Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” Mitigasi Bencana “ dan alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen untuk
menunjang mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai mitigasi bencana,
serta mengukur kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah dan melatih
kemampuan berbahasa.
Namun, kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi yang dibahas, mengigat akan
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki masih terbatas, Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah selanjutnya.
Kami mengucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini khususnya dosen yang
telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah ini, beserta
temen-teman seperjuaganku.
Kami berharap Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin

Penulis, 13 November 2020


BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar


yang menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat
(atau komunitas). Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang
menimbulkan korban dan atau kerusakan atau kerugian harta benda,
infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana kehidupan
pada satu skala yang brada diluar kapasitas normal dari komunitas-
komunitas yang terlanda untuk mengatasinya.

Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana


besar dimana pola-pola normal khidupan (atau ekosistim) teah terganggu
dan intervensi-intervensi darurat dan luar biasa diperlukan untuk
menyelamatkan dan mengamankan kehidupan manusia dan atau
lingkungan. Bencana-bencana sering dikategorikan sesuai dengan
penyebab-penyebab yang dirasakan dan kecepatan dampak.

Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat


menimbulkan penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya.
Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik, tetapi
juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta
benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat sebagian
korban bencana alam mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal
tersebut sangat berbahaya terutama bagi anak-anak yang dapat terganggu
perkembangan jiwanya.

Mengingat dampak yang luar biasa terebut, maka penanggulangan


bencana alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang
tepat. Selain itu, penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh
tidak hanya pada saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi
bencana dan rehabilitas serta rekonstruksi setelah terjadi bencana.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari mitigasi bencana?


2. Bagaimana contoh mitigasi bencana?
3. Apa tujuan mitigasi bencana?
4. Apa jenis-jenis mitigasi bencana?
5. Apa tahapan mitigasi bencana?
6. Bagaimana simulasi mitigasi bencana?

C.     Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari mitigasi bencana.,


2. Untuk mengetahui contoh mitigasi bencana.,
3.  Untuk mengethaui tujuan mitigasi bencana.,
4. Untuk mengetahui jenis-jenis mitigasi bencana.,
5. Untuk mengetahui tahapan mitigasi bencana.,
6. Untuk mengetahui bagaimana simulasi mitigasi bencana.

D.    Manfaat

Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan makalah


ini yaitu dapat menambah pemahaman  kita mengenai mitigasi bencana
mulai dari pengertian, tujuan dan jenis-jenis mitigasi bencana, selain itu
dapat memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana memanajemen dan
mengahadapi suatu bencana apabila sudah terjadi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mitigasi Bencana


Mitigasi bencana adala istilah yang digunakan untuk menunjukan
pada semua Tindakan untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang
dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
Tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka Panjang. Selin itu, mitigasi
bencana  serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu :
1. Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana
yang disebabkan oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
2. Bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh
manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan teror.
Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan
sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu :
a.       Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana.
b.      Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan
bencana.
c.       Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta
mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
d.      Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi
ancaman bencana.
B. Contoh Mitigasi Bencana
Secara geologis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama
dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng
Pasifik. Negara yang kita huni ini mendapat julukan ring of fire atau
Lingkaran Api Pasifik. Hal ini menjadi faktor di Indonesia sering terjadi
bencana. Bencana sendiri diartikan sebagai peristiwa yang dapat
mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat seperti kehilangan
nyawa dan harta benda. Sementara Mitigasi sebagai langkah antisipasinya,
berikut dibawah ini beberapa contoh Mitigasi edufriends:
1. Contoh Mitigasi Bencana Alam
Bencana Alam sebagai Peristiwa akibat faktor geologis
(pergerakan lempeng bumi), klimatologis (kondisi cuaca atau
iklm), dan ekstra-terestrial (benda luar angkasa). Contoh Mitigasi
Bencana Bencana Alam, misalnya saja pada Tanah Longsor.
Adapun mitigasi bencana yang dapat dilakukan pada tanah longsor
adalah sebagai berikut.
 Membangun terasering dengan sistem drainase yang tepat.
 Membuat peta rawan bencana tanah longsor.
 Melakukan pembuatan tanggul penahan runtuhan batuan.
 Penutupan rekahan di atas lereng.
 Melakukan reboisasi di hutan yang gundul.
 Tidak mendirikan bangunan di daerah tebing atau tanah
yang tidak stabil
 Memperhatikan dan membuat sistem peringatan dini.
 Memantau informasi gejala tanah longsor dari media
elektronik. Misalnya website BMKG.
2. Contoh Mitigasu Non Bencana Alam
Bencana non-alam atau Peristiwa akibat dari wabah, gagal
teknologi, dan epidemic. Misalnya saja pada bencana wabah
penyakit, yang bisa dilakukan adalah:
 Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat
pemerintah khususnya di jajaran kesehatan dan lintas sektor
terkait untuk memahami risiko bila wabah terjadi serta
bagaimana cara-cara menghadapinya bila suatu wabah
terjadi melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan
 Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk
mendukung upaya-upaya pencegahan, respon cepat serta
penanganan bila wabah terjadi.
 Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanganan seperti
sumberdaya manusia yang profesional, sarana pelayanan
kesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistik serta
pembiayaan operasional.
 Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi
faktor risiko dan menentukan strategi intervensi dan
penanganan maupun respon dini di semua jajaran.
3. Contoh Mitigasi Bencana Sosial
Bencana Sosial masuk diantaranya adalah Kerusuhan. Adapun
mitigasi bencana yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Mendorong peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam
rangka memelihara stabilitas ketentraman dan ketertiban
 Mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan
keberagaman aspirasi politik, serta di tanamkan moral dan
etika budaya politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
 Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkan
hukum secara konsisten, berkeadilan dan kejujuran.
 Meningkatkan pemahaman dan penyadaran serta
meningkatnya perlindungan penghormatan, dan penegakkan
HAM
 Meningkatkan kinerja aparatur negara dalam rangka
mewujudkan aparatur negara yang berfungsi melayani
masyarakat, profesional, berdayaguna, produktif, transparan,
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepositme.
4. Mitigasi di Berbagai Sektor
Kenali mitigasi perubahan iklim, sebagai usaha yang dilakukan
dalam mengurangi resiko peningkatan emisi gas rumah kaca.
Menurut data, tiga negara yang paling banyak menyumbang emisi
gas rumah kaca adalah Amerika, Cina, dan Indonesia. Prediksi
mengenai dampak perubahan iklim di antaranya, di Asia Tenggara
pada tahun 2050 akan mengalami krisis air bersih. Di Eropa, akan
terjadi gelombang panas dan penyebaran penyakit yang sangat
cepat. Selain itu, akibat suhu yang tinggi akan terjadi kekeringan
dan gagal panen. Di Indonesia sendiri, diprediksi sebesar 45%
lahan pertanian akan mengalami kerusakan dan sebanyak 2000
pulau akan ikut terendam akibat air laut yang naik. Mitigasi tak
hanya bencana alam, berikut ini pemahaman Mitigasi dalam sektor
lainnya:
a) Sektor Kehutanan
Salah satu sektor yang memiliki andil dalam
meningkatnya emisi gas rumah kaca. Hal tersebut
diakibatkan dari kegiatan pengalihan fungsi lahan hutan
(deforestasi), yang disertai dengan perusakan hutan dengan
skala yang luas. Salah satu cara yang telah dilakukan untuk
mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca di Indonesia
yaitu dengan penanaman bibit pohon. Selain itu, pihak
pemerintah turut serta membangun Hutan Rakyat, Hutan
Tanaman Industri, dan Hutan Kemasyarakatan. Selain itu,
mengelola tata air dan pemeliharaan jaringan reklamasi
pada rawa.
b) Sektor Pertanian
Di bidang pertanian, salah satu penyebab yang turut
serta menyumbang emisi gas rumah kaca yaitu kegiatan
pembakaran, kegiatan pemupukan, pelapukan, dan proses
respirasi. Oleh karena itu proyek mitigasi untuk sektor
pertanian mempunyai fokus pada penerapan teknologi
budidaya tanaman, pemanfaatan pupuk organik, penerapan
bioenergi dan kompos, serta penggunaan teknologi biogas
dan pakan untuk bisa membantu mengurangi emisi gas
rumah kaca.
c) Sektor Limbah Rumah Tangga
Pengurangan emisi gas rumah kaca tak terhindar
dari hal mendasar di kehidupan sehari-hari. Contohnya
sampah yang menumpuk baik yang jenisnya organik dan
anorganik. Oleh karena itu beberapa cara yang telah
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di antaranya
meningkatkan pengelolaan limbah air di daerah perkotaan,
menerapkan teknik 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dalam
proses penanggulangan timbunan sampah, perbaikan dan
rehabilitasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan
pemanfaatan daur ulang sampah menjadi bahan produksi
energi yang ramah lingkungan.
d) Sektor Perairan
Contoh upaya mitigasi yang lain dalam upaya
mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya
air antara lain Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan
penaburan material semai (seeding agent) berupa powder
atau flare, usaha rehabilitasi waduk dan embung, alokasi air
melalui operasi waduk pola kering, pembangunan jaringan
irigasi, penghijauan lahan kritis dan sosialisasi gerakan
hemat air, peningkatan kehandalan sumber air baku,
peningkatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA),
pengembangan teknologi pengolahan air tepat guna,
pembangunan dan rehabilitasi waduk dan embung serta
pembangunan jaringan irigasi.
e) Sektor Transportasi
Beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca di sektor energi dan transportasi yaitu
dengan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih atau
fuelswitching. Selain itu, turut serta mengoptimalisasikan
energi terbarukan yang meliputi energi angin, energi panas,
dan energi bumi. Mengoptimalisasikan pengganti minyak
bumi dan mengoptimalisasikan energi nuklir. Selain itu,
untuk transportasi massal diharapkan menggunakan yang
rendah akan emisi serta ramah lingkungan. Strategi yang
dilakukan yaitu mengubah pola penggunaan kendaraan
pribadi ke pola transportasi rendah karbon.
C. Tujuan Mitigasi Bencana
Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta dapat
menimbulkan kerugian dan korban bagi manusia. Seperti yang telah
disebutkan pada penjelasan arti mitigasi di atas, tujuan utama dari mitigasi
ialah untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
Tujuan mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian pada saat
terjadinya bahaya dimasa yang akan mendatang. Lebih singkatnya untuk
mengurangi resiko kematian dan cedera terhadap penduduk. Adapun
Tujuan tujuan sekunder diantaranya :
1. Pengurangan kerusakan sektor publik dan mengurangi kerugian
kerugian ekonomi yang ditumbulkan terrhadap innfrastruktur sektor
publik dan mengurangi kerugian sektor swasta.
2. Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana
khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian
ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.
3. Sebagai landasan (pedoman) bagi pemerintah untuk perencanaan
pembangunan di suatu tempat.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam
menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga
masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman (safe).
D. Jenis-jenis Mitigasi Bencana
Sesuai dengan pengertian mitigasi dan tujuannya, secara umum,
mitigasi ini juga terdapat dua macam, yakni mitigasi struktural serta
mitigasi non-struktural. Dibawah ini merupakan penjelasan dua jenis
mitigasi ini diantaranya sebagai berikut:
1. Mitigasi Struktural

