Anda di halaman 1dari 231

PANDUAN

PENYELENGGARAAN
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
PROGRAM PENDIDIKAN
NERS
STIKES ABI SURABAYA

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak


secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan
mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin
meningkat, baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus terjamin aman, tidak beresiko, dan dapat
memberikan kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan.

Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada. masyarakat harus memenuhi


standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan
klien beserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil professional saat
memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerjasama dengan .
berbagai fihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan secara komprehensif
dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio dan
spiritual klien.

Penyelenggaraan layanan keperawatan didasarkan pada kewenangan yang


diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
globalisasi sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no. 36 tahun
2009. Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui pendidikan., registrasi, sertifikasi, akreditasi dan pelatihan
berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum tahap akademik dan


kurikulum profesi yang menyatu sebagai satu kesatuan utuh disusun setelah
mempertimbangkan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pendidikan
Sarjana Keperawatan (2008) yang terpisah dengan KBK profesi akan dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat tenaga yang
dihasilkan pada tingkat sarjana belum memiliki kewenangan untuk melakukan
praktik keperawatan. Terwujudnya KBK pendidikan ners adalah merupakan
konsekwensi terhadap Kurikulum Inti Program Pendidikan Ners (Sarjana
Keperawatan dan Ners) yang disahkan pada tahun 1998 dan diberlakukan pada
tahun 1999 sudah tidak sesuai dengan perkembangan global. Dampak
globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi berfikir, dan budaya kompetisi /
persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi dunia pendidikan.

Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan keperawatan.


Saat ini tuntutan terhadap kualitas pelayanan kesehatan semakin meningkat,

2
masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan/keperawatan semakin canggih, dan selain
itu persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang
kompeten, sehingga dunia pendidikan keperawatan harus mampu
mempersiapkan lulusan yang kompeten untuk mampu berkompetisi baik
nasional maupun global.

Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan


perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi di dalam
penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk
kepada misi Diknas untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas,
kompetitif, dan komprehensif serta berakhlak mulia dengan
mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder), dan
tuntutan dari organisasi profesi. Kurikulum yang disusun lebih menitikberatkan
kepada proses pembelajaran yang berorientasi kepada mahasiswa (student
centered learning) dan berorientasi kepada-kompetensi yang harus dimiliki oleh
lulusan, sehingga kurikulum yang disusun adalah Kurikulum Berbasis
Kompetensi, yang berstandar nasional maupun internasional.

Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturan-


peraturan terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan
mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan dari
organisasi profesi yang mengharapkan lulusan berstandar internasional. Secara
nasional, aturan-aturan yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000
tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian basil
belajar SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan
tinggi, dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau
vokasi; PP RI No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI
No 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal
85 (3) bahwa Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program diploma
pada pendidikan vokasi, sarjana, magister dan doktor pada pendidikan
akademik dan spesialis dan atau profesi pada -pendidikan profesi. Semua
peraturan di atas menjadi pedoman umum penyusunan kurikulum Pendidikan
Ners ini.

Penyusunan materi berdasarkan basil analisis dan studi banding ke berbagai


institusi penyelenggara pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama
dengan organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Disamping
itu, tuntutan dari stakeholder : masyarakat, rumah sakit, puskesmas,
departemen kesehatan dan organisasi/ institusi pelayanan kesehatan lainnya
terhadap tampilan perawat profesional, digunakan oleh penyusun kurikulum
sebagai landasan pengembangan profil Ners di masyarakat.

Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang


dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan

3
kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003
dengan hasil tersusunnya standar kompetensi perawat profesional (ners).
Selanjutnya kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003,
menghasilkan draft tentang penyelenggaraan pendidikan ners yang berkualitas
menghasilkan ners yang kompeten. Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11
- 13 Maret menghasilkan kompetensi lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada
tangga123 - 24 April 2004 di Jakarta membahas Sisdiknas dan implikasinya
terhadap pendidikan tinggi keperawatan. Pada tanggal 23 - 25 Agustus 2004 di
Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas pendidikan Ners. Di Bandung
pada tanggal 20-23 November 2005 membahas kesiapan institusi pendidikan
ners untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global.

Sebagai puncak kegiatan, pada tanggal 4 - 6 Mei 2006 dilaksanakan


lokakarya Nasional AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan
kurikulum pendidikan Ners. Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan
Tim KBK DIKTI Depdiknas telah dilaksanakan pada 20 - 23 Pebruari 2007 di
Jakarta, selanjutnya dilaksanakan kegiatan serupa dan pelatihan-pelatihan
lainnya secara teratur dan berkesinambungan selama lebih dari dua tahun agar
tersusun standar pendidikan utama dengan kemampuan minimal yang harus
dicapai, baik hard skills maupun soft skills oleh Ners di Indonesia.

Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills
dan soft skills. Kompetensi hard skill terkait penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan telnis yang berhubungan dengan bidang ilmu
keperawatan, sedangkan kompetensi soft skills yang harus dimiliki oleh
seorang Ners adalah : tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir
kritis, disiplin, leadership (kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif,
komunikatif, dapat bekerja dalam tim, antusias, bersikap asertif, dapat
mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti,
percaya diri, berperilaku etis, mampu memecahkan permasalahan keperawatan,
mempunyai jiwa entrepreneurship, menghargai hasil karya orang lain,
altruistik; lifelong learning, conscience, dan mampu mengambil resiko (risk
taking), dibawah bimbingan preseptor/mentor.

Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan yang telah


dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi
tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di
berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan
tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan
sehingga mampu berkompetisi secara global.

4
B. Tujuan

Kurikulum ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dalam


penyelenggaraan program pendidikan ners dengan pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi. Tujuan lain adalah untuk mengarahkan upaya para
penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
benar untuk dapat menghasilkan ners yang cerdas, kompetitif dan
komprehensif.

5
KERANGKA KONSEP PROGRAM
PENDIDIKAN NERS

Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses


pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa
untuk menjadi seorang ilmuwan pemula dan tenaga profesional. Landasan tumbuh
kembang kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi
falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan
profesional yang akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam
proses pembelajaran.

1. Falsafah Keperawatan
Dalam keperawatan, manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral
setiap upaya pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari
pandangan ini keperawatan meyakini paradigma dengan empat konsep dasar
yaitu manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.

a. Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik sebagai cerminkan tiga komponen body, mind,
dan spirit yang saling berpengaruh. Untuk dapat melangsungkan
kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang yang
mencakup bio-psikososio-spiritual-kultural.

Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan


memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya
dan nilai-zulai.

Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai


tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya
dan berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi
dan memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.

Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui


serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat
secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan


keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan

6
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap
lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.

b. Lingkungan

Lingkungan dalam keperawatan adalah faktor yang dapat mempengaruhi


kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksud lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.

Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang


berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir. Lingkungan eksternal antara lain terdiri dan masyarakat.
Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk saling
membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan


secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan
yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.

c. Sehat

Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat diartikan
sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi sesuai Undang-Undang No 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.

Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945.
Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya-upaya
promotif, preventif dan kuratif.

Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau


komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.

7
d. Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi
kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang sakit dan yang
mengalami ketidakmampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut
dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi
pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi
didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.

2. Keperawatan Sebagai Profesi

Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya


profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan: “keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia”. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan


kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.

Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan


keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional
sebagai berikut. “The unique function of the nurse is to assist the individual,
sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its
recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art,
it is also a science”

Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ;


“Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for

8
maintaining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating
the sick and disable. Nursing is a learn profession that both a science and art “

Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: “Nursing is primarily


assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peace full death that he would
perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise
the unique contribution of nursing to help the individual to be independent of
such assistance as soon as possible “

International Council of Nurses (2007) mendefinisikan; “Nursing


encompasses autonomous and collaborative care of indivuals of all ages,
families, groups and communities, sick or. well and in all settings. Nursing
includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing roles “

Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin


antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan
pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup
pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan
keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter
institusi pelayanan kesehatan. Demikian pula, berbagai sifat pelayanan/asuhan
keperawatan baik yang bersifat saling bergantung antara pelayanan/asuhan
profesional (interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri
(independen) dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai
profesi.

Dengan demikian, sebagai profesi, keperawatan memiliki sifat unik dan


berbeda dengan profesi kesehatan lainnya. Inti dari perbedaan ini adalah
keyakinan bahwa profesi keperawatan melibatkan aspek kemanusiaan
mendalam dan hakiki.

3. Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional

Sifat dan hakikat pelayanan/asuhan keperawatan bertujuan untuk


tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
optimal. Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh
tatanan pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di komunitas.

Sebagai pelayanan profesional, keperawatan mempunyai karakteristik


sebagai berikut (Schein E H 1972) :

9
a. Para profesional terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan
penghasilan sumber utama.
b. Mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang
mantap terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta
ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang
lama.
d. Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan
klien.
e. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif
klien.
f. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri,
mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.
g. Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam
profesi dan batasan kewenangan profesi.
h. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
i. Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi
atau mencari klien.

Berdasarkan hal diatas maka layanan yang diberikan oleh profesi


keperawatan bersifat menyeluruh, unik, dan individual melalui berbagai peran
sebagai anggota profesi dan mengacu pada berbagai konsep dan teori tentang
manusia dan kemanusiaan serta kemandirian dalam mempertahankan etika dan
standar profesi.

4. Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi kurikulum

Program pendidikan ners dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan


proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan ners
yang memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional. Disamping itu
juga berlandaskan pada aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK
agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta
akuntabel. Konsep yang menjadi landasan dan mempengaruhi isi dari
kurikulum adalah:

a. Paradigma Keperawatan

Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai


konsep penting yang mendasari keperawatan. Pada bagian terdahulu telah
dijelaskan bagaimana selayaknya setiap lulusan pendidikan ners memahami
paradigma sebagai pedoman dan pendekatan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada pihak yang membutuhkan.

10
b. Etika Keperawatan

Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan
antara yang benar dari yang salah, antara yang baik dari yang buruk. Budaya,
teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk
penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan
meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan
reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban seorang ners terhadap klien.

c. Keberagaman Budaya

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners


haruslah memperhatikan aspek keberagaman budaya. Hal ini menjadi dasar
pemikiran bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care
diversity mengacu pada keberagaman dan/atau perbedaan dalam gaya hidup,
kepercayaan yang dianut, serta simbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang
berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien
antara ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.

d. Hubungan Ners – Klien

Hubungan ners-klien adalah suatu hubungan interpersonal yang profesional


dan terapeutik dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien. Hubungan
profesional ners dan klien didasarkan pada pemahaman bahwa klien adalah
orang yang paling tepat untuk membuat keputusan. Peran utama tim kesehatan
adalah memfasilitasi dan memberdayakan potensi internal klien. Dengan
demikian, hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak
memiliki efek yang negatif bagi klien.

e. Caring (Pengasuhan)

Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk


yang berhubungan dengan orang lain dalam memfasilitasi perkembangan
seseorang. Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman
peserta didik selama proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang
mengalami satu atau beberapa masalah kesehatan. Sudut pandang peserta didik
dilatih dan ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien
bukan hanya sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi
individualitas secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritualitas dan
keyakinan terhadap aspek yang lebih tinggi dan yang diyakini telah
menghidupinya. Diharapkan, melalui proses pembelajaran menghadapi klien
dengan sikap dan perilaku caring, maka lulusan nantinya dapat memberikan
pelayanan yang lebih manusiawi dengan selalu memperhitungkan harga diri
dan martabat klien.

11
5. Pendekatan Mama dalam Proses Pembelajaran

Untuk mencapai tujuan kurikuler, diperlukan beberapa pendekatan utama


dalam proses pembelajaran yaitu : (a) Menyelesaikan masalah secara ilmiah (b)
Pembelajaran berfokus pada peserta didik (c) Berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, dan (d) Berorientasi ke masa depan.

a. Menyelesaikan Masalah secara Ilmiah

Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem


solving) pada peserta didik ditumbuhkan dan dibina sejak dini melalui
rangkaian berbagai bentuk pengalaman pembelajaran secara terintegrasi. Hal
ini merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan
memahami dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan metode
utama yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan salah satu metode pendekatan dalam penyelesaian
masalah secara ilmiah, yang mulai dari pengkajian, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan Tindakan
keperawatan, sampai dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut. Secara
terintegrasi ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, penalaran
ilmiah, berpikir alternatif dan kemampuan pengambilan keputusan secara
benar.

b. Belajar Aktif dan Mandiri

Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan mandiri dibina sejak dini pada
awal pendidikan guna meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan belajar
sendiri, dan ditingkatkan secara bertahap sampai akhir pendidikan. Berbagai
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus
menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan.
Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang
optimal senantiasa harus di fasilitasi dan ditingkatkan.

c. Pengalaman Belajar di Masyarakat

Pengalaman belajar di masyarakat merupakan masa adaptasi profesional.


Melalui pengalaman belajar di tatanan klinik dan pengalaman belajar lapangan
di komunitas, peserta didik mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di
masyarakat, melakukan sosialisasi professional, mengambil keputusan klinik,
lebih peka dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapi di masyarakat. Disamping itu ia terlatih dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang dihadapi klien, dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai
sumber dan kemampuan yang ada di masyarakat. Sikap dan kemauan
professional seorang ners dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada

12
masyarakat, ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui
berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di
masyarakat.

d. Berorientasi ke Masa Depan

Program pendidikan ners selalu mengorientasikan peserta didik pada


perkembangan ke masa depan dengan mengikuti perkembangan profesi,
perkembangan IPTEK, trend dan isu kesehatan, dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan global.
Kemampuan untuk berorientasi ke masa depan akan dapat membiasakan diri
seorang peserta didik untuk siap dan terbuka menerima berbagai perubahan
yang terjadi.

Berdasarkan pada berbagai konsep yang terdapat dalam falsafah dan paradigma
keperawatan serta konsep tumbuh kembang manusia dan aspek
kemanusiaannya, maka diharapkan implementasi kurikulum berbasis
kompetensi ini dapat menghasilkan lulusan ners yang kompeten dan berbudi
luhur. Disamping itu, pendekatan pola pembelajaran lebih memungkinkan
peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri yang
lebih mementingkan upaya pemenuhan kebutuhan pasien yang dilayaninya.

13
KURIKULUM INTI PROGRAM PENDIDIKAN
NERS DI INDONESIA

Kurikulum inti program pendidikan ners terdiri dari dua tahapan kurikulum
akademik yang mengacu pada aturan pemerintah akan bergelar Sarjana
Keperawatan dan tahapan kurikulum profesi yang setelah lulus akan memperoleh
sebutan profesi ners. Kurikulum ini menyatu dan hanya ditujukan untuk
menghasilkan Ners sebagai luaran akhir dari sebuah proses pendidikan
keperawatan tingkat profesional pertama. Oleh karena itu, kurikulum ini
dikembangkan berdasarkan pada profil lulusan yang diharapkan, kompetensi
yang harus dimiliki dan dilengkapi dengan bahan kajian yang terkandung dalam
mencapai kompetensi tersebut. Selanjutnya bahan kajian akan direpresentasikan
dalam bentuk mata kuliah, disertai dengan metoda atau model pembelajaran,
dan cara mengevaluasi hasil pembelajaran yang selalu diupayakan untuk
mengukur kompetensi yang diharapkan.

A. PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN NERS

Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah kurikulum


berbasis kompetensi. Profil lulusan pendidikan ners telah dibuat berdasarkan hasil
lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah sakit, puskesmas,
departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya,
termasuk organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPN>)
terhadap tampilan ners profesional yang diharapkan di masyarakat. Tugas, peran
dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan dalam penyusunan profil.

Profil lulusan Sarjana Keperawatan/Ners :


a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)*
b. Community Leader (Pemimpin dalam kegiatan komunitas profesi maupun
sosial)
c. Educator (Pendidik kesehatan bagi klien, keluarga)
d. Manager (Pengelola asuhan keperawatan)
e. Researcher (Peneliti Pemula)

Keterangan:
* Sarjana Keperawatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan asuhan
keperawatan.

B. Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Ners

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia Nomor 232IUI2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/Ui2002 tentang
kurikulum inti pendidikan tinggi, sehingga kurikulum tahap akademik

14
pendidikan sarjana keperawatan dan tahap profesi merupakan satu kesatuan
rangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki oleh ners
sebagai luaran dari program pendidikan ini. Kompetensi yang perlu dimiliki
oleh lulusan pendidikan ners terdiri dari kompetensi utama, pendukung, dan
kompetensi lain.

Kompetensi yang dimuat dalam buku kurikulum ini merupakan kompetensi


utama yang harus dimiliki oleh setiap lulusan dan terstandardisasi diseluruh
Indonesia. Kompetensi pendukung dan lainnya merupakan kompetensi yang
mencirikan institusi dan program studi dimana lulusan berasal. Kompetensi ini
kemudian diuraikan kedalam elemen kompetensi sebagai berikut:
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat

Kelima elemen kompetensi ini merupakan hasil dari kegiatan belajar peserta
didik dan mengacu pada konsep pembelajaran yang ditetapkan oleh UNESCO
(2000) untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan masyarakat
pengguna kelak.

15
KURIKULUM PENDIDIKAN tahap AKADEMIK
(PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN)

Pengembangan kurikulum pendidikan Sarjana keperawatan merupakan kurikulum


tahap akademik yang terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi dan
memuat kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang harus diikuti oleh
seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program
pendidikan Sarjana Keperawatan sesuai yang tercantum pada tabel 1 :

Tabel 1
Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi
Pendidikan Sarjana Keperawatan

KURIKULUM KURIKULUM
ELEMEN
INTI INSTITUSIONAL
Kompetensi Kompetensi Kompetensi
KOMPETENI
Utama Pendukung Lainnya
1. Landasan Kepribadian
40%-80%
2. Penguasaan Ilmu dan ditetapkan oleh
Keterampilan kalangan
3. Kemampuan Berkarya perguruan tinggi,
dengan
4. Sikap dan Perilaku Dalam Memperhatikan 20%-40% 0%-30%
Berkarya masukan
5. Pemahaman Kaidah masyarakat
Berkehidupan Bermasyarakat profesi dan
pengguna
lulusan.

Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi


penyelenggara program studi.

A. Rumusan Kelompok Kompetensi

A.1 Kompetensi Utama

Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja


yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai
kompetensi utama pendidikan tahap akademik / Sarjana Keperawatan di
diimplementasikan dalam komposisi pengembangan kurikulum institusi
pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) dimana 60% diantaranya
disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS), sehingga seluruh institusi pendidikan
keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama.

16
A.2 Kompetensi Pendukung

Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta


merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (± 20%).

A.3 Kompetensi lainnya

Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan


kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan
Perguruan Tinggi (± 20%, sesuai isu global).

B. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan

Untuk mencapai profil lulusan Sarjana Keperawatan, perlu ditentukan


kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Keperawatan. Dibawah ini
diperlihatkan kaitan profil dengan kompetensi lulusan.

Tabel 2.
Kaitan profil dengan kompetensi lulusan

Kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh


lulusan
Profil
Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Utama Pendukung Lainnya
l. Professional Care Provider a. a. a.
(Pemberi Pelayanan b. b.
keperawatan c.
2. Community Leader a. a. a.
(Pemimpin di b. b.
komunitas) c.
a. a. a.
3. Educator (Pendidik)
b. b.
4. Manager Pengelola a. a. a.
b. b.
5. Researcher (Peneliti a. a. a.
Pemula
b. b.

17
C. Kompetensi Mama tahap akademik pendidikan Ners

Kompetensi tahap akademik adalah serangkaian kompetensi yang harus


dimiliki oleh lulusan pendidikan tahap akademik dan bergelar sarjana
keperawatan. Sebagai dasar untuk menjamin agar kualitas lulusan ners dapat
berkompetisi secara global kelak maka diperlukan patokan dalam penentuan
kompetensi utama yang harus dikuasai oleh sarjana keperawatan di berbagai
institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia. Kompetensi utama ini
dijabarkan kedalam unit kompetensi.

C.1 Kompetensi utama Sarjana keperawatan:

a. Melakukan komunikasi secara efektif


b. Melaksanakan pendidikan kesehatan
c. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan*)
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik
dan komunitas*)
e. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan*)
f. Mampu menjalin hubungan interpersonal
g. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula
h. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau
belajar sepanjang hayat.

C.2 Unit Kompetensi Sarjana Keperawatan

a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan


b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
c. Mampu membuat keputusan etik
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik *)
e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan
konsisten*)
f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien *)
h. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
i. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat
j. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
k. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam praktik
l. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan
yang diberikan efisien dan efektif*)

18
m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
n. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
o. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
p. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
q. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan * )
r. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
s. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan
hubungan kolaboratif *)
t. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam
upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
u. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. *)
v. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan.
w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan dan kesehatan.
x. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
y. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan

Keterangan:
*) belum memiliki kewenangan untuk melakukan. Kewenangan akan dapat
dimiliki setelah lulusan sarjana keperawatan menyelesaikan tahap profesinya
dan diberikan sebutan profesi Ners.

D. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian

Kompetensi yang akan dicapai memerlukan bahan kajian yang membahas


pengetahuan dan keterampilan terkait yang sesuai. Dibawah ini digambarkan
bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari
kompetensi utama lulusan pendidikan ners tahap akademik (sarjana
keperawatan).

19
BAHAN KAJIAN SETIAP UNIT KOMPETENSI

UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN


1. Mampu melakukan 1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam
komunikasi yang Komunikasi Terapeutik
efektif dalam 2. Konsep Komunikasi Terapeutik
memberikan asuhan 3. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
4. Teknik Komunikasi Terapeutik
5. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada
berbagai tingkat usia dengan berbagai
kondisi
6. Komunikasi dan kaitannya dengan
Pelayanan Kesehatan
7. Komunikasi dalam Konteks Sosial dan
Keanekaragaman Budaya serta Keyakinan
S. Komunikasi Profesional dan Kaitannya
dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
9. Trend dan Issue Komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan / Ke rawatan
2. Mampu menerapkan 1. Hukum dan Perundang-undangan Kesehatan
pengetahuan, 2. Sistem Kesehatan Nasional
kerangka etik dan 3. Etika dan Hukum Keperawatan
legal dalam system 4. Kode Etik Keperawatan
kesehatan yang 5. Profesionalisme keperawatan
berhubungan dengan 6. Kebijakan Pelayanan Kesehatan
Keperawatan 7. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
8. Otonomi, beneficence, non-maleficence,
3. Mampu membuat justice, moral right, nilai dan norma
keputusan etik masyarakat
9. Ethical issue dalam praktik keperawatan:
10. Euthanasia, transplantasi organ, supporting
devices, aborsi, dll
11. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan :
12. Malpraktek, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri & limpahan), pertanggungjawaban,
dll
13. Perlindungan hukum dalam praktik
ke rawatan
14. Pengambilan keputusan legal etis
15. Nursing advocacy
16. Telaah etis dalam keputusan manajemen
4. Mampu memberikan 1. Sistem Kesehatan Tradisional dan Modern
asuhan peka budaya 2. Perilaku Kesehatan
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN

20
dengan menghargai 3. Metoda Pengumpulan Data Antropologi dan
etnik, agama atau Sosiologi
faktor lain dari setiap 4. Pendekatan holistic care pada klien:
pasien yang unik *) 5. Pendekatan transcultural nursing
6. Pendekatan agama, kepercayaan, dan
spiritual dalam praktik keperawatan
7. Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas
perkembangan
5. Mampu menjamin 1. Metoda Keperawatan
kualitas asuhan 2. Konsep Caring, Holisme dan Human isme
holistik secara 3. Ilmu Keperawatan Dasar
kontinyu dan 4. Keperawatan Lintas Budaya
konsisten *) 5. Spiritualitas/Religiusitas
6. Ilmu-ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas
7. Teknologi Informasi dalam keperawatan
8. Manajemen Mutu
9. Anatomi, Biokimia, Biologi, Fisiologi,
10. Patofisiologi, Fisika, Kimia, Mikrobiologi,
11. Parasitologi, Patologi, Farmakologi Gizi
12. Metodologi Pendidikan
13. Hak dan Kewajiban Pasien
14. Prosedur Keperawatan
15. Komunikasi Terapeutik
16. Patient Safety
17. Infection Control
18. Psikologi Perkembangan
19. Konsep Perubahan
20. Konsep Kehilangan
6. Mampu 1. Information Communication Technology in
Menggunakan nursing:
teknologi dan - Menggunakan perangkat komputer
Informasi dan jaringan dalam mengakses teknologi
kesehatan secara terkini dalam keperawatan dan kesehatan
Efektif
- Klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC)
7. Mampu l. Perspektif Keperawatan Maternitas dalam
menggunakan proses Konteks Keluarga
Keperawatan dalam 2. Peran Perawat Maternitas di Masyarakat
Menyelesaikan masalah 3. Faktor resiko yang mempengaruhi Kesehatan
klien *) Maternal
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN

21
4. Lingkup Keperawatan Orang Dewasa
5. Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan
terhadap Praktek Keperawatan Orang
Dewasa
6. Perspektif Keperawatan Anak dalam
Konteks Keluarga
7. Bermain pada anak
8. Pencegahan kecelakaan pada Anak
4. Bimbingan dan Penyuluhan pada Orang tua
10. Konsep Sakit dan Hospitalisasi pada Anak
11. Identifikasi Multiple Intelegence
12. Batasan dan Teori Penuaan
13. Issue dan kecenderungan Masalah
Kesehatan kelompok Lansia
14. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Lansia
15. Upaya Preventif dan Promotif untuk
Pemenuhan Kebutuhan dasar Fisik dan
Psikososial Lansia
16. Sumber dan Pendekatan Pendidikan
Kesehatan pada Lansia
17. Pengelolaan Kesejahteraan Lansia di
Institusi dan Masyarakat
18. Perspektif Keperawatan Kri_ tis dan Gawat
Darurat
19. Askep klien dengan Gawat Darurat pada Sistem
Kardiovaskuler
20. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock
dan Trauma Multisistem
21. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
22. Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan
Jiwa
23. Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam
Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa
24. Konsep-Dasar Keluarga
25. Konsep keluarga, Trend dan Issue
Kesehatan keluarga
26. Teori Model Keperawatan di keluarga
27. Management Sumber daya Keluarga
28. Konsep Home Health of Nursing (Home
Care)
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN

22
29. Proses Asuhan Keperawatan pada Keluarga
30. Jenis-jenis Tindakan Keperawatan pada
Berbagai Kasus Resiko Tinggi di Keluarga
31. Konsep Keperawatan Komunitas
32. Masalah Kesehatan di Indonesia
33. Aspek Keterkinian dalam Praktek
Keperawatan Komunitas
34. Puskesmas
35. Konsep PUBS
36. Konsep MTBS
37. Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan
Komunitas
38. Proses Keperawatan Komunitas
39. Asuhan Keperawatan pada Kelompok
Khusus (Kesja, IJKS)
40. Transisi pola penyakit
41. Epidemiologi dan Kependudukan
42. Manajemen mutu dan manajemen resiko
dalam asuhan keperawatan klien
43. Aplikasi Teori Model dalam Berbagai
Situasi Pelayanan
44. Terapi Modalitas Keperawatan pada
berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer
45. . Manajemen asuhan : Pendekatan holistik,
preventif, promotif, karatif, restoratif,
rehabilitatif, consolation of the dying
8. Mampu 1. Konsep belajar sepanjang hayat
memberikan 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
pendidikan 3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan
kesehatan kepada 4. Konsep dasar kesehatan
klien sebagai upaya 5. Aspek sosial budaya serta hubungannya
pencegahan primer, dengan ekologi
sekunder dan 6. Rancangan penyuluhan kesehatan
tertier. 7. Metode evaluasi
9. Mampu l. Metoda pembelajaran
berkontribusi untuk 2. Teori berubah
meningkatkan 3. Team Building
kemampuan 4. Supervisi
sejawat 5. Metoda Evaluasi
10. Mampu l. Pendekatan moral right dalam pengambilan
menjalankan fungsi keputusan
advokasi untuk 2. Pendekatan etik dalam pengambilan
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN

23
mempertahankan keputusan
hak klien agar dapat 3. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
mengambil kesehatan
keputusan untuk
dirinya *)
11. Mampu Self-management of learning
menggunakan 1. Proud to be nurse : confident, lent, committed
prinsip-prinsip to, doing the best to keep nursing respected
peningkatan 2. Domain profesi
kualitas 3. Kompetensi
berkesinambungan 4. Otonomi dan kontrol profesi
dalam praktik 5. Etika profesi
6. Standar profesi
7. Kesiapan rawat dan tatanan pelayanan
12. Mampu 1. Fisika Keperawatan
mendemonstrasikan 2. Anatromi dan fisiologi Keperawatan
keterampilan teknis 3. Keterampilan-keterampilan teknis
keperawatan sesuai keperawatan (keterampilan dasar dan
standar yang keterampilan khusus sesuai dengan tingkat
berlaku atau secara usia di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
kreatif dan inovatif
sehingga pelayanan
yang diberikan
efisien dan efektif*
13. Mampu 1. Konsep Collaborative
mengkolaborasikan 2. Team work building
berbagai aspek
dalam pemenuhan
kebutuhan
kesehatan klien *
14. Mampu Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
melaksanakan kondisi termasuk terapi komplementer
terapi modalitas
sesuai dengan
kebutuhan *)
15. Mampu 1. Kajian situasi pelayanan keperawatan :
mewujudkan manajemen asuhan
lingkungan yang 2. Alur penanganan pasien
aman secara 3. Pengorganisasian pelayanan
konsisten melalui 4. Mengelola pelayanan untuk pemenuhan
penggunaan strategi kebutuhan dasar
menjamin kualitas 5. Manajemen kasus ( termasuk coordinating
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
dan manajemen resiko And collaborating care)

24
6. Kontrol kualitas asuhan keperawatan
7. Dinamika kelompok dan team building
16. Mampu l. Pengertian dan luang lingkup K3
melaksanakan 2. Undang-undang K3 di Indonesia
pelayanan 3. Bahaya lingkungan kerja dan evaluasinya
kesehatan sesuai 4. Bahaya kimia di lingkungan kerja dan
dengan kebijakan dampaknya terhadap kesehatan
yang berlaku dalam 5. Bahaya fisik di lingkungan kerja dan
bidang kesehatan *) dampaknya terhadap kesehatan
6. Ergonomi dan faal kerja
7. Biomonitoring
8. Konsep dasar kesehatan lingkungan
9. Penyediaan air bersih
10. Air buangan dan kesehatan
11. Pengelolaan limbah domestik dan medis
12. Manajemen pengendalian vektor
13. Sanitasi makanan
14. Toksikologi lingkungan
15. Perumahan dan pemukiman sehat
16. Intervensi Gizi Masyarakat
17. Keterlibatan dan Peran Tenaga Keperawatan
dalam Kebijakan Pemerintah di Bidang Gizi
Masyarakat
17. Mampu 1. Penggolongan obat-obatan
mengkolaborasikan 2. Farmakodinamika dan farmakokinetik
pelayanan 3. Indikasi dan kontra indikasi obat
keperawatan *) 4. Efek-efek samping obat
5. Interaksi Obat
6. Cara pemberian dan perhitungan dosis
7. Obat-obatan tradisional
8. Toxicologi obat
9. Zat gizi makro dan mikro
10. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
11. Kebutuhan Gizi Individu
12. Penilaian status gizi individu
13. Dasar-dasar Dietetika Klinik
14. Nutrisi pada Ibu Hamil
15. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
16. Konsep Dasar ilmu gizi Masyarakat
17. Gizi dan Pangan Menurut Pendekatan
Kesehatan Masyarakat

UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN


18. Mampu 1. Dinamika kelompok (team building)

25
memberikan 2. Directing
dukungan kepada 3. Kepemimpinan
tim asuhan dengan 4. Motivasi
mempertahankan 5. Komunikasi organisasional
akontabilitas 6. Asertifitas
asuhan keperawatan 7. Pengelolaan konflik
yang diberikan 8. Konsep dan proses berubah
9. Manajemen keperawatan sebagai sistem dan
proses
10. Konsep dasar kajian situasi
11. Kajian situasi dalam roses manajemen
12. Perencanaan: konsep perencanaan strategis
dan operasional
13. Perencanaan ketenagaan dan finansial
14. Pengelolaan waktu
15. Proses pengambilan keputusan
16. Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur
organisasi keperawatan serta model
pengorganisasian, pelayanan keperawatan
dan model penugasan)
17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan
penapakan karier)
19. Mampu 1. Ilmu Komunikasi
menggunakan 2. Pengembangan Kepribadian
Keterampilan 3. Kepuasan Pelanggan
interpersonal yang 4. Pemasaran Keperawatan
efektif dalam kerja 5. Psikologi Konsumen
tim dan pemberian 6. Konsep Kolaborasi, Kemitraan dan kerja
asuhan keperawatan Tim
dengan
mempertahankan
hubungan
kolaboratif
20. Mampu merancang, 1. Berpikir sistematis
melaksanakan 2. Identifikasi dan merumuskan masalah
proses penelitian penelitian
sederhana 3. Literature dan Critical Review
4. Rancangan penelitian
5. Pengembangan instrumen penelitian
21. Mampu 6. Pengumpulan data
memanfaatkan hasil 7. Analisa data
penelitian dalam 8. Interpretasi data
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
upaya peningkatan 9. Desiminasi dan publikasi

26
kualitas asuhan 10. Keperawatan sebagai ilmu dan seni
keperawatan. 11. Trend and issues in nursing
12. Konsep Dasar Penelitian
13. Rancangan Penelitian
14. Penelitian Bidang Perawatan
15. Pengumpulan Data dan Analisa Data
16. Penulisan Karya Ilmiah
17. Proses berubah
23. Mampu mengikuti 1. Information Communication Technology in
perkembangan ilmu nursing :
dan teknologi - Menggunakan perangkat komputer dan
terkini di bidang jaringan dalam mengakses teknologi
keperawatan dan terkini di bidan ke rawatan dan
kesehatan. kesehatan
- Klasifikasi intervensi dan outcome
ke rawatan NIC N
24. Mampu 1. Konsep belajar sepanjang hayat
mengembangkan 2. Konsep berubah
potensi diri untuk 3. Enterpreneurship dan pengembangan praktik
meningkatkan professional
kemampuan 4. Marketing keperawatan (internal dan
professional eksternal)
5. Issue terkini dalam pelayanan ke rawatan
25. Mampu 1. Standar profesi
berkontribusi dalam 2. Perlindungan profesi (manajemen risiko dan
mengembangkan asuransi profesi)
profesi keperawatan 3. Konsep kepemimpinan dalam keperawatan.
4. Konsep kesejawatan.

E. Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan

Kurikulum Pendidikan ners tahap akademik (Sarjana Keperawatan) ditetapkan


dengan mengacu kepada 60% kurikulum inti, yaitu 87 SKS ( dari 144 SKS )
terdiri dari 70 % pengetahuan teori dan 30 % penerapan praktik (laboratorium,
tatanan klinik dan komunitas ), dengan masa studi 4 tahun (8 semester).

Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi


yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20 % isu
global (yaitu: Perawatan HIV/AIDS, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan
Trauma, IT, Entrepreuner , Bahasa Asing ) dan muatan loka120 % sesuai dengan
keunggulan institusi. Kurikulum yang telah disusun ini merupakan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK), dengan pola struktur terintegrasi sehingga peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dihadapi.

27
Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar
mandiri sehingga kelak dapat menjadi anggota profesi yang mandiri. Dalam
kurikulum terintegrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi satuan mata
kuliah untuk mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit kompetensi
mempunyai bobot satu (1) satuan kredit semester (SKS).

Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat


menggunakan berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem
tubuh, kebutuhan dasar manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah
tersebut disusun secara seri, paralel atau kombinasi.

Pengembangan kurikulum terintegrasi:

28
IKD I (4 SKS)

(2 SKS)
Pancasila

Bhs. Inggris I
Semester I

ISBD (2 SKS)
IKD II (4 SKS)

KWN (2 SKS)
Agama (2 SKS)

Filsafat (2 SKS)
IDK I (4 SKS)

IDK II (4 SKS)

(1 SKS)
Semester II

IT Keperawatan

Bhs. Indo (2 SKS)


Peng. Kepribadian
IKD III (4 SKS)

Bhs. Inggris II (3 SKS)


Sist. Sensori Persepsi (3 SKS)

Sist. Cardiovascular Blok I dan II (6 SKS)

SKS)
Semester III

Bhs. Inggris III (3


Sist. Respirasi Blok I dan II (6 SKS)

enterpreuner (2 SKS)
Sist. Endokrin (4 SKS)

Sist. Pencernaan Blok I dan II (5 SKS)

Sist. Imun Hematologi (6 SKS)


Semester IV

Bhs. Inggris IV (3 SKS)


Komunitas I (3 SKS)

Sist. Muskuloskletal (4 SKS)

Sistem Integumen (3 SKS)

Komunitas II (4 SKS)
Semester V

Keperawatan Jiwa (4 SKS)

Sist. Perkemihan (4 SKS)

Sist Reproduksi (6 SKS)

Manajemen Keperawatan (4 SKS)

Komunitas III (3 SKS)


Semester VI

Sistem Neurobehavior (4 SKS)

Terapi Komplementer (2 SKS)

Disaster (2 SKS)
Riset dan
Biostatistik

Kegawat Daruratan Sistem Blok I, II dan III (9 SKS)


Elektif (2 SKS)
Disaster (2 SKS)
Semester VII
1. Pendekatan berdasarkan sistem tubuh pembahasan terintegrasi berdasarkan siklus kehidupan sejak pembentukan sampai dengan lansia

Kebijakan Kesehatan (2 SKS)


VIII
Semester

Skripsi (4 SKS)
MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDEKATAN SISTEM

29
STRUKTUR KURIKULUM BERDASARKAN PENDEKATAN
BERDASARKAN SISTEM

DISTRIBUSI MATA AJAR S-1 KEPERAWATAN REGULAR

SEMESTER I
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A01AGAM Agama 2     2
2 01A01KWNA Pendidikan Kewarganegaraan 2     2
3 01A02ISBD Ilmu Sosial Budaya 2     2
4 01A03IKD1 Ilmu Keperawatan Dasar I (Blok I) 3 1   4
5 01A03IKD2 Ilmu Keperawatan Dasar II (Blok II) 3 1   4
6 01A031PCL Pancasila dan Kewiraan 2     2
7 01A01BNG1 Bahasa Inggris I 2 1   3
8 01A01FILS Filsafat 2     2
Jumlah SKS   21

SEMESTER II
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A03IKD3 Ilmu Keperawatan Dasar III 3 1 4
2 01A01IDK1 Ilmu Dasar Keperawatan I 3 1 4
3 01A03IDK2 Ilmu Dasar Keperawatan II 3 1 4
4 01A01PK Pengembangan Kepribadian 2   2
5 01A01BNG2 Bahasa Inggris II 2 1 3
6 01A01BIND Bahasa Indonesia 2   2
7 01A01IT IT Keperawatan 1 1   2
Jumlah SKS   21

SEMESTER III
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A03SENS1 Sistem Sensori dan Persepsi 2 1   3
2 01A03KARDI Sistem Kardiovascular I 3 1   4
3 01A03KARD2 Sistem Cardiovascular II 1 0.5 0.5 2
4 01A03RESP1 Sistem Respirasi I 3 1   4
5 01A03RESP2 Sistem Respirasi II 1 0.5 0.5 2
6 01A01BNG3 Bahasa Inggris III 2 1   3
7 01A05ENTRE Entrepreneurship 1 1   2
Jumlah SKS   20
SEMESTER IV

30
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A03IENDO1 Sistem Endokrin 3 0.5 0.5 4
2 01A03DIG1 Sistem Pencernaan 1 2 1   3
3 01A03DIG2 Sistem Pencernaan 2 1 0.5 0.5 2
4 01A05KMTS1 Komunitas 1 2 1   3
5 01A03IMUN2 Sistem Imun dan Hematologi 2 1   3
6 01A01BNG4 Bhs Inggris keperawatan IV 2 1   3
7 01A03IMUN1 Sistem Imun dan Hematologi 2 0.5 0.5 3
Jumlah SKS   21

SEMESTER V
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A03MSKL1 Sistem Muskuloskletal 3 0.5 0.5 4
2 01A03INTE1 Sistem Integumen 2 0.5 0.5 3
3 01A05KMTS 2 Komunitas 2 3 1   4
4 01A03JW Keperawatan Jiwa 3 1   4
5 01ARP01 Elektif I 2     2
6 01A03URIN1 Sistem Perkemihan 3 0.5 0.5 4
Jumlah SKS   21

SEMESTER VI
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A03REPR1 Sistem Reproduksi 1 3 1   4
2 01A03REPR1 Sistem Reproduksi 2 1 0.5 0.5 2
3 01A03MNCN Manajemen Keperawatan 3 1   4
4 01A05KMTS3 Komunitas 3 2 1   3
6 01A03NEUR2 Sistem Neurobehavior 3 0.5 0.5 4
8 01A03KMPLT Terapi Komplementer 2     2
Jumlah SKS   19

SEMESTER VII
NO KODE MK MATA KULIAH SKS

31
T L K JML
1 01A04RST Riset Keperawatan dan biostat 4     4
3 01A03DST Disaster 1 1   2
4 01A03KDS1 Kegawat Daruratan Sistem I 2 0.5 0.5 3
5 01A03KDS2 Kegawat Daruratan Sistem II 2 0.5 0.5 3
6 01A03KDS3 Kegawat Daruratan Sistem III 2 0.5 0.5 3
7 01ARP02 Elektif II 2     2
Jumlah SKS   17

SEMESTER VIII
SKS
NO KODE MK MATA KULIAH
T L K JML
1 01A04SKRP Skripsi   4   4
2 01A03KEBKES Kebijakan Kesehatan 2     2
Jumlah SKS   6

32
Deskripsi Mata kuliah semester I

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I


Beban Studi : 4 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik
(ethical issue) ; Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi
dalam pembelajaran keperawatan

Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks
keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam
konteks keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran
keperawatan

33
No Kompetensi blok 1 Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep berpikir kritis Konsep berpikir kritis dalam keperawatan Discovery learning (DL),
dalam ke rawatan Project Based learning P'BL
2 Menganalisis perkembangan sejarah Sejarah keperawatan nasional dan internasional Discovery learning (DL),
keperawatan Project Based learning (PJBL)
3 Menganalisis prinsip-prinsip 1. Teori sistem Mini lecture, Case study,
pendekatan secara holistik dalam 2. Konsep berubah Small Group Discussion
konteks keperawatan 3. Konsep holistic care : caring, holisme, (SGD)
humanisme
4. Transcultural nursing/ (Keperawatan lintas
budaya
4 Menerapkan prinsip- 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Mini lecture, Case study,
prinsip legal etis pada benefcience, justice, non maleftcience; Small Group Discussion
pengambilan keputusan moral right, nilai dan norma masyarakat (SGD)
dalam konsteks keperawatan 2. Isue etik dalam praktik keperawatan : Discovery Learning (DL)
Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
4. devices
5. Prinsip – prinsip legal dalam praktek
6. keperawatan : Malpraktik, neglected,
7. pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll
8. Perlindungan hukum dalam praktik
keperawatan
9. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan legal etis
5 Memanfaatkan teknologi informasi Aplikasi komputer (membuat blog, Demontrasi, PjBL
dalam pembelajaran keperawatan tugas melalui email, mencari bahan untuk
tugas pembelajaran melalui internet

34
35
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II
Beban Studi : 4 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori
komunikasi dan pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada
pelayanan keperawatan.

Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu :
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh
kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang

36
No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan model konseptual Model konseptual keperawatan (Virginia Henderson, Mini Lecture,
keperawatan dalam berbagai situasi Orem, Roy, Betty Newman, dll) Case studi, SGD
2. Menerapkan hal-hal yang terkait Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas Discovery learning
dengan pertumbuhan dan (DL), Project Based
perkembangan manusia learning 'BL
3. Menerapkan prinsip komunikasi 1. Teori Komunikasi Mini lecture, Case
sesuai dengan konsep tumbuh 2. Komunikasi Terapeutik study, Small Group
Kembang 3. Penggunaan Komunikasi Discussion (SGD)
4. Terapeutik pada berbagai Discovery Learning
tingkat usia dengan berbagai kondisi (DL)
5. Penerapan komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan
6. Trend dan Issue komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan / Keperawatan
7. Komunikasi dalam konteks sosial dan
keanekaragaman budaya serta keyakinan
4. Menerapkan prinsip pendidikan 1. Konsep belajar sepanjang hayat Mini lecture, Case
dalam keperawatan sesuai dengan 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan study, Small Group
tumbuh kembang 3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan Discussion (SGD)
4. Konsep dasar kesehatan Discovery Learning
S. Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan (DL)
ekologi P~BL
6. Rancangan penyuluhan Kesehatan
7. Metode evaluasi

37
38
39
Mata Kuliah : Agama
Beban Studi : 2 SKS ( 2 Teori)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan keyakinan yang melandasi manusia untuk bersikap dan bertindak toleran dalam kehidupan sosial
khususnya kerjasama antar umat beragama di masyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-konsep agama dan kehidupan beragama di Indonesia.
Penekanannya pada nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pemenuhan kebutuhan
spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan nilai/keyakinan klien, dan peran sebagai pendidik untuk memberikan pendidikan
spiritualitas klien dalam melakukan pengelolaan kebutuhan spiritualitas klien baik di klinik maupun di masyarakat.

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami konsep agama dan prinsip kehidupan beragama sebagai landasan dalam
melaksanakan praktik profesi.

Bahan Kajian:
1. Konsep agama dan kehidupan beragama
2. Nilai dan keyakinan beragama
3. Dimensi beragama
4. Dimensi sosial keagamaan
5. Spiritual Care

40
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus dari mata kuliah ini adalah pemahaman tentang kehidupan berdemokrasi, kebijakan publik, hubungan antar manusia, hubungan antar warga
negara, wawasan nusantara yang relevan dengan praktik keperawatan professional sebagai dasar perawat dalam menjalankan perannya dalam
memberikan asuhan keperawatan profesional, mengidentifikasi permasalahan terkait dengan hak azasi manusia dan kebijakan publik.

Tujuan Mata Kuliah


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami prinsip pendidikan kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan praktik profesi.

Bahan Kajian
1. Demokrasi
2. Kebijakan publik
3. Otonomi daerah
4. Hubungan antar manusia
5. Wawasan nusantara
6. Identitas nasional
7. Good governance
8. Geostrategi
9. Politik strategi nasional
10.Negara dan konstitusi

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :

41
Mata kuliah menggambarkan sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup dan status kesehatan. Mata kuliah ini membahas tentang disiplin
sosial budaya, politik ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan IPTEK di bidang kesehatan yang sesuai
dengan berbagai sosial budaya untuk mempromosikan kesehatan yang akan digunakan dalam pengelolaan keperawatan.

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu :
1. Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi, antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2. Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3. Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain

Bahan Kajian :
1. Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2. Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3. Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa
4. Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5. Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6. Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan

42
43
Deskripsi Mata kuliah semester II

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini mempelajari bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan dengan
menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam
berbahasa.

Tujuan Mata Kuliah


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Membuat tulisan dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Membuat resume dalam bahasa Indonesia dari satu topik bahasan

Bahan Kajian
1. Tata bahasa Indonesia
2. Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia
3. Cara membuat resume berbahasa Indonesia

44
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi : 3 SKS (2-1)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif
keperawatan : maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi
pendidikan dalam keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.

Kompetensi blok 5 (Ilmu Keperawatan Dasar III)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan
proses keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang
dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
3. Mengaplikasikan 'prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan
tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan

45
No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda
1 Merancang asuhan Kasus dengan keluhan klien. Mini Lecture,
keperawatan pada kasus Konsep proses keperawatan: Case studi, SGD,
sederhana dengan 1. Pengkajian Project Based
pendekatan proses 2. Diagnose keperawatan learning (PjBL),
keperawatan 3. Perencanaan Lab skills
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
6. Pendokumentasian
2 Menjelaskan tentang 1. Perspektif dan falsafah Mini Lecture,
ruang lingkup keperawatan Case study, SGD,
keperawatan maternitas, 2. Ruang lingkup keperawatan Project Based
anak, orang dewasa, jiwa 3. Tren dan Isu keperawatan learning (PjBL),
dan komunitas dalam 4. Konsep bermain pada anak, Lab skill
sistem pelayanan reaksi hospitalisasi, dll
kesehatan.
3 Mengaplikasikan prinsip l. Konsep belajar sepanjang Case studi, SGD,
pendidikan dalam hayat Project Based
keperawatan sesuai 2. Antropologi dan sosiologi learning (PjBL),
dengan tumbuh kembang kesehatan Demonstrasi
manusia dalam sistem 3. Teori pendekatan sosial dalam
pelayanan kesehatan kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan
aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan

46
kesehatan
6. Metode evaluasi

47
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan I
Beban Studi : 4 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme di dalam tubuh manusia
mulai dari tingkat sel sampai dengan tingkat organisme untuk mempertahankan
kehidupannya yang mencakup berbagai konsep dan prinsip biologi, anatomi,
fisiologi, biokimia dan fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai tumbuh
kembang.

Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa
mampu
1. Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2. Mengenali proses pemenuhan oksigenasi di dalam sel dan indikator
pemenuhan kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang
3. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di dalam sel dan
indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi di dalam sel dan indikator
pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta
indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang.

48
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda

1 Mengidentifikasi kehidupan 1. Introduksi sel Mini Lecture, Case studi,


sel sebagai unit fungsional 2. Ultra struktur sel SGD, Project Based
terkecil dari organisme 3. Jenis-jenis sel learning (PjBL)
4. Fungsi spesifik sel
5. Transport trans membrane
6. Reproduksi sel
7. Genetika
8. Homeostasis
2. Mampu mengenali proses 1. Proses oksigenasi Mini Lecture, Case studi,
pemenuhan oksigenasi 2. Anatomi sistem kardiovaskuler SGD, Project Based
di dalam sel dan indikator 3. Fisiologi sistem kardiovaskuler learning (PjBL)
pemenuhan kebutuhan 4. Anatomi sistem pernafasan
oksigenasi sesuai tumbuh 5. Fisiologi sistem pernafasan
Kembang 6. Listrik dan magnet dalam
sistem tubuh
7. Benda cair, cairan dan gas
dalam tubuh manusia
8. Tanda dan gejala kecukupan
oksigen
3 Mampu mengenali proses 1. Benda cair, cairan dan gas Mini Lecture, Case studi,
pemenuhan kebutuhan dalam tubuh manusia SGD, Project Based
cairan dan elektrolit 2. Keseimbangan cairan dan learning (PjBL),
di dalam sel dan indikator elektrolit laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 3. Hormon-hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan
cairan dan elektrolit sesuai elektrolit

49
tumbuh kembang 4. Keseimbangan asam basa
5. Tanda dan gejala kecukupan
cairan dan elektrolit

50
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
4 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem pencernaan Mini Lecture, Case study,
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistem pencernaan SGD, Project Based
nutrisi didalam sel dan 3. Proses pemenuhan learning (PjBL),
indikator pemenuhan 4. Kebutuhan nutrisi sel laboratorium activities
kebutuhan nutrisi sesuai 5. Hormon-hormon terkait dengan kebutuhan nutrisi makro dan
tumbuh kembang mikro nutrien
6. Metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein
7. Metabolisme purin,
pirimidin, porfirin
8. Pembentukan urea
9. Keadaan kenyang dan puasa
10.Tanda dan gejala kecukupan
Nutrisi
5 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem urinari Mini Lecture, Case study,
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi ginjal SGD, Project Based
eliminasi tingkat sel dan 3. Anatomi sistem kardiovaskuler learning (PjBL),
organ serta indikator 4. Fisiologi sistem kardiovaskuler laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 5. Anatomi sistem pernafasan
eliminasi sesuai tumbuh 6. Fisiologi sistem pernafasan
Kembang 7. Anatomi fisiologi kulit .
8. Proses eliminasi sisa metabolisme
9. Proses eliminasi sisa pencernaan
10.Hormon-hormon terkait dengan eliminasi

51
11.Tanda dan gejala masalah eliminasi sisa metabolisme dan
sisa pencernaan

52
53
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Beban Studi : 4 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme di dalam tubuh manusia
dalam mempertahankan fungsi-fungsi kehidupannya. Di dalamnya mencakup
berbagai konsep biologi, anatomi, fisiologi, biokimia, dan fisika yang terjadi
dalam tubuh manusia sesuai dengan tumbuh kembang.

Kompetensi blok 4
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai
dengan tumbuh kembang
2. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai
dengan tumbuh-kembang
3. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai
dengan tumbuh kembang
4. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan tumbuh
kembang

54
No Kompetensi blok 4 Bahan kajian Metoda

1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan 1. Anatomi sistem muskuloskletal Mini Lecture, Case
aktivitas dan latihan sesuai dengan tumbuh 2. Fisiologi sistem muskuloskletal study, SGD, Project
Kembang 3. Anatomi sistem saraf Based learning
4. Fisiologi sistem saraf (PjBL), Lab activities
5. Jenis-jenis latihan
6. Pengukuran ROM
7. Transport pasien .
8. Body aligmerit
9. Mekanika gerak dan gaya
2 Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan 1. Sistem kekebalan tubuh Mini Lecture, Case
aman dan nyaman 2. Anatomi dan fisiologi sistem study, SGD, Project
sesuai dengan tumbuh kembang sensorik Based learning
3. Patient safety (Universal/isolated (PjBL), Lab activities
Precaution : sterilisasi, self
protection)
4. Nosokomial infection
5. Transport pasien
6. Body aligment
7. Anatomi sistem saraf
8. Fisiologi sistem saraf
9. Mekanisme nyeri
10.Mekanisme perubahan suhu tubuh
11.Panas
12.Bunyi dan cahaya

55
No Kompetensi blok 4 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan 1. Anatomi sistem saraf Mini Lecture, Case
istirahat dan tidur sesuai dengan tumbuh 2. Fisiologi sistem saraf study, SGD, Project
kembang 3. Siklus tidur Based learning
4. Irama sirkardian (PjBL), Lab activities
4 Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan 1. Anatomi sistem reproduksi Mini Lecture, Case
seksual sesuai dengan tumbuh kembang 2. Fisiologi sistem reproduksi study, SGD, Project
3. Hormon-hormon terkait sistem Based learning (PjBL)
reproduksi
4. Pemenuhan kebutuhan seksual
5. Penyimpangan-penyimpangan
seksual

56
Deskripsi Mata kuliah semester III

Mata Kuliah : Sistem Kardiovaskuler


Beban Studi : 6 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai tingkat usia
manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata
kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan siklus jantung dan sirkulasi
dalam sel sampai organ. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan
konsep sistem kardiovaskuler dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai
dasar penyelesaian masalah melalui beberapa model belajar yang relevan dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan
melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 6 (Sistem kardiovaskuler)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem kardiovaskuler)
mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan dengan memperhatikan aspek legal dan etis
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia.
3. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi masalah legal dan etis serta membuat keputusan etik pada
pasien dengan masalah pada sistem kardiovaskuler.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia.
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif.

57
No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada sistem kardiovaskuler Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus (kasus-kasus kardiovaskuler yang sering SGD, Project Based
gangguan sistem kardiovaskuler terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, learning (PjBL), Lab
pada berbagai tingkat usia dengan nasional, regional dan internasional) skills, mapping based
memperhatikan aspek legal dan 2. Pengkajian sistem kardiovaskuler learning
etis. 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem kardiovaskuler
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
kardiovaskuler
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder , tetsier pada Mini Lecture, Case study.
kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem kardiovaskuler SGD, Project Based
sistem kardiovaskuler pada learning (PjBL), Lab
berbagai tingkat usia dengan skills
memperhatikan aspek legal dan
etis.
3 Menggunakan hasil-hasil Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal, Case study,
penelitian dalam mengatasi kardiovaskuler SGD
masalah kardiovaskuler

58
No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda
4. Mengidentifikasi masalah legal 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD,
dan etis serta membuat keputusan beneficience, justice, non maleficience, moral Problem Based learning
etik pada pasien dengan masalah right, nilai dan norma masyarakat (PBL)
pada sistem kardiovaskuler. 2. Isue etik dalam praktik keperawatan :
Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
devices
Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban,
dll
4. Perlindungan hukum dalam praktik Keperawatan
5. Pengambilan ke utusan legal etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Otonomi, Case study, SGD,
pada kasus dengan gangguan beneficience, justice, non maleficience, moral Problem Based learning
sistem kardiovaskuler pada right, nilai dan norma masyarakat (PBL)
berbagai tingkat usia 2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pengkajian pada system kardiovaskuler
gangguan sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat usia sesuai 2. Pemasangan infus
dengan standar yang berlaku, 3. EKG
dengan berfikir kreatif dan inovatif 4. Terapi melalui intra vena
sehingga menghasilkan pelayanan 5. Punksi vena
yang, efisien dan efektif

59
60
Mata Kuliah : Sistem Respirasi
Beban Studi : 6 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem respirasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan
sistem respirasi sel. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan
konsep sistem respirasi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi
belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 7 (Sistem Respirasi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem respirasi)
mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
respirasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif.

61
No Kompetensi blok 7 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan dan biokimia system respirasi SGD, Project Based learning
sistem respirasi pada berbagai tingkat 2. Patofisiologi pada sistem respirasi (PjBL), Lab skills, mapping
usia dengan memperhatikan aspek (kasus-kasus respirasi yang sering based learning
legal dan etis. terjadi pada berbagai tingkat usia
di daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem respirasi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
5. Perencanaan/implementasi/
6. Evaluasi keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
7. Dokumentasi asuhan keperawatan
8. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
respirasi (rujukan, PMO, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan tertier pada masalah sistem respirasi SGD, Project Based learning
sistem respirasi pada berbagai tingkat (PjBL), Lab skills
usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.

62
No Kompetensi blok 7 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan dengan respirasi Learning, Case study, SGD
sistem respirasi dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah respirasi

4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem respirasi Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok dan prioritas masalah sistem respirasi
klien dengan gangguan sistem respirasi (klasifikasi kasus sistem respirasi)
pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD, Problem,
kasus dengan gangguan sistem respirasi Otonomi, beneficience, justice, non Based learning (PBL)
pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy

63
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab Skills
keperawatan pada kasus dengan l. Pengkajian pada sistem pernafasan
gangguan sistem respirasi pada berbagai 2.Fisioterapi dada/ postural drainage
tingkat usia sesuai dengan standar yang 3.Terapi O 2
berlaku, dengan berfikir kreatif dan 4.Suctioning
inovatif sehingga menghasilkan 5.Perawatan WSD
pelayanan yang efisien dan efektif 6.Nebulisasi
7.Trakheostomi

64
Mata Kuliah : Sistem Persepsi Sensori
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem persepsi sensori sesuai tingkat usia manusia mulai
dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan fungsi persepsi sensori yaitu penglihatan dan
pendengaran. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan
konsep sistem persepsi sensori dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai
dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan eds. Evaluasi
belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 10 (Sistem persepsi sensori)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 10 (sistem Persepsi Sensori )
mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
sistem persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam
mengatasi masalah persepsi sensori
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi
sensori pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif.

65
No Kompetensi blok 10 Bahan kajian Metoda

1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Mini Lecture, Case study, ,
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia system respirasi SGD, Project Based
sistem persepsi sensori pada 2. Patofisiologi pada sistem persepsi sensori learning (PjBL), Mapping
berbagai tingkat usia dengan (kasus-kasus sistem persepsi sensori yang based learning, Lab skills
memperhatikan aspek legal dan etis. sering terjadi pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem sistem persepsi sensori
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem - sistem persepsi sensori
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
persepsi sensori
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem persepsi sensori
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem persepsi sensori SGD, Project Based
sistem - sistem persepsi sensori pada learning (PjBL), Lab
berbagai tingkat usia dengan skills
memperhatikan aspek legal dan etis.

66
No Kompetensi blok 10 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem persepsi Telaah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan dengan sensori Learning, Case study,
Sistem-sistem persepsi sensori dan SGD
menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah persepsi
sensori
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem persepsi sensori Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok (klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem ;
klien dengan gangguan sistem-sistem persepsi sensori )
persepsi sensori pada berbagai tingkat
usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada l. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem beneficience, justice, non maleficience, moral Problem Based learning
persepsi sensori pada berbagai tingkat right, nilai dan norma masyarakat (PBL)
usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pengkajian pada klien dg masalah sistem
gangguan sistem persepsi sensori persepsi sensori
pada berbagai tingkat usia sesuai 2. Irigasi mata
dengan standar yang berlaku, dengan 3. Tetes mata
berfikir kreatif dan inovatif sehingga 4. Irigasi telinga
menghasilkan pelayanan yang efisien 5. Tetes telinga
dan efektif

67
Deskripsi Mata kuliah semester IV

Mata Kuliah : Sistem Imun dan hematologi


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia
mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini
meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi yaitu
mekanisme pertahanan tubuh; sel-sel darah dan mekanisme pembekuan. Kegiatan
belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem imun dan
hematologi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa
dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 8 (Sistem imun dan hematologi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 8 (sistem imun dan
hematologi) mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun
dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun
dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah imun dan hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar
yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.

68
No Kompetensi blok 8 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Mini Lecture, Case study, SGD,
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia sistem imun dan hematologi. Project Based learning (PjBL),
sistem imun dan hematologi pada 2. Patofisiologi pada sistem imun dan Mapping based learning, Lab
berbagai tingkat usia dengan hematologi (kasus-kasus imun dan skills
memperhatikan aspek legal dan etis. hematologi yang sering terjadi pada
berbagai tingkat usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
3. Pengkajian sistem imun dan hematologi
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem imun dan hematologi
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem imun
dan hematologi
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem imun dan
hematologi (rujukan, Gakin, Jamkesmas)

2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier Mini Lecture, Case study, SGD,
kesehatan dengan kasus gangguan pada masalah sistem imun dan Project Based learning (PjBL),
sistem imun dan hematologi pada hematologi Lab skills
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.

69
No Kompetensi blok 8 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan dengan sistem imun dan hematologi Learning, Case study,
sistem imun dan hematologi dan SGD
menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah sistem imun
dan hematologi
4 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen kasus pada sistem imun dan ~ Case study, SGD '
keperawatan pada sekelompok klien hematologi (klasifikasi kasus dan prioritas
dengan gangguan sistem imun dan masalah sistem imun dan hematologi)
hematologi pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan
etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada l. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem imun dan otonomi, beneficience, justice, non Problem Based learning
hematologi pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan norma (pBL)
masyarakat
2. Nurs advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan l. Pengkajian pada klien dg masalah sistem
gangguan sistem imun dan hematologi imun-dan hematologi
pada berbagai tingkat usia sesuai dengan 2. AGD/Analisa Gas Darah
standar yang berlaku, dengan berfikir 3. Tourniket test
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif

70
71
Mata Kuliah : Sistem Endokrin (blok 11)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik
secara mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan
metabolisme. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep
sistem endokrin dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi
belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 11 (Sistem Endokrin )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (sistem endokrin)
mahasiswa akan mampu:

1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem


endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
sistem endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah endokrin
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif.

72
No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia sistem endokrin SGD, Project Based
sistem endokrin pada berbagai tingkat 2. Patofisiologi pada sistem endokrin learning (PjBL), Lab skills,
usia dengan memperhatikan aspek (kasus-kasus endokrin yang sering mapping based learning
legal dan etis. terjadi pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem endokrin
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem endokrin
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
endokrin
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan sistem endokrin
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan pada masalah sistem endokrin SGD, Project Based
sistem endokrin pada berbagai tingkat learning (FjBL), Lab skills,
usia dengan memperhatikan aspek mapping based learning
legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem endokrin Telaah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan dengan Learning, Case study, SGD
sistem endokrin dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi

73
masalah encernaan

74
No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem endokrin Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok (klasifikasi dan prioritas masalah kasus
klien dengan gangguan sistem sistem endokrin)
endokrin pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD, Problem
kasus dengan gangguan sistem otonomi, beneficience, justice, non Based learning (PBL)
endokrin pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan norma
masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan l. Pengkajian pada klien dg masalah sistem
gangguan sistem endokrin pada endokrin
berbagai tingkat usia sesuai dengan 2. KH
standar yang berlaku, dengan berfikir 3. GDS
kreatif dan inovatif sehingga 4. Injeksi sub kutan
menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif

75
Mata Kuliah : Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulai dari
mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek
yang terkait dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakan nutrien bagi
kehidupan melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga melibatkan kerja
dari sistem saraf, sistem endokrin dan sistem kardiovaskuler. Penggunaan nutrien
di dalam sel dipengaruhi oleh keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung
sistem pencernaan juga mempunyai peranan penting di dalam pemanfaatan
nutrien. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem
muskuloskeletal dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 12 (Sistem Pencernaan )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (system pencernaan)
mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan pencernaan
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
sistem pencernaan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah musculoskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif.

76
No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada sistem Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan pencernaan (kasus-kasus SGD, Project Based learning
sistem pencernaan pada berbagai pencernaan yang sering terjadi pada (PjBL), Lab skills, mapping
tingkat usia dengan memperhatikan berbagai tingkat usia di daerah, based learning
aspek legal dan etis. nasional, regional dan internasional)
2. Pengkajian sistem pencernaan
3. Diagnosa keperawatan pada i
gangguan sistem pencernaan
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
pencernaan
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
pencernaan (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan, primer, sekunder, dan tersier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan pada masalah sistem pencernaan SGD, Project Based learning
sistem pencernaan pada berbagai . (PjBL), Lab skills, mapping ,
tingkat usia dengan memperhatikan based learning
aspek legal dan etis.

77
No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal, Case study,
penelitian yang berhubungan dengan pencernaan SGD
sistem pencernaan dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah pencernaan
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok pencernaan (klasifikasi kasus sistem
klien dengan gangguan sistem pencernaan dan prioritas masalah sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia pencernaan)
dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan ; Case study, SGD, Problem
kasus dengan gangguan sistem otonomi, beneficience, justice, non Based learning (PBL)
pencernaan pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pengkajian pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan pada masalah sistem pencernaan
berbagai tingkat usia sesuai dengan 2. Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
standar yang berlaku, dengan berfikir 3. Bilas lambung (gastric Lavage)
kreatif dan inovatif sehingga 4. Menentukan jenis dan jumlah kalori
menghasilkan pelayanan yang efisien dalam diet
dan efektif 5. Wash-out / Enema

78
6. Colostomy care

79
Mata Kuliah : Komunitas I
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep
keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan
keluarga pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan
keluarga yang baru menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan
balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga
dewasa dan masalah-masalah keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan
yang lazim di Indonesia. Kegiatan belajar meliputi ceramah, diskusi dan
pembahasan kasus.

Kompetensi blok 13 (Komunitas I)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa
akan mampu:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada
asuhan keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga
yang sesuai.
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk
merumuskan masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan
keluarga.

80
Kompetensi blok 13 Bahan kajian Metode
No

1 Mampu menjelaskan 1. Konsep keluarga Mini Lecture, Case studi, SGD, Project
konsep tersebut 2. Konsep keluarga sejahtera Based learning (PjBL), Lab skills
penerapannya pada asuhan 3. Konsep keperawatan keluarga
keperawatan keluarga 4. Ruang lingkup keperawatan keluarga
5. Trend dan isu keperawatan keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga sesuai
kebutuhan tumbuh kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga dengan
masalah kesehatan yang lazim di
Indonesia
2 Apabila diberi data kasus 1. Konsep asuhan keperawatan keluarga Mini Lecture, Case study, SGD, Project
keluarga, mahasiswa 2. Pengkajian keluarga Based learning (PjBL), Lab skills
mampu melakukan asuhan 3. Perumusan masalah keperawatan keluarga
keperawatan keluarga 4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga

81
Mata Kuliah : Sistem Neurobehaviour
Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis tentang sistem neurobehaviour sesuai tingkat usia
manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
gangguan umum neurologi, serebrovaskular, neurovaskuler dan neuropsikologi. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem neurobehaviour dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar
mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi:

Kompetensi blok 9 (Sistem Neurobehaviour)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 9 ( Sistem Neurobehaviour ) mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal etik
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem neurobehaviour dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah neurobehaviour
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan -pada sekelompok klien dengan gangguan sistem neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

82
83
No Kompetensi blok 9 Bahan kajian Metoda

1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Mini Lecture, Case study, SGD,
keperawatan dengan gangguan sistem biokimia system neurobehaviour Project Based learning (PjBL),
neurobehaviour pada berbagai tingkat 2. Patofisiologi pada sistem neurobehaviour Mapping based learning, Lab
usia dengan memperhatikan aspek legal (kasus-kasus neurobehaviour yang sering skills
dan etik terjadi pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem neurobehaviour
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem neurobehaviour
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatari pada gangguan sistem
neurobehaviour
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem neurobehaviour
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)

2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada Mini Lecture, Case study, SGD,
kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem neurobehaviour Project Based learning (PjBL),
sistem neurobehaviour pada berbagai Lab skills
tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.

84
No Kompetensi blok 9 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan neurobehaviour Learning, Case study,
dengan sistem imun dan hematologi SGD
dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah
sistem neurobehaviour
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem neurobehaviour Case study, SGD
asuhan keperawatan pada (klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan gangguan neurobehaviour)
sistem neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada l. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem beneficience; justice, non maleficience, moral Problem Based learning
neurobehaviour pada berbagai right, nilai dan norma masyarakat (pBL)
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pemeriksaan fisik sistem neurologi saraf

85
gangguan sistem neurobehaviour kranial.
pada berbagai tingkat usia sesuai 2. Pemeriksaan tingkat kesadaran.
dengan standar yang berlaku, 3. Pemeriksaan status mental.
dengan berfikir kreatif dan inovatif 4. Pemeriksaan fisik khusus untuk dementia
sehingga menghasilkan pelayanan alzeimer, epilepsi.
yang efisien dan efektif 5. Pemeriksaan EEG
6. Persiapan pemeriksaan lumbal punksi
7. Persiapan memeriksaan CT Scan kepala dan

86
No Kompetensi blok 9 Bahan kajian Metoda
MRI
8. Persiapan -pemeriksaan laboratorium
khusus kasus neurobehaviour.
9. Persiapan pemeriksaan ECT
10. Persiapan pemeriksaan Brain mapping
11. Pengukuran tekanan intrakranial (TIC)
12. Penangan kejang pada anak dan dewasa.
13. Manajemen amuk / perilaku kekerasan.
14. Manajemen halusinasi/waham
15. ,
Manajemen krisis
!16. Penatalaksanaan Terapi perilaku
17. Penatalaksanaan Terapi kognitif
18. Penatalaksanaan Terapi aktifitas kelompok.
19. Penatalaksanaan pemberian psikofarmaka
20. Penatalaksanaan Terapi bermain

87
88
Mata Kuliah : Sistem Endokrin (blok 11)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat
usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam
pengaturan metabolisme. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif
dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 11 (Sistem Endokrin )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (sistem endokrin) mahasiswa akan mampu:

1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah endokrin
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai
tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

89
90
No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia sistem endokrin SGD, Project Based
sistem endokrin pada berbagai tingkat 2. Patofisiologi pada sistem endokrin learning (PjBL), Lab skills,
usia dengan memperhatikan aspek (kasus-kasus endokrin yang sering mapping based learning
legal dan etis. terjadi pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem endokrin
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem endokrin
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
endokrin
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan sistem endokrin
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan pada masalah sistem endokrin SGD, Project Based
sistem endokrin pada berbagai tingkat learning (FjBL), Lab skills,
usia dengan memperhatikan aspek mapping based learning
legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem endokrin Telaah jurnal, Discovery
penelitian yang berhubungan dengan Learning, Case study, SGD

91
sistem endokrin dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah encernaan

92
No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem endokrin Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok (klasifikasi dan prioritas masalah kasus
klien dengan gangguan sistem sistem endokrin)
endokrin pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD, Problem
kasus dengan gangguan sistem otonomi, beneficience, justice, non Based learning (PBL)
endokrin pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan norma
masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan l. Pengkajian pada klien dg masalah sistem
gangguan sistem endokrin pada endokrin
berbagai tingkat usia sesuai dengan 2. KH
standar yang berlaku, dengan berfikir 3. GDS
kreatif dan inovatif sehingga 4. Injeksi sub kutan
menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif

93
94
Mata Kuliah : Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai
tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakan nutrien bagi kehidupan melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga
melibatkan kerja dari sistem saraf, sistem endokrin dan sistem kardiovaskuler. Penggunaan nutrien di dalam sel dipengaruhi oleh
keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung sistem pencernaan juga mempunyai peranan penting di dalam pemanfaatan
nutrien. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam
mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 12 (Sistem Pencernaan )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (system pencernaan) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah musculoskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai
tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

95
96
No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada sistem Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan pencernaan (kasus-kasus SGD, Project Based learning
sistem pencernaan pada berbagai pencernaan yang sering terjadi pada (PjBL), Lab skills, mapping
tingkat usia dengan memperhatikan berbagai tingkat usia di daerah, based learning
aspek legal dan etis. nasional, regional dan internasional)
2. Pengkajian sistem pencernaan
3. Diagnosa keperawatan pada i
gangguan sistem pencernaan
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
pencernaan
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
pencernaan (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan, primer, sekunder, dan tersier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan pada masalah sistem pencernaan SGD, Project Based learning
sistem pencernaan pada berbagai . (PjBL), Lab skills, mapping ,
tingkat usia dengan memperhatikan based learning
aspek legal dan etis.

97
No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda
3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal, Case study,
penelitian yang berhubungan dengan pencernaan SGD
sistem pencernaan dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah pencernaan
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok pencernaan (klasifikasi kasus sistem
klien dengan gangguan sistem pencernaan dan prioritas masalah sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia pencernaan)
dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan ; Case study, SGD, Problem
kasus dengan gangguan sistem otonomi, beneficience, justice, non Based learning (PBL)
pencernaan pada berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pengkajian pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan pada masalah sistem pencernaan
berbagai tingkat usia sesuai dengan 2. Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
standar yang berlaku, dengan berfikir 3. Bilas lambung (gastric Lavage)
kreatif dan inovatif sehingga 4. Menentukan jenis dan jumlah kalori
menghasilkan pelayanan yang efisien dalam diet
dan efektif 5. Wash-out / Enema

98
6. Colostomy care

99
Mata Kuliah : Komunitas I
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga
sejahtera, asuhan keperawatan keluarga pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang baru
menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja,
keluarga dewasa dan masalah-masalah keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan belajar
meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Kompetensi blok 13 (Komunitas I)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa akan mampu:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada asuhan keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga yang sesuai.
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk merumuskan masalah keperawatan menggunakan format
analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan keluarga.

100
101
Kompetensi blok 13 Bahan kajian Metode
No

1 Mampu menjelaskan 1. Konsep keluarga Mini Lecture, Case studi, SGD, Project
konsep tersebut 2. Konsep keluarga sejahtera Based learning (PjBL), Lab skills
penerapannya pada asuhan 3. Konsep keperawatan keluarga
keperawatan keluarga 4. Ruang lingkup keperawatan keluarga
5. Trend dan isu keperawatan keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga sesuai
kebutuhan tumbuh kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga dengan
masalah kesehatan yang lazim di
Indonesia
2 Apabila diberi data kasus 1. Konsep asuhan keperawatan keluarga Mini Lecture, Case study, SGD, Project
keluarga, mahasiswa 2. Pengkajian keluarga Based learning (PjBL), Lab skills
mampu melakukan asuhan 3. Perumusan masalah keperawatan keluarga
keperawatan keluarga 4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga

102
103
Deskripsi Mata kuliah semester V

Mata Kuliah : Sistem Muskuloskeletal (blok 14)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan Minis keperawatan tentang sistem muskuloskeletal sesuai
tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi sistem muskuloskeletal dalam melindungi organ vital (otak, jantung, paru), penyokong tubuh, memproduksi panas
tubuh, reservoir sel-sel darah merah matur, reservoir mineral penting, dan melakukan fungsi pergerakan tubuh. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem
muskuloskeletal dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 14 (Sistem Muskuloskeletal )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (sistem muskuloskeletal) mahasiswa akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal dan menggunakan hasil-hasil
penelitian 'dalam mengatasi masalah muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

104
105
No Kompetensi blok 14 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada sistem muskuloskeletal Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan (kasus-kasus musculoskeletal yang sering SGD, Project Based
sistem muskuloskeletal pada berbagai terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, learning (PjBL), Lab
tingkat usia dengan memperhatikan nasional, regional dan internasional) skills
aspek legal dan etis. 2. Pengkajian sistem muskuloskeletal
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem muskuloskeletal
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
Musculoskeletal
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem muskuloskeletal
(rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem SGD, Project Based
sistem muskuloskeletal pada berbagai muskuloskeletal learning (PjBL), Lab
tingkat usia dengan memperhatikan skills
aspek legal dan etis.

3 Mengidentifikasi masalah-masalah 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case study,


penelitian yang berhubungan dengan 2. Hasil-hasil penelitian terkait sistem SGD
sistem muskuloskeletal dan muskuloskeletal
menggunakan hasil-hasil penelitian

106
dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal

No Kompetensi blok 14 Bahan kajian Metoda


4 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan: Otonomi, Case study, SGD
keperawatan pada sekelompok klien dengan beneficience, justice, non maleficience, moral
gangguan sistem muskuloskeletal pada right, nilai dan norma masyarakat
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan 2. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
aspek legal dan etis Malpraktik, neglected,
3. pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan),
pertanggungjawaban, dll
4. Perlindungan hukum dalam praktik
5. Keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis

5 Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD, Problem
dengan gangguan sistem muskuloskeletal beneficience, justice, non maleficience, moral right, Based learning (PBL)
pada berbagai tingkat usia nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy

107
6 Mendemonstrasikan intervensi keperawatan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
pada kasus dengan gangguan sistem 1. Pengkajian pada sistem muskuloskeletal
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia 2. Body movement / body mechanic
sesuai dengan standar yang berlaku, dengan 3. Pain management
berfikir kreatif dan inovatif sehingga 4. Ambulasi dini
menghasilkan pelayanan yang efisien dan 5. Fiksasi dan imobilisasi
efektif 6. Wound care
7. ROM exercise
8. Pijat bayi

108
Mata Kuliah : Komunitas II
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas II adalah membahas konsep dasar keperawatan gerontik, teori-teori biologis, psikologis,
sosial, kultural dan spiritual pada proses penuaan dan standar keperawatan gerontik. Penerapannya pada asuhan keperawatan gerontik
pada lansia dengan masalah kesehatan fisik, psikososial, kultural dan spiritual yang lazim; asuhan keperawatan gerontik pada lanjut
usia menjelang ajal; strategi promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia; dan dukungan terhadap orang yang terlibat dalam perawatan
lansia.

Kompetensi blok 16 (Komunitas II)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 16 Komunitas II mahasiswa akan mampu :
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan
menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
2. Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan
menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
3. Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan
konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4. Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia di institusi

109
110
No Kompetensi blok 16 Bahan kajian Metoda
1 Bila diberi data kasus lansia di 1. Konsep dasar keperawatan gerontik Mini Lecture, Case
keluarga, peserta didik mampu 2. Teori-teori penuaan studi, SGD, Project
menyusun rencana asuhan 3. Perubahan bio-psiko-sosial-spiritual-cultural yang Based learning
keperawatan lansia dengan lazim terjadi pada proses menua (PjBL), Lab skills
menggunakan konsep-konsep 4. Komunikasi terapeutik pada sasaran lansia
dasar keperawatan gerontik dan 5. Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan
sesuai dengan langkah-langkah biologis I
proses keperawatan 6. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah
psikososial
7. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah social
cultural
8. Asuhan keperawatan kritikal pada lansia
9. Asuhan keperawatan lansia menjelang ajal
10. Program nasional kesehatan lansia
11. Terapi medik yang lazim digunakan pada lansia
khususnya terkait masalah hipertensi, gangguan
pernafasan (COPD/asma), gangguan berkemih,
osteoporosis/osteoarthritis, rasa sakit/nyeri, terapi
cairan serta hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
atau selama lansia menggunakan Program nasional
kesehatan lansia
12. Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi
kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat

111
lansia

112
No Kompetensi blok 16 Bahan kajian Metoda
2 Bila diberi data kasus lansia di 1. Konsep asuhan keperawatan kelompok Mini Lecture,Case
kelompok, peserta didik mampu 2. Pengkajian kelompok study, SGD, Project
menyusun rencana asuhan 3. Perumusan masalah keperawatan kelompok Based (earning
keperawatan lansia dengan 4. Diagnosis keperawatan kelg (PjBL), Lab skills
menggunakan konsep-konsep 5. Prioritas diagnosis keperawatan kelompok
dasar keperawatan gerontik dan 6. Perencanaan kep. Kelompok
sesuai dengan langkah-langkah 7. Evaluasi kep. kelompok
proses perawatan

113
114
Deskripsi Mata kuliah semester VI

Mata Kuliah : Sistem Perkemihan (blok 17)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang Sistem Perkemihan sesuai
tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi Sistem Perkemihan . Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan
komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem Perkemihan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah.

Kompetensi blok 17 (Sistem Perkemihan)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (Sistem Perkemihan) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah Perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem Perkemihan pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

115
116
No Kompetensi blok 17 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan keperawatan 1. Patofisiologi pada Sistem Perkemihan Mini Lecture, Case study,
dengan kasus gangguan Sistem (kasus-kasus Sistem Perkemihan yang SGD, Project Based
Perkemihan pada berbagai tingkat usia sering terjadi pada berbagai tingkat usia learning (PjBL), Lab
dengan memperhatikan aspek legal dan di daerah, nasional, regional dan skills
etis. internasional)
2. Pengkajian Sistem Perkemihan
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
Sistem Perkemihan
4. Perencanaan implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Perkemihan
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem perkemihan
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan Sistem masalah Sistem Perkemihan SGD, Project Based
Perkemihan pada berbagai tingkat usia learning (PjBL), Lab
dengan memperhatikan aspek legal dan skills
etis.
3 Mengidentifikasi masalah-masalah 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case study,
Penelitian yang berhubungan dengan 2. Hasil-hasil penelitian terkait Sistem Perkemihan SGD
Sistem Perkemihan dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi

117
masalah Perkemihan

No Kompetensi blok 17 Bahan kajian Metoda


4 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen kasus pada Sistem Perkemihan Case study, SGD
keperawatan pada sekelompok klien (klasifikasi kasus Sistem Perkemihan dan
dengan gangguan Sistem perkemihan prioritas masalah Sistem Perkemihan )
pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan as ek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem beneficience, justice, non maleficience, moral Problem Based learning
perkemihan pada berbagai tingkat usia right, nilai dan norma masyarakat (PBL)
2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan 1. Pengkajian pada sistem perkemihan
gangguan sistem perkemihan pada 2. Kateterisasi urin
berbagai tingkat usia sesuai, dengan 3. Peritonial dialisa
standar yang berlaku, dengan berfikir 4. Irigassi blas
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif

118
119
Mata Kuliah : Sistem Reproduksi (blok 18)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang Sistem Reproduksi sesuai
tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan reproduksi, anatomi fisiologi sistem reproduksi,
perkembangan seksualitas dan reproduksi, respon seksualitas dan reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan
dengan seksualitas dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan
komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem Reproduksi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah.

Kompetensi blok 18 (Sistem Reproduksi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 18 (Sistem Reproduksi ) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah Reproduksi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem Reproduksi pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

120
121
No Kompetensi blok 18 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada Sistem Reproduksi Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus gangguan (kasus-kasus Sistem Reproduksi yang sering SGD, Project Based
Sistem Reproduksi pada berbagai terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, learning (PjBL), Lab
tingkat usia dengan memperhatikan nasional, regional dan internasional) skills
aspek legal dan etis. 2. Pengkajian Sistem Reproduksi
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
Sistem Reproduksi
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem Reproduksi
(rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada Mini Lecture,, Case study,
kesehatan dengan kasus gangguan masalah Sistem Reproduksi SGD, Project Based
Sistem Reproduksi pada berbagai learning (PjBL), Lab
tingkat usia dengan memperhatikan skills
aspek legal dan etis
3 Mengidentifikasi masalah-masalah 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case study,
penelitian yang berhubungan dengan 2. Hasil-hasil penelitian terkait Sistem SGD
Sistem Reproduksi dan Reproduksi
menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah

122
Perkemihan

No Kompetensi blok 18 Bahan kajian Metoda


4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada Sistem Reproduksi Case study, SGD
asuhan keperawatan pada (klasifikasi kasus Sistem Reproduksi dan
sekelompok klien dengan gangguan prioritas masalah Sistem Reproduksi )
Sistem Reproduksi pada berbagai
tingkat usia dengan memperhatikan
as ek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem beneficience, justice, non maleficience, moral Problem Based learning
reproduksi n pada berbagai tingkat right, nilai dan norma masyarakat (PBL)
usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
keperawatan pada kasus dengan l. Pemeriksaan ibu hamil
gangguan sistem reproduksi pada 2. PP test
berbagai tingkat usia sesuai dengan 3. Prosedur menolong persalinan
standar yang berlaku, dengan berfikir 4. Resusitasi bayi baru lahir
kreatif dan ulovatif sehingga 5. Pemeriksaan fisik pasca persalinan : lochea,
menghasilkan pelayanan yang efisien mamae, fundus uteri
dan efektif 6. Senam hamil
7. Senam psot partum
8. Senam Kegel Exercise

123
9. Pemeriksaan payu dara (Sadari)

124
Mata Kuliah : Komunitas III
Beban Studi :
Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan komunitas, program-program kesehatan/kebijakan
pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas dan pembahasan yang
terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan komunitas, meliputi
keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja, keperawatan di rumah ("homecare"), keperawatan jiwa masyarakat,
jaminan mutu layanan keperawatan komunitas dan isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas, dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dart pemeliharaan kesehatan. Mata ajar ini berguna dalam memahami berbagai area
khusus dalam keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami
mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta isu/kecenderungan yang terjadi; dan atau prasyarat untuk mengikuti mata
ajar keperawatan komunitas III. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, pembahasan kasus dan praktikum.

Kompetensi Blok 19 (Komunitas III)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 19 Komunitas III mahasiswa akan mampu :

1. Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat-sakit.
2. Apabila dihadapkan pada situasi area khusus praktek keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan
keperawatan komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan
kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan komunitas.

125
No Kompetensi blok 19 Bahan kajian Metoda
1 Pada akhir pembelajaran, A. Pengantar kesehatan komunitas dan konsep Mini Lecture, Case study,
mahasiswa mampu dasar keperawatan komunitas SGD, Project Based
merencanakan asuhan 1. Pengertian kesehatan, indicator sehat, Learning (PjBL), Lab skills
keperawatan komunitas dalam karakteristik dan perilaku sehat
rentang sehat-sakit. 2. Kesehatan komunitas
3. Konsep dasar keperawatan komunitas
B. Asuhan keperawatan komunitas
1. Peran dan fungsi keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan komunitas
3. Program evaluasi : definisi, tujuan, manfaat,
tahapan, metode/alat
4. Proses belajar mengajar di komunitas
C. Program-program kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah kesehatan utama di
Indonesia
1. Pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan pemukiman
2. Program pembinaan kesehatan komunitas

126
2 Apabila dihadapkan pada situasi 1. Konsep promosi kesehatan Mini Lecture, Case Study,
area khusus praktek keperawatan 2. Program promosi kesehatan SGD, Project Based
komunitas, mahasiswa mampu 3. Konsep perawatan di rumah learning (PjBL), Lab skills
menyusun rencana asuhan 4. Program perawatan di rumah
keperawatan komunitas fokus 5. Konsep keperawatan kesehatan sekolah
pada peningkatan 6. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah
7. Program Usaha Kesehatan Sekolah

No Kompetensi blok 19 Bahan kajian Metoda


2 kesehatan dan pencegahan penyakit 8. Konsep keperawatan kesehatan kerja
minimal pada area sekolah dan 9. Asuhan keperawatan kesehatan kerja
kesehatan kerja tersebut dengan 10. Program kesehatan kerja
menggunakan langkah proses 11. Konsep kesehatan jiwa masyarakat
keperawatan 12. Asuhan keperawatan jiwa masyarakat
komunitas. 13. Program kesehatan jiwa masyarakat
14. Isu kecenderungan pada empat area/setting praktek
keperawatan komunitas

127
128
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas manajemen keperawatan yang meliputi manajemen pelayanan keperawatan, manajemen asuhan
keperawatan. Fokusnya pada penggunaan keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui
manajemen pelayanan keperawatan dan memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan keperawatan.

Kompetensi blok 20 (Manajemen Keperawatan)


Setelah menyelesaikan Mata Kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
2. Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
3. Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4. Melakukan simulasi pengarahan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
5. Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
6. Melakukan simulasi asuhan keperawatan penyelesaian konflik pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
7. Melakukan simulasi penerapan teori perubahan pada pelayanan keperawatan

129
130
No Kompetensi blok 20 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi pada penerapan gaya 1. Konsep kepemimpinan: Mini Lecture, Case
kepemimpinan yang efektif saat memberikan 2. Teori kepemimpinan Study, SGD
pelayanan keperawatan maupun asuhan 3. Karakteristik Kepemimpinan
keperawatan. 4. Gaya kepemimpinan

2 Melakukan simulasi pembuatan perencanaan , Konsep


1. Konsepperencanaan
perencanaan Mini Lecture, Case
pelayanan keperawatan maupun asuhan 2. Teori Manajemen
keperawatan. 3. Visi, misi, filosofi, tujuan, sasaran
4. Analisa SWOT
5. Budgeting
6. Standar keperawatan
3 Melakukan simulasi pengorganisasian Konsep pengorganisasian: Mini Lecture, Case
pelayanan keperawatan maupun asuhan 1. Struktur organisasi study, SGD
2. Job description, job analisis, job
evaluasi
3. Staffing
4. Prinsip staffing
5. Pengembangan staf
4 Melakukan simulasi pengarahan pelayanan Konsep pengarahan Mini Lecture, Case
keperawatan maupun asuhan keperawatan 1. Pengarahan study, SGD
2. Pendelegasian
3. Komunikasi
4. Supervisi
5. Kepemimpinan

131
No Kompetensi blok 20 Bahan kajian Metoda
5 Melakukan simulasi pada pendelegasian Konsep pengendalian Mini Lecture, Case
pelayanan keperawatan maupun asuhan 1. Teknik, fungsi pengendalian study, SGD
keperawatan 2. Quality improvement
3. Performance Appraisal

132
133
Deskripsi Mata kuliah semester VII

Mata Kuliah : Keperawatan kegawat-daruratan multi sistem


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait berbagai sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai lansia.
Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 21 (Keperawatan kegawat-daruratan)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawat daruratan ) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada
individu dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan, kegawat daruratan I terkait multi sistem pada
individu dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait
multi sistem dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan I terkait multi sistem pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan I pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kegawat daruratan I pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

134
135
No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada kasus syok, multi trauma Mini Lecture, Case study,
keperawatan dengan kasus dan over dosis dan keracunan obat pada SGD, Project Based
kegawatan, kedaruratan dan berbagai tingkat usia di daerah, nasional, Learning (PjBL), Lab
kegawat daruratan terkait multi regional dan internasional skills, mapping based
sistem pada individu dengan 2. Pengkajian sistem pada kasus learning
berbagai tingkat usia dengan syok, multi trauma dan over
memperhatikan aspek legal dan etis. dosis dan keracunan obat
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
4. Perencanaan implementasi/
evaluasi keperawatan pada
gangguan pada kasus syok, multi trauma dan ,
over dosis dan keracunan obat
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan pada kasus syok, multi
trauma dan over dosis dan keracunan obat
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)

136
2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada, Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus kegawatan masalah pada kasus syok, multi trauma dan over SGD, Project Based
kedaruratan dan kegawat daruratan dosis dan keracunan obat Learning (PjBL), Lab
terkait multi sistem pada individu skills

No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda


dengan berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis

3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait pada kasus syok, multi Telaah jurnal, Case study,
penelitian yang berhubungan dengan trauma dan over dosis dan keracunan obat SGD
kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan terkait multi sistem pada
individu dengan berbagai tingkat usia
dan menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi masalah
kegawatan; kedaruratan dan kegawat
daruratan

137
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen pada kasus syok, multi trauma dan over Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok dosis dan keracunan obat (klasifikasi pada kasus
klien dengan kegawatan, kedaruratan syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan
dan kegawat daruratan terkait multi obat dan prioritas masalah pada kasus syok, multi
memperhatikan aspek legal dan etis trauma dan over dosis dan keracunan sistem pada
berbagai tingkat usia

5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, Case study, SGD, Problem
kasus dengan gangguan sistem beneficience, justice, non maleficience, moral Based learning (PBL)
kegawatan, kedaruratan dan right, nilai dan norma masyarakat
kegawat daruxatan pada berbagai 2. Nursing advocacy
tingkat usia

No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda


6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan pada kegawatan, Lab skills
keperawatan pada kasus dengan kedaruratan dan kegawat daruratan
gangguan sistem kegawatan, 1. Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan
kedaruratan dan kegawat daruratan kegawat daruratan
pada berbagai tingkat usia sesuai 2. Triase
dengan standar yang berlaku, 3. BCLS

138
dengan berfikir kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan pelayanan
an efisien dan efektif

139
Deskripsi Mata kuliah semester VIII

Mata Kuliah : Keperawatan kegawat-daruratan


Beban Studi II : 3 SKS
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait berbagai sistem pada kelompok dan masyarakat sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan
sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 22 (Keperawatan kegawat-daruratan II)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawadaruratan II) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem
pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait "multi sistem
pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait
multi sistem pada "kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam
mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia

140
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai
tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif.

141
No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan keperawatan Patofisiologi pada kasus asidosis metabolik (DM, Mini Lecture, Case study,
dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan Luka bakar), stroke pada periode akut, Head SGD, Project Based learning
kegawat daruratan terkait multi sistem pada injury (PjBL), Lab skills, mapping
kelompok dan masyarakat dengan berbagai based learning
tingkat usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.

2 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus kegawatan, pada kasus asidosis metabolik (DM, Luka SGD, Project Based
kedaruratan dan kegawat daruratan bakar), asidosis respiratorik (respiratory learning (PjBL), Lab
terkait multi sistem pada kelompok dan failure, henti nafas) stroke pada periode skills
masyarakat dengan berbagai tingkat akut, Head injury
usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.

3 Mengidentifikasi masalah-masalah Hasil-hasil penelitian terkait kasus Telaah jurnal, Case study,
penelitian yang berhubungan dengan asidosis metabolik (DM, Luka bakar), SGD
kegawatan, kedaruratan dan kegawat asidosis respiratorik (respiratory failure,
daruratan terkait multi sistem pada henti nafas)stroke pada periode akut, Head
kelompok dan masyarakat dengan injury
berbagai tingkat usia dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan

142
No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda
4 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen kasus asidosis metabolik (DM, Luka Case study, SGD
keperawatan pada sekelompok klien dengan bakar), asidosis respiratorik (respiratory failure,
kegawatan, kedaruratan dan kegawat henti nafas)stroke pada periode akut, Head injury
daruratan terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai
tingkat usia dengan memperhatikan aspek
legal dan etis

5 Melaksanakan fungsi advokasi pada 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
kasus dengan gangguan sistem otonomi, beneficience, justice, non Problem Based learning
kegawatan, kedaruratan dan kegawat maleficience, moral right, nilai dan norma (pgL)
daruratan pada berbagai tingkat usia masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi 1. Pengkajian pada kasus asidosis Lab skills
keperawatan pada kasus dengan metabolik. (DM, Luka bakar), asidosis
gangguan sistem kegawatan, respiratorik (respiratory failure, henti
kedaruratan dan kegawat danuatan pada nafas) stroke pada periode akut, Head
berbagai tingkat usia sesuai dengan injury
standar yang berlaku, dengan berfikir 2. Management klien dengan terpasang
kreatif dan inovatif sehingga ventilator
menghasilkan pelayanan yang efisien 3. Monitoring CVP
dan efektif

143
144
Mata Kuliah : Skripsi
Beban Studi : 4 sks
Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari riset keperawatan yang mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi
masalah keperawatan yang harus diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan penelitian dan membuat
laporan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian.

Tujuan Mata Kuliah :


Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawabkan melalui uji sidang skripsi

Bahan Kajian :
1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif
2. Metoda Penelitian Kesehatan
3. Statistik
4. Sumber-sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku teks ataupun jurnal dan webbsite sesuai
topik penelitian

Daftar Pustaka
Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul
Gunakan website sesuai dengan topik bahasan :
 http://en.wikipedia.org

145
 http://yahoo.co.id
 http://google e.com
 Proquest

146
Model Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Keperawatan

Ners

Tahap Profesi
36 SKS
S. Kep
Praktik 30%

Tahap Akademik
144 – 160 SKS

Teori 70%

147
Pola Pendidikan Ners dan Sistem Uji Kompetensi sebelum kelulusan

Tahap Profesi Uji Kompetensi


(internship) (work entry/ STR
( exit exam) (RN)

Tahap
Akademik

Penamaan kelulusan :
Setelah menyelesaikan tahap akademik, lulusan akan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan "S.Kep" dan setelah tahap profesi
lulusan akan mendapat sebutan profesi "Ners"

148
KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI

Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran
sebagai ners. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa
program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Program pendidikan profesi ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan sarjana keperawatan. Artinya, tahap ini
dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS (mengacu pada PP no. 4
pendidikan kedinasan) atau setara magister ( SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan tahap profesi keperawatan
merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan
asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.

Pengembangan kurikulum pendidikan tahap profesi terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi yang harus diikuti oleh
seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program pendidikan profesi. Kurikulum institusi pendidikan
tahap profesi terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan 40% kurikulum yang mencirikan institusi. Dengan demikian; diharapkan
seluruh institusi pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.

Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 - 3 semester dengan perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 4
jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam, maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304: 48 jam).

149
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi

Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai :


1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care Provider).
2. Manajer asuhan klien.
3. Community Leader.

B. Kompetensi Lulusan Pendidikan Tahap Profesi

Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan patokan dalam penentuan kompetensi yang
harus dikuasai oleh seorang ners di berbagai institusi penyelenggara pendidikan ners di seluruh Indonesia.

Kompetensi ini dijabarkan kedalam unit kompetensi :


1. Kompetensi lulusan Pendidikan tahap Profesi difokuskan pada kemampuan:
a. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal.
b. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di tatanan klinik dan komunitas dengan menggunakan hasil penelitian, serta
menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan.
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
d. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

2. Unit Kompetensi lulusan Pendidikan tahap Profesi:


a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab
d. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien ditatanan klinik dan komunitas
e. Mampu menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik
g. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien

150
h. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif

i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan
j. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mampu menggunakan prinsip-prinsip berkesinambungan dalam praktik
m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan
o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
r. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di menerapkan asuhan keperawatan komunitas
u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan
rehabilitatif
v. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutultan klien
w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan ruangan keperawatan secara berkelompok
y. Mampu mengorganisasikan manajemen berkelompok
z. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
aa. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota timnya
bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan

151
152
C. Kaitan Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian

NO KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI AREA PENCAPAIAN


1. Berkomunikasi secara efektif 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif Diseluruh area praktik
dalam menjalin hubungan dalam pemberian asuhan keperawatan keperawatan
inter personal 2. Mampu menggunakan keterampilan
interpersonal yang efektif dalam kerja tim
3. Mampu menggunakan teknologi dan informasi
kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
2. Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses keperawatan Diseluruh area praktik
keperawatan professional di dalam menyelesaikan masalah klien kritis, keperawatan terutama area
tatanan klinik dengan logis dan eds dalam mengembangkan asuhan keperawatan medikal
menerapkan aspek etik dan keperawatan bedah,. anak, maternitas,
legal 2. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas dan jiwa
secara holistik, kontinyu dan konsisten
3. Mampu menggunakan teknologi dan infonnasi
kesehatan secara efektif
4. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk
mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
5. Mampu menggunakan prinsip-prinsip
peningkatan kualitas

153
NO KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI AREA PENCAPAIAN
6. berkesinambungan dalam praktik
7. Mampu mempertahankan lingkungan yang
aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen
resiko
8. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan ;
9. Mampu memberikan dukungan kepada tim
asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatari yang diberikan
10. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang
kondusif
11. Mampu mengembangkan potensi diri untuk
meningkatkan kemampuan professional
12. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan
profesi keperawatan
13. Menggunakan hasil penelitian untuk
diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
3 Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses keperawatan Di area keperawatan
keperawatan professional di dalam menyelesaikan masalah klien di tatanan gerontik, keluarga, dan
tatanan komunitas komunitas komunitas.
2. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di

154
masyarakat dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas

155
NO KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI AREA PENCAPAIAN
3. Mampu mengembangkan program yang
kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam
aspek promotif preventif, kuratif dan
rehabilitatif
4. Mampu melaksanakan terapi modalitas/
Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien
4 Mengaplikasikan 1. Mampu merencanakan kebutuhan ruangan Keperawatan Medikal
kepemimpinan dan keperawatan secara berkelompok Bedah, Anak, Jiwa dan
manajemen keperawatan 2. Mampu mengorganisasikan manajemen Komunitas.
ruangan keperawatan secara berkelompok
Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik
di dalam tim
3. Mampu memberikan pengarahan kepada
anggota tim nya
4. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota
timnya
5. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan kondisi ruangan

156
157
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Tahap Profesi

Pendidikan tahap profesi merupakan kelanjutan dari tahap pendidikan program sarjana keperawatan dimana tahap ini peserta
didik mengaplikasikan teori dan konsep yang didapat selama proses pendidikan sarjana. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan
tahap profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini :

1. Calon peserta pendidikan tahap profesi:


- Lulus pendidikan sarjana keperawatan
- Lulus uji kompetensi ( 12 kompetensi inti dan kompetensi tambahan yang diperlukan untuk wahana praktik tertentu)
2. Tersedianya wahana praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis,
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan tahap profesi, buku log, dan modul praktik.
4. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelenggaraan pendidikan profesi.
5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada
pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk mencapai kompetensi profesional seorang ners.

Matrik sebaraa Mata kuliah Pendidikan Profesi

Jumlah SKS
Stase Mata Kuliah Kurikulum Kurikulum
inti institusi
I Keperawatan Medikal Bedah 5
II Keperawatan Anak 2
III Keperawatan Maternitas 3
IV Keperawatan Jiwa 2
V Manajemen keperawatan 2
VI Keperawatan Gadar 2

158
VII Keperawatan Gerontik 2
VIII Keperawatan Keluarga dan Komunitas 4
Jumlah 22 36

Penatalaksanaan : Stase I - VIII dapat dilaksanakan secara paralel dan tidak ada prasyarat karena diasumsikan setiap lulusan
pendidikan tahap akademik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk tahap profesi.

159
E. Deskripsi mata kuliah

1. Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Beban Studi : 5 SKS

Deskripsi Mata Kuliah

Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap ketika melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan pada orang dewasa. Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan
pada klien dewasa dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan satu sistem
(organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya.

Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada orang dewasa.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid .
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis, Ca paru .
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH.
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrotit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis akut, Kolelitiasis akut.
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid.
- Keamanan fisik : Leukemia, Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS. - Mobilitas fisik: fraktur.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau lain dari setiap klien yang unik.

160
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dewasa.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan orang dewasa.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
1. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
q. Berkontribusi dalam-mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solvingfor better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case testluji kasus (SOCA - Student Oral Case Analysis)

161
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portofolio

162
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

2. Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan keluarganya, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia (neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah
dan remaja ) dalam konteks keluarga yang bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak sakit
akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita sakit, dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan ditatanan klinik.

Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak dengan berbagai tingkat usia dalam konteks
keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara
efektif dan bertanggung jawab
c. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid, Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Thalasemia

163
- Bayi dart anak dengan gangguan eliminasi akibat ketainan kongenital : Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia,
Labiopalatoschiziz
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit: Diare, DHF, NS
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile DM, Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik : Leukemia, ITP, Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis,
Hyperbilirubinemia, Kejang e.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien anak dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien anak dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada klien anak dalam konteks
keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
pada klien anak dalam konteks keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
1. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor

164
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

165
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case testluji kasus (SOCA - Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing: Caring for Children. New Jersey: Prentice Hall
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric Surgical Patient. Maryland: Aspen Publication
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their families: The continuum of care. Philadelphia:
W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut : Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wong's Nursing Care of Infants and Children ". (8th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry, Wilson. (2008). Wong's Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St. Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian : Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families. Redwood City: Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures. Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year Book
Wong, D.L, Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St. Louis: Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th edition), St. Louis: Mosby.

166
3. Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Beban : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan
dengan keperawatan maternitas dalam konteks keluarga

Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari prenatal, intranatal dan post natal serta yang
mengalami masalah pada sistem reproduksi dan pengatwan kehamilan.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta
yang mengalami masalah pada sistem reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada system
reproduksi dan pengaturan kehamilan.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal : merencanakan program keluarga berencana.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.

167
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah
pada system reproduksi dan pengaturan kehamilan.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan maternitas.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
b. Log book
c. Direct Observasional of Prosedure skill
d. Case test/uji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis)

168
e. Critical insidence report.
f. OSCE
g. Problem solving skill
h. Kasus lengkap, kasus singkat
i. Portfolio

169
Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care Plans Guidelines for Individualizing Client Care
Across The life Span. 7th Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology Care The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby
Company. St. Louis. Toronto. Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice. 7"'
Edition. Pearson Education, Inc. Upper Saddle River. New Jersey. United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999. Maternity Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London,
Philadelphia, Sydney, Toronto. -
May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990. Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and Childbearing
Family. . J.B. Lippincott Company Philadelphia. Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco, London, Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and Childbearing Family. J.B.
Lippincott Company Philadelphia. London Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney. Niswander Kenneth R. 1983.
Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science
International, Ltd, Tokyo.
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

4. Mata ajar : Keperawatan Gerontik


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : Telah melalui praktek

Deskripsi Mata Ajar :

170
Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan gerontik.

Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan
potensial serta untuk meningkatkan kualitas hidup klien.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien usia lanjut.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim .
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung Jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio, hipertensi.
- Eliminasi : BPH.
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal .
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik .
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien usia lanjut.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan usia lanjut.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.

171
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan .
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Metoda evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case testluji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Porffolio

Daftar pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition. Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol et all. (2004).Fundamentals of Nursing. Philadelphia : JB Lippincott Company
Tyson, S.R (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders company.
Wold, G.H. (1999). Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby.

172
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

5. Mata ajar : Keperawatan Jiwa


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Ajar


Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan tahapan program yang menghantarkan mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan rehabilita.tif serta memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.

Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam
konteks keluarga dan masyarakat melalui penerapan terapi modalitas keperawatan.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif bertanggung jawab.

173
d. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-spiritual
terutama masalah gangguan-jiwa dengan core problem; liallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh Did,
Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Did. peserta pratik melakukan proses keperawatan jiwa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien.
h. Mendemonstrasikan keterampilan. teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan jiwa.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

174
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA - Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Pustaka
Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3.
Philadelphia : RA Davis Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St. Louis: Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing. AddisonWesley, California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth Edition, Mosby. St. Louis.
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St. Louis; Mosby.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care. Philadelpia. Lippincott.

--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

175
6. Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil
penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat darurat.
Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai
tingkat usia yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ) ataupun beberapa
sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis.
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis , krisis tiroid.
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat.
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat.

176
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat:
resusitasi/RJP/BHD.
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat
usia dalam keadaan gawat darurat (Triage).
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak
klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan .
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabiiitas asuhan keperawatan yang diberikan .
m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
p. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendeiegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book

177
2. Direct Observational of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6 Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

7. Mata ajar : Manajemen Keperawatan


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata kuliah:


Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat
menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang sesuai
dengan keadaan saat ini.

Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan
menerapkan berbagai gaya kepimpinan yang efektif. Selama praktek mahasiswa memprakarsai perubahan yang efektif dan inovatif
dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.

178
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktek profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif bertanggung jawab:
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara berkelompok.
e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok.
f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim.
g. Memberikan pengarahan kepada anggota timnya.
h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya.
i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya.
j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan.
k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi
keperawatan.
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien.

Metoda pembelajaran.
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.

179
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solvingfor better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill.
3. Case testluji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis).
4. Critical insidence report.
5. OSCE.
6. Problem solving skill.
7. Kasus lengkap, kasus singkat.
8. Portfolio .

Daftar Pustaka

Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing . New Jersey: Prentice- Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994). Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B Saunders.
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work. WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby
Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing. Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory management and Leadership for Nurses. London: Jones and Bartlett
Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing management and leadership :Sudbury: Jones and Bartlett
Publishers

180
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

8. Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas


Beban Studi : 4 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan tahapan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi
profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan primer,
sekunder dan tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan
potensial, menjalankan fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini terkait dengan
keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program
pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kerjasama dengan lintas program dan
sektoral

Kompetensi
Setelah melaksanakan praktek profesi mahasiswa memiliki kemampuan :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas.
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas .
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap individu, keluarga, kelompok dan
komunitas klien yang unik .

181
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara individu, keluarga, masyarakat dan komunitas.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif
agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif
melalui pemberdayaan masyarakat.
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas.
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten. Menjalankan fungsi advokasi untuk
mempertahankan hak individu, keluarga, masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan.
m. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan .
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien.

Daftar Pustaka
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health nursing. Third edition. California: Appleton &
Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W. B. Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip -prinsip dasar. Jakarta: Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice for promoting health. St. Louis: Mosby years
books
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.

182
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case testluji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

183
METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada pendidikan ners dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang
berfokus pada mahasiswa / Student Centered Learning (SCL). Metoda pembelajaran pada program pendidikan Sarjana Keperawatan
dan program pendidikan profesi.

A. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada tahap akademik pendidikan Sarjana Keperawatan
1. Metoda pembelajaran pada pendidikan Sarjana Keperawatan di antaranya
a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau
mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan
b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau
mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan
c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus tersebut
d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu
pengetahuan
e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok
g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat
rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual Instruction (C : Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata dan melakukan studi lapang/ terjun di
dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori
i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis dengan
menunjukkan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan
informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen

2. Evaluasi Pembelajaran pada tahap akademik Pendidikan Sarjana Keperawatan

184
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi
disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

2.1 Tujuan Evaluasi.

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :


a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d. Untuk memotivasi peserta didik
e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik

2.2. Metode Penilaian

a. Evaluasi Kompetensi
Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik
(Miller's Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan
(Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik konsep, teori, prinsip, maupun indikasi, cam melakukan, komplikasi,
dan sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan
(Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah melihat demonstrasinya).
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi (memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan
pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervisi.

185
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini dan memiliki pengalaman
untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini secara mandiri.

b. Strategi Evaluasi Penilaian


Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
a. OSCE (Objective Stuctured Clinical Examination)
b. Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question)
c. Permasalahan (Case Study)
d. Reflective Learning
e. Observasi
f. Oral Test
g. Presentasi
h. Projek
i. Laporan

c. Evaluasi Proses
l. Evaluasi Pelaksanaan
2. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
3. Evaluasi Dosen oleh Dosen

B. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi Keperawatan

Metoda pembelajaran pada tahap profesi berfokus pada pelaksanaan pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta
didiknya. Sedangkan kegiatan evaluasi pada tahap profesi ini lebih terfokus pada pembuktian bahwa peserta didik telah memiliki
kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan kemandirian dalam menjalankan kompetensinya sebagai cerminan kewenangan telah
dimiliki.

186
Metoda Pembelajaran pada pendidikan program profesi

Metoda belajar peserta didik pada tahap profesi ini meliputi :


- Diskusi kasus
- Presentasi Kasus
- Seminar ilmiah kecil
- Kegiatan prosedural keperawatan
- Asuhan keperawatan klien (bertahap)
- Rotasi tugas sesuai preseptor

Evaluasi Pendidikan Program Profesi


- Log book
- Direct Observasional of Prosedure skill
- Case test/uji kasus (SOCA -Student Oral Case Analysis)
- Critical insidence report.
- OSCE
- Problem solving skill
- Kasus lengkap, kasus singkat
- Portfolio

187
188
EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEGIATAN PROFESI NERS PADA TIAP AREA KEPERAWATAN

LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP


ITEM PENILAIAN KETERANGAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Prerequisite : I
l. Laporan pendahuluan: C1 -C6
Penguasaan tentang kasus yang
akan dikelola

2. Kemampuan berkomunikasi
terapeutik AI-A4
a. Mampu memperlihatkan sikap
Empat
b. Mampu mendengarkan
secara aktif
c. Mampu memberikan respon
verbal dan non verbal
(sentuhan, bahasa tubuh)
berdasarkan kebutuhan klien

189
3. Mampu mempersiapkan Ruang, S1-S4
Alat dan Tempat

190
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
ITEM PENILAIAN KETERANG
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Komponen Kemampuan Klinik
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Klinik

1. Pengkajian
a. Melakukan pengkajian secara holistik
tepat dan akurat pada klien pada berbagai
tingkat melalui pendekatan sistematik
b. Melakukan anamnesa untuk mendapatkan
riwayat kesehatan
c. Melakukan pemeriksaan fisik dengan
Cepat
d. Mengenali abnormalitas hasil pemeriksaan
Penunjang untuk mendukung
Menetapkan masalah keperawatan
Sebagai landasan dalam merumuskan
Diagnosa keperawatan

191
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP KETERAN
ITEM PENILAIAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai
hasil pengkajian
a. Mengenal masalah
b. Menganalisa data
c. Merumuskan masalah dan faktor penyebab
faktor resiko

3. Perencanaan
Menyusun perencanaan keperawatan
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menentukan kriteria keberhasilan
d. Menetapkan tindakan keperawatan yang
dapat mengatasi masalah baik bersifat
mandiri maupun kolaboratif dengan

192
mempertimbangkan aspek budaya etik dan
legal.

193
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP KETERANG
ITEM PENILAIAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

194
4. Implementasi
a. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
prosedur (SOP) dengan memperhatikan
prioritas dan patient safety pada klien.
b. Menyampaikan pesan dengan tepat dan jelas
c. Melakukan kolaborasi dengan tim tes
d. Melakukan tindakan melalui kegiatan
observasi, dan mandiri
e. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai
masalah klien.

5. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi keperawatan
Menilai
1. Perkembangan kondisi klien
2. Memodifikasi, merubah intervensi
keperawatan sesuai kebutuhan klien.

195
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
ITEM PENILAIAN KETERAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
1. Menuliskan data secara sistematis dan jelas
yang menggambarkan kondisi pasien yang
sesungguhnya.
2. Mendokumentasikan dengan menggunakan
IT
3. Membuat catatan tentang perkembangan
keadaan pasien dan menuliskan rencana
tindak lanjut untuk pasien

196
Komponen Kemampuan
Manajerial/Management Ruangan
1. Pengkajian
a. Melakukan Kajian situasi

2. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan
1. Perencanaan sumber daya
2. Merencanakan sarana dan prasarana
3. Merencanakan pembiayaan

197
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
ITEM PENILAIAN KETERAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun instrumen dan mengidentifikasi
perilaku kesehatan pada keluarga kelompok
tertentu dan masyarakat
2. Mengkaji sumber-sumber yang tersedia
pada keluarga, kelompok-kelompok khusus
dan masyarakat

2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan
Diagnosa keperawatan pada keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan masyarakat
1. Mengenali masalah kesehatan/keperawatan
pada keluarga, kelompok, kelompok khusus
dan masyarakat
2. Merumuskan masalah, faktor penyebab dan
faktor resiko

198
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
ITEM PENILAIAN KETERAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3. Perencanaan
Menyusun perencanaan keperawatan keluarga,
kelompok, kelompok khusus, dan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan indikator keberhasilan
c. Menentukan strategi intervensi
d. Menentukan intervensi sesuai dengan
sumber-sumber kekuatan yang ada pada
keluarga, kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat dengan pertimbangan aspek
budaya, etik dan legal

4. Implementasi
Melakukan implementasi dengan
mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan keluarga, kelompok, kelompok

199
khusus dan masyarakat (patient safety)

200
LEVEL PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
ITEM PENILAIAN KETERAN
KEMAMPUAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5. Evaluasi
Melakukan evaluasi
a. Menilai perkembangan perilaku keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat
b. Memodifikasi, merubah intervensi
keperawatan sesuai kebutuhan keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat

Proses Bimbingan diawali dengan :

1. Bimbingan penuh dan supervise ketat


2. Supervisi ketat
3. Bimbingan minimal
4. Mandiri

201
PROSES KEGIATAN BELAJAR DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kegiatan dalam tahap profesi dilaksanakan dalam program internsif meliputi tahap observasi, tahap bimbingan, dan tahap mandiri
berfokus pada :

No Penilaian Kompetensi Indikator


1. Proses Keperawatan Mahasiswa menyelesaikan masalah klien (individu, keluarga,
masyarakat) dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan dokumentasi
2 Pendidikan Kesehatan Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan dan
penyuluhan kesehatan klien untuk melakukan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier.
3 Legal – Etik Mahasiswa memilih tindakan sesuai dengan SOP, tanggung jawab, dan
kewenangannya.
4 Fungsi Advokasi Mahasiswa dapat bertindak untuk membela kepentingan (hak-hak) pasien
5 Lintas Budaya Mahasiswa mengidentifikasi masalah klien yang terkait dengan budaya
serta penyelesaiannya
6 Keterampilan Teknis Mahasiswa melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan SOP
7 Melakukan terapi modalitas atau komplementer Mahasiswa mampu melakukan minimal satu jenis terapi modalitas sesuai
dengan kebutuhan klien

202
203
PEDOMAN IMPLEMENTASI KBK PROFESI
PENDIDIKAN NERS

Pengantar

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KBK pada
program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK
profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan memverifikasinya
dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan kompetensi tersebut.

Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada kurikulum konvensional lalu. Pada
kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur
keperawatan dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu
pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program
internship dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai PRESEPTOR / MENTOR.

Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin keterlaksanaan layanan pasien
yang berkualitas serta menjamin keberadaan peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan
tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin
dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk
menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya
diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien
terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program profesi ini adalah 36 sks (dari yang
sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998).

Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara
aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat

204
keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik
dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai
dan memenuhi syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelum peserta didik di proses dalam yudisium
kelulusan sebagai ners.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap persiapan, implementasi dan proses
bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai pada kegiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan
proses bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan tentang model
bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program
profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan kompetensi yang disertai dengan kewenangan
dari peserta didik dapat dicapai.

A. FASE PERSIAPAN

Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum tahap
implementasi program profesi dijalankan. Tahap persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan
praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai selama program profesi, mata kuliah
yang harus dilaksanakan pada program profesi; penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik
dan pencapaian kompetensi.

A. 1. Ketentuan pelaksanaan praktik


- Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
- Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan, pasal 1 ayat 1 & 2 tentang pendidikan profesi serta
pasal 5 ayat 2 & 3).
- Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks = 22 sks untuk kompetensi utama dan 20% kompetensi
global serta 20% untuk kompetensi pendukung (penciri institusi).
- Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi
(H1N1), Flu Burung (H1N5), asuhan keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan
menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi

205
ini dapat dimasukkan pada MK tertentu seperti KMB, ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/ EMERGENSI dengan
menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi seandainya dapat terakomodasi ke dalam MK yang
sudah ada.
- Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester 8 program akademik).
- Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari
institusi tersebut.
- Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan
RS terkait.
- Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah :
I. Pemeriksaan fisik.
II. Prosedur pemberian obat secara 12 benar.
iii. Pemberian -oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural drainage.
iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral.
v. Prosedur pemasangan kateter urin.
vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).
vii. Prosedur pencegahan cedera.
viii. Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).
ix. Perawatan luka
x. Pemberian transfusi darah dan produknya.
xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.
xii. Pendokumentasian dan pelaporan.

- Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh:
jika akan menempatkan peserta- didik di RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi
uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik
di RS jiwa, maka beberapa kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Tempi Aktifitas Kelompok (TAK) harus
dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.

206
- Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya dapat
dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai.
- Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya
ditujukan untuk kepentingan langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi kasus.

A. 2 Persyaratan pelaksanaan praktik


- Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi. - Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai
preseptor / mentor sudah memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preseptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR /
MENTOR.
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor /Mentor.
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan. Tersedia buku log untuk mahasiswa.
- Setiap mahasiswa memiliki "nursing kit".

A. 3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi


a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
b. Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun-beraktifitas)
c. Educator (Pendidik kesehatan kepada sistem klien)
d. Manager (Pengelola asuhan)
e. Researcher (Peneliti Pemula)
f. Profit lain yang mendukung visi /penciri institusi.

A. 4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi


a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.

207
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di komunitas dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap
pasien yang unik. -
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.

Sub-kompetensi / unit kompetensi


1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien
yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan
manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)

208
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
*)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan
mempertahankan hubungan kalaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir mengembangkan asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan kesehatan.
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif)

Keterangan:
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan program mentoring dan preseptoring

209
A. 5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJA.RAN PRAKTIK


l. Mampu melakukan l. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam Komunikasi
komunikasi yang efektif dalam Terapeutik
memberi asuhan 2.Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
3.Teknik Komunikasi Terapeutik
4.Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai
tingkat usia dengan berbagai kondisi
5.Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
6.Komunikasi Sosial, Budaya dan Keyakinan
7.Komunikasi Profesional dalam Pelayanan Kesehatan
/ Keperawatan
8.Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan
dan verbal format (presentasi)
2. Mampu menerapkan l. Penerapan etika RS, etika layanan keperawatan, etika
pengetahuan, kerangka etik dan profesi
legal dalam sistem kesehatan 2.Penerapan kode etik keperawatan
yang berhubungan dengan 2.Mempertahankan hak pasien
keperawatan. 3.Profesionalisme keperawatan
3. Mampu membuat keputusan 4.Hukum kesehatan.
etik 5.Pengambilan keputusan etik terkait pasien
6. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri
dan limpahan), pertanggungjawaban, dll
7.Fungsi advokasi
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK

210
4. Mampu memberikan asuhan i. Mempertimbangkan latar belakang pasien dan
peka budaya dengan menghargai menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan.
sumber-sumber etnik, agama ii. Menerapkan holistic care pada klien
atau faktor lain dari setiap pasien ii. Menerapkan transcultural nursing
yang unik. *) v. Menggunakan pendekatan agama, kepercayaan, dan
spiritual dalam praktik keperawatan
v. Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif
atau pelengkap (complementary nursing)
5. Mampu menjamin kualitas l. Menerapkan proses keperawatan
asuhan holistik secara kontinyu 2. Menerapkan konsep Caring, Holism dan Humanism
dan konsisten *) 3. Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya
4. Mempertahankan spiritualitas/Religiositas
5. Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas
6. Menggunakan Teknologi Informasi dalam
keperawatan

7. Mempertahankan kualitas
8. Melakukan pendidikan kesehatan
9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien
10. Melakukan Prosedur Keperawatan dengan handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.

6. Mampu menggunakan teknologi 1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan


dan informasi kesehatan secara dalam mengakses teknologi terkini dalam
efektif keperawatan dan kesehatan.
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome

211
keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)

7. Mampu menggunakan proses 1. Penerapan Keperawatan Maternitas dalam Konteks


keperawatan dalam Keluarga.
menyelesaikan masalah klien *) 2. Penerapan Keperawatan Medikal Bedah
3. Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga
4. Penerapan Keperawatan pada lansia
5. Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat
6. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Kardiovaskuler
7. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan
Trauma Multisistem
8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dan
Bencana
9. Penerapan keperawatan Kesehatan Jiwa
10. Penerapan keperawatan Keluarga
11. Penerapan keperawatan Home Care
12. Penerapan keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesehatan kerja, LTKS)
14. Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada
berbagai kondisi termasuk terapi komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan holistik,
preventif, promotif, kuratif, restorative, rehabilitatif,
consolation of the dying.

212
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
8. Mampu menjalankan fungsi 1.Menggunakan hak moral dalam pengambilan
advokasi untuk keputusan
mempertahankan hak klien agar 2.Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan
dapat mengambil keputusan keputusan
untuk dirinya *) 3. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga
dalam pelayanan kesehatan
9. Mampu menggunakan prinsip- Self management of learning
prinsip peningkatan kualitas 1.Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
berkesinambungan dalam praktik 2.Aktif dalam kegiatan ilmiah
3.Membaca artikel ilmiah keperawatan.
4.Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan
ke rawatan.
10. Mampu mendemonstrasikan Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis
keterampilan teknis keperawatan (keterampilan dasar dan
keperawatan yang sesuai keterampilan khusus) sesuai dengan tingkat usia
dengan SOP *) di setia tatanan layanan kesehatan.
11. Mampu mengkolaborasikan 1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien
berbagai aspek dalam pemenuhan dengan profesi lain.
kebutuhan kesehatan klien *) 2.Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain
terkait kondisi pasien.

213
12. Mampu melaksanakan terapi 1.Menerapkan terapi komplementer seperti massage,
modalitas sesuai dengan terapi sentuhan, pernapasan efektif, herbal.
kebutuhan *) 2.Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti
yoga pranayama, meditasi

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


13. Mampu mempertahankan 1 Mengkaji situasi pelayanan 1 asuhan keperawatan.
lingkungan yang aman secara .2 Mengikuti alur penanganan pasien
konsisten melalui penggunaan .3 Mengorganisasikan kegiatan layanan
strategi menjamin kualitas dan .4 Menerapkan pengelolaan kasus.
manajemen resiko 5. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan
.
14. Mampu melaksanakan pelayanan 1 Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan kerja
kesehatan sesuai dengan . (K3)
kebijakan yang berlaku dalam 2 Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP
bidang kesehatan *) 3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar dalam
. asuhan keperawatan.
4 Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan
. dalam mempertahankan K3

dilema tentang terapi.


3. Membahas tentang diet dan nilai2lab yang relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak,
klien dewasa, ibu hamil, dan masyarakat.

214
16. Mampu memberikan dukungan 1. Menerapkan dinamika kelompok (team building)
kepada tim asuhan dengan 2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau anggota
mempertahankan akontabilitas tim.
asuhan keperawatan yang 3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai
diberikan *) untuk klien, keluarga, sejawat, dan masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam
mengelola konflik, memperkenalkan perubahan.
17. Mampu mewujudkan lingkungan 1. Berkomunikasi Profesional dan kaitannya dengan
bekerja yang aman Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keaneka
ragaman Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan K3.
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior, atau profesi
lain.

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


18. Mampu menggunakan 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk
keterampilan interpersonal yang kepentingan kepuasan pelanggan, dalam
efektif dalam kerja tim dan berkolaborasi dan kerja tim.
pemberian asuhan keperawatan 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak
dengan mempertahankan lain yang terkait.
hubungan kolaboratif *)
19. Mampu merancang, 1. Mengidentiftkasi fenomena klien dan lingkungan
melaksanakan proses penelitian 2. Menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian.
sederhana serta memanfaatkan 3. Mengembangkan instrumen penelitian
hasil penelitian dalam upaya 4. Melakukan pengumpulan data
peningkatan kualitas asuhan 5. Menganalisis data
keperawatan. 6. Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.

215
20. Mampu mengembangkan pola 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan
pikir kritis, logis dan etis dalam efisien serta sistematis.
mengembang kan asuhan 2. Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah
keperawatan klien.

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


21. Mampu mengikuti perkembangan 1. Menggunakan perangkat komputer dan
ilmu dan teknologi di bidang jaringan dalam mengakses teknologi
keperawatan dan kesehatan. terkini dalam keperawatan dan kesehatan
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan
outcome keperawatan (NIC NOC atau
lainnya)
22. Mampu mengembangkan potensi 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah
diri untuk meningkatkan keperawatan.
kemampuan professional 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan
dan keperawatan.
23. Mampu berkontribusi dalam
mengembangkan profesi
keperawatan

216
24. Mampu mengembangkan potensi 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat
diri untuk mempertahankan 2. Mewujudkan perubahan yang positif untuk
kompetensi (deskriptif) kepentingan klien, layanan, dan profesi.

A. 6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi.

- Melakukan berkomunikasi efektif Dilakukan untuk kegiatan: (24 sks-


kurikulum inti)
- Membantu melaksanakan - Keperawatan Medikal Bedah (5 sks).
pendidikan kesehatan - Keperawatan Anak (2 sks).
- Keperawatan Jiwa (2 sks).
- Keperawatan Maternitas (3 sks).
- Mengelola administrasi keperawatan - Keperawatan Kedarurat-gawatan (2 sks).
- Keperawatan Komunitas / kelg (4 sks).
- Berpartisipasi aktif sebagai anggota - Keperawatan Gerontik (2 sks)
tim. - Penerapan manajemen keperawatan
(2 sks).
- Mampu menerapkan aspek etik dan
legal dalam praktek keperawatan. Beban studi yang dimuat dalam
kurikulum ini adalah 60% (inti),
sedangkan sisanya 20'/ mated uu global
- Mampu melaksanakan asuhan (dapat dimasukkan dalam beban studi
keperawatan professional di klinik MKSMB, Anak, atau lainnya) serta 20%
dan di komunitas. penciri institusi dapat dimasukan ke
dalam MK yang ada atau membual MR
baru yang sesuai).

217
- Mampu mengaplikasikan
kepemimpinan dan manajemen
keperawatan.
- Mampu menjalin hubungan
interpersonal.
- Mampu melakukan penelitian
sederhana sebagai peneliti pemula.
- Mampu mengembangkan
profesionalisme secara terus
menerus atau belajar sepanjang
hayat.

A. 7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi

Kompetensi Wahana praktik


Utama RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di komunitas.
Pendukung / isu global RS tipe A, B, B pendidikan, C_ _
Lain2 (penciri institusi) Sesuai kebutuhan

Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan kerjasama yang bersifat saling menguntungkan,
meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga
diharapkan dapat mewujudkan peningkatan layanan yang berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta didik, pembimbing
akademik, dan para preseptor/ mentor.

218
Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua pihak dalam proses belajar peserta didik baik
pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi
kesehatan / keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak pendidikan dan peserta didik mengidentifikasi
fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera dicari solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian atau
proyek dengan melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis oleh kedua pihak yang terlibat
dalam kegiatan penelitian ini.

Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan oleh pihak pendidikan bersama pelayanan
dengan mengembangkan program-program pelatihan untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan pada pasien yang kemudian diterapkan secara terrencana dan
sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.

B. FASE PELAKSANAAN

B. 1 Komposisi stase:
I II III IV V VI VII VIII IX X XI

U U
K K

1, 1,
2, 4,
3 5,
dst 8
dst

Semester 1 Semester 2 Semester 3

219
Matrik diatas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd VIII merupakan kegiatan praktik mentoring/preseptoring untuk kurikulum
inti program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi kompetensi
pendukung dan lain2 apabila tidak dapat diintegrasikan ke dalam 8 stase.

Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya, semester pertama program profesi dapat
diintegrasikan ke dalam semester VIII program pendidikan sarjana keperawatan.

220
B. 2 Model bimbingan

B.2.1 Preceptoring l mentoring

Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir sama (interchangeably): Perbedaannya
adalah; pada program mentoring, proses pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek
dan pembimbingan diberikan secara intens.

Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para preseptor / mentor
kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor /
mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga
ketika lulus mampu menjadi profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik suatu program
"ANTARA" yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang handal dan
kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi.

Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah preseptor karena durasi hanya kurang lebih satu
tahun dan berlangsung secara intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki akontabilitas
sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili peserta didik.

B.2.2 Preseptee (peserta didik)

Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk
menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan
berperan sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun telah
memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.

Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upay4 untuk mempertahankan layanan pasien yang berkualitas dan keberadaan
peserta didik tidak merupakan pihak yang didaya gunakan karena ketidak cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga

221
gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai
lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga
untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau
tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada
peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks.

Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi sudah diminimalisasi, sebaliknya pada
pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan
subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan seseorang yang bertindak sebagai pembimbing
dan preseptor bukan hanya memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya dalam
memberikan asuhan klien kepada peserta didik.

B.2.3 Definisi tentang Preseptor:


- Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja
di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor.
- la harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengalaman praktik kepada peserta didik;
biasanya seorang perawat praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang mampu
mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai "model peran" untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tertentu dengan tujuan tertentu
mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional"

B.2.4 Kriteria preseptor /mentor


1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005,
pasal 36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik
minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal
31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .

222
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor
sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas
rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. Peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya.

B.2.5 Kemampuan preseptor /mentor


 Berkomunikasi secara baik dan benar.
 Model peran profesional.
 Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.
 Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
 Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.
 Cukup mengenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.
 Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.

B.2.6. Tugas pokok preseptor / mentor


 Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus / Course Study Guide / modul
praktik dari institusi pendidikan.
 Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik.
 Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik berlangsung.
 Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi
oleh peserta didik. Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah transisional
tersebut diatas.

223
 Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik.
 Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta
didik selama belajar di klinik.
 Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan\j personal dan profesional kepada peserta didik.
 Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik. 11 /

B.2.7 Metoda pembelajaran peserta didik

Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/ mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan post conference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran 1.)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.

Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu program preseptoring sudah
berlangsung.

B.2.8 Pelaksanaan kegiatan program men toring/preseptoring


a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.
Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus menjalani beberapa hal yang
merupakan kegiatan wajib yaitu:
- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman preseptorship dan program
kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.

224
- Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS selama 2 hari. Pelatihan informal
ini meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti berikut:
1. kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan.
2. sifat layanan yang diberikan.
3. jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
4. aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat,
bakaran, dll.
5. kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk :
 Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
 Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
 berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar peserta didik.
 Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan peserfa didik.
 Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik.
 Menyepakati kontrak belajar

b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.

Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan memberikan kepada setiap preseptor/mentor
beberapa kasus klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya,
setiap preseptor/mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya.

Setiap preseptor/mentor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Preseptor/mentor harus memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya tidak menyamaratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi dari masing2 peserta didik, walaupun ia
harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang ners
dan telah lulus uji masuk klinik.

225
Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan, mengoperasionalkan
komputer, mengantarkan klien keluar ruang rawat.
Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana peserta didik ditempatkan.
Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan diskusi kasus. Mendengarkan ners
spesialis atau konsultan ketika memberikan ceramah atau pencerahan bagi perawat.

c. Pelimpahan kewenangan dilakukan tertahap melalui:


- Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta didik telah memiliki kemampuan melaksanakan prosedur
sesuai dengan tingkat kemahiran ketrampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan prosedural dapat diberikan
selama minggu pertama dan maksimal sampai minggu kedua.
- Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik dimulai dengan klien yang memiliki tingkat
ketergantungan yang paling rendah (misal: mandiri). Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan dengan tingkat
ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga. Kemudian
secara bertahap diberikan klien dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.
- Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik diminta untuk selalu melaporkan secara lisan
tentang cara melakukan, respon klien, dan hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor /mentor.
Pelimpahan kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan dari awal sejak peserta didik menjalani program
internship. Kewenangan melaporkan lisan kemudian secara bertahap dilanjutkan dengan melaporkan terhilis dalam
bentuk menulis laporan di kartu pasien / kardex dan selalu ditanda tangani oleh preseptor / mentor berdampingan
dengan tanda tangan peserta didik.
- Setiap peserta didik tidak selalu hams memiliki klien dengan jenis ketergantungan yang sama. Preseptor/mentor harus
memahami dan meyakini kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan.

Apabila peserta didik dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat yang lebih sulit, maka ia
tidak diperkenankan meneruna pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima kewenangan
pada tingkat berikutnya.

226
- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing-masing sehingga setiap Peserta didik
mengetahui kemana harus pergi jika mau bertanya, , melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal-hal
tentang kliennya.
- Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar kecil diruangan masing-masing sesuai
dengan kompetensi dan kewenangan yang harus diperolehnya melalui klien masing2.

d. Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring /mentoring.


- Setiap preseptor/mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran peserta didik, format penilaian proses belajar,
dan critical incidence report book untuk mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau jelek, kesalahan
yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau
orang lain.

- Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang asuhan klien kepada peserta didik, maka
tanggung jawab dan tanggung gugat tentang klien tetap berada pada mentor / preseptor. Namun, apabila peserta didik
sudah memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang telah didelegasikan, maka tanggung
jawab dan tanggung gugat secara internal ruangan telah dimiliki oleh peserta didik.

- Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris dilakukan dengan memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan komunikasi berbahasa Inggris baik ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.
- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap pertengahan proses belajar dan di akhir proses belajar di
suatu ruang rawat.

- Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan penilaian / umpan balik tentang peran preseptor oleh
peserta didik.

227
B. 3 Evaluasi kompetensi
Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu: - log book
- laporan pada preseptor / mentor
- proses pelaporan pada dinas berikut
- format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational procedure skills test; case test/ uji kasus).
- Student Oral Case Analyses (SOCA)
- Critical incidence report.

Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui pendelegasian kewenangan. Disamping itu,
ada beberapa kompetensi tambahan yang harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan
menjadi praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien), kemampuan
mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara
berkualitas, ekualitas dan perbedaan.

Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan dalam bentuk uji kompetensi sebelum
yudisium. Ketika peserta didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk
mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogya yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk mendapatkan remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.

228
PENUTUP

Kurikulum adalah jantung penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu bagian yang sangat vital ini perlu tenus di kaji, di
telaah dan ditata kembali agar institusi pendidikan berjalan dengan sehat, benar dan sesuai tujuan yang diharapkan dengan senantiasa
menyesuaikan perkembangan IPTEK sehingga lulusan pendidikan profesi Ners memiliki kemampuan memberikan layanan kesehatan
yang berkualitas.

Semenjak adanya himbauan dan tuntutan dari pemerintah tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disetiap
satuan pendidikan maka AIPNI terus-menerus melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan KBK tersebut. AIPNI telah menyusun
rancangan buku kurikulum berbasis kompetensi pendidikan sarjana keperawatan tahun 2006 dan telah di sempurnakan untuk
digunakan pada tahun 2008. Hingga saat ini kurikulum tersebut telah digunakan secara luas oleh Institusi pendidikan keperawatan di
Indonesia dan di sempurnakan kembali tahun 2010 ini dengan sebutan Kurikulum Pendidikan Ners.
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) yang merupakan satu-satunya wadah bagi penyelenggara pendidikan Ners di
Indonesia serta merupakan representasi dari institusi pendidikan keperawatan Indonesia secara terus menerus meng-update kurikulum
yang ada. Tujuannya adalah agar ketatalaksanaan, keterlaksanaan, dan dampak dari penyelenggaraan pendidikan tersebut dapat
optimal. Kesepakatan bersama dengan seluruh anggota dalam menyusun dan mengimplementasikan isi kurikulum KBK program
pendidikan ners adalah kurikulum inti sebanyak 60%, kurikulum penciri institusi (unggulan) 20% dan kurikulum global 20%.

Harapan kami dengan adanya buku Implementasi Kurikulum KBK Program Pendidikan Ners maka dapat memandu setiap
institusi pendidikan keperawatan di Indonesia dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan benar sehingga peserta didik dalam
mencapai kompetensi maksimal d4n berdampak pada peningkatan kualitas layanan keperawatan di mfisyarakat.

229
DAFTAR PUSTAKA

Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in Kramer, M. (1993). Preceptorship ploicy: a tool for success,
Journal of Continuing Education in Nursing, 24 (6), 274-276.

NMC. (2002). Supporting nurses and midwives through lifelong learning. London: NMC.

Gaberson, K. B., & Oermann, M. H. (1999). Clinical Teaching Strategies in Nursing. Teaching of nursing. New York: Springer
Publishing Company.

230
Lampiran 1.

TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK

Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari proses belajar sehingga kegiatan belajar
diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian
kewenangan yang sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana peserta didik yang di anggap belum mampu untuk mendapatkan
tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk menerima pendelegasian tersebut.

Waktu Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien


/mggu Pada setiap stase
Tindakan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
prosedural mandiri minimal sedan tinggi
1-2 v
2-3
dst

231

Anda mungkin juga menyukai