Manajemen Kebidanan
pada Ibu Nifas dan Menyusui Normal
S
elamat berjumpa di Topik pertama ini yang akan membahas tentang Asuhan kebidanan pada ibu
nifas dan menyusui normal. Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah
memberikan asuhan yang konsisten, ramah, dan
memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat
persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian
ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, keterampilan, dan sensitivitas terhadap
kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencankan asuhan yang akan
diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.
Pada periode nifas bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap
perubahan fisik dan psikologis ibu. Asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai
secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa mendeteksi dan memberikan
intervensi. Sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan
kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik
antara bidan dan keluarga.
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan
atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga
berencana. Asuhan pada ibu nifas diberikan segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah
kelahiran. Tujuan dari asuhan masa nifas adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan
terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan,
persalinan, dan keadaan segera setelah melahirkan. Tujuan utama asuhan kebidanan adalah untuk
menyelamatkan ibu dan bayi serta mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Asuhan kebidanan berfokus pada pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik,
diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan
berpusat pada perempuan, asuhan berkesinambungan, sesuai dengan keinginan, dan tidak otoriter
serta menghomati pilihan perempuan. Dalam melalukan asuhan kebidanan seorang bidan
menggunakan metode dan pendekatan yang dikenal dengan Manajemen Kebidanan. Manajemen
Kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien (Maritalia, 2014). Pendekatan ini menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan - tindakan dengan urutan yang logis
sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan
pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan
yang berarti.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan diharapkan lebih kritis dalam
melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil keputusan. Varney (1997)
mengembangkan 7 langkah proses manajemen yang dimulai dari pengumpulan data sampai dengan
evaluasi. Tujuh langkah proses manajemen tersebut akan dibahas dan dipraktikkan dalam pembelajarn
Topik 1 ini yang meliputi 1) pengumpulan data dasar (pengkajian); 2) interpretasi data dasar; 3)
identifikasi data dasar atau masalah potensial; 4) menentukan kebutuhan segera; 5) menyusun rencana
asuhan; 6) pelaksanaan tindakan; dan 7) mengevaluasi.
Teradapat tujuh (7) langkah asuhan kebidanan menurut Varney (2004), dimulai dari
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Data subyektif
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi data
kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi atau komunikasi (Asrinah, 2010). Data
subyektif yang dikaji meliputi:
1) Biodata pasien
Menurut Sulistyawati (2012), biodata yang dikumpulkan mencakup:
a) Nama: untuk mengenal dan mengetahui pasien.
b) Umur: untuk mengetahui faktor risiko.
c) Agama: untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien.
d) Suku Bangsa: untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.
e) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat intelektual.
f) Pekerjaan: mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap masalah klien.
g) Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungannya.
2) Alasan datang
Alasan datang merupakan alasan pasien datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan
dengan kata-katanya sendiri (Hani, dkk., 2011).
3) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan alasan bagi pasien untuk datang ke tempat bidan/klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (Varney, 2004). Pada ibu nifas dengan bendungan ASI
biasanya mempunyai keluhan bengkak pada payudara saat perabaan, payudara terasa keras,
payudara terasa panas dan nyeri bila ditekan, payudara bewarna kemerahan (Saifuddin, 2007).
4) Riwayat menstruasi
Dikaji untuk mengetahui tentang menarch, siklus, volume, berapa lama menstruasi, banyaknya
menstruasi, keluhan, dan untuk mengetahui hari pertama menstruasi serta untuk menentukan
umur kehamilan dan tanggal kelahiran (Salmah, dkk., 2006).
6) Pada keadaan ibu sekarang dapat membantu menentukan keadaan ibu, bayi, perdarahan, dan
komplikasi yang terjadi (Salmah, dkk., 2006).
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun, berapa anaknya lahir, tempat persalinan,
umur kehamilan, umur kelahiran, jenis persalinan, penolong persalinan, penyulit, jenis kelamin,
berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu dan keadaan anak sekarang
(Saifuddin, 2007).
8) Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Penting diketahui supaya dapat menggambarkan bagaimana pasien mencukupi asupan
gizinya. Mulai dari menu apa saja yang dimakan, frekuensi makan dan minum, dan ada
keluhan atau tidak (Varney, 2004).
b) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK,adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak
(Varney, 2004).
c) Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu nifas, oleh karena itu bidan perlu mengenali kebiasaan
istirahat ibu nifas supaya dapat diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan
data yang senjang antara pemenuhan kebutuhan istirahat. Pada bendungan ASI dianjurkan
istirahat cukup (Ambarwati, 2008).
d) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali frekuensi ibu melakukan hubungan seksual dalam
seminggu, pola seksual, dan keluhan (Varney, 2004).
e) Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui berapa kali dalam sehari ibu menjaga kebersihan diri. Mandi, gosok
gigi, keramas, dan ganti pakaian (Sulistyawati, 2012).
f) Aktifitas
Perlu di kaji untuk mengetahui apakah bendungan ASI yang dialami ibu disebabkan karena
aktivitas fisik secara berlebihan (Saifuddin, 2007).
9) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan menurut Hani dalam buku asuhan kebidanan pada ibu nifas (2011) meliputi:
a) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang saat ini sedang diderita oleh ibu.
b) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM, hipertensi, jantung, asma, TBC,
epilepsi, atau penyakit lain yang pernah diderita.
c) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji, apakah dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit menurun seperti DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC, epilepsi, hepatitis, atau penyakit lain yang menurun.
d) Riwayat operasi
Dikaji apakah ibu pernah melakukan operasi, terutama operasi obstetrik.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih atau kotor, dan berketombe atau tidak
(Sulistyawati, 2012).
b) Muka
Apakah terdapat odema atau tidak, muka pucat atau tidak (Hani, dkk., 2011).
c) Mata
Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau tidak, sklera putih/kuning (Varney, 2004).
d) Hidung
Untuk mengetahui adanya kelainan, cuping hidung, benjolan, dan sekret (Hani, dkk., 2011).
e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga, ada kotoran/serumen atau tidak (Sulistyawati, 2012).
f) Mulut, gigi, dan gusi
Untuk mengetahui adanya stomatitis, karies gisi, gusi berdarah atau tidak (Sulistyawati,
2012).
g) Leher
Untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar tyroid, dan
pembesaran vena jugularis (Hani, dkk., 2011).
h) Dada dan Axila
Menurut Ambarwati (2008) dalam buku Asuhan Kebidanan pada ibu nifas, pemeriksaan
dada dan axilla meliputi:
(1) Mamae
Untuk mengetahui adanya pembesaran pada mamae, simetris atau tidak, puting susu
menonjol atau tidak, ada benjolan atau tidak, dan sudah ada pengeluaran kolostrum atau
belum.
(2) Axila
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan adanya benjolan pada daerah axila.
i) Genetalia
Untuk mengetahui apakah ada varises pada vagina, dan adakah pengeluaran pervaginam
yaitu pengeluaran lokea (warna, bau, banyaknya, konsistensi), serta adakah robekan jalan
lahir dan kontraksi uterus (Varney, 2004).
j) Anus
Untuk mengetahui adakah hemoroid dan varises pada anus (Sulistyawati, 2012).
k) Ekstremitas
Untuk mengetahui adakah varises, odema atau tidak, apakah kuku jari pucat, suhu atau
kehangatan, dan untuk mengetahui reflek patella (Hani, dkk., 2011).
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri
a) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai keadaan (Saifuddin, 2007).
(1) Muka
Terdapat cloasma gravidarum atau tidak, oedem atau tidak.
(2) Payudara
Simetris, ada retraksi dada atau tidak, puting menonjol atau tidak.
(3) Abdomen
Untuk mengetahui adanya luka bekas operasi obstetric.
(4) Genetalia
Untuk mengetahui keadaan perineum, pengeluaran lokea (warna, bau, banyaknya,
konsistensi), robekan jalan lahir.
b) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan indera peraba yaitu tangan dilakukan untuk menentukan
keadaan payudara yaitu terasa keras dan nyeri bila ditekan (Saifuddin, 2007).
c) Payudara
Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara yang abnormal, kolostrum dan ASI yang
keluar
d) Abdomen
Untuk mengetahui TFU, konsistensi uterus, kontraksi uterus, kandung kemih.
