Anda di halaman 1dari 5

Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI


KABUPATEN BATANG HARI
H. AKHYAR

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari

PENDAHULUAN lahan persawahan seluas 24.077 ha dan lahan


kering seluas 101.629 ha.
Kabupaten Batang Hari dengan penduduk Lahan pertanian tanaman pangan di
226.383 jiwa (2008) dengan Ibukota Muara Kabupaten Batang Hari terutama lahan kering
Bulian memiliki luas wilayah 5.180,35 km2 sudah banyak yang berubah fungís menjadi
atau 518.035 ha atau 10,16% dari luas wilayah kebun kelapa sawit terdapat di Kecamatan
Provinsi Jambi, terdiri dari 8 (delapan) Mersam, Muara Bulian dan Bajubang.
kecamatan dengan 113 desa/kelurahan.
Kepadatan penduduk Kabupaten Batang Hari
PERKEMBANGAN PROGRAM AKSI
sebesar 38 jiwa setiap kilometer persegi,
PERBIBITAN KERBAU
dengan kepadatan tertinggi pada Kecamatan
Muara Bulian dan Muara Tembesi. Sementara
itu, kepadatan penduduk yang paling rendah Populasi ternak
ada di Kecamatan Maro Sebo Ulu dan Batin
XXIV. Usaha peternakan merupakan sumber mata
Wilayah Kabupaten Batang Hari terletak pencarian alternatif bagi masyarakat
pada koordinat geografis 1º151 – 2º201 Lintang Kabupaten Batang Hari. Sifat pengelolaannya
Selatan dan 102 º 301 – 104º 30 1 Bujur Timur. sebagian besar masih merupakan usaha
Batas wilayah Kabupaten Batang Hari sebagai sampingan dari usaha pokok perkebunan karet
berikut: dan kelapa sawit. Khususnya usaha peternakan
1. Sebelah utara berbatasan dengan system pengelolaan yang diterapkan peternak
Kabupaten dengan Kabupaten Tebo dan umumnya masih bersifat tradisional dan semi
Tanjab Barat. intensif dengan ciri-ciri sebagai berikut:
2. Sebelah timur berbatasan dengan 1. Volume usaha yang masih relatif kecil
Kabupaten Muaro Jambi. atau belum memenuhi sekala ekonomi
3. Sebelah selatan berbatasan dengan 2. Teknologi yang diterapkan masih minim
Kabupaten Sarolangun dan Provinsi 3. Manajemen usaha sangat lemah
Sumatera Selatan. 4. Tingkat produksi dan produktifitas rendah
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kondisi tersebut diatas disebabkan antara
Kabupaten Tebo. lain oleh:
Jenis tanah padsolik merah kuning 1. Lemahnya SDM peternakan
merupakan tanah yang paling luas di 2. Lemahnya kemampuan permodalan
Kabupaten Batang Hari sebesar 445.251 ha peternak
atau 85,95% sebagian lagi terdiri alluvial yang 3. Terbatasnya sarana dan prasarana
terletak disepanjang aliran sungai Batang Hari penunjang usaha peternakan
dan anak sungainya, luasnya mencapai 72.784 Permasalahan diatas mempunyai dampak
ha. terhadap rendahnya perkembangan populasi
Berdasarkan data potensi lahan yang telah ternak, bahkan pada akhir-akhir ini beberapa
dihimpun dari tiap desa oleh mantri tani dan populasi ternak cenderung menunjukkan angka
Petugas Pertanian di lapangan tercatat seluas penurunan. Hal ini terjadi juga karena didorong
125.706 ha, yang potensinya untuk dijadikan oleh tingginya angka penjualan dan
lahan pertanian tanaman pangan terdiri dari pemotongan ternak sehingga tidak dapat
diimbangi dengan angka kelahiran dan

252
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010

Tabel 1. Perkembangan populasi ternak tahun 2004 – 2009 di Kabupaten Batang Hari

Tahun
Jenis ternak
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Sapi 8.156 7.135 7.135 7.619 8.067 8.997
Kerbau 14.129 13995 13995 13.972 13.858 13.974
Kambing 13.970 13.706 13.706 13.921 14.385 14.945
Domba 8.392 8.828 8.828 8.535 8.634 8.913
Ayam Buras 314.320 311.740 311.740 390.477 453.724 560.902
Ayam Broiler 1.898.976 2.476.125 2.476.125 2.538.854 2.061.000 2.400.000
Itik 20.993 21.631 21.631 23.524 24.725 25.788

pemasukan ternak dari luar daerah. Khusus Populasi kerbau


ternak kerbau yang menjadi komoditas andalan
bagi sub sektor peternakan di Kabupaten Populasi kerbau di Kabupaten Batang Hari
Batang Hari. Sekarang mengalami cukup bertahan keberadaannya disebabkan adat
permasalahan yang cukup serius dimana istiadat masyarakat Kabupaten Batang Hari
terjadinya kekurangan populasi pejantan menjadikan kerbau sebagai ternak yang dipakai
secrara dramatis sehingga berdampak pada dalam kegiatan upacara adat dan sebagian
rendahnya angka kelahiran ternak tersebut. wilayah tertentu kepemilikan kerbau menjadi
Perkembangan populasi ternak selama lima ukuran status sosial dimasyarakat. Tingkat
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1. konsumsi masyarakat setempat cendrung lebih
menyukai daging yang berasal dari ternak
Kerbau dibandingkan dengan Sapi.
Potensi lahan
Pengembangbiakan ternak Kerbau pada
masyarakat umumnya di daerah persawahan
Potensi lahan untuk pengembangan atau masyarakat yang tinggal di pinggir aliran
peternakan di Kabupaten Batang Hari seluas ± sungai Batang Hari, dimana pola
278.992 ha. Lahan tersebut adalah berupa areal
pemeliharaannya masih secara semi- intensif.
sawah, tegalan/ladang, kebun campuran, Pergeseran kegiatan usaha masyarakat yang
Perkebunan karet dan perkebunan sawit yang cendrung ke arah perkebunan kelapa sawit,
berpotensi menghasilkan hijauan pakan ternak
membuat tempat penggembalaan ternak kerbau
Tabel 2. semakin berkurang, sehingga perkembangan
populasi berpengaruh.
Tabel 2. Potensi lahan peternakan di Kabupaten
Batang Hari tahun 2009
KEGIATAN PROGRAM AKSI
Kecamatan Luas (ha)
PERBIBITAN
Maro Sebo Ulu 27.600
Mersam 31.794 Kelompok kerbau di Kabupaten Batang
Muara Tembesi 37.107 Hari yang mendapat bantuan Program Aksi
Perbibitan adalah Kelompok Suka Maju di
Batin XXIV 33.234
Dusun Sungai Gondang Desa Simpang Rantau
Maro Sebo Ilir 18.295 Gedang Kecamatan Mersam. Pada tahun 2006
Muara Bulian 14.873 sebanyak 51 ekor kerbau betina dan 5 ekor
Bajubang 71.110 jantan dengan alokasi dana sebesar Rp.
280.000.000 melalui dana Penguatan
Pemayung 44.979
Jumlah 278.992

253
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010

Modal Usaha Kelompok (APBN-P) tahun sebagai salah satu Daerah Sentra
2006. Pola pemeliharaan masyarakat pada Pengembangan Ternak Kerbau.
kelompok ini dengan cara ternak dilepas pada Beberapa kelompok pengembangan ternak
siang hari dan malam hari ternak kembali ke kerbau di Kabupaten Batang Hari dibawa studi
kandang. Pada kelompok ini sudah dibangun 2 banding ke LIPI Cibinong dan diperoleh
buah kandang koloni. pengetahuan bahwa ternak kerbau dapat
Untuk mendukung kegiatan program Aksi dipelihara secara intensif dan dapat dilakukan
Perbibitan Kerbau melalui kegiatan uji coba Inseminasi Buatan sehingga tidak dikenal
inseminasi buatan kerbau yang dimulai pada ternak kerbau yang dipelihara secara semi
tahun 2006 – 2009, bekerjasama dengan Dinas tradisional apalagi tradisional.
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang
Hari dengan Tim Konsultan dari Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor PERMASALAHAN
dan Fakultas Peternakan Universitas Jambi
yang berhasil lahir sebanyak 17 ekor di 7 Adapun permasalahan yang dihadapi dalam
wilayah yang dilaksanakan uji coba. Wilayah pengembangan ternak kerbau di Kabupaten
program aksi perbibitan berhasil melahirkan Batang Hari antara lain:
sebanyak 7 ekor. 1. Masyarakat yang terbiasa memelihara
Penggunaan semen beku kerbau untuk uji ternak kerbau belum seperti halnya
coba dengan mendatangkan Straw Kerbau memelihara ternak sapi, sehingga populasi
Belang dari Balai Inseminasi Buatan Daerah kerbau lambat berkembang dan hanya
Loktabat Kalimantan Selatan dan LIPI melalui terbatas pada wilayah tertentu saja.
alokasi anggaran dana APBN Provinsi Jambi 2. Pola pemeliharaan ternak kerbau yang
dan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun semi-intensif dapat memudahkan
2006 – 2009. pencurian ternak di lapangan di karenakan
Pada tahun 2009 melalui dana anggaran pengawasan oleh pemilik hanya waktu-
APBD Kabupaten Batang Hari telah mengirim waktu tertentu saja.
ketua kelompok (Suparto) untuk mengikuti 3. Tingkat konsumsi masyarakat yang
Pelatihan Inseminasi Buatan Sapi dan Kerbau cendrung menyukai daging kerbau dan
di Balai Inseminasi Buatan Besar Singosari. upacara adat yang memanfaatkan ternak
Dimana diharapkan dengan Inseminator kerbau sebagai status sosial dapat
swadaya yang berdomisili di dekat kelompok mempengaruhi penurunan populasi ternak
Program Aksi Perbibitan Kerbau ini dapat kerbau.
melayani ternak kerbau betina yang minta 4. Khusus pada wilayah pengembangan
kawin. kerbau lumpur, apabila masuk peralihan
Implementasi kegiatan diatas merupakan musim penghujan ke musim kemarau
wujud dari penyelenggaraan Seminar Nasional sering terjadi meningkatnya kasus yang
di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2008 menyerang penyakit SE (Septicemia
Epizootica)

Tabel 3. Perkembangan ternak kerbau program aksi perbibitan

Perkembangan
Penyebaran
Mati
Lokasi / kelompok awal 2006 Lahir Jumlah
Induk Anak
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Sei. Gondang/
5 51 5 4 1 11 2 1 46
Klp. Suka Maju
Jumlah 5 51 5 4 1 11 2 1 46

254
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010

5. Pada kelompok yang mendapat bantuan 5. Program kawin suntik kerbau yang sulit
program aksi perbibitan mendatangkan dideteksi masa birahinya diupayakan
ternak dari Provinsi Lampung sehingga dengan sinkronisasi birahi dan uji coba
dalam pengawasan kesehatan yang kurang inseminasi buatan kerbau dengan
menyebabkan ternak kerbau terserang bekerjasama dengan tim perguruan tinggi.
penyakit sura.
6. Rasio ternak jantan dan ternak betina yang
tidak seimbang, dimana dalam satu koloni SARAN TINDAK LANJUT
Padang penggembalaan yang betinanya
berjumlah lebih dari 50 ekor sedangkan 1. Pengalihan fungsi lahan penggembalaan
jantan sebagai pemacek hanya berjumlah 1 ternak yang menjadi kebun kelapa sawit
– 3 ekor (rasio 1 : 15 – 20). Hal ini membuat ternak kerbau digembalakan di
berakibat rendahnya tingkat kelahiran. persawahan (saat tidak musin tanam) dan
Dalam perkawinan sering terjadi kebun kelapa sawit atau sekitar hutan, maka
perkawinan ternak kerbau dalam ternak kelompok ternak kerbau di motivasi untuk
kerbau itu sendiri (inbreeding) yang akan membuat kandang koloni untuk
menyebabkan mutu genetik kerbau terus memudahkan pengawasan dan penanganan
menurun dari tahun ke tahun. kesehatan ternaknya.
7. Program Inseminasi Buatan (IB) tidak 2. Tingginya animo masyarakat Kabupaten
berjalan efektif karena kesulitan peternak Batang Hari mengkonsumsi daging kerbau
memantau ternak betinanya birahi dan dengan menyarankan peternak untuk tidak
tidak adanya inseminator di dekat lokasi menjual betina produktif untuk dipotong
program sehingga kawin suntik sulit untuk dan hanya menjual jantannya saja atau
dilaksanakan. dapat membeli jantan dari pasar hewan
yang ada di kabupaten setiap satu kali
seminggu.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH 3. Untuk tidak terjadi inbreeding dan
kekurangan pejantan (pemacek) yang ada di
Berdasarkan kebijakan Pemerintah koloni ternak kerbau disediakan pejantan
Kabupaten Batang Hari untuk mengatasi (pemacek) dari luar daerah melalui dana
masalah tersebut, salah satunya adalah dengan APBD maupun APBN.
pembinaan kelompok secara intensif dan 4. Meningkatkan kesehatan ternak kerbau
terintegrasi yang dikoordinasikan oleh UPT dilakukan vaksinasi SE secara teratur pada
BPPPK Mersam. Melalui kegiatan tersebut saat musim tanam dan mendekatkan
diharapkan: pelayanan kesehatan hewan kepada
1. Meningkatkan pengetahuan petani ternak masyarakat dengan mendirikan Puskeswan
secara mendetail tentang tahapan-tahapan di Kecamatan.
usaha perbibitan ternak kerbau dengan 5. Mendekatkan pelayanan Inseminasi Buatan
baik dan benar. Kerbau pada kelompok program aksi
2. Mengupayakan kelompok memperta- perbibitan dengan menyediakan container
hankan kerbau betina produktif untuk straw di kecamatan dan inseminator
tidak dijual atau dipotong. swadaya pada kelompok ternak Kerbau.
3. Mengupayakan pemecahan masalah yang 6. Menyediakan dana anggaran kerjasama
ditemui melalui diskusi kelompok tentang Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
masalah-masalah yang ditemui dilapangan Batang Hari dengan Fakultas Kedokteran
oleh kelompok dalam menyelesaikan Hewan IPB dan Universitas Jambi untuk
masalah kesehatan ternak kerbau. program inseminasi buatan kerbau.
4. Meningkatkan fasilitas sarana dan 7. Di Kabupaten Batang Hari terdapat Balai
prasarana untuk pelayanan kesehatan, Pembibitan Ternak Talang Bukit yang saat
Intensifikasi Kawin Alam (INKA) dan ini mengembangkan ternak sapi dan kerbau,
Inseminasi Buatan yang semakin dekat yang mana direncanakan untuk kedepan
dengan kelompok ternak kerbau. akan dikhususkan untuk tempat pembibitan
ternak kerbau.

255
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010

PENUTUP memberikan kontribusi bagi Pemerintah


Daerah.
Program Aksi Perbibitan Ternak Kerbau Pengembangan Ternak Kerbau di
Tahun Anggaran 2006 (APBN-P) melalui Kabupaten Batang Hari selain dapat
Penguatan Modal Usaha Kelompok Tahun meningkatkan populasi yang ada juga dapat
2006 di Kabupaten Batang Hari diharapkan mendukung kebutuhan daging sehingga dapat
dapat selalu memberikan dukungan dan dikeluarkan rumusan-rumusan baru dan
keuntungan yang dirasakan masyarakat, langkah konkrit yang selalu menyediakan
khususnya masyarakat kelompok penerima Anggaran Pemerintah dalam Pengembangan
program dan secara tidak langsung juga akan Ternak Kerbau.

256

Anda mungkin juga menyukai