Mitigasi struktural ini merupakan suatu upaya yang dilakukan


untuk dapat mengurangi risiko terjadinya bencana dengan cara
melaksanakan suatu pembangunan prasarana fisik. Ialah dengan
melalui spesifikasi tertentu dan juga memanfaatkan teknologi
supaya pencegahan itu dilakukan dengan secara maksimal.
Dibawah ini merupakan contoh dari penggunaan teknologi di
dalam mitigasi struktural diantaranya :

 Memanfaatkan alat untuk deteksi aktivitas gunung berapi,


supaya dapat mengetahui bagaimana kondisi dari gunung.
 Pembangunan kanal khusus di dalam rangka untuk
mencegah terjadinya banjir
 Melakukan sebuah pembangunan dengan menggunakan
struktur bangunan yang tahan akan adanya gempa
 Penggunaan sistem peringatan dini supaya dapat atau bisa
memperkirakan kapan kemungkinan yang mungkin terjadi
pada gelombang tsunami.

Di dalam hal ini, mitigasi struktural ini lebih menitik beratkan


pada tindakan untuk dapat mengurangi kerentanan terhadap
bencana. Serta yang paling utama ialah dengan membuat bangunan
yang tahan terhadap adanya bencana. Sehingga, struktur bangunan
yang dibuat dengan sedemikian rupa ini mampu untuk bertahan di
dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu akan
membahayakan manusia.

2. Mitigasi Non Struktural

Mitigasi non-struktural ini merupakan upaya yang dilakukan


untuk dapat mengurangi dampak bencana yang kemungkinan akan
terjadi, Ialah dengan melalui peraturan atau juga kebijakan tertentu.
Dibawah ini merupakan contoh dari mitigasi non-struktural
diantaranya ialah sebagai berikut ;

 Mengatur tata ruang kota itu dengan secara baik serta rapi
 Anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya
(larangan untuk membuang sampah sembarangan seperti
membuang sampah di selokan atau juga sungai).
 Mengatur juga kapasitas pembangunan pada masyarakat.

Dengan demikian, mitigasi non-struktural ini kemudia lebih


menitikberatkan pada pembuatan suatu peraturan atau juga
kebijakan, dengan tujuan ialah untuk mencegah dari terjadinya
dampak atau juga risiko bencana.

E. Tahapan Mitigasi Bencana


Penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan
siklus waktunya, yaitu:
1. Upaya Mitigasi
Mitigasi dilakukan sebagai tahapan awal penanggulangan
bencana alam untuk memperkecil atau mengurangi dampak
bencana. Mitigasi juga bisa berarti kegiatan sebelum bencana alam
terjadi.
Contohnya membuat peta wilayah yang rawan akan
bencana, membuat bangunan atau hunian tahan gempa, menanam
pohon bakau untuk mengurangi abrasi, penghijauan hutan,
memberikan penyuluhan agar kesadaran masyarakat meningkat
terhadap bencana.
2. Kesiapsiagaan
Kesiapan dan kesiagaan diperlukan ketika merespon
terjadinya bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang
sebelumnya pernah terjadi serta bencana lain yang kemungkinan
terjadi. Tujuannya agar korban jiwa dan kerusakan sarana-
prasarana dapat dihindarkan.
3. Tanggap
Dalam menghadapi bencana, diperlukan upaya tanggap
untuk meminimalkan bahaya akibat bencana. Tahap ini
berlangsung sesaat pasca bencana. Rencana penanggulangan
bencana dilaksanakan dengan fokus upaya pertolongan korban
serta antisipasi kerusakan akibat bencana.

4. Pemulihan
Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi
masyarakat seperti sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada
penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban dan membangun
kembali sarana-prasarana yang rusak. Selain itu, evaluasi terhadap
langkah penanggulangan bencana juga perlu dilakukan
F. Simulasi Mitigasi Bencana

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana


dapat dibagi 4 kategori:

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)

2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)

4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan


perbaikan/rehabilitasi)

Mitigasi Bencana Tsunami

 Jika berada di sekitar pantai atau di laut: terasa ada goncangan gempa
bumi, air laut surut secara tiba-tiba dan menjorok jauh ke tengah laut
segera lari menuju ke tempat yang tinggi atau perbukitan, sambil
memberitahukan teman-teman yang lain untuk naik ke daerah yang tinggi.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita dari pantai terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera
turun ke daerah yang rendah. Harus menunggu sampai gelombang laut
mereda kembali.
 Jika gelombang laut telah mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban.Segera memberitahukan kejadian tersebut kepada aparat
pemerintah daerah.
 Jika berada dalam ruangan sekolah di pinggir pantai: jika terasa goncangan
gempa bumi, lindungi kepala dengan buku atau tas, berlindung di bawah
meja belajar, jika goncangan gempa bumi mereda segera keluar ruangan
mengikuti arahan guru kelas, jika mendengar peringatan akan terjadi
tsunami segera naik ke daerah yang lebih tinggi. Jika gedung sekolah
bertingkat, naik ke tingkat yang lebih tinggi

Mitigasi Bencana Gunung Berapi

 Pemantauan aktivitas gunung api. Data hasil pemantauan dikirim ke


Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di
Bandung dengan radio komunikasi SSB.

 Tanggap darurat

 Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan


jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri,
pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi.

 Penyelidikan gunung berapi menggukanan metode geologi, geofisika, dan


geokimia

 Sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

  Sebelum Gempa

 Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

 Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal


 Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

 Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

 Periksa penggunaan listrik dan gas

 Catat nomor telepon penting

 Kenali jalure evakuasi

 Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

  Ketika Gempa

 Tetap tenang

 Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang

 Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

 Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

  Setelