Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ASKEP GOUT

DI
S
U
S
U
N
OLEH:

KELOMPOK 3
1. DEFRIANI FITRI (S18007)
2. ERNAWATI HIDAYAT (S18050)
3. FERDIANA PADANG (S18011)
4. GAPRILIA LUMME (S18054)
5. NOPRIANTO AMPULEMBANG (S18061)
6. WINDI CLAUDIA RINGGI (S18073)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA


TANA TORAJA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuahan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “Asuhan keperawatan
Gout”. Dalam menyuusun makalah ini kami banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
kami menyadari tapa bantuan da bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi kami
untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun. Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi para
pembaca.

Makale, 3 Desember

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
C. Tujuan........................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 7
A. Defenisi.......................................................................................................... 8
B. Etiologi .......................................................................................................... 9
C. Patofisiologi................................................................................................... 10
D. Manifestasi Klinis.......................................................................................... 11
E. Penatalaksaan Medik..................................................................................... 12
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................................. 13
G. Pencegahan.................................................................................................... 14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................... 15
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 16
A. Kesimpulan.................................................................................................... 17
B. Saran.............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme
purin di dalam tubuh. Dimana akan terjadi peningkatan produksi asam urat
dan penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga menyebabkan
penumpukan kadar asam urat di sendi dan saluran ginjal. Gout adalah hasil
dari metabolisme tubuh oleh salah satu protein (purin) dalam ginjal. Dalam hal
ini, ginjal berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana
sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni (urin), (Brunner & Suddarth,
2002).
Apabila kadar asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu mengatur
keseimbangannya, maka akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Pada saat
kadar asam urat tinggi dan tidak segera diobati dapat menyebabkan penyakit
batu ginjal. Menurut Prince dan Wilson, 2005 tanda dan gejala asam urat
adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat yang datang tibatiba, pergerakan
kaku, mudah merasa letih dan lesu, kemerahan di kulit, sakit
tenggorokan, nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah).
Penyakit gout yang berkaitan dengan peninggian asam urat tidak begitu di
kenal masyarakat, sebagian besar masyarakat menyebutnya penyakit asam
urat. 2
Berdasarkan survei WHO tahun 2004, Indonesia merupakan negara
terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan
sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada
pria di bawah usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7
mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat yang lebih dari 7
mg/dl untuk laki-laki dan 6 mg/dl untuk perempuan disebut hiperurisemia.
Dari data yang saya peroleh dari Dinas Kesehatan kota Surakarta pada
akhir tahun 2010 dengan jumlah penduduk sekitar 503.421 jiwa didapatkan
data sekitar 225 kasus penderita Gout di kota Surakarta dan pada akhit tahun
2011 yang berpenduduk sekitar 501.226 jiwa didapatkan data sekitar 218
penduduk yang menderita Gout dengan berobat ke tempat pelayanan
kesehatan. Sedangkan di wilayah kerja puskesmas Pucangsawit pada bulan
April tahun 2010 didapatkan data 16 kasus Gout, pada bulan April tahun 2011
didapatkan data 21 kasus Gout dan pada bulan April tahun 2012 di dapatkan
data 29 kasus Gout.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar lansia?
b. Bagaimana konsep dasar penyakit?
c. Bagaimana Askep pada klien dengan masalah gout?
C.Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami mengenai Askep dengan masalah Gout.
2. Tujuan khusus
-Untuk mengetahuan konsep dasar lansia
-Untuk mengetahui konsep dasar gout
-Untuk mengetahui Askep pada klien dengn gout
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolis urin yang ditandai dengan
heperurikemi dan serangan sinovitis akut yang berulang-ulang. (Chairuddin) penyakit ini
pling sering mnyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause.
(fauci,braunwald).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner & Suddarth. 2001).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
Jadi, Gout atau sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Etiologi
Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini ditimbulkan dari
penimbunan Kristal di sendi oleh monosodium urat ( MSU, gout) dan kasium pirofosfat
dihidrat ( CPPD, pseudogout ), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang
rawan sendi.
Klasifikasi gout di bagi 2 yaitu: (Chairuddin,2003)
1. Gout Primer : Dipengaruhi oleh faktor genetic. Terdapat produksi/sekresi asm urat
yang berlebihan dan tidak di tahu peyebabnya.
2. Gout Sekunder
a. Pembentukan Asam urat yang berlebihan
 Kelainan meiloproliferatif (polisitemia, leukemia, miolama myeloma
retikularis)
 Sindroma Lech-Nyhan yaitu suau kelinan akibat defisiensi hipoxaktin
guanine fosforibosil trasferase yang terjadi pada anak-anak dan pada
sebagian orang dewasa.
 Gangguan penyimpanan glikogen.
 Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karea maturasi sel megaloblastik
menstimulasi asam urat.
b. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :
 Kegagalan ginjal kronik
Pemakaian obat sanisilat, tiazit, beberapa macam diuretic dan sufonamid.
 Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik. Hiperparatirodisme dan pada
miksedema.
Faktor prediposisi terjadinya penyakit gout yaitu, umur, jenis kellamin lebih sering terjadi
pada pria, iklim, herediter dan keadaan
-keadaan yang menyebabkan timbulnya heperurikemia.

3.  Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperurekemia merupakan hasil :
a.       Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b.      Menurunnya ekskresi asam urat.
c.       Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi
atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya
kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom
tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat
tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan
hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan
tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi
pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung
cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali
menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap
akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit
dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi
terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ
internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat
yang terdiri dari Kristal asam urat.

4.      Manifestasi Klinis


Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak di obati : (Silvia A. Price)
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat
serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat
serum.
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembekakan dan
nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak
terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa
bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang
dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang
terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak di mulai. Peradangan
kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga
pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
5.      Penatalaksanaan Medik
Penanganan gout biasanya di bagi menjadi penanganan serangan akut dan penanganan
hiperurisemia pada pasien arthritis kronik. Ada tiga tahapan dalam terapi penyakit ini :
1. Mengatasi serangan akut.
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal urat pada jaringan,
terutama persendiaan.
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik.

Terapi Non Farmakologi


Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout. Intervensi
seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingi, modifikasi dingin, mengurangi
asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti
efektif.
Terapi Farmakologi
Serangan Akut
Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti
probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh di gunakan pada serangan akut.
Penggunaan NSAID inhibitor cyclooxigenase-2 (COX-2), kolkisin dan kortikosteroid
untuk serangan akut :
1. NSAID ; NSAID merupakan terapi lini terapi lini yang utama untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut.
2. COX-2 inhibitor ; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 inhibitor yang di lisensi
untuk mengatasi serngan akut gout.
3. Colchicine ; Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout
akut.
4. Steroid ; Steroid alternatif selain NSAID dan kolkisisn adalah pemberian steroid intra-
artikular.
Penatalaksanaan Gout Kronik
Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxostat (sedang dalam pengembangan)
untuk terapi gout kronik, yaitu :
1. Allopurinol ; Allopurinol, obat hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah
allopurinol, selain mengontrol gejala obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
2. Obat urikosurik ; Kebanyakan pasien dengan hiperurisemia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat di terapi dengan obat urikosurik. Urikosurik harus
di hindari pada pasien dengan nefropati urat yang memproduksi asam urat
berlebihan.

6.      Komplikasi
a.       Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.
b.      Hipertensi dan albuminuria.
c.       Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

7.      Pemeriksaan Penunjang


a.Kadar asam urat serum meningkat.
b. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
c.Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
d. Analisa cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukkan Kristal
urat monosodium yang membuat diagnosis.
e.Sinar X sendi menunjukkan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
8.      Pencegahan
a.Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita
gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan
dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu
sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c.Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat
baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung
protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
e.Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar
yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka,
melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat
mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat
plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95%
penderita gout adalah pria), dll
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : Kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya
pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi
pada malam hari)

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi : Biasanya klien mengalami peningkatan stress
Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan nutrisi
a) Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein)
b) Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
h. Kebutuhan eliminasi
2) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, ba
b)      BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
3)      Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat
nyeri dan pembengkakan

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2)  GCS
3)  TTV
b.  Peningkatan penginderaan
1)  Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak, biasanya terdapat tofi
pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal / ada suara
tambahan
4) Sistem penceranaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada
abdomen
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Apakah kembung / tidak
Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5)  Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa
serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c. Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin
terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-
lubang kecil (punch out).

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera biologis pembengkakan sendi, melaporkan nyeri secara
verbal pada area sendi.
b. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri persendian (kaku sendi)
c. Ganguan rasa nyama b.d gejala terkait penyakit (nyeri pada sendi)
d. Gangguan pola tidur b.d nyeri pada pembengkakan.

3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut b.d agen cidera  Pain level Pain Management
biologis pembengkakan  Pain control  Lakukan
sendi, melaporkan nyeri  Comfort level pengkajian nyeri
secara verbal pada area Kriteria Hasil : secara
sendi.  Mampu mengntrol komprehensif
nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
nyeri, mampu karakteristik,
menggunakan tehnik durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk kualitas dan faktor
mengurangi nyeri, presipitasi.
mencari bantuan).  Ajarkan teknik non
 Melaporkan bahwa farmakologi
nyeri berkurang dengan Analgesic Administration
menggunkan  Tentukan lokasi,
manajemen nyeri. karakteristik,
 Mampu mengenali kualitas, dan derajat
nyeri (skala, intensitas, nyeri sebelum
frekuensi dan tanda pemberian obat.
nyeri).  Tentukan pilihan
 Menyatakan rasa analgesik
nyaman setelah nyeri tergantung tipe dan
berkurang. beratnya nyeri.
 Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali.
 Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala.
(Nanda Nic-Noc jilid 2 hal. 306)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d  Joint movement : Exercise theraphy :
nyeri persendian (kaku Active ambulation
sendi)  Mobility level  Monitoring vital
 Self care : ADLs sign
 Transfer performance sebelum/sesudah
Kriteria Hasil : latihan dan lihat
 Mengerti tujuan dari respon pasien pada
peningkatan mobilitas. saaat latihan.
 Memverbalisasikan  Konsultasi dengan
perasaan dalam terapi fisik tentang
meningkatkan kekuatan rencana ambulasi
dan kemampuan sesuai dengan
berpindah. kebutuhan.
 Memperagakan  Ajarkan pasien atau
penggunaan alat. tenaga kesehatan
 Bantu untuk mobilisasi. lain tentang teknik
ambulasi.
(Nanda Nic-Noc jilid 2 hal. 271)
3 Ganguan rasa nyama b.d  Ansiety  Gunakan
gejala terkait penyakit (nyeri  Sleep Deprivation pendekatan yang
pada sendi) Kriteria Hasil : menenangkan.
 Mampu mengintrol  Identifikasi tingkat
kecemasan. kecemasan.
 Status lingkungan yang  Dorong pasien
nyaman. untuk
 Mengontrol nyeri. mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,persepsi.
 Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi.
(Nanda Nic-Noc jilid 2 hal. 266)
4. Gangguan pola tidur b.d  Rest : extent and  Jelaskan pentingnya
nyeri pada pembengkakan. pattern tidur yang adekuat.
 Sleep : extent and  Instruksikan untuk
pattern memonitor tidur
Kritteria Hasil : pasien.
 Pola tidur, kualitas  Monitor/catat
dalam batas normal. kebuutuhan tidur
 Mampu pasien setiap hari
mengidentifikasikan dan jam.
hal-hal yang (Nanda Nic-Noc hal. 264)

meningkatkan tidur.

4.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011). 37
5.Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolis urin yang ditandai dengan
heperurikemi dan serangan sinovitis akut yang berulang-ulang. (Chairuddin) penyakit ini
pling sering mnyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause.
(fauci,braunwald).

B. Saran
1. Penderita asam urat atau arthritis gout harus benar-benar menjaga pola makan sehari-
hari agar kadar asam urat bisa terkendali. Dan menghindari makanan yang
mengandung banyak purin karena dapat memicu meningkatnya kadar asam urat
dalam tubuh.
2. Selain dengan mengongkumsi obat-obatan, pengaturan pola makan dapat di jadikan
pilihan untuk mengatasi asam urat. Menu makanan di atur sedemikian rupa agar lebih
banyak makanan dengan kandungan nukleotida purin.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Nanda Nic-Noc 2015 (Jilid 2)

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_front.jpg

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Cet.1. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ;
Jil.II. Jakarta : EGC.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1. Jakarta
: EGC.

Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai