 % dari harga maksimumnya.

Catat pembacaan instrumen untuk setiap langkah.

5.3.5.   Buat kurva n = f ( V ) dengan arus medan sebagai parameter.

10
6. Problem

a.     Dalam praktikum, jelaskan mengapa tegangan medan harus diberikan terlebih dahulu
daripada tegangan jangkar
b.      Dari percobaan pengaturan putaran dengan tambahan medan Rf, mengapa kecepatan
putaran naikjika arus eksitasi diturunkan. Buktikan dengan menggunakan rumus putaran
sebagai fungsi dari tegangan jangkar dan fluks medan

7. TABEL EVALUASI

Tabel 1

Tabel 1.1

KONSTAN

220 VDC MAX 3,5 A = 225V

VARIABEL

0-220 VDC MAX 16 A

0% 4V
10% 30 V
20% 57 V
30% 83 V
40% 107 V
50% 132 V
60% 157 V
70% 185 V
80% 214 V
90% 239 V
100% 266 V

KONSTAN AC 3X400 VAC MASX 8A

11
N – L1 N – L2 N – L3 L1 – L2 L1 – L3 L2 – L3
22O V 218 V 218 V 382 V 384 V 378 V

VARIABEL 3X 0-400 V, VAC MAX 10 A

N – L1 N – L2 N – L3 L1 – L2 L1 – L3 L2 – L3
0% 1 0 1 1 1 1
10% 21 20 19 39 37 37
20% 41 41 41 76 76 75
30% 63 62 63 114 112 110
40% 83 81 83 148 150 147
50% 103 101 105 182 185 181
60% 124 121 125 220 223 216
70% 145 143 146 260 258 253
80% 166 166 170 295 297 291
90% 189 186 192 336 336 331
100% 209 210 213 370 372 365

12
TABEL MOTOR DC

TABEL-1

Va If Ia N M KETERANGAN

(V) (A) (A) (rpm) (N.M)

20 0,8 0,22 125 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

40 0,8 0,26 250 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

60 0,8 0,30 400 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

80 0,8 0,33 610 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

100 0,8 0,35 710 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

120 0,8 0,36 850 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena

pada beban nol

140 0,8 0,37 930 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

13
160 0,8 0,39 1120 0,25 Torsi tidak jelas
terlihat karena
pada beban nol

180 0,8 0,39 1250 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

200 0,8 0,40 1400 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,8 0,40 1500 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

TABEL-2

Va If Ia N M KETERANGAN

(V) (A) (A) (rpm) (N.M)

220 0,8 0,40 1500 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

200 0,8 0,38 1440 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

180 0,8 0,37 1300 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

160 0,8 0,35 1170 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena

14
pada beban nol

140 0,8 0,34 1150 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

120 0,8 0,32 880 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

100 0,8 0,31 750 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

80 0,8 0,28 630 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

60 0,8 0,26 450 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

40 0,8 0,23 330 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

20 0,8 0,20 150 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

TABEL-3

Va If Ia N M KETERANGAN

(V) (A) (A) (rpm) (N.M)

15
220 0,8 0,41 1500 0,25 Torsi tidak jelas
terlihat karena
pada beban nol

220 0,75 0,40 1520 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,7 0,39 1550 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,65 0,38 1580 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,6 0,37 1600 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,55 0,36 1650 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

220 0,5 0,36 1700 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

16
TABEL-4

Va If Ia N M KETERANGAN

(V) (A) (A) (rpm) (N.M)

20 0,6 0,8 120 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

40 0,6 0,22 300 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

60 0,6 0,25 475 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

80 0,6 0,27 600 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

100 0,6 0,29 750 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

120 0,6 0,30 900 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

140 0,6 0,32 1050 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

160 0,6 0,33 1180 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

176 0,6 0,34 1250 0,25 Torsi tidak jelas


terlihat karena
pada beban nol

17

Anda mungkin juga menyukai