Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GANGGUAN PSIKOLOGIS KORBAN BENCANA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur kelompok mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Pasca Bencana
Dosen pengampu : H. Dede Lukman, S.Sos.I., M.Ag

Disusun Oleh : Kelompok 3


Salmaa Shabrina A 1174010140
Salsa Anisya 1174010141
Sari Siti Maesaroh 1174010143
Silvi Nurbaitillah 1174010147
Siska Amelia Rosalina 1174010149
Siti Maryam Malihah 1174010151
Tiara Nurul Haya 1174010166
Wirdatul Hasanah Aini 1174010169
Yuni Yustika Sari 1174010177
Zamzam Zamiaturrohmah 1174010181

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020 M/1442 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya Makalah yang berjudul “Gangguan Psikologis Korban Bencana”. Shalawat
dan salam selalu tercurah dan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah
membimbing kita semua menuju sebuah kenikmatan terbesar yakni iman dan islam. Tak lupa
shalawat dan salam semoga selamanya tercurah dan terlimpahkan juga kepada keluarganya,
sahabatnya, tabi’in, tabi’ut tabi’in, sampai kita selaku ummat yang senantiasa mengabdi
kepada agama beliau dan semoga kita semua termasuk orang yang selamat dan mendapat
syafa’at dari beliau nanti di Hari Pembalasan. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” selayaknya banyak kesalahan yang
kami lakukan dalam penulisan makalah ini maka kami mohon maaf sebesar-besarnya dalam
kurang dan salahnya. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian PTSD.............................................................................................................4
B. Penyebab dan Faktor Risiko PTSD.................................................................................4
C. Gejala PTSD....................................................................................................................5
D. Dampak PTSD................................................................................................................7
A. Pengobatan PTSD...........................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bencana alam bisa terjadi karena faktor alam itu sendiri maupun karena ulah
manusia. Bencana alam karena faktor alam terjadi murni karena berbagai proses yang
terjadi di alam tanpa sedikitpun manusia terlibat di dalamnya. Kejadiannya merupakan
peristiwa yang mengikuti hukum alam tertentu. Bencana alam karena gejala alam
biasanya sulit untuk diperkirakan dan sulit pula untuk dihindari. Manusia sering tidak
berdaya untuk menghentikannya karena kekuatannya di luar jangkauan kemampuan
manusia, aebagai contoh, bencana letusan gunung api tidak bisa dihentikan karena
manusia kekuatannya sangat dahsyat dan kemampuan manusia yang terbatas. Manusia
hanya berupaya mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dengan memantau
perkembangannya dan segera melakukan evakuasi ketika bencana terjadi.

Datangnya bencana alam tidak dapat diprediksi secara mutlak, bencana alam
merupakan konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor, banjir) dan aktivitas manusia yang
mereduksi lingkungan serta keberadaan di daerah titik rawan bencana alam. 3 Bencana
alam bukan hanya mendatangkan kerugian harta benda, korban jiwa dan psikologis
namun diperparah dengan kemiskinan.

Bencana membawa efek negatif luar biasa pada seluruh sendi kehidupan manusia.
Temuan berbagai penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan
pada berbagai problem kesehatan fisik dan psikologis penyintas bencana jangka panjang.
Itu bisa berupa penurunan kemampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri
karena berkaitan dengan perubahan kehidupan personal, interpersonal, sosial, dan
ekonomi pasca bencana.

Penelitian lain juga menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara
hilangnya kekayaan pribadi, dukungan sosial, dan kesehatan fisik dengan meningkatnya
stress psikologis pasca bencana. Dampak bencana sangat terasa pada sebagian orang
akibat kehilangan keluarga dan sahabat, kehilangan tempat tinggal, dan harta benda,
kehilangan akan makna kehidupan yang dimiliki, perpindahan tempat hidup serta
perasaan ketidakpastian karena kehilangan orientasi masa depan, serta keamanan

1
personal. Baik pada anak maupun pada orang dewasa dampak bencana bervariasi dari
jangka pendek sampai jangka panjang. Dampak emosional jangka pendek yang masih
dapat dilihat dengan jelas meliputi rasa takut dan cemas yang akut, rasa sedih dan
bersalah yang kronis, serta munculnya perasaan hampa. Pada sebagian orang perasaan-
perasaan ini akan pulih seiring berjalannya waktu. Namun pada sebagian yang lain
dampak emosional bencana dapat berlangsung lebih lama berupa trauma dan problem
penyesuaian pada kehidupan personal, interpersonal, sosial, dan ekonomi pasca bencana.

Gejala- gejala gangguan emosi yang terjadi merupakan sumber distress dan dapat
mempengaruhi kemampuan penyintas bencana untuk menata kehidupannya kembali.
Apabila tidak segera direspons akan menyebabkan penyintas, keluarga, dan masyarakat
tidak dapat berfungsi dalam kehidupan dengan baik

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Post Traumatic Stress Disorder (POST TRAUMATIC
STRESS DISORDER (PTSD) ) ?
2. Apa yang menjadi faktor pemicu Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) ?
3. Apa saja gejala-gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) ?
4. Bagaimana dampak dari Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) ?
5. Bagaimana penanganan umtuk POST TRAUMATIC STRESS DISORDER
(PTSD) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pemicu Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul dari Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD)
4. Untuk mengetahui bagaimana dampak yang terjadi dari Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD)
5. Untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD)

2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PTSD
PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pasca trauma adalah
kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa yang traumatis, baik dengan
mengalaminya maupun menyaksikannya. Kebanyakan orang yang mengalami kejadian
traumatis akan menghadapi kesulitan dalam menjalaninya, tetapi dengan waktu dan
perawatan diri yang baik, kesulitan akan berkurang. Jika pengalaman yang traumatis
tersebut tetap menghantui sampai membuat seseorang kesulitan dalam menjalani hidup,
maka orang tersebut mengidap PTSD.

D. Penyebab dan Faktor Risiko PTSD


Seseorang dapat mengembangkan gangguan stres pasca trauma ketika ia
mengalami, melihat, atau belajar tentang suatu peristiwa yang melibatkan kematian atau
ancaman kematian yang aktual, cedera serius, ataupun pelanggaran seksual.

Dokter tidak yakin mengapa beberapa orang mendapat PTSD. Seperti masalah
kesehatan mental pada umumnya, kombinasi beberapa faktor yang kompleks mungkin
menjadi penyebab PTSD, seperti, Pengalaman yang menakutkan, termasuk jumlah dan
tingkat keparahan trauma yang telah dialami dalam hidup. Mewarisi risiko kesehatan
mental, seperti riwayat gangguan kecemasan dan depresi dalam keluarga.

Ciri-ciri kepribadian, seperti kecenderungan temperamental. Cara otak mengatur


bahan kimia dan hormon yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap stres.Semua
orang dari segala usia dapat mengalami gangguan stres pasca trauma. Namun, beberapa
faktor dapat membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan PTSD, seperti:

1. Mengalami trauma yang intens.


2. Pernah mengalami trauma lain di awal kehidupan, seperti pelecehan masa kanak-
kanak.
3. Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko terkena peristiwa traumatis, seperti
personil militer dan responden pertama.
4. Memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi
5. Memiliki masalah dengan penyalahgunaan zat, seperti minum berlebihan atau
penggunaan narkoba.

4
6. Kurangnya sistem pendukung yang baik dari keluarga dan teman.
7. Memiliki kerabat darah dengan masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan atau
depresi.

E. Gejala PTSD
Kemunculan gejala yang ditimbulkan PTSD beragam, ada yang muncul dalam
1 bulan setelah kejadian. Namun dalam beberapa kasus, gejala baru akan muncul
bertahun-tahun setelah seseorang mengalami kejadian traumatis. Gejala PTSD pada
umumnya dibagi menjadi 4 tipe, yaitu ingatan intrusif, avoidance atau menghindar,
perubahan negatif pada cara berpikir, mood, perubahan reaksi fisik dan emosional.

Gejala Ingatan Intrusif:

1. Ingatan yang tidak diinginkan, yang bersifat mengganggu yang datang berulang;
2. Menghidupkan peristiwa traumatis tersebut seakan-akan peristiwa tersebut terjadi
lagi (kilas balik);
3. Mimpi buruk tentang peristiwa tersebut; dan
4. Distress emosional berat terhadap sesuatu yang mengingatkan pengidap pada
peristiwa traumatis.

Avoidance:

1. Mencoba menghindari berpikir atau berbicara tentang peristiwa traumatis; dan


2. Menghindari tempat, kegiatan atau orang yang mengingatkan seseorang pada
kejadian traumatis.
3. Perubahan Negatif pada Cara Berpikir dan Mood:
4. Pikiran negatif tentang orang lain, diri sendiri, lingkungan, bahkan dunia;
5. Putus asa tentang masa depan;
6. Masalah memori, termasuk tidak mengingat aspek penting dari peristiwa
traumatis;
7. Kesulitan mempertahankan hubungan dekat;
8. Merasa terlepas dari keluarga dan teman;
9. Kurangnya minat dalam kegiatan yang pernah dinikmati;
10. Kesulitan mengalami emosi positif; dan
11. Merasa mati rasa secara emosional.
12. Perubahan pada Reaksi Emosional maupun Fisik:

5
13. Menjadi mudah kaget atau ketakutan;
14. Selalu waspada terhadap bahaya;
15. Perilaku merusak diri, seperti minum terlalu banyak atau mengemudi terlalu
cepat;
16. Kesulitan tidur;
17. Kesulitan berkonsentrasi;
18. Kerapuhan, ledakan kemarahan atau perilaku agresif; dan
19. Rasa bersalah atau malu yang luar biasa.

Para penderita PTSD memiliki pengalaman atau pernah menyaksikan dengan


kejadian-kejadian traumatis. Kejadian tersebut biasanya mengancam jiwa atau fisik
dan membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa.Situasi tersebut tentunya sangat
menakutkan –bahkan bisa saja mendekati kematian.

Penderita PTSD biasanya akan mengalami kejadian-kejadian yang sama terus


menerus dengan berbagai persepsi. Bisa saja berupa penglihatan, mimpi, ilusi,
halusinasi, atau kilas balik.

Jika tidak ditangani dengan tepat, PTSD dapat meniimbulkan komplikasi.


Komplikasi yang bisa terjadi akibat PTSD adalah gangguan jiwa berat –seperti
skizopherenia ataupun percobaan bunuh diri. Hal lain yang bisa ditimbulkan ialah
gangguan tidur menetap, ataupun penghargaan diri yang rendah. Pada akhirnya hal ini
dapat memicu berbagai gejala psikosis atau gangguan kejiwaan lainnya.

Penyebab dari PTSD antara lain :

1. Kecelakaan Lalu Lintas Berat (Kecelakaan Kereta Api, Pesawat, atau Bis) yang
membuat seseorang berada dalam situasi dimana terdapat banyak korban.
2. Tindak pidana kriminal yang dialami, seperti perampokan, percobaan pembunuhan,
pemerkosaan.
3. Penyakit serius –seperti kanker, atau kematian orang yang sangat kita sayang.
4. Bencana alam –seperti kejadian banjir, gempa bumi, atau mungkin tsunami
5. Pelecehan seksual atau kekerasan fisik yang diterima oleh orang yang kita sayang
(orang tua, atau pasangan hidup)
6. Perang dan terorisme.

6
F. Dampak PTSD
Ada banyak dampak yang sangat tidak nyaman jika PTSD dibiarkan tanpa
perawatan. Kamu mungkin selalu dihantui kilas balik, sulit tidur, sering mengalami
ledakan amarah, dan perasaan bersalah. Kamu mungkin akan menghindari hal-hal yang
mengingatkan kamu tentang suatu peristiwa dan kehilangan minat pada hal-hal yang
kamu sukai.

PTSD akan mengganggu kualitas hidup. Gangguan ini akan membuat kamu sulit
untuk memercayai, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah. Ini dapat menyebabkan
masalah dalam hubungan dengan teman, pasangan, keluarga, dan rekan kerja. Selain itu,
gangguan ini juga dapat memengaruhi kesehatan fisik seperti dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung atau gangguan pencernaan.

G. Pengobatan PTSD
Pengobatan gejala PTSD umumnya terdiri dari terapi obat-obatan dan juga
dilakukan psikoterapi.

1. Terapi kognitif. Membantu pengidap untuk mengenali cara pikir (pola kognitif) yang
menyebabkan terhambatnya pengidap dalam proses melalui peristiwa traumatis
tersebut.
2. Terapi paparan. Terapi paparan bertujuan untuk membantu pengidap agar bisa
menghadapi situasi dan memori yang dianggap menakutkan sehingga pengidap dapat
menghadapinya dengan efektif. Terapi ini efisien terutama pada kasus dimana
pengidap mengalami kilas balik atau mimpi buruk.
3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR). EMDR menggabungkan
terapi paparan dan sebuah serial pergerakkan mata terarah untuk membantu pengidap
memproses sebuah peristiwa traumatis dan dokter akan mengamati reaksi pengidap.

Obat-Obatan

1. Antidepresan. Obat ini membantu meringankan gejala depresi, cemas, gangguan


tidur dan gangguan konsentrasi.
2. Antikecemasan. Obat ini membantu meredakan gangguan cemas yang berat.
3. Prazosin. Efektivitas prazosin dalam meringankan gejala dan menekan terjadinya
mimpi buruk masih dalam perdebatan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PTSD atau gangguan stress pasca trauma merupakan suatu kondisi kesehatan jiwa
yang dipicu oleh peristiwa yang traumatis, naik dengan inbdividu yang mengalaminya
ataupun yang menyaksikannya. Adapun penyebab dan faktos individu terkena risiko PTSD
ialah memiliki suatu pengalaman yang menakutkan, termasuk jumlahh dan tingkatt
keparahan trauma tersebut, serta mewarisi risiko kesehatan mental seperti Riwayat gangguan
kecemasan dan depresi dalam lingkup keluarga. Adapun ciri-ciri kepribadiannya seperti
kecenderungan temperamental. Setaip orang meiliki risiko gangguan strees pasca trauma,
namum beberapa faktor dapat membuat individu mungkin mengembangkan PTSD, seperti
mengalami trauma intens, pelecehan seksual, memiliki pekerjaan yang meningkatkan resiko
traumatis, memiliki maslah kesehatan mental lainnya.

Gejala PTSD ditimbulkan beragam, ada yang mucul satu bulan setelah kejadian.
Namun, dalam beberapa kasus gejala baru akan muncul bertahun0tahun steelah seseorang
mengalami kejadian traumatis. Gejala PTSD dibagi 4 tipe, yaitu ingatan intrusive, avoidance
atauh menghindar, perubahan negative pada cara berpikir, mood, perubahan reaksi fisik dan
emosional.

Dampak PTSD mungkin selalu dihantui kilas balikam sulit tidur, sering mengalami
ledakan amarah, dan perasaan bersarah dan menghindari suatu peristiwa dan kehilangan
minat pada hal yang kamu sukai. Gangguan ini juga melibatkan individu sulit untuk
memercayai, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah.

Pengobatan gejala PTSD terdiri dari terapi obat-obatan dan juga dilakukan Psikoterapi
yang meliputi terapi kognitif, terapi paparan, eye movement. Adapun obat-obatan yaitu obat
antidepresan, anti kecemasan,prazosin.

H. Saran
Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber kritik yang membangun dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-ptsd-pada-kesehatan-mental-jika-tidak-segera-
diatasi

https://lifestyle.kompas.com/read/2009/10/17/09002295/Dampak.PTSD.Dalam.Diri.Anda

https://www.klikdokter.com/penyakit/post-traumatic-syndrome-disorder-
ptsd#:~:text=Komplikasi%20yang%20bisa%20terjadi%20akibat,psikosis%20atau
%20gangguan%20kejiwaan%20lainnya.

https://pijarpsikologi.org/direktori-psikologi-posttraumatic-stress-disorder-ptsd/

https://www.sehatq.com/penyakit/post-traumatic-stress-disorder-ptsd

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-post-traumatic-stress-disorder-
ptsd/13654/5

Anda mungkin juga menyukai