Anda di halaman 1dari 6

1

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membahas antara teori dan temuan
kasus di lapangan pada By. Ny. Y dengan Asfiksia Sedang di RSUD Panglima
Sebaya Paser dengan menggunakan 7 langkah Varney yang meliputi :
I. Pengkajian
Asfiksia neonatorum merupakan kegagalan bernapas secara spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan
keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia Pa CO2
meningkat dan asidosis (Didien & Suprapti, 2016).
Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia, (Atika, Vidia dan Pongki, 2016) :
1) Tidak bernafas atau nafas mega-megap
2) Warna kulit kebiruan
3) Kejang
4) Penurunan kesadaran
5) DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak
teratur
6) Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
Pengkajian merupakan langkah awal untuk menilai keadaan pasien. By.
Ny. Y dengan Asfiksia Sedang. Data : Bayi lahir Spontan dengan indikasi KPD di
RSUD Panglima Sebaya Paser pukul 10.15 WITA. Jenis kelamin bayi perempuan
dengan berat badan lahir 2820 gram dan panjang badan 50 cm, air ketuban jernih.
Bayi dari ruangan bersalin dengan tidak segera menangis AS 6/7,Sehingga pada
langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

II. Interpretasi data


Menurut Anik dan Eka (2013), patofisiologi asfiksia neonatorum, dapat
dijelaskan dalam dua tahap yaitu dengan mengetahui cara bayi memperoleh
2

oksigen sebelum dan setelah lahir, dan dengan mengetahui reaksi bayi terhadap
kesulitan selama masa transisi normal,
Ketuban pecah dini akan mengakibatkan terjadinya oligohidroamnion
yang dapat menyebabkan terjadinya hipoksia bingga gawat napas dan berlanjut
menjadi Asfiksia Neonatorum pada bayi baru lahir, penanganan dalam
menghadapi kasus ketuban pecah dini (KPD) perlu mendapat perhatian lebih yang
nantinya sangat menentukan prognosis ibu dan neonatus (Sholeh Kasim dkk,
2012).
Sehingga dapat disimpulkan antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan.

III. Diagnosa potensial


Diagnosa potensial yang terjadi pada asfiksia neonatus antara lain : Menurut
Atika, Vidia dan Pongki (2016), komplikasi pada asfiksia neonatorum meliputi
berbagai organ:
1. Otak: Hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsiserebralis
2. Jantung dan Paru: Hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan
paru, edema paru
3. Grastrointestinal: Enterokolitis nekrotikan
Sehingga dapat disimpulkan antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan.

IV. Antisipasi
Tindakan antisipasi pada By. Ny. Y dengan Asfiksia sedang yaitu
melakukan tidakan resusitasi. Terdapat langkah-langkah dalam
mendeteksi hingga penanganan Asfiksia neonatorum (Sukesi, Astuti &
Esyuananik, 2016):
a. Penilaian
1) Sebelum bayi lahir
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
3

b) Apakah air ketuban jernih, bercampur mekonium (berwarna


hijau)?
2) Segera setelah lahir (Jika bayi cukup bulan)
a) Menilai apakah bayi menangis atau bernafas/tidak, megap-
megap?
b) Menilai apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
3) Keputusan
Memutuskan bayi perlu resusitasi, jika:
a) Bayi tidak cukup bulan atau
b) Air ketuban bercampur mekonium dan atau
c) Bayi megap-megap/tidak bernafas dan atau
d) Tonus otot bayi tidak baik atau bayi lemas
4) Tindakan
Lakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada dalam
praktikum
pada kasus, antisipasi yang dilakukan yaitu melakukan tindakan resusitasi.
Sehingga dapat disimpulkan antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

V. Perencanaan
Perencanaan pada asuhan kebidanan pada By. Ny. Y dengan Asfiksia
Sedang sebagai berikut : beritahu kepada klien atau orang tua klien mengenai
kondisi Bayi dari hasil pemeriksaan(Varney, 2007), berikan kehangatan pada bayi
dan daerah sekitar tempat resusitasi (Glance, 2009), ganjal bahu dengan gulungan
handuk / kain (Prawirohardjo, 2014), berikan stimulasi berupa rangsangan taktil
(Varney, 2008), bersihkan jalan nafas (Varney, 2008). Pada kasus, perencana yang
diberikan pada By. Ny. Y umur 0 Hari yaitu Memantau tanda-tanda vital,
Mengobservasi KU, Menaikkan Grafik, Dari data diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
4

VI. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang telah direncanakan secara efesien dan aman.
Perencanaan ini di rencanakan seluruhnya telah dilakukan oleh petugas / bidan,
sebagian oleh klien dan anggota tim kesehatan yang lainnya. Sehingga dalam
langkah pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

VII. Evaluasi
Asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien By. Ny. Y umur 0 hari
dengan Asfiksia Sedang dapat bernafas dengan baik.
5

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asfiksia neonatorum merupakan masalah pada bayi baru lahir dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Dalam rangka menurunkan Angka
Kematian Perinatal dan Angka Kematian Neonatal Dini, masalah ini perlu segera
ditanggulangi dengan berbagai macam cara dan usaha mulai dari aspek promotif,
kuratif dan rehabilitative.

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah
ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada
pembaca semua agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
6

DAFTAR PUSTAKA

Asril, Aminullah. 2014.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Varney, Helen. dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai