Anda di halaman 1dari 11

Air Tanah 3 Kecamatan di Jakbar

Tercemar Limbah
reporter : Hendi Kusuma | editor : Widodo Bogiarto | Selasa, 22 April 2014 11:48 WIB |
dibaca 5905 kali

( Foto : Beritajakarta.com)

Limbah industri dan budaya buruk warga yang membuang sampah ke sungai-sungai makin
memperparah kualitas air tanah di Jakarta Barat. Bahkan, saat ini tercatat ada tiga kecamatan
yang kualitas air tanahnya terus memburuk dan tidak layak konsumsi. Ketiga kecamatan itu
adalah, Kalideres, Cengkareng, dan Tambora.

"Tercemarnya air tanah akibat minimnya rasa tanggungjawab warga dan pemilik industri
yang membuang limbahnya sembarangan "

"Tercemarnya air tanah akibat minimnya rasa tanggungjawab warga dan pemilik industri
yang membuang limbahnya sembarangan," kata Zaki Reza, Kepala Seksi Pengawasan Kantor
Pengelola Lingkungan Hidup (KPLH) Jakarta Barat, Selasa (22/4).

Akibat merosotnya kualitas air tanah, warga pun tidak dapat memanfaatkan air tanah untuk
kebutuhan rumah tangganya. Warga khawatir, penggunaan air tanah yang sudah tercemar
akan menyebabkan gangguan kesehatan. Untuk itulah, warga kemudian terpaksa menambah
anggaran belanjanya dengan membeli air bersih yang dijual para pedagang air keliling.

Zaki menjelaskan, air tanah di tiga kecamatan itu mayoritas tercemar limbah berbahaya B3
atau limbah rumah tangga. Menurutnya, ada tiga faktor penyebab tercemarnya air tanah,
yakni limbah pabrik yang dibuang di sungai atau dibiarkan menyerap ke tanah, industri
rumah tangga yang belum memiliki pengolahan limbah sehingga membuang limbahnya ke
sungai, dan perilaku buruk warga yang enggang membuat sepitank. 
Zaki menambahkan, Pemprov DKI sudah melakukan upaya pencegahan agar pencemaran air
tanah tidak makin parah, yakni dengan menerbitkan Peraturan Gubernur No 69 tahun 2013
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kesehatan dan Usaha.

"Dalam pergub tersebut sudah diatur tentang ukuran batas atau kadar limbah yang bisa
ditoleransi," ujarnya.  

Dalam pergub tersebut, ada 17 industri penghasil limbah yang telah diatur agar tidak
memcemari lingkungan. Ke-17 jenis industri itu adalah, industri lapisan logam, penyamakan
kulit, tekstil, farmasi, pengolahan ikan, makanan, susu dan makanan susu, minuman ringan,
sirup, minyak nabati, sabun,margarin, deterjen, mobil, elektronik, baterai, baterai timbal-
asam (aki), percetakan dan kosmetik.

Dia menghimbau agar industri menyediakan tempat pengelolahan limbah, seperti di daerah
Setia Budi Jakarta Selatan.

"Jika tidak dihiraukan kita akan panggil dan dikenakan denda. Besaran denda tergantung 
keputusan dari Pemprov DKI, kita hanya mencoba mediasi," tuturnya.

http://www.beritajakarta.com/read/1615/Air_Tanah_3_Kecamatan_di_Jakbar_Tercemar_Limbah#.
Vm6zmV5wvIU

Contoh Studi Kasus Pencemaran Air


  Studi Kasus Pencemaran Air Sungai di Bandung

           Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi
kehidupan dan kehidupan manusia.Salah satu fungsi sungai yang utama saat ini asalah fungsinya
sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik
untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kegiatan sector perindustrian.Kelestarian fungsi
lingkungan sungai dapat terancam oleh penurunan kualitas airnya. Gejala penurunan kualitas air
sungai sekarang ini telah diamati secara mudah terutama gejala pencemaran yang terindera seperti :
kebusukan air, kehitaman air, kekeruhan, warna air yang non alami, bau dan efek iritasinya pada
kulit manusia dan hewan.

          Pencemaran air sungai perlu dikendalikan seiring dengan pelaksanaan pembangunan agar
fungsi sungai dapat dilestarikan untuk tetap mampu memenuhi hajat hidup orang banyak dan
mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh dalam
mengendalikan pencemaran air di wilayah Bandung adalah dengan melakukan :

1. Pemantauan industri (pemantauan–pembinaan industri dan pengambilan sampel limbah cair).      

2. Pemantauan sungai (pengambilan sampel sungai dan kajian data analisis laboratorium).

         Pencemaran air sungai disebabkan oleh banyaknya air limbah yang masuk kedalam sungai yang
berasal dari berbagai sumber pencemaran yaitu dari limbah industri, domestik, rumah sakit,
peternakan, pertanian dan sebagainya.Dalam rangka pengendalian pencemaran air sungai,
diperlukan Pemantauan dan Evaluasi kualitas air sungai lintas di Jawa Barat. Dengan pencemaran air
akan merusak ekosistem sungai. Kebanyakan pencemaran dari pembuangan Industri yang
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik,
minyak, nutrien dan padatan.Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Masyarakat di perkotaan harus memiliki kesadaran membuat sumur resapan sekaligus


penampung air hujan. Dengan meresapnya air hujan ke tanah, akan menambah cadangan air tanah
sebagai sumber air bersih. Hal ini akan dapat mengatasi sebagian masalah kekurangan air di musim
kemarau serta mencegah banjir di saat musim hujan.

ALIRAN SUNGAI CITARUM, BANDUNG.

Gambar di atas merupakan pencemaran air sungai citarum yang disebabkan oleh limbah
rumah tangga dan membuat sungai menjadi dangkal.

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan
sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan).Ledakan
pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

ALIRAN SUNGAI CIPARUNGPUNG, BANDUNG.


Gambar di atas menunjukan bahwa sungai di Bandung sudah tercemar oleh sampah dan
limbah industri. Sungai ciparungpung merupakan sungai yang sering digunakan untuk sabagai
cadangan air bersih di bandung.

Sungai cikapundung merupakan salah satu sungai yang cukup terkenal di kota bandung.
sungai ini melintasi bandung dari arah utara menuju ke arah selatan sejak dataran tinggi bandung
ada. selama itu pula cikapundung telah menyaksikan bagaimana perlahan2 peradaban di kota
bandung muncul. seringkali, sungai cikapundung pun jadi korban akan maju peradaban manusia di
dataran tinggi bandung.

Gambar di atas memperlihatkan bagaimana gedung2 pencakar langit mulai menghiasi langit
biru kota bandung. dari titik ini juga terlihat jelas penduduk utara bandung sudah tidak
memperhatikan keadaan sungai cikapundung yang semakin lama, semakin rusak saja diterjang gaya
hidup manusia bandung yang tidak bertanggung jawab. Begitulah nasib saksi bisu dari munculnya
peradaban di dataran tinggi bandung. kadang menyakitkan, dan tak jarang menyedihkan melihat
bandung yang telah berubah banyak.

 Solusi untuk mengatasi ini:

Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi
jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai
(reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini
kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian
kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan
sebagainya.Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air
bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu
menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.

Cara alternative :

         Jangan membuang sampah di sungai baik sampah organik dan nonorgani.

         Jangan membangun bangunan di sekitar sungai karena itu bisa mempersempit aliran sungai.
         Perlunya kesadaran masyarakat bandung untuk mengelola sungai, seperti mengadakan kerja bakti
untuk membersihkan aliran sungai.

         Membuat program PRO KASIH (program kali bersih)

         Membuat aturan atau regulasi untuk bagi yang mencemarkan sungai baik

individu atau para industry.

http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-pencemaran-air.html

Sistem pembuangan sampah tpa di kebumen yang terbuka (Foto: Dasih)


KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Tingkat pencemaran air tanah di TPA Semali
Kecamatan Sempor dan TPA Kaligending Kabupaten Kebumen semakin tinggi terutama saat
musim penghujan karena belum memiliki komponen pelapis untuk mencegah peresapan air
hujan ke dalam tanah.

"Kedua TPA itu memang masih menggunakan sistem 'open dumping' atau pembuangan
sampah terbuka yang kemudian ditimbun dengan tanah. Sistem ini menyebabkan air hujan
yang masuk ke dalam timbunan sampah, meresap ke tanah tanpa ada penghalangnya," jelas
Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kebumen, Ir Bambang
Sunaryo MSc, Selasa (19/11/2013).