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang
menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Contoh:
Masalah yang sering timbul pada ibu nifas dengan bendungan ASI yaitu payudara terasa keras
dan nyeri saat perabaan, bengkak pada payudara, payudara bewarna kemerahan (Saifuddin,
2007).
c. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisis data (Varney, 2004).
Contoh:
Kebutuhan untuk ibu nifas dengan bendungan ASI adalah konseling tentang teknik menyusui
yang benar.
Berdasarkan penatalaksanaan bendungan ASI tersebut, asuhan kebidanan yang diberikan pada
klien dapat dilakukan:
a. Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat.
b. Memberikan konseling tentang kebutuhan nutrisi selama masa nifas.
c. Memberikan konseling tentang cara menyusi yang benar.
d. Memberitahu ibu untuk melakukan pengompresan dengan air hangat pada kedua payudara.
8. Data perkembangan
Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan 7 langkah Varney, sebagai catatan
perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney dalam
Asrinah (2010), sistem pondokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu:
a. S (Subyektif): menggambarkan dan mendokumentasikan Hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah satu Varney.
a. (Objektif): menggambarkan dan mendokumentasikan Hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
asuhan langkah satu Varney.
b. A (Assesment): menggambarkan dan mendokumentasikan Hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif suatu identifikasi.
c. P (Planning): menggambarkan dan mendokumentasikan dari tindakan dan evaluasi perencanaan
berdasarkan pada assesment sebagai langkah V, VI, VII Varney.
B. PELAKSANAAN PRAKTIK
Pelaksanaan praktik manajemen kebidanan menurut Hellen Varney pada ibu nifas dan menyusui
dapat dipelajari pada Tabel 6.1 di bawah ini.
Tabel 6.1
SOP Manjemen Kebidanan
No LANGKAH
1 Mempersiapkan alat-alat:
a. Tensi meter
b. Stethoscope
c. Termometer
d. Jam
e. Bak instrumen kecil
f. Sarung tangan
g. Kapas cebok
h. Baki
i. Pulpen dan lembar catatan dokumentasi
No LANGKAH
2 Memasang sampiran/menutup pintu dan jendela.
3 Memberi salam pada ibu dengan sopan, perkenalkan diri anda kepada mereka.
4 Memberitahu ibu tentang apa yang akan dilakukan, mendengarkan dengan penuh perhatian
dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran yang dirasakan ibu.
5 Mendukung psikologis ibu dan menjamin kerahasiaan apa yang akan disampaikan ibu.
6 Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun dan dikeringkan dengan
handuk kering.
7 Mempersilahkan ibu untuk duduk dengan tenang, jika memungkinkan ditemani dengan
suami/keluarga yang memberi dukungan.
Pengambilan Riwayat
8 Menanyakan identitas meliputi: nama ibu dan bayi, usia ibu, alamat, nomor telepon,
transportasi dan sumber pendapatan/pekerjaan.
9 Menanyakan alasan datang ke bidan atau ke klinik.
10 Menanyakan keluhan utama yang dirasakan klien sehingga klien datang untuk mencari
pertolongan.
11 Menanyakan riwayat menstruasi meliputi:
a. Menarche
b. Siklus
c. Volume,
d. Lama menstruasi
e. Banyaknya
f. Keluhan
12 Menanyakan riwayat kehamilan dan Persalinan saat ini meliputi:
a. Tempat melahirkan
b. Penolong saat persalinan
c. Jenis persalinan (spontan/bedah sesar)
d. Lama persalinan (dari pembukaan hingga pengeluaran bayi dan plasenta)
e. Komplikasi/kelainan dalam persalinan
f. Keadaan plasenta (spontan, kelengkapan plasenta)
g. Keadaan perineum (utuh,ada robekan, episiotomi)
h. Perdarahan (kalaI-kala IV)
i. i) Bayi lahir (pemeriksaan antopometri)
No LANGKAH
13 Menanyakan riwayat kehamilan dan Persalinan yang lalu (jika saat ini bukan anak pertama)
meliputi:
a. tanggal, bulan, tahun kelahiran
b. tempat persalinan
c. umur kehamilan
d. jenis persalinan, penolong persalinan dan penyulit,
e. jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir
f. riwayat nifas yang lalu
16 Menanyakan riwayat kesehatan terdiri dari: riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit yang
lalu dan riwayat penyakit keluarga.
Pemeriksaan fisik
17 Melakukan pemeriksaan keadaan umum (Mengamati postur tubuh, pergerakan, ekspresi
muka dan kebersihan).
18 Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemih.
19 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, respirasi).
20 Melakukan pemeriksaan konjungtiva.
21 Melakukan pemeriksaan payudara
a. Minta ibu untuk membuka bra dan mengatur posisi ibu untuk tidur terlentang dengan
nyaman.
b. Inspeksi kondisi payudara secara keseluruhan seperti bentuk, kondisi kulit, dan puting
susu.
c. Melakukan palpasi payudara: secara sistematis lakukan perabaan/raba payudara secara
sirkuler sampai axila bagian kiri, perhatikan apakah ada benjolan, pembesaran kelenjar
atau abses. Ulangi dengan prosedur yang sama pada payudara kanan sampai axila
bagian kanan.
No LANGKAH
d. Melakukan pemeriksaan puting: periksa pengeluaran ASI dan kondisi puting susu.
e. Membantu ibu menggunakan bra kembali.
25 Melepas sarung tangan dan dimasukan ke dalam larutan chlorine 0,5 % secara terbalik
26 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta keringkan dengan handuk
yang bersih.
27 Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
28 Merumuskan diagnosa dan masalah potensial.
29 Menentukan perlunya tindakan segera atau kolaborasi.
30 Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif.
31 Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan hasil pemeriksaan dan sesuai dengan
diagnosa atau masalah yang ditemukan
a. Perencanaan kegawat daruratan jika terjadi komplikasi.
b. Dukungan kepada ibu, pasangan, dan keluarga.
No LANGKAH
c. Diskusikan dengan ibu dan pasangan untuk metode kontrasepsi.
d. Informasi kebutuhan nutrisi dan hidrasi untuk ibu menyusui.
e. Konseling perawatan vulva.
f. Kebutuhan istirahat yang cukup.
g. Infomasi hubungan seksual yang aman
h. Konseling tes HIV.
i. Pemberian Tablet Fe 60 mg + asam folat 400mcg oral sehari sekali.
j. Konseling teknik menyusui dan perawatan payudara.
Para mahasiswa kebidanan, saat ini kita sudah selesai mempelajari tentang
manajemen asuhan kebidanan menurut Hellen Varney.
Ringkasan
Alur pikir dalam pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah
Varney tetapi penulisan dalam pendokumentasian menggunakan SOAP. S (Subjektif)
merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien. Informasi tersebut dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. O (Objektif
) merupakan data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada
waktu pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang
dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang
akan ditegakkan. A (Analisa) merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data
subjektif dan data objektif yang didapatkan. Analisa merupakan suatu proses yang
dinamik, meliputi: diagnosa, antisipasi diagnosa/masalah potensial dan perlunya tindakan
segera (Langkah 2,3,4 dalam Manajemen Varney). P (Penatalaksanaan) merupakan
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang dibuat
( berdasarkan langkah 5,6,7 pada Manajemen Varney).
Penatalaksanaan asuhan nifas diberikan berdasarkan diagnosa dan masalah yang
ditemukan, meliputi perencanaan kegawat daruratan jika terjadi komplikasi, memberikan
dukungan kepada ibu, pasangan, dan keluarga, diskusikan dengan ibu dan pasangan
untuk metode kontrasepsi, memberikan informasi kebutuhan nutrisi dan hidrasi untuk ibu
menyusui, memberikan konseling perawatan vulva agar tetap kering, menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup, menginfomasikan hubungan seksual yang aman, memberikan
konseling tes HIV, memberikan tablet Fe 60 mg + asam folat 400 mcg oral sehari sekali,
memberikan konseling teknik menyusui, dan perawatan payudara.
Topik 2
Dokumentasi Asuhan
Ibu Nifas dan Menyusui Normal
Salah satu komponen dalam standar asuhan kebidanan adalah melakukan
pendokumentasian terhadap asuhan yang telah di berikan. Dokumentasi kebidanan sangat
penting untuk dibuat setiap kali melakukan asuhan kebidanan kepada klien. Dokumentasi penting
secara aspek legal atau hukum, karena merupakan bentuk bukti pertanggungjawaban
(responbility) dan pertanggunggugatan (accountability) sebagai suatu profesi dalam
melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan, standar kompetensi dan standar pelayanan yang
berlaku. Dokumentasi asuhan kebidanan juga mempunyai banyak manfaat, antara lain:
1. Sebagai bahan informasi komunikasi antar petugas, tim sejawat bidan atau kolaburasi
dengan tenaga kesehatan yang lain, tentang penatalaksanaan asuhan terhadap suatu
kasus.
2. Menjadi dasar evidence based dalam penanganan atau penatalaksanaan kasus
kebidanan
3. Manfaat ilmiah; dapat menjadi sumber data riset, yang bermanfaat untuk
pengembangan keilmuan kebidanan.
4. Mengevaluasi progres atau perkembangan klien dari suatu kurun waktu pada suatu kasus
kebidanan.
5. Menjadi bahan kajian perbandingan untuk perkembangan suatu kasus kebidanan,
sehingga dapat menjadikan pengalaman klinis empirik dalam kebidanan.
6. Menjadi bahan data untuk audit maternal perinatal, penyelidikan suatu kejadian kasus.
7. Mampu mengidentifikasi trend perjalanan suatu penyakit atau kasus.
8. Sebagai bukti hukum apabila diperlukan terkait suatu kasus.
Saudara bidan, kita perlu diingat kembali tentang keterkaitan antara pola pikir manajemen
kebidanan dengan dokumentasi asuhan kebidanan. Manajemen kebidanan menjadi dasar pola
pikir (framework) dalam memberikan asuhan kebidanan. Salah satu standar dalam asuhan
kebidanan adalah melakukan pendokumentasian terhadap asuhan kebidanan yang telah
diberikan, hal ini disebut dokumentasi asuhan kebidanan. Dalam melakukan
pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan. Bentuk
dokumentasi asuhan kebidanan menggunakan pola dokumen SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa,
Penatalaksanaan). Adapun skema yang interaksi antara pola pikir manajemen kebidanan dengan
dokumentasi asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
Tabel
1.
Skema Interaksi Antara Manajemen Kebidanan Dengan Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Penjelasan dari Tabel 1 tersebut adalah bahwa langkah manajemen pengkajian data
dituangkan dalam dokumentasi S (subyektif) dan O (obyektif). Kemudian langkah
manajemen interpretasi data, diagnosa masalah potensial dan antisipasi kebutuhan tindakan
segera dituangkan dalam dokumentasi A (analisa). Selanjutnya langkah manajemen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dituangkan dalam dokumentasi P
(penatalaksanaan).
Selanjutnya, berikut ini disajikan contoh format dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu
nifas, yang dapat digunakan sebagai rambu-rambu atau tool dalam melakukan asuhan kebidanan
pada ibu nifas, mulai dari langkah pengkajian, interpretasi data, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi.
1. Keluhan utama
...............................................................................
2. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : ..........................................
Menikah sejak umur : ...........................................
Lama perkawinan : ...........................................
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : ...........................................
HPL : ...........................................
Menarche : ..........................................
Lama Menstruasi : ..........................................
Teratur/tidak : ..........................................
Siklus : ..........................................
Banyaknya : ..........................................
Ganti pembalut : ..........................................
Jenis : .............
Porsi : .............
Makanan pantang : .............
Pola minum : .............
Jenis : .............
Keluhan : .............
b. Eliminasi
BAK
Frekuensi : ......... Jumlah : ........
Warna : ......... Keluhan : .......
BAB
Frekuensi : ........ Jumlah : .......
Warna : ........ Keluhan : .......
c. Istirahat
Tidur siang : ........... Tidur malam : ........... Keluhan
: ...........
d. Pola Aktivitas
Mobilisasi : ............ Pekerjaan : ............ Olahraga
/senam nifas : .........
e. Pengalaman menyusui
Kebiasaan menyusui :............ Posisi menyusui : ............ Perawatan
Payudara : ............. Masalah : .............
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum :...........
b. Kesadaran :...........
c. Status emosional :...........
d. Vital Sign : T....P....R....S.....
e. BB :...........
f. TB :...........
ANALISA
..................................................................................................................................
PENATALAKSANAAN
..................................................................................................................................