Tugas Individu PPHI Dede Suana Ependi 5D
Tugas Individu PPHI Dede Suana Ependi 5D
Pasal 168
(1)Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-
turut tanpa keterangan secara ter tulis yang dilengkapi dengan bukti yang
sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan
tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan
mengundurkan diri.
(2)Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus diserahkan paling lambat pada hari pertama
pekerja/buruh masuk bekerja.
(3)Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pekerja/buruh yang bersangkutan berhak menerima uang penggantian
hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan diberikan uang pisah yang
besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Pasal 161
Dengan UU BPJS ini dibentuk 2 (dua) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“BPJS”),
yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
Pada dasarnya, setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial.
Yang dimaksud dengan pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain. Ini berarti tidak ada perbedaan antara
pekerja tetap (dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu) dengan pekerja kontrak
(dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).
Mengenai kecelakaan kerja, maka ini berhubungan dengan Jaminan Kecelakaan Kerja
(“JKK”). Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya
dan Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan Jaminan Kematian kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap orang yang bekerja juga memiliki kewajiban untuk mendaftarkan dirinya.
Dalam hal Pemberi Kerja selain penyelenggara negara nyata-nyata lalai tidak
mendaftarkan Pekerjanya, Pekerja berhak mendaftarkan dirinya sendiri dalam program
jaminan sosial kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai program yang diwajibkan dalam
penahapan kepesertaan.
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu. -> dilakukan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah atas permintaan BPJS.
Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu yang dikenai kepada Pemberi Kerja
Selain Penyelenggara Negara meliputi:[
Berdasarkan uraian pertanyaan Anda, kecelakaan kerja yang membuat satu ruas jari
tengah kanan Anda diamputasi ini merupakan suatu kondisi yang dalam Pasal 1 angka
15 UU SJSN disebut dengan cacat. Cacat adalah keadaan berkurang atau hilangnya
fungsi tubuh atau hilangnya anggota badan yang secara langsung atau tidak
langsung mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja untuk
menjalankan pekerjaannya. Hal serupa juga disebutkan dalam Pasal 1 angka 7
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (“PP 44/2015”) dan Pasal 1
angka 11 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah (“Permenaker 26/2015”).
Peserta yang mengalami Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja berhak atas
manfaat JKK. Manfaat JKK berupa:
3. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah, atau
rumah sakit swasta yang setara;
4. perawatan intensif;
5. penunjang diagnostik;
6. pengobatan;
7. pelayanan khusus;
9. jasa dokter/medis;
10. operasi;
3. santunan Cacat sebagian anatomis, Cacat sebagian fungsi, dan Cacat total
tetap;
5. santunan berkala yang dibayarkan sekaligus apabila Peserta meninggal dunia atau
Cacat total tetap akibat Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja;
6. biaya rehabilitasi berupa penggantian alat bantu (orthose) dan/atau alat pengganti
(prothese);
8. beasiswa pendidikan anak bagi setiap Peserta yang meninggal dunia atau Cacat
total tetap akibat kecelakaan kerja.
Yang dimaksud dengan “cacat sebagian anatomis”, “cacat sebagian fungsi”, dan “cacat
total tetap” adalah sebagai berikut:
· Cacat sebagian fungsi adalah keadaan berkurang atau hilangnya sebagian fungsi
anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan berkurang
atau hilangnya kemampuan Pekerja untuk menjalankan pekerjaannya.
Kondisi di mana satu ruas jari tengah kanan Anda diamputasi termasuk ke dalam cacat
sebagian anatomis. Atas cacat sebagian tersebut, pekerja berhak untuk mendapatkan
santunan cacat. Santunan cacat meliputi:
Tata Cara Pelaporan dan Penetapan Jaminan Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Pemberi Kerja wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
.yang menimpa pekerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan dan dinas yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat tidak lebih dari 2 x 24 jam
sejak terjadinya kecelakaan kerja sebagai laporan tahap I.
Pemberi Kerja wajib melaporkan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
kepada BPJS Ketenagakerjaan dan Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak pekerja dinyatakan
sembuh, cacat, atau meninggal dunia sebagai laporan tahap II, berdasarkan surat
keterangan dokter yang menerangkan bahwa:
e. meninggal dunia.
Berdasarkan Pasal 22 ayat (1) Permenaker 26/2015, Pemberi Kerja wajib membayar
terlebih dahulu biaya pengangkutan peserta yang mengalami Kecelakaan Kerja atau
penyakit akibat kerja ke rumah sakit dan/atau ke rumahnya termasuk biaya pertolongan
pertama pada kecelakaan dan santunan sementara tidak mampu bekerja.
Bagaimana jika pekerja belum diikutsertakan dalam program JKK? Dalam keadaan
demikian, Pemberi Kerja yang belum mengikutsertakan pekerjanya dalam program
JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan, apabila terjadi resiko terhadap pekerjanya,
pemberi kerja wajib membayar hak pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.