Menurut Bambang tingginya pencemaran air tanah itupun dikeluhkan warga di sekitar TPA,
karena air tanah untuk keperluan sehari-hari mereka tercemar. Seperti sejumlah warga yang
tinggal tak jauh dari TPA Kaligending yang mengeluhkan kondisi air tanah mereka yang
berbau tak sedap saat penghujan. Hal itu disebabkan letak TPA yang di atas bukit, lebih
tinggi dibanding rumah warga. "Gangguan seperti itu hanya muncul di musim penghujan,
apalagi bila sering hujan deras," ujar Ny Sinah (60), warga Kaligending.

Untuk mengatasi kondisi itu, kini tengah dikerjakan pemasangan geomembran atau
komponen pelapis di area pembuangan sampah TPA Semali dengan biaya Rp 2,4 miliar dari
APBD 2013, berlanjut di tahun 2014 dengan anggaran Rp 2,9 miliar. Sedangkan proses
pemasangan pelapis dilakukan setelah timbunan sampah di singkirkan dari tempatnya.
(Dwi/krjogja.com)
Categorized | Contoh Artikel Lingkungan

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Posted on .

Erosi adalah suatu proses pengelupasan dan pemindahan partikel-partikel tanah atau batuan
akibat energi kinetis berupa air, salju, angin.

Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran air
sungai yang berasal dari proses erosi di daerah hulu, yang diendapkan pada suatu daerah di
hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari
kecepatan angkutnya.

Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik
dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.

Erosi dapat disebabkan oleh:

1. angin;
2. air.

Erosi angin
Daerah yang peka terhadap erosi angin antara lain pantai pasir, daerah semi kering/kering
(Nusa Tenggara), atau pada lahan tambang yang dibuka sangat luas.

Dampak utama dari erosi angin antara lain:


1. Penurunan produktivitas lahan;
2. Gangguan debu; dan
3. Terjadinya endapan debu pada selokan, kanan kiri jalan, pagar dan bangunan-bangunan.

Untuk mengendalikan erosi dalam jangka yang lama digunakan tanaman tahunan dan/atau
tanaman penutup tanah (cover crop).

Sebelum tanaman berfungsi dilakukan tindakan :

1. Menggunakan mulsa sebagai penutup lahan;


2. Membuat kondisi tanah tahan terhadap erosi dengan cara membiarkan tanah tetap
menggumpal, membasahi permukaan tanah dan membuat lekukan-lekukan tanah; dan
3. Mengurangi kecepatan angin dengan membuat pemecah angin.

Pemecah angin ini dapat berupa deretan pohon atau semak belukar yang dibiarkan tumbuh
atau ditanam tegak lurus arah angin, pohon atau semak belukar yang ditanam sebaiknya dari
jenis tanaman yang cepat tumbuh dan kuat atau dapat pula dengan membuat pagar.

Dalam penempatan dan pemilihan pemecah angin harus dipertimbangkan faktor-faktor :

1. Arah angin erosive.


2. Tinggi dan jarak tanam.
3. Permeabilitas atau kelolosan angin (paling tinggi 40 %).
4. Kontinuitas dan panjang pemecah angin dan turbulensi pada daerah yang akan direklamasi.

Erosi air
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah curah hujan, kemiringan
lereng (topografi), jenis tanah, tataguna lahan (perlakuan terhadap lahan) dan tanaman
penutup tanah.

Beberapa cara untuk mengendalikan erosi air antara lain:

1. Meminimalisasikan areal terganggu.

 Membuat rencana detail kegiatan penggunaan lahan tambang dan reklamasi;


 Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan pengembangan;
 Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penggunaan lahan tambang;
 Pengawasan yang ketat pelaksanaan penebangan pepohonan.

2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan:

 Pembuatan teras;
 Pembuatan saluran diversi/pengelak (saluran yang sejajar garis kontur);
 Pembuatan Saluran Pembuangan Air (SPA)

3. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air)

 Pembuatan rorak/saluran buntu berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat di
antara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah
 Penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume
tanah meningkat sebagai media perakaran tanaman.

4. Menampung sedimen

 Untuk menampung sedimen akibat erosi yang terjadi dapat dibuat dam penahan atau dam
pengendali
 Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan sebaiknya sedimen
dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan tanah atas.

5. Memperkecil erosi

 Untuk memperkecil erosi terutama pada saat baru selesai penataan lahan dapat dilakukan
melalui kegiatan penanaman cover crop (tanaman penutup).
 Pada lahan yang relatif datar penanaman cover crop dapat dilakukan secara manual,
sedangkan pada lahan yang mempunyai kelerengan sedikit terjal dapat dilakukan
penanaman cover crop dengan menggunakan hydroseeding.

6. Pengelolaan air yang keluar dari areal penggunaan lahan tambang.

 Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
 Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang dilengkapi
saluran pengelak.
 Letak bendungan ditempatkan sedemikian rupa sehingga air larian mudah ditampung dan
dibelokkan serta kemiringan saluran air jangan terlalu curam.
 Dalam membuat bendungan permanen sebaiknya dilengkapi dengan saluran pelimpah
(spillways), pipa pembuangan (out let), dan lain-lain yang dianggap perlu.

Home » Contoh Artikel Lingkungan » 4 Parameter Pencemaran Lingkungan

Categorized | Contoh Artikel Lingkungan, Kesehatan Lingkungan, Lingkungan Hidup

4 Parameter Pencemaran Lingkungan

Posted on .

Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya pencemaran


lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu. Parameter-parameter yang digunakan
sebagai indikator penemaran lingkugnan antara lain sebagai berikut

a. Parameter kimia

Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor dan kadang aktifitas berat.

b. Parameter biokimia

Parameter biokimia meliputi BOD ( biochemical Orxygen Deman), yaitu jumlah oksigen
yang terkandung atau terlalur di air. Cara pengukuran BOD adalah dengan menyimpan
sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennnya selama 5 hari dan kemudian diukur
kembali kadungan oksigennya, BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemaran
organik.

Di air yang normal dan alami, kadar pH adalah 6,5 – 8,5. Keasaman air dapat iukur dengan
kertas lakmus. Contoh lain adalah kandungan oksifen d dalam air minum tidak boleh kurang
dari 3 ppm

c. Parameter fisik

Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan dan kandungan bahan
radiokatif.

d. Parameter biologi

Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organk/mikroorganisme seperti bakteri
coli, virus, bentos dan plakton. Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang
teremar.

Cotnoh: keadaan siput air dan planaria di sugnau atau perairan menunjukkan bahwa air di
sungai tersebut belum tercemar.

Suber: Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP kelas VIII

Baca juga artikel lingkungan di sini:

 6 Karakteristik Air Baku Permukaan


Kita ketahui bahwa air permukaan adalah air yang berasal dari hujan yang mengalir di permuakaan
tanah yang mengandung berbgai macam kotaran baik itu lumpu, batang kayu, daun, kotarn binatang,
manusia ...
 Apa Arti Deforestasi?
Deforestasi adalah masalah global yang terus meningkat dengan konsekuensi-konsekuensi lingkungan
dan ekonomi, termasuk beberapa yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami sampai terlalu terlambat
untuk ...
 Perbedaan Air Tercemar dan Air Tidak Tercemar
Air merupakan unsur kehidupan yang sangat dibutuhkan makhluk hidup di bumi ini khususnya bagi
kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui
perbedaan antara...
 Penyebab Polusi Udara
Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan
gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi
udara tela...
 Cara melakukan daur ulang plastik
Artikel ini akan membahas tentang bagaimana cara untuk mendaur ulang plastik. Benar Recycle
Plastik Berdasarkan Lokasi Pertama, apa yang ingin Anda lakukan adalah, ada banyak pilihan yang
tersed...

Sampah (Sumber: jakarta.kompasiana.com)

Mungkin beberapa sebagian belum mengetahui pengertian limbah. limbah merupakan


buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun
domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah
padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat
berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan,
sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air
bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat
dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh
limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar
minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan Sumber yang menghasilkan


limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu:

1. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.


2. Limbah industry merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
3. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
4. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi dan yang
dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis material limbah
konstruksi yang dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan
maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk limbah
construction antara lain pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu
rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limba demolition antara lain Limbah yang
berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan.
5. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik
pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun
pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan
terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau
instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.

Limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak
terdegradasinya antara lain:

1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai),
yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun,
sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable
waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain.

Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:

1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat
membuat logam berkarat
2. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan
kebakaran.
4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
5. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan
atau percikan api jika berdekatan dengan api.

Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:

1. Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
2. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
3. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil pembakaran dll

Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain:

1. Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll


2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
3. Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll

Semakin banyak limbah yang dihasilkan akan dapat menyebabkan dampak terhadap
lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan.
Perlu dilakukan pengolahan limbah untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan
pengolahan dan penanganan limbah.

Pengolahan limbah dapat dilakukan berdasarkan beberapa hal yaitu:

1. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan


2. Pengolahan menurut karakteristik limbah

Anda mungkin juga menyukai