Daftar Isi..................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 3
1.1 Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan......................................................................... 3
1.2 Aspek Spesifikasi........................................................................................................ 6
BAB II KURIKULUM.................................................................................................................... 8
2.1 Road Map Keilmuan dan Keahlian.............................................................................. 8
2.2 Rancangan Kurikulum................................................................................................. 10
BAB III SUMBER DAYA............................................................................................................... 28
3.1 Sumber Daya Manusia................................................................................................ 28
3.2 Sarana Prasarana........................................................................................................ 29
3.3 Sarana Kerjasama dengan instansi lain....................................................................... 30
3.4 Tenaga Administrasi dan Penunjang Akademik.......................................................... 30
3.5 Rencana pengembangan Sumber Daya...................................................................... 31
BAB IV PENDANAAN.................................................................................................................. 31
4.1 Manajemen Finansial.................................................................................................. 31
4.2 Aspek Berkelanjutan................................................................................................... 35
BAB V MANAJEMEN AKADEMIS................................................................................................ 37
5. 1 Prosedur Pengembangan Program Studi................................................................... 37
5.2 Struktur Organisasi Dan Manajemen Penyelenggaraan Program Studi...................... 39
5.3 Metode Pengelolaan dan pengembangan Sumberdaya serta Metode Peningkatan
mutu akademik............................................................................................................ 40
5.4 Usulan Jumlah Mahasiswa lima tahun terakhir dan mekanisme rekrutmen.............. 43
5.5 Rencana Pengembangan Jangka Pendek (1 Tahun).................................................... 43
5.6 prosedur penutupan program studi............................................................................ 56
BAB VI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL........................................................................ 57
BAB VII KESIMPULAN................................................................................................................. 69
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
“Mencetak ners profesional yang mampu menerapkan asuhan keperawatan berbasis riset baik di
tatanan klinik maupun di komunitas”
Untuk mencapai visi tersebut maka disusunlah Misi dari prodi ners fakultas ilmu kesehatan
universitas wiraraja sumenep yaitu
1. Menerapkan proses pembelajaran pada profesi ners dengan pendekatan perceptorship dan
mentorship, yang menggunakan konsep, teori, prinsip, riset, dalam ilmu keperawatan, ilmu
perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik, dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada individu,
keluarga , komunitas dan masyarakat.
2. Melaksanakan pendidikan Ners yang menerapkan asuhan keperawatan paripurna mulai dari
Pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan tindakan keperawaran, implementasi, hingga
evaluasi, berlandaskan kode etik keperawatan dan dapat mengelola pelayanan keperawatan
secara profesional
3. Melaksanakan pendidikan Ners yang mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan untuk
kepentingan riset dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan
4. Melaksanakan riset dan pengabdian kepada masyarakat di bidang keperawatan secara profesional
Tujuan
Prodi pendidikan ners bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang keperawatan, mampu
menggunakan hasil riset dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, melaksanakan praktik keperawatan
berdasar etik keperawatan, mampu mengelola keperawatan berdasar manajemen keperawatan
1.1.2 Manfaat program studi
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 12 th 2012 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi dibagi menjadi tiga domain, yaitu pendidikan vokasional,
akademik dan profesi, maka program studi ners termasuk pendidikan profesi yang merupakan
kelanjutan dari pendidikan Akademik untuk S1 Keperawatan.
Kebutuhan perawat di indonesia saat ini masih kurang, perbandingan ideal perawat adalah satu
perawat melayani 5.000 orang sedangkan saat ini perbandingan perawat dengan penduduk indonesia
1 banding 10.000 orang, begitu pula permintaan kebutuhan perawat di dunia juga masih belum
terpenuhi, di jepang saja mengajukan permintaan 15.000 dan sejauh ini indonesia baru bisa memenuhi
hanya 600 orang (PPNI. 2012). Kebijakan pemerintah juga mempengaruhi kebutuhan perawat di
masing masing daerah berbeda, untuk jawa timur saat ini diadakan program pondok kesehatan desa,
dimana perawat sebagai petugasnya dan perawat ditempatkan di setiap desa, sehingga kebutuhan
perawat di jawa timur menjadi naik.
Beberapa fenomena terjadi di kabupaten sumenep yaitu: tenaga perawat berlomba lomba untuk
meningkatkan jenjang pendidikannya terutama dari tingkat SPK (setara SMA) dan Diploma tiga ke
jenjang Sarjana Keperawatan, hal ini dikarenakan beberapa isu, salah satunya adanya perawat ahli yang
mana hanya bisa didapat dengan jenjang pendidikan S.Kep,Ns, pendidikan SPK tidak dapat mengurus
surat ijin perawat (SIP) selama belum melanjutkan pendidikannya, Fenomena lain yang terjadi dimana
terdapat peraturan kepegawaian, khususnya pegawai negri tidak boleh melanjutkan pendidikan yang
jauh dari tempat kerjanya atau mengikuti kelas jauh, sehingga hal ini menjadi peluang bagi universitas
wiraraja untuk membantu menyelesaikan permasalah tersebut
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah bersepakat untuk mengembalikan sistem
pendidikan Ners kembali terintegrasi sebagai satu kesatuan yang utuh dengan pendidikan sarjana
keperawatan dengan menggunakan pendekatan baru, dimana pendidikan tahap akademik akan
melanjutkan langsung ke tahap profesi kemudian dilakukan uji kompetensi sebelum mereka dinyatakan
lulus sebagai ners. Hal inibertujuan untuk menghindari pengangguran terdidik. Sarjana keperawatan,
dimana saat ini pelayanan kesehatan mulai mensyaratkan SIP untuk setiap tenaga yang melamar,
dimana SIP hanya didapat jika telah selesai pendidikan profesi ners, hal ini juga untuk melindungi
masyarakat dari praktek keperawatan dan pelayanan kesehatan dari tenaga yang tidak kompeten.
