TUGAS AKHIR
POLITEKNIK KESEHATAN
TANJUNGKARANG PRODI DIII GIZI
JURUSAN GIZI
2020
GAMBARAN PENGARUH PELAYANAN KONSELING GIZI
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT X
TAHUN 2020
(STUDY LITERATURE)
Oleh
DITA LAILATURRAHMA
1813411041
TUGAS AKHIR
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII GIZI JURUSAN GIZI
2020
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Dita Lailaturrahma
NIM.1813411041
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir
Penulis :
Dita Lailaturrahma/NIM : 1813411041
Telah diperiksa dan disetujui oleh tim pembimbing Laporan Tugas Akhir
Program Diploma III Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Penulis :
Dita Lailaturrahma/NIM : 1813411041
Tim Penguji
Penguji Utama
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Bertalina, SKM,M.Kes
NIP.196603051988032006
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “Gambaran Pengaruh Pelayanan Konseling Gizi Pada Pasien Diabetes
Mellitus Di Rumah Sakit Tahun 2020 (Study Literature)” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan
kepada :
1. Bapak Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes selaku direktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
2. Ibu Bertalina, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
3. Ibu Dewi Sri Sumardilah, SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing utama
yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan
ini.
4. Ibu Roza Mulyani, SKM, MKM selaku dosen pembimbing kedua yang
telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan ini.
5. Orang tua, kakak, sodara/i, serta sahabat-sahabatku yang telah
memberikan doa, dorongan dan semangat selama penyusunan proposal
penelitian ini.
6. Teman-temanku satu bimbingan dan seluruh teman-teman Gizi angkatan
2018 yang telah berjuang bersama-sama penulis dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini.
Penulis
vi
BIODATA PENULIS
Riwayat Pendidikan
1. TK : TK Al-Azhar Gedung Ram
2. SD : SD Negeri 1 Tanjung Raya
3. SMP : MTS Al-Azhar Tanjung Raya
4. SMA : SMK Negeri 2 Tanjung Raya
5. DIII Gizi : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
vii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII GIZI
Proposal Tugas Akhir, Desember 2020
Dita Lailaturrahma
x + 26 halaman + 11 lampiran
ABSTRAK
Dita Lailaturrahma
ABSTRACT
x Poltekkes Tanjungkarang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL BAGIAN DALAM ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iii
LEMBAR PERSETUJUAN iv
LEMBAR PENGESAHAN v
KATA PENGANTAR vi
BIODATA PENULIS vii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Konseling 7
B. Diabetes Mellitus 16
C. Konselling Gizi Untuk Diet Diabetes Mellitus 20
D. Pengaruh Konseling Terhadap Tingkat Konsumsi 21
Dan Kadar Gula Darah
E. Kerangka Konsep 22
BAB III METODE PENELITIAN 23
A. Rancangan Penelitian 23
B. Prosedur Penelitian 23
C. Sumber Data 24
D. Teknik Dan Instrument Pengumpulan Data 24
E. Teknik Analisis Data 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
x Poltekkes Tanjungkarang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang memegang peranan
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik pelayanan
medis maupun non medis. Salah satu pelayanan yang memegang peranan
penting adalah pelayanan gizi rumah sakit. Pelayanan ini merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan
sesuaipenyakit yang dideritanya, sehingga dengan gizi yang baik dan
seimbang akan memungkinkan pasien dapat sembuh lebih cepat (Kementrian
Kesehatan RI, 2013).
Konseling gizi adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat gizi dan
dietetik yang erat kaitannya dengan kondisi gizi dan kesehatan seseorang,
konseling gizi terlebih dahulu di awali dengan pengkajian gizi (Depkes RI).
Konseling kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan. (Sofyawati dan Leli 2017).
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai penyakit kronis yang
merupakan hasil dari kurangnya insulin yang disekresikan oleh pankreas atau
tidak efektifnya tubuh dalam penggunaan hormon insulin tersebut. World
Health Organization (WHO) memprediksikan bahwa akan terdapat kenaikan
jumlah penderita diabetes dari 135 juta pada tahun 1995 hingga 300 juta pada
tahun 2025. Peningkatan yang paling tinggi diprediksikan akan terjadi di
Benua Asia (Huang MC, 2010 dalam Fadillah Putri; 2015). Worlh Health
Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 364 juta orang di seluruh
dunia mengidap diabetes melitus dan Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) 19,4 juta pada tahun 2010. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari
1 Poltekkes Tanjungkarang
2
dua kali lipat pada tahun 2030 jika tanpa intervensi (Sofyawati dan Leli 2017).
Menurut National Diabetes Fact Sheet 2014 dalam penelitian milik
Sofyati dan Leli 2017, total prevalensi diabetes di Amerika tahun 2012 adalah
29,1 jutajiwa (9,3%). Dari data tersebut 21 juta merupakan diabetes yang
terdiagnosis dan 8,1 juta jiwa atau 27,8% termasuk kategori diabetes melitus
tidak terdiagnosis. International Diabetes Federation (IDF) tahun 2012
menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia sekitar 4,8% dan
lebih dari setengah kasus DM (58,8%) adalah diabetes melitus tidak
terdiagnosis. IDF juga menyatakan bahwa sekitar 382 juta penduduk dunia
menderita diabetes melitus pada tahun 2013 dengan kategori diabetes melitus
tidak terdiagnosis adalah 46%, diperkirakan prevalensinya akan terus
meningkat dan mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 oleh
Departemen Kesehatan, menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di
Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 6,9%. Prevalensi diabetes
mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi 2,1 %
(2013). Prevalensi tertinggi diabetes melitus yang telah di diagnosis oleh
dokter (2013) terdapat di daerah istimewa Yogyakarta (2,6%), dan prevalensi
terendah diabetes melitus terdapat di daerah lampung (0,7%) (Depkes RI,
2013).
Hasil survei yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita DM setelah India,
Cina dan Amerika Serikat dengan pravalensi 8,6% dari total penduduk.
Temuan tersebut membuktikan bahwa penyakit DM merupakan masalah
kesehatan yang sangat serius, hal tersebut didukung dengan tingginya
prevalensi prediabetes di Indonesia (Zeinnmaira R, 2012)
Menurut Sofyawati dan Leli tahun 2017, menunjukan bahwa gambaran
konsultasi gizi pada pasien penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo masuk dalam kategori
baik yakni 11 orang dengan presentase (100%). Hal ini dikarenakan bahwa
presentase yang dicapai oleh responden penderita diabetes melitus Diabetes
Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M. Dunda Limboto > 66,7%
Poltekkes Tanjungkarang
3
Poltekkes Tanjungkarang
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah Bagaimanakah Gambaran Pelayanan Konseling Gizi
Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana Gambaran Pelayanan Konseling Gizi Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana proses pelayanan konseling gizi pada pasien
diabetes mellitus di Rumah Sakit.
b. Mengetahui manfaat atau fungsi pemberian pelayanan konseling
pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit.
c. Mengetahui pengaruh konseling gizi pada pasien Diabetes Mellitus
di Rumah Sakit.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca memberi informasi atau perbandingan pelayanan
konseling gizi pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit.
2. Bagi penulis sebagai bahan acuan bagi penulis untuk mengembangkan
penelitian berikutnya yang sejenis.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dipergunakan untuk menjelaskan atau
menggambarkan pelayanan konseling gizi pada pasien diabetes mellitus di
Rumah Sakit. Jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis Penelitian yang
digunakan adalah Studi Kepustakaan (Library Research). Studi
kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengeumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam
Poltekkes Tanjungkarang
5
Poltekkes Tanjungkarang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konseling
1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
dalam bentuk pendapat atau informasi melalui kata-kata, gerak atau
isyarat (bahasa tubuh) atau simbol dari pemberi pesan atau penerima
pesan.
Ada empat unsur komunikasi, yaitu pemberi pesan, isi pesan,
saluran atau media, dan penerima pesan. Untuk mengetahui tujuan
komunikasi tercapai atau tidak diperlukan umpan balik. Aspek verbal dan
nonverbal bisa digunakan bersama-sama untuk mempermudah pencapaian
tujuan komunikasi.
Tujuan komunikasi akan tercapai dengan baik bila berlangsung dua
arah, yaitu melibatkan pemberi dan penerima pesan secara aktif.
Komunikasi yang memberikakn peluang untuk Tanya jawab, saling
menanggapi, menggali informasi, dan mengklarifikasi akan memudahkan
penerima penerima pesan dalam menerima informasi (Persagi 2013).
7 Poltekkes Tanjungkarang
8
Poltekkes Tanjungkarang
9
Poltekkes Tanjungkarang
10
Poltekkes Tanjungkarang
11
Poltekkes Tanjungkarang
12
8. Media Konseling
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Poltekkes Tanjungkarang
13
b. Ciri-ciri media
Ciri-ciri khusus media pendidikan berbeda menurut tujuan dan
pengelompokannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya
membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media adalah
bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar dan diamati melalui panca
indera. Di samping itu ciri-ciri media dapat dilihat menurut ligkup
sasarannya serta control oleh pemakai dan tiap-tiap media mempunyai
Poltekkes Tanjungkarang
14
c. Manfaat media
Menurut Notoatmodjo (2012) yang secara khusus menyampaikan
manfaat media dalam pendidikan kesehatan antara lain:
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c. Membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman.
d. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-
pesan yang diterima kepada orang lain.
e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan
lebih cepat.
f. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan.
g. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/masyarakat.
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa pengetahuan yang ada pada
seseorang diterima melalui indra.
h. Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.
j. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
Jadi manfaat dari penggunaan media dalam pendidikan kesehatan
sangat luas, mulai dari menarik perhatian sasaran, memperjelas pesan
hingga mengingatkan kembali sasaran akan informasi yang telah
disampaikan oleh pendidik.
Poltekkes Tanjungkarang
15
d. Food Model
Food Model Gizi kata lainnya replika makanan, dummy makanan,
model makanan atau makanan tiruan yang digunakan untuk kegiatan
konseling, penyuluhan dan pendidikan gizi makanan. Fungsinya sebagai
alat peraga untuk memberikan gambaran visual jenis makanan dan
takarannya yang digunakan dalam program pengaturan pola makan atau
diet.
Food model dibuat sebagai pengganti makanan sesungguhnya,
untuk menutupi kelemahan makanan asli yang mudah rusak. Sebagai alat
peraga utama konseling gizi tentunya food model "harus" memiliki
beberapa persyaratan fisik dan kandungan informasi yang ada di
dalamnya. Untuk menjamin kelangsungan pakai dalam waktu yang lama,
food model harus dibuat dari bahan yang awet dan tahan lama. Untuk
kebutuhan mobilitas harus mudah dibawa dan dipindahkan, dalam hal ini
harus ringan. Secara visual harus menyerupai tampilan makanan asli
supaya pesan mengenai jenis makanan yang disampaikan bisa diterima
dengan baik. Dan, yang paling utama adalah mengandung informasi
mengenai berat (gramasi) dan kandungan gizi dalam setiap makanan
penukar, yang sangat diperlukan dalam program diet. Informasi berat dan
kandungan gizi yang disajikan tentunya harus mengacu Standar Nasional
Bahan Makanan Penukar yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Depkes
serta diendorsed oleh Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Karena kebradaannya yang begitu penting, maka semua pihak yang
terlibat dalam bidang dietetik - perorangan atau intistusi - wajib memiliki
food model gizi, sebut saja dokter gizi, konsultan gizi, rumah sakit,
puskesmas, klinik kesehatan, klinik kecantikan, dinas kesehatan,
posyandu, mahasiwa ilmu gizi, institusi ketahanan pangan, dan seluruh
yang terlibat.
Poltekkes Tanjungkarang
16
B. Diabetes Mellitus
1. Definisi Diabetes Mellitus
Menurut Subekti (2018) Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang
kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relative. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit
degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevelensi diabetes mellitus di Jakarta
baru sebesar 1,7%, pada tahun 1993 prevelensi nya meningkat menjadi
5,7% dan pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di
Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah diabetes mellitus tipe 2.
Jenis diabetes yang lain ialah diabetes mellitus tipe 1, diabetes
kehamilan/gastasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok
individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya
belum memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok diabetes mellitus,
disebut toleransi glukosa terganggu (TGT) (Subekti, 2018).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui
lebih awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang
tenang dan bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien kedalam
komplikasi fatal. Oleh karena itu mengenal tanda-tanda awal penyakit
diabetes menjadi sangat penting Subekti, 2018).
Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang akan diderita
seumur hidup, sehingga yang berperan dalam pengelolaan tidak hanya
dokter, perawat dan ahli gizi, tetapi lebih penting lagi keikut-sertaan
pasien sendiri dan keluarganya. Penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka
dalam pengelolaan DM. Walaupun kepatuhan pasien terhadap prinsip
gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada
pelayanan diabetes, tetapi terapi gizi diantaranya pemberiaan konseling
gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Poltekkes Tanjungkarang
17
Poltekkes Tanjungkarang
18
Poltekkes Tanjungkarang
19
Poltekkes Tanjungkarang
20
Poltekkes Tanjungkarang
21
Poltekkes Tanjungkarang
22
E. Kerangka konsep
1. Diabetes Mellitus
Menurut Imam Subekti (2018) Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang
kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relative.
2. Konseling
Konseling adalah salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan individu atau keluarga tentang gizi dapat dilakukan melalui
konseling.
Poltekkes Tanjungkarang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Studi Kepustakaan (Library
Research). Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material
yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah
sejarah, dsb. sedangkan menurut ahli lain studi kepustakaan merupakan kajian
teoristis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi social yang diteliti.
B. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penellitian kepustakaan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik dilakukan karena peneliti ingin mengetahui
persamaan/perbedaan yang ada di beberapa rumah sakit sesuai dengan
variable yang diambil.
2. Eksplorasi Informasi
Setelah melakukan observasi singkat, peneliti melakukan
eksplorasi informasi menggunakan beberapa search engine salah
satunya yakni google scholar sehingga kebenaran data yang di ambil
dapat dipercaya.
3. Menentukan Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Gambaran Pelayanan Konseling Gizi
Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit.
4. Pengumpulan Sumber Data
Sumber data dikumpulkan dengan cara mengumpulkan karya tulis
ilmiah dan jurnal penelitian orang lain yang berkaitan dengan variable
23 Poltekkes Tanjungkarang
24
C. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan akan penelitian dapat berupa buku,
jurnal dan situs internet yang terkait dengan topik yang telah dipilih yaitu
pelayanan Konseling Gizi pada pasien Diabetes Mellitus. Sumber data
penelitian ini terdiri dari jurnal, LTA dan skripsi yang berkaitan dengan
variable yang diambil.
Poltekkes Tanjungkarang
26
DAFTAR PUSTAKA.
Fadillah, Putri Zahra; dkk. 2015. Gambaran Pelayanan Konseling Gizi pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Jatinangor. Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hestuningtyas, Rosania Tiara. 2013. Pengaruh Konseling Gizi Terhadap
Pengetahuan, Sikap, Praktik Dalam Pemberian Makan Anak, dan Asupan
Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Tahun. (diakses melalui Sofyawati D.
Talibo dan Leli Indra Lestiana 2017).
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS. Dapertemen Kesehatan
Latifani, Dhani. 2016. Pengaruh Konseling Gizi Dengan Panduan Modul
Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Asupan Makronutrient Pada Wanita
Prediabetes Usia 35-50 Tahun. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang.
Mufidah, Fahda Dina. 2017. Pengaruh Pemberian Konseling Oleh Apoteker
Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Apotek Kimia Farma Kawi Kota Malang. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Mulyani, Roza. 2013. Karakteristik Dan Konseling Gizi Dengan Perilaku
Menjalani Diit Pada Penderita Diabetes Melitus Yang Berobat Di Poli
Penyakit Dalam Rumah Sakit. Jurna Penelitian.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Olga L. dkk. 2018. Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Perilaku Gizi, Kadar
Gula Darah, Dan Kadar Hba1c Pada Diabetisi Rawat Jalan Rsup Prof Dr
R.D Kandou Manado. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Manado. Manado.
PERSAGI. 2013. Konseling Gizi (Proses Komunikasi, Tata Laksana, serta
Aplikasi Konseling Gizi Pada Berbagai Diet). Penebar Plus (Penebar
Swadaya Grub). Jakarta.
Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Tanjungkarang. 2020.
Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Penelitian Kepustakaan.
Poltekkes Tanjung Karang.
Putu, Desak Sukraniti; dkk. 2018. Bahan Ajar Gizi : Konseling Gizi. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Edisi Tahun 2018.
Rofi, Faizah, dkk. 2017. Gambaran Pelayanan Konseling Gizi dan Olahraga
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kota Bandung.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Jawa Bara.
25 Poltekkes Tanjungkarang
26
Sofyawati D. Talibo dan Leli Indra Lestiana. 2017. Gambaran Konseling Gizi
Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M
Dunda Limboto Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Gorontalo. Health and
Nutritions Journal Volume III / Nomor 2 / 2017
Subekti, Imam. 2018. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Edisi kedua.
Cetakan ke-11. FKUI. Jakarta.
Sucipto, Adi dan Elsye Maria Rosa. 2014. Efektivitas Konseling DM dalam
Meningkatkan Kepatuhan dan Pengendalian Gula Darah pada Diabetes
Melitus Tipe 2. Universitas Respati Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Bantul. Yogyakarta.
Suiraoka dan Supariasa, N. 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Surya, Rita. dkk. Konseling Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Diabetes
Mellitus (DM) Tipe 2. Universitas Syiah Kuala.
Suyono, dkk. (2011). Kecendrungan Peningkatan Jumlah Penyandang
Diabetes. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Zeinnmaira R. 2012. Gambaran pelayanan konseling gizi bagi pasien diabetes
mellitus di Klinik Gizi Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Poltekkes Tanjungkarang
LAMPIRAN
27 Poltekkes Tanjungkarang
28
Poltekkes Tanjungkarang
29
Poltekkes Tanjungkarang
30
Poltekkes Tanjungkarang
31
Poltekkes Tanjungkarang