Mencermati permasalahan tersebut, Universitas Wiraraja sebagai salah satu perguruan tinggi
swasta di kabupaten sumenep, dengan melihat potensi yang dimiliki, sumber daya manusia, sarana
prasarana, komitmen bersama, dan dukungan masyarakat akan berpartisipasi memecahkan
permasalahan tersebut, berinisyatif untuk ikut memecahkan pemasalahan tersebut dengan cara
1.1.3 Kemampuan dan potensi perguruan tinggi untuk mengelola program studi
Universitas wiraraja didirikan pada tahun 1986 oleh yayasan arya wiraraja sumenep yang awalnya
terdiri 4 fakultas, hingga saat ini terdapat 7 fakultas, dengan 9 prodi. kepercayaan masyarakat mulai
meningkat semenjak beberapa tahun ini, dibuktikan dengan peningkatan jumlah mahasiswa dengan
rata rata mahasiswa baru sebanyak 700 orang, Kepercayaan instansi pemerintah dan swasta juga
semakin meningkat dari tahun ketahun, yang ditandai dengan semakin banyak diterimanya lulusan
universitas wiraraja di instansi pemerintah dan swasta (hasil tracer studi, 2012)
Beberapa penghargaan juga diterima oleh Universitas Wiraraja mulai dari tingkat lokal hingga
nasional, salah satunya menjadi finalis dalam pekan kreativitas mahasiswa tahun 2010, 2011, 2012,
finalis lomba catur tingkat mahasiswa seluruh indonesia, hingga akhirnya dua tahun berturut turut
mulai tahun 2011-2021 mendapat penghargaan dari kopertis wilayah 7 sebagai kampus unggul bidang
kelembagaan tata kelola, penelitian dan kemahasiswaan.
Fakultas ilmu kesehatan memiliki beberapa fasilitas yang akan mendukung prodi ners, beberapa
fasilitas juga digunakan bersama karena milik universitas, laboratorium keperawatan, laboratoium
bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, laboratorium micro teaching, laboratorium biologi, dan
fasilitas hotspot, saai ini juga sedang dikembangkan sistim informasi akademik universitas, jurnal
penelitian.
Posisi program studi ners di bidang ilmu merupakan kelompok keilmuan profesi (UU) Program
Pendidikan Profesi Ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan sarjana keperawatan,
artinya tahap ini dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana keperawatan. Program
Pendidikan Profesi Ners ini didesain pendidikan kedinasan mengacu pada PP No.4 tentang pendidikan
kedinasan dengan lama studi 2 – 3 semester dengan bobot minimal 36 SKS. Pendidikan tahap profesi
keperawatan merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam malakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan. Program Pendidikan
Profesi Ners adalah untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran
Ners. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.232/U/2000
Di universitas wiraraja saat ini memiliki 9 program studi yaitu, prodi ilmu hukum, prodi ilmu
administrasi negara, prodi manajemen, prodi akuntansi, prodi agrobisnis, prodi pendidikan ipa, prodi
keperawatan, prodi kebidanan, prodi tehnik sipil, masing masing prodi memiliki kekhususan yang
berbeda satu dengan yang lain. Hubungan prodi terdekat adalah dengan prodi S1 keperawatan, dimana
program studi ners merupakan kelanjutan dari program studi ilmu keperawatan (S-1 Keperawatan).
Pada program akademik mahasiswa akan menempuh 152 SKS dengan waktu 8 semester sedangkan di
program profesi mahasiswa akan menempuh 36 SKS selama 3 semester. Adapun hubungan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 : Hubungan Program Pendidikan Profesi Ners FIK dengan Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan Program Pendidikan Profesi Ners
2008 2009 2010 2011 2012 2012 2013 2014 2015 2016
Jml 40 80 70 80 80 70 estima - - -
mhsw si estima
si
Sumber data
Keunggulan dan karakteristik dari Program Pendidikan Profesi Ners adalah ada program peminatan
selama 9 minggu di akhir stase profesi. Latar belakang program tersebut adalah karena semakin
banyaknya permintaan pasar akan tenaga professional perawat yang ahli dalam bidang keperawatan
tertentu. Program Pendidikan Profesi Ners mempersiapkan dan membekali mahasiswa sejak mereka
profesi di rumah sakit. Departemen yang di buka untuk program peminatan antara lain : medical
surgery, pediatry (PICU,NICU), emergency, dan anestesi. Mahasiswa yang menempuh program
peminatan tertentu akan mendapatkan sertifikat legal dari lembaga penyelenggara sehingga pada saat
kompetisi di dunia kerja telah memiliki keahlian mahir (advance) dan siap didayagunakan oleh rumah
Universitas Wiraraja Sumenep 7
sakit, dan kecenderungan rekrutmen tenaga perawat di rumah sakit lebih memprioritaskan lulusan
perawat yang memiliki keahlian khusus.
Perlu diskusi dengan praktisi
KURIKULUM
Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep merupakan
proses sosialisasi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan
ketrampilan profesional, intelektual, sikap, dan teknis dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kepada klien. Berdasarkan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan, maka program profesi
mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian profesional dalam bentuk
pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif.
Program Studi S1 keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan
perawat yang disebut profesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui 2 tahapan, yaitu tahapan
akademik dan tahapan profesi. Proses pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan
pengajaran klinik dan lapangan. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas (pada tahap akademik) ke keadaan nyata.
Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja merupakan proses
transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat profesional. Dengan kata lain, peserta didik
dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan. Setelah program profesi ia akan memiliki
perilaku sebagai perawat profesional. Dalam fase ini, mahasiswa mendapat kesempatan beradaptasi
pada perannya sebagai perawat profesional dalam masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan
/ asuhan keperawatan. Adapun rancangan keahlian yang akan dibentuk pada Program Studi Profesi
Ners dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 : Rancangan keahlian yang akan dibentuk pada Program Studi Profesi Ners FIK Unija
No. Keahlian Unit Keahlian Area Pencapaian
1 Berkomunikasi 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif Di seluruh area
secara efektif dalam pemberian asuhan keperawatan praktik
dalam menjalin 2. Mampu menggunakan keterampilan keperawatan
hubungan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
interpersonal 3. Mampu menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab
2 Melaksanakan 1. Mampu menggunakan proses keperawatan Diseluruh area
asuhan dalam menyelesaikan masalah klien kritis, praktik
Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep memiliki profil
atau karakteristik lulusan, yaitu:
1) Care provider (Pemberi asuhan keperawatan)
2) Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas)
3) Educator (Pendidikan kesehatan kepada sistem klien)
4) Manager (Pengelola asuhan)
5) Researcher (Peneliti pemula)
Selain itu juga, Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep
memiliki kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik, yaitu;
Dijadikan visi misi
1) Mampu berkomunikasi efektif
2) Melaksanakan pendidikan kesehatan
3) Mengelola administrasi keperawatan
4) Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim
5) Menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan
6) Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan dikomunitas dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan
7) Memberikan asuhan keperawatan lintas budaya dengan menghargai sumber – sumber etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik
8) Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
9) Menjalin hubungan interpersonal
10) Melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
11) Mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat
Kurikulum Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
Sumenep mengacu pada KURNAS (SK Dirjen DIKTI Nomor 129/U/1999), tentang KIPNI (Kurikulum Inti
Pendidikan Ners Indonesia) tanggal 11 Juni 1999. Besar beban studi Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep adalah 36 SKS, dengan penjabaran sebagai
berikut (tabel 2.2) :
Sebagian besar kegiatan pengajaran pada tahap program pendidikan ini adalah berbentuk
pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL), menggunakan berbagai bentuk
dan tingkat tatanan pelayanan kesehatan nyata yang memenuhi persyaratan pendidikan sebagai lahan
praktek. Program Studi Profesi Ners FIK Universitas Wiraraja dilaksanakan dengan menempatkan
mahasiswa pada institusi pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai kemampuan keperawatan yang
akan dicapai, dan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Jumlah beban studi maksimal yang dapat
diberikan dalam program profesi pada kurikulum fakultas selama 1 (satu) tahun adalah 36 SKS seperti
pada table 2.3 :
Tabel 2.3 : Penjabaran Mata Kuliah, Jumlah SKS, dan Waktu Belajar Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
5
Depar JAM/SKS/1
Stase temen MATA KULIAH SKS 4 MGG HARI MINGGU BULAN
I 1 Praktek Keperawatan Dasar 6 420 60 8,6 2,00
II 2 Manajemen Keperawatan 2 140 20 2,9 0,67
3 Keperawatan Gawat Darurat 2 140 20 2,9 0,67
4 Keperawatan Jiwa 2 140 20 2,9 0,67
III 5 Keperawatan Anak 3 210 30 4,3 1,00
6 Keperawatan Maternitas 3 210 30 4,3 1,00
IV 7 Keperawatan Medikal Bedah 6 420 60 8,6 2,00
VI 8 Keperawatan Komunitas 2 140 20 2,9 0,67
9 Keperawatan Keluarga 2 140 20 2,9 0,67
10 Keperawatan Gerontik 2 140 20 2,9 0,67
VI 11 Peminatan Klinis Keperawatan 6 420 60 8,6 2,00
Kompetensi:
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu : melakukan
komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat
usia dalam keadaan gawat darurat, menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja
tim, menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab,
menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada berbagai tingkat
usia, dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan: termoregulasi : trauma kapitis; Oksigenasi : Infark
Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks; pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan
ketoasidosis , krisis timid; keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa, menggunakan
langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat, mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat, men demonstrasikan keterampilan
teknis keperawatan yang sesuai dengan Ld e n g a n s t a n d a r y a n g b e r la k u a t a u s e c a r a k re a ti f
d a n in ov a ti f a g a r p e la y a n a n yang diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD, mengembangkan pola pikir kritis, logis
dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat (Triage), menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia
dalam keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya, mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien dengan berbagai tingkat
usia dalam keadaan gawat darurat, melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan, me m b e r i k a n d u k u n g a n k e p a d a ti m a s u h a n d e n g a n
m e m p e r t a h a n k a n akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan, mewujudkan lingkungan
bekerja yang kondusif, mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional,
berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan, m enggunakan hasil penelitian untuk
diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak dengan berbagai
tingkat usia dalam konteks keluarga, menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja
tim, menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab,
menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada berbagai
tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik ; bayi dan anak dengan gangguan
termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid, Morbili; bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi
akibat RDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Thalasemia; bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat
kelainan kongenital Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz; bayi dan anak dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :, Diare, DHF, NS; bayi dan anak dengan
gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile DM, Obesitas; bayi dan anak dengan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan; bayi dan anak dengan gangguan keamanan fi sik :
Leukemia, ITP, Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang,
menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien anak dalam konteks
keluarga, mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien anak
dalam konteks keluarga, mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif pada klien anak, mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga, menjalankan fungsi
advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk
dirinya, mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan s t r a t e g i
m a n a j e m e n k u a l i t a s d a n m a n a j e m e n r e s i k o p a d a k l i e n a n a k d a l a m konteks keluarga,
membuat klasifi kasi dan ti ndakan dan' kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), memberikan asuhan keperawatan pada anak
dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat, memb e ri k a n d u k u n g a n
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa
mampu:
Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada orang dewasa,
menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim, menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab, menggunakan proses keperawatan dalam
menyelesaikan masalah klien dewasa ditatanan klinik dengan gangguan: - Termoregulasi : Thypoid;
Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis, Ca pare; Eliminasi :Ileus, Ca
saluran cerna, BPH; pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis
akut, Kolelitiasis akut; Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid; Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep,
hepatitis, HIV/AIDS; Mobilitas fisik: fraktur, menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal, memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari
setiap klien yang umik, mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien dewasa, mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif, mengembangkan pola pikir kritis, logic dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa, memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten, menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya, mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko, melaksanakan pelayanan kesehatan
Secara umum kegiatan pembelajaran pada Program Studi Profesi Ners di FIK Universitas
Wiraraja dibagi menjadi 2 tempat belajar yaitu : rotasi klinik dan rotasi non klinik. Rotasi di bagian klinik
dicapai di Rumah Sakit Pendidikan yaitu rotasi bagian empat besar: Keperawatan Medikal Bedah (KMB),
Keperawatan Gawat Darurat (Gadar), Keperawatan Anak, dan Keperawatan Maternitas. Bagian sedang
yaitu Manajemen Keperawatan juga dilakukan di rumah sakit pendidikan. Pencapaian kompetensi
keperawatan jiwa dicapai di Rumah Sakit Jiwa Lawang. Rotasi Non Klinik ; Stase di Puskesmas
merupakan stase bagian besar, sedang dan kecil. Yang termasuk dalam rotasi non klinik adalah
pencapaian kompetensi: Keperawatan Keluarga, Keperawatan Komunitas, Keperawatan Gerontik.
Mekanisme bimbingan program profesi dibagi menjadi tiga tahap; yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada setiap tahap tersebut pembimbing dan peserta didik
diharapkan melakukan interaksi. Adapun metode pembelajaran yang digunakan seperti pada tabel 2.4
berikut ini:
Tabel 2.4 : Metode pembelajaran Program Studi Profesi Ners di FIK Unija
ACTIVITIES
NO NOTE
CLINIC COMMUNITY
1. Bedside Teaching+ Clinical Community Health
Tutorial Teaching + Tutorial
Community
2. Clinical Science Community Journal Presentation
Science
3. Case Report Session Case Report Case Presentation
Session
4. Direct Observation
Procedural Skill (DOPS)
5. Mini-Clinical Evaluation Mini-Clinical
Excercise (Mini-Cex) Evaluation Excercise
(Mini-Cex)
6. Meet the Expert Meet the Expert
7 Conference (Pre& Post) Conference
(Pre&Post)
8. Case Progress Report / SOAP
9 Final examination
Sedangkan tugas Preseptor dan Pembimbing Klinik tampak pada tabel 2.5 berikut ini:
Kegiatan pembelajaran klinik dan komunitas meliputi proses dan evaluasi, baik yang dilakukan di
RS Pendidikan ataupun Puskesmas. Proses pembelajaran meliputi:
1. Bedside teaching (BST).
Bedside teaching merupakan inti dari pembelajaran kepaniteraan. Bedside teaching yang ideal
adalah dengan mendemonstrasikan tekhnik pemeriksaan fisik, interview, clinical nursing skills, dan
pengembangan interpersonal skill. Selain itu, bedside teaching juga menunjukkan interaksi antara
pembimbing, mahasiswa, dan pasien serta merupakan role mode dan preceptor. Dilakukan tidak
lebih dan 45 menit. Dalam pelaksanaan bedside teacing preceptor menilai sesuai form yang ada.
Kasus atau skill yang di-BST-kan sesuai dengan ketentuan masing-masing departemen yang telah di
cantumkan didalam logbook.
Kegiatan pembelajaran ini merupakan diskusi tentang kasus pasien yang ada dalam logbook.
Adapun format bentuk laporan analisis kasus pada tabel 2.6 :
Tabel 2.6: Case Analysis (Sebagai Tahapan dalam Tutorial)
Don’t Learning Problem
Problem Hypothesis Mechanism More info
Know issues Solving
Decision
Making:
Diagnosis:
lntervension
Model bimbingan pada Program studi Profesi Ners Universitas Wiraraja Sumenep menggunakan
model preseptorship dan mentorship. Istilah preceptoring dan mentoring Bering digunakan untuk maksud
yang hampir sama (interchangeably). Perbedaannya adalah; pada program mentoring, proses
pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek dan
pembimbingan diberikan secara intens. Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses
melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik.
Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor /
mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme
keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi profesional sejati. Peserta didik harus
merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk
menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua
peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu yang bare akan memasuki dunia
nyata dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.
Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi
sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan
pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan subyek Mien
Standar penilaian
Penilaian ners dilakukan oleh preseptor klinik. Setelah nilai ada, pada akhir stase mahasiswa diharuskan
mengumpulkan Log Book kepada bagian Profesi PSIK. Standar pembakuan skor nilai akhir menjadi nilai
dalam bentuk huruf mengacu pada sistem PAP yang berlaku seperti yang terdapat pada tabel 2.7 :
Tabel 2.7 : Standar penilaian Program Studi Profesi Ners FIK Universitas Wiraraja Sumenep
No. Huruf Angka (Skala 0 – 4) Angka (Skala 0 – 100)
Kelulusan :
Mahasiswa dinyatakan lulus stase bila telah mencapai nilai minimal 68 (B). Apabila setelah dilakukan
penghitungan nilai akhir stase terdapat: ≤ 3 nilai C maka mahasiswa harus mengulang ujian pada mata
kuliah tersebut ≥ 4 nilai D maka mahasiswa harus mengulang ujian periode berikutnya.
Ujian komprehensif:
Setelah menempuh pendidikan di semua departemen, maka mahasiswa akan mengikuti ujian
komprehensif sebagai syarat untuk pelantikan Ners. Ujian komprehensif terdiri dari:
1. Evaluasi klinik, yaitu berupa ujian kasus yang menyeluruh meliputi semua proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi). Evaluasi klinik dilakukan pada
empat stase klinik, yaitu: Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan
Anak dan Keperawatan Maternitas.
2. DOPS (Directly Observed Procedural Skills), yaitu berupa ujian skill yang dilaksanakan di
laboratorium PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja.
BAB III
SUMBER DAYA
Kontroling dan pengarahan dari dekan dimaksudkan untuk melakukan penjaminan mutu terhadap
pelaksanaan kegiatan akademik dan non akademik, sedangkan dari tingkat universitas penjaminan mutu
akademik dilakukan oleh Badan Pengendali Mutu Akademik (BKMA).
Untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan produktif, di universitas wiraraja diterapkan
sistem reward dan punishment, yang diterapkan untuk dosen, karyawan, dan mahasiswa. Setiap tahun
dilaksakanan pemilihan dosen, karyawan dan mahasiswa berprestasi, yang biasa dilakukan bertepatan
dengan peringatan dies natalis universitas wiraraja, penghargaan lain juga disampaikan juga dengan
pemberian insentif bagi dosen atau karyawan, sedangkan untuk sistem punishment dilakukan dengan
pemberian surat peringatan hingga pemberian pemberhentian kerja.
Metode baku mutu dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu kesiapan proses pembelajaran
(meliputi persiapan dosen, mahasiswa, administrasi, serta sarana dan prasarana), pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran (meliputi: metode, strategi dan cara mengajar dosen, keterlibatan mahasiswa
dan kecukupan sarana), serta sistem penilaian mata kuliah.Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
menggunakan metode preceptorship yang di fasilitasi oleh dosen dalam( Dosen tetap ) maupun dosen luar
( Dosen tidak tetap )
Program Studi Profesi Ners di Universitas Wiraraja didukung oleh tenaga dosen yang termasuk usia
produktif dengan jumlah yang cukup. Sebagian besar dosen yang terlibat di Program Studi Profesi Ners
Untuk menunjang proses praktek profesi ners, maka juga dibutuhkan dosen tidak tetap sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.3
Tabel 3.2 Daftar Nama dosen Tidak tetap
NO Nama dosen Kualifikasi Peran
1 Mujib Hannan, SKM., M.Kes S2 kesehatan Dep. Komunitas, Keluarga dan Gerontik
2 Sri Sumarni, S.Kep.,Ns., M.Kes S2 kesehatan Dep. Keperawatan Maternitas
3 Cory Nelia D., S.Kep., Ns Studi S2 Kesehatan Dep. Keperawatan Anak
4 Syaifurrahman H., S.kep., Ns Studi S2 Keperawatan Dep. Keperawatan Medikal Bedah
5 Imam muslim, S.kep., Ns Studi S2 Kesehatan Dep. Keperawatan kritis
6 Anny Nur Farizah, S.kep., Ns Studi S2 Kesehatan Dep. Keperawatan Maternitas
7 Suharsono, S.Kep., Ns Studi S2 Kesehatan Dep. Keperawatan Medikal Bedah
8 Zakiyah Yasin, S.Kep., Ns Studi S2 Keperawatan Dep. Keperawatan Medikal Bedah
Studi lanjut diberlakukan bagi dosen yang masih S1 untuk ke jenjang S2 serta S3 yang sudah bergelar
S2. Selain itu juga dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dilakukan dengan mengirimkan tenaga
dosen, administrasi dan penunjang akademik untuk mengikuti workshop, seminar lokakarya.
Rencana pengembangan lain berupa penambahan peralatan laboratorium dan penunjang praktek
klinik. Serta penambahan kerjasama dengan instansi – instansi kesehatan dan Rumah Sakit untuk
penunjang praktek klinik di lapangan. Diharapkan dengan adanya pengembangan tersebut menciptakan
suasana yang baik dan menghasilkan lulusan yang kompetitif dipasar kerja.
3.1 Perencanaan pengembangan untuk aspek dosen dan tenaga kependidikan hingga mampu
menyelenggarakan program studi lima tahun kedepan
BAB IV
PENDANAAN
Total = Rp 866.650.000,-
4.1.2 Pengelolaan/pemanfaatan
Pengelolaan anggaran Program Studi Pendidikan Ners di gunakan untuk rencana pengembangan
sumber daya yang ada, beban yang direncanakan setiap tahun sebesarRp. 400.000.000,00.
Biaya operasional
1biaya rapat kordinasi praktek profesi............................................. = Rp 3.000.000,-
2. biaya survey RS............................................................................ = Rp 5.000.000,-
3. biaya pembekalan RS................................................................... = Rp 5.000.000
4. biaya praktek RS (5x 15.000.000)................................................. = Rp 75.000.000
5. HR Pembimbing rumah sakit(2 x 4 mgg x 12 bln x Rp 70.000)Rp6.720.000
6.HR pembimbing institusi
(2 x 4 mgg x 12 bln x Rp 50.000)................................................ = Rp48.000.000
7. Transport Pembimbing
(2 x 4 mgg x 12 bln x Rp 75.000)...................................................... = Rp7.200.000
8. Foto copy dan pengadaan buku pedoman
(50 x Rp 300.000)........................................................................... = Rp15.000.000
9. Tanda mahasiswa dan pin (100 x Rp 10.000)................................ = Rp1.000.000
10. HR Penguji (2 x 7 departemen x Rp 200.000)................................ = Rp 2.800.000
11. Biaya Penyelenggaraan ujian
(7 departemen x Rp 3.000.000)..................................................... = Rp 21.000.000
12. ATK dan Foto kopi.......................................................................... = Rp 2.000.000
13. HR Panitia Praktek Profesi............................................................. = Rp 10.000.000
14. Pelatihan Clinical Instructur........................................................... = Rp 50.000.000
Total = Rp 310.000.000,-
Biayapemeliharaan
1. pemeliharaan gedung................................................................... = Rp 4.000.000
2. pemeliharaan peralatan............................................................... = Rp 2.500.000
3.pemeliharaan mebelair................................................................. = Rp 500.000
Total = Rp 10.000.000,-
Biaya pengembangan
Untuk rencana pengembangan sumberdaya yang ada, beban yang direncanakan setiap tahun
sebesar Rp. 350.000.000,00.
Untuk mencegah korupsi di lingkungan fakultas ilmu kesehatan dilakukan dengan cara membentuk
tim panitia khusus yang melakukan pengawasan langsung terhadap bagian keuangan yang dibawah
tanggung jawab pembantu dekan 2, dan selanjutnya sistem pencaian dana dilakukan dengan prosedur
Sesua dengan rencana anggaran yang disusun sebelumnya, apabila ada kebutuhan tak terduga maka
diajukan saat itu juga menngunakan dana taktis. Laporan keuangan di fakultas ilmu kesehatan
dipertanggung jawabkan pada saat rapat senat universitas,
Analisis cash flow selama 5 tahun pertama penyelenggaraan Program Studi Ners:
Dana operasional
Untuk kegiatan operasional berupa Bimbingan praktik, Biaya dosen tidak tetap, biaya lahan praktik,
MOU,dan lain-lain diperlukan biaya pengeluaran selama 5 tahun sebesar Rp. 400.000.000,00.
Sumber dana investasi
Sumber dana Investasi yang direncanakan untuk penyelenggaraan Progran studi pendidikan Ners
diperlukan sebesar Rp. 750.000.000,00.
Hasil dari kontrak layanan yang diperoleh melalui program kerjasama dengan pihak luar selama 5
satun diharapkan rata-rata sebesar p. 700.000.000,00. Sedangkan penerimaan yang diperoleh dari
pihak lain berupa subsidi Yayasan dan Hibah Kompetisi sebesar Rp. 600.000.000,00.
Lulusan Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Wiraraja Sumenep diharapkan dapat menempuh
(1) jalur profesional, menjadi tenaga profesional di bidang kepearawatan, (2) jalur akademis, dengan
melanjutkan studi pada program pascasarjana. Dalam hal supporting system penyelenggaraan
pendidikan di Program Pendidikan Profesi NersUniversitas Wiraraja Sumenep, maka keberlanjutan
program studi dapat dinyatakan hal-hal berikut:
b. Biaya operasional Program praktek profesi keperawatan adalah berasal dari dana SPP mahasiswa
sejak awal operasionalnya. Estimasi terhadap jumlah mahasiswa diperkirakan akan mampu menutup
biaya operasional. Fasilitas gedung di Universitas Wiraraja Sumenep saat ini sangat memadai untuk
mengembangkan program-program studi yang prospektif dan strategis. Untuk pengembangan
Program praktek profesi ini, Universitas Wiraraja Sumenep telah mengalokasikan berbagai fasilitas,
sarana dan prasarana baik yang khusus diberikan kepada Program praktek profesi maupun
terintegrasi dengan fakultas-fakultas lain di lingkungan Universitas Wiraraja Sumenep.
c. Pimpinan dan civitas akademika Universitas Wirarja Sumenep memberikan dukungan penuh terhadap
pembukaan Program Praktek Profesi. Dukungan itu berupa fasilitas, bantuan tenaga baik akademis
maupun administratif dan akses informasi dan dana bagi pembukaan program praktek profesi ini.
Program Pendidikan Profesi Nerstelah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang memadai.
Laboratorium kepearawatn juga telah tersedia, diantaranya Laboratorium Anatomi, Skill Lab meliputi
laboratorium keperawatan medikal bedah, lab. Keperawan anak, lab. Keperawatan maternitas, lab.
BAB V
MANAJEMEN AKADEMIS
Dep. Manajemen
Dep. Kritis
a. Sistem seleksi
Sumber daya manusia di lembaga perguruan tinggi dibedakan antara tenaga dosen (pengajar) dan
karyawan. Sistem seleksi dosen dan tenaga pendukung dilaksanakan secara terpusat di tingkat
Universitas atas persetujuan Ketua Yayasan Arya Wiraraja Kabupaten Sumenep.
b. Perekrutan
Analisis Situasi
Untuk mengetahui kekuatan dan hambatan UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP dalam upaya mendirikan
pengembangan Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan, maka perlu dilakukan analisis SWOT. Maka
berdasarkan analisis SWOT kekuatan yang dimiliki Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan antara lain
1. Pengalaman UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP dalam mengelola pendidikan program studi Diploma
Kebidanan dan program studi S-1 Keperawatan sejak tahun 2008
Sedangkan hambatan dalam pendirian dan pengembangan Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan :
6. Persaingan dalam negeri yang menuntut adanya peningkatan kualitas lulusan dengan mempunyai
karakteristik tertentu.
Isu Strategis
Isu strategis dalam rencana pengembangan jangka pendek Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP adalah :
Bidang Pendidikan
2. Rekruitmen CI
Bidang Penelitian
Penciptaan kondisi yang kondusif untuk terlaksananya kegiatan penelitian pada tahap awal.
Perintisan pendirian berbagai pusat studi di lingkungan Program Praktek Profesi Ners S1
Keperawatan
Perintisan penerbitan jurnal ilmiah di lingkungan Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan
Penciptaan kondisi yang kondusif untuk terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat
tahap awal.
Penyediaan Fasilitas, sarana, dan prasarana fisik Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP tahap awal yang meliputi ruang pimpinan, ruang kuliah, ruang
diskusi, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, dan lain sebagainya.
Bidang Kerjasama
Pencapaian kerjasama tingkat lokal dan regional untuk mendukung pendidikan Program Praktek Profesi
Ners S1 Keperawatan tahap awal
Penyiapan kelembagaan untuk mendukung pendidikan Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP tahap awal
Bidang Penunjang
Penyediaan fasilitas home page dan email Program Praktek Profesi Ners S1 Keperawatan serta
penciptaan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan pendidikan pada tahap awal
Dukungan Kerjasama
Penutupan Program Studi merupakan langkah terakhir yang diambil oleh Program Studi apabila dari
hasil evaluasi menunjukkan bahwa program yang ditawarkan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
masyarakat. Proses atau prosedur penutupan program ini sebetulnya sudah diatur dalam KEP.MENDIKNAS
No. 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana
dan Pasca Sarjana serta Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 302/D/T/2003 tentang
Evaluasi Izin Penyelenggaraan Program Studi. Namun, untuk memberikan arah yang jelas kepada program
studi apabila akan menutup suatu program, Universitas memandang perlu untuk mengembangkan suatu
pedoman penutupan program studi. Hal tersebut juga merupakan perwujudan dari RENSTRA Universitas
dan sesuai SK Rektor No.566/Kept/UKP/2007, tentang Pedoman Pembukaan dan Penutupan Jurusan/
Program Studi UK Petra, meliputi Studi kelayakan, Pengajuan usulan ke tingkat Universitas, Pengajuan ijin
kepada instansi terkait, Evaluasi Program Studi dan Penutupan Program Studi.
Eksternal:
1. Rektor u.p Wakil Rektor I membuat surat pemberitahuan kepada mahasiswa program studi yang akan
ditutup minimal 2 (dua) tahun sebelum program studi tersebut ditutup.
2. Rektor u.p Wakil Rektor I membuat surat pemberitahuan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
instansi lain terkait, yang selama ini telah bekerja sama mengelola
program studi, minimal 2 (dua) tahun sebelum program studi tersebut ditutup.
BAB VI
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
standar baru
2012
o Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Raya Sumenep – Pamekasan Km.5, Patean Sumenep
PENGANTAR
Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2003 oleh Direktorat Akademik (dh.Direktorat
Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan), Ditjen.Dikti., Depdiknas, kegiatan Penjaminan Mutu (Quality
Assurance) di perguruan tinggi pada saat ini telah berlangsung selama enam tahun. Dalam kurun waktu itu
tentu telah berkembang berbagai variasi implementasi Penjaminan Mutu, baik pada tingkat perguruan
tinggi maupun pada tingkat Nasional.
Sejak peluncuran kegiatan Penjaminan Mutu di perguruan tinggi dianut prinsip bahwa Direktorat
Akademik hanya memberikan inspirasi tentang Penjaminan Mutu, sedangkan implementasinya harus
mampu dilakukan sendiri oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan sejarah, budaya, kapasitas, dan visi
serta misi perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada saat ini tentu telah terdapat sejumlah
praktek baik (good practices) dari berbagai perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan kegiatan
Penjaminan Mutu.
Sementara itu, pada tahun 2006 telah selesai disusun secara Nasional suatu sistem yang
menyinergikan kegiatan EPSBED, Penjaminan Mutu, dan Akreditasi Perguruan Tinggi, yang semuanya
bertujuan menjamin mutu perguruan tinggi di Indonesia. Sistem tersebut dinamakan Sistem Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi atau disingkat SPM-PT. Di dalam SPM-PT, kegiatan EPSBED akan dikembangkan
menjadi suatu Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT), sedangkan kegiatan Penjaminan Mutu dan
Akreditasi masing-masing disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME). Instrumen evaluasi diri ini merupakan instrumen yang bertujuan mengevaluasi
implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Pada tahun 2008 Direktorat Akademik Ditjen Dikti telah menyebarluaskan Instrumen Evaluasi
Implementasi SPMI dan telah diisi oleh 387 perguruan tinggi. Berdasarkan desk evaluation telah terpilih 127
Komposisi Pernyataan
Petunjuk Pengisian
1. Lingkari atau centang pada YA jika pernyataan sesuai dengan kenyataan atau TIDAK jika pernyataan
tidak sesuai dengan kenyataan
2. Beri uraian pada pernyataan yang terbuka (jika tidak dapat dijelaskan dengan YA dan TIDAK).
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki kebijakan tentang Sistem Penjaminan YA √ TIDAK
Mutu Internal (SPMI). (langsung ke
No. 10)
2 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan YA √ TIDAK
(jawab No. 4)
3 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan sejak Tahun 2011
Universitas Wiraraja Sumenep 56
(langsung ke No. 5)
4 SPMI PT kami belum diterapkan karena kebijakan SPMI
PT tersebut: YA TIDAK
a. baru selesai dan belum disosialisasikan
b. belum disetujui dan/atau disahkan YA TIDAK
Dalam pernyataan berikut ini, yang dimaksud Manual SPMI adalah pedoman tertulis tentang (a). perumusan
standar dalam SPMI PT; (b). penerapan standar dalam SPMI PT; (c). pengendalian standar dalam SPMI PT,
dan (d). peningkatan dan pengembangan standar dalam SPMI PT.
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki manual SPMI PT YA √ TIDAK
(langsung ke
No. 5)
2 Manual SPMI PT kami berisi pedoman: YA √ TIDAK
a. cara menyusun isi standar mutu
b. cara melaksanakan/memenuhi isi standar YA √ TIDAK
C.1. Delapan Kelompok Standar Minimum Dalam SPMI PT Menurut PP. No.19 Tahun 2005
Kedelapan kelompok standar di bawah ini didasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yang dalam Pasal 91 ayat (2) menetapkan bahwa setiap satuan pendidikan tinggi wajib
memenuhi kedelapan kelompok standar tersebut atau melampauinya.
Agar dapat memahami pengertian berbagai standar di bawah ini, sangat dianjurkan untuk membaca
dengan seksama PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang dapat diunduh di
http://www.infohukum.dkp.go.id/produk/653.pdf
Istilah standar dalam pernyataan berikut merujuk pada tolok ukur yang dinyatakan secara tertulis dalam
sebuah dokumen (misalnya berupa Keputusan, Buku SPMI). Sedangkan istilah formulir/borang adalah
berbagai instrumen tertulis untuk melaksanakan standar tersebut.
Contoh:
1. Standar: “Setiap semester Dosen harus memberi kuliah minimum 12 kali tatap muka untuk setiap
matakuliah yang diasuhnya”.
2. Formulir/Borang: formulir ’Berita Acara Perkuliahan’ atau ’Daftar Hadir Dosen’ di kelas.
No Pernyataan Konfirmasi
I. Standar Isi / Kurikulum (Pasal 5 – 18 PP No 19 Tahun 2005)
1 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Kerangka YA √ TIDAK
Dasar dan Struktur Kurikulum
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA √ TIDAK
formulir/boring
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA √ TIDAK
C.2. Kemungkinan Penambahan Standar lain selain 8 (Delapan) Kelompok Standar Minimum Di atas
46 Visi PT kami:
“Terwujudnya Universitas Wiraraja Sumenep sebagai Universitas yang Universal,
Berkarya Ilmiah dan Berbasis Riset”.
8 Mekanisme kerja dari lembaga pada pernyataan no. 7 sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
*terlampir
(langsung ke Bagian E)
9 Mekanisme SPMI PT kami dilakukan secara embedded
tanpa adanya lembaga tersendiri yang menangani
penjaminan mutu, karena cara tersebut:
a. lebih efektif dan cocok dengan budaya orga- YA TIDAK
nisasi PT Anda
b. tidak memerlukan dana operasional yang YA TIDAK
besar
c. lainnya, sebutkan.................................
10 Mekanisme kerja implementasi SPMI PT kami yang dilakukan secara embedded sebagai
berikut: (bila perlu jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
Sebagai sebuah sistem di dalam SPM-PT, SPMI PT juga seharusnya ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya
melalui proses evaluasi terhadap SPMI PT itu sendiri secara berkala dan berkelanjutan. Pada gilirannya
peningkatan SPMI PT harus memacu perkembangan PT. Perlu diingat, bahwa pernyataan berikut
merupakan evaluasi diri terhadap SPMI PT sebagai sebuah sistem yang utuh, bukan evaluasi atas substansi
atau standar dalam SPMI PT.
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki mekanisme untuk mengevaluasi YA √ TIDAK
efektivitas dan efisiensi SPMI PT sebagai sebuah sistem (Anda tak perlu
menjawab lagi)
2 SPMI PT kami sebagai sebuah sistem telah dievaluasi YA TIDAK √
secara berkala
3 Hasil evaluasi tersebut telah digunakan untuk:
a. peningkatan efektivitas dan efisiensi SPMI PT YA TIDAK
kami sebagai sebuah sistem
b. pengembangan PT kami YA TIDAK
7 Prosedur evaluasi SPMI PT kami sebagai sebuah sistem sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
Penjelasan untuk Pernyataan Kelompok E (Peningkatan Berkelanjutan SPMI PT), butir no.2
Pusat Penjaminan Mutu Universitas Wiraraja belum melaksanakan evaluasi efektivitas dan efisiensi SPMI-
PT sebagai suatu sistem yang utuh dikarenakan implementasi SPMI-PT baru dilaksanakan pada bulan Juli
2011 sehingga langkah untuk melaksanakan evaluasi masih dalam proses.
Lampiran untuk Pernyataan Kelompok D (Implementasi SPMI Perguruan Tinggi), butir no. 7
KEPALA
Sekretaris
Sekretariat
Posisi Lembaga Penjaminan Mutu dalam Struktur Organisasi Universitas Wiraraja Sumenep.
Rektor Senat
PJM
PR-I PR-II PR-III
FE BAU
FKIP
Perlu diketahui bahwa lembaga penjaminan mutu Universitas Wiraraja memiliki tim penjaminan
mutu yang berada di tingkat fakultas dan prodi yang melekat pada struktur organisasi fakultas. Berikut ini
adalah struktur organisasi dari tim penjaminan mutu fakultas dan prodi.
LEMBAGA
audit
B. Tingkat Fakultas
1. Unsur organisasi jaminan mutu akademik di tingkat fakultas terdiri atas pimpinan fakultas.
2. Dekan bertanggungjawab atas terjaminnya mutu akademik di fakultas.
3. Untuk mempersiapkan SPMA di tingkat fakultas, maka setiap fakultas membentuk Gugus Jaminan
Mutu (GJM) yang bersifat ad hoc dengan Surat Keputusan Dekan.
4. Tugas GJM adalah membantu Dekan dalam peningkatan mutu akademik, dimulai dari:
a. penyusunan dokumen kebijakan, peraturan, standar dan manual prosedur akademik,
b. penyusunan Laporan Evaluasi Diri Fakultas berdasar Laporan Evaluasi Diri Jurusan dan
EPSBED (Laporan Elektronik Evaluasi Diri Program Studi Berbasis Evaluasi Diri) PS tiap semester,
c. penyiapan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA),
d. peningkatan mutu fakultas berkelanjutan berdasarkan rumusan koreksi.
5. GJM beranggotakan: Ketua, para dosen perwakilan jurusan/program studi dan mahasiswa yang
ditunjuk.
C. Tingkat Jurusan
1. Unsur organisasi jaminan mutu akademik di tingkat jurusan terdiri atas pimpinan jurusan.
2. Ketua Jurusan bertanggungjawab atas terjaminnya mutu akademik di jurusan.
3. Untuk mempersiapkan SPMA di tingkat jurusan, maka setiap jurusan membentuk Unit Jaminan
Mutu (UJM) yang bersifat ad hoc dengan Surat Keputusan Dekan.
4. Tugas UJM adalah membantu Ketua Jurusan dalam peningkatan mutu melalui:
a. penyusunan dokumen (Spesifikasi Program Studi (SP), Manual Prosedur
(MP), Instruksi Kerja (IK) yang sesuai dengan Standar Akademik, Manual Mutu Akademik dan
Manual Prosedur di tingkat fakultas),
b. penyusunan Laporan Evaluasi Diri Jurusan dan EPSBED (Laporan
Elektronik Evaluasi Diri Program Studi Berbasis Evaluasi Diri) PS tiap semester,
c. penyiapan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA),
d. peningkatan mutu jurusan berkelanjutan berdasarkan rumusan
koreksi.
5. UJM beranggotakan: Ketua, para dosen dan mahasiswa yang ditunjuk.
6. Ketua Jurusan bertanggungjawab atas terlaksana-nya:
a. Proses pembelajaran yang bermutu sesuai SP, MP, IK.
b. Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Evaluasi hasil proses pembelajaran.
d. Tindakan perbaikan proses pembelajaran.
e. Penyempurnaan SP, MP, IK secara berkelanjutan.
f. Penelitian yang sesuai dengan kompetensi jurusan dan Manual Mutu Penelitian.
g. Pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan kompetensi jurusan dan Manual Mutu
Pengabdian Kepada Masyarakat.
Tahun 2020, Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas. Perdagangan bebas tidak hanya
terkait dengan produk berupa barang namun juga jasa. Salah satu bentuk dari produk jasa adalah
pelayanan kesehatan oleh perawat. Pada era perdagangan bebas tantangan yang dihadapai perawat
Indonesia akan semakin berat. Dengan diadakannya perdagangan bebas perawat luar negeri dapat dengan
bebas masuk ke indonesia. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan mutu serta kualitas maka perawat
indonesia akan kalah bersaing dengan perawat yang berasal dari luar negeri.
Universitas Wiraraja Sumenep merupakan salah satu universitas di wilayah Madura yang kontribusi
dalam mencetak perawat. Universitas Wiraraja memiliki fakultas Ilmu Kesehatan yang memiliki program
studi DIII Kebidanan dan S1 Keperawatan. Program Studi S1 keperawatan adalah suatu pendidikan yang
bertujuan untuk menghasilkan perawat profesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui 2 tahapan,
yaitu tahapan akademik dan tahapan profesi. Proses pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan
pengajaran klinik dan lapangan. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas (pada tahap akademik) ke keadaan nyata.
Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja merupakan proses
transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat profesional. Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga perawat yang ada di indonesia.
Visi Universitas Wiraraja Sumenep adalah Terwujudnya Universitas Wiraraja Sumenep sebagai
Universitas yang Universal, harapan kami alumni Pendidikan Profesi Ners Universitas Wiraraja Sumenep
dapat memiliki kompetensi yang layak dan bermutu di dalam bidang keilmuan dan mampu bersaing dengan
perawat dari luar negeri.
Adapun kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Wiraraja
Sumenep yang dapat mendukung keberlangsungan Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Wiraraja
antara lain:
a). Kurikulum Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
Sumenep mengacu pada KURNAS (SK Dirjen DIKTI Nomor 129/U/1999), tentang KIPNI (Kurikulum
Inti Pendidikan Ners Indonesia) tanggal 11 Juni 1999.
b). Universitas Wiraraja Sumenep telah mempersiapkan tenaga dosen tetap sebanyak 7 (tujuh) orang
dengan kualifikasi S2 Keperawatan dan 8 (delapan) dosen tidak tetap untuk membuka Program
Studi NERS. Jumlah tersebut sesuai dengan syarat minimal dalam Keputusan Direktur Jenderal
Program Pendidikan Profesi Ners Universitas wiraraja memiliki potensi besar untuk terus tumbuh,
berlanjut, dan berkembang sejalan dengan kebutuhan kesehatan bagi warga maupun bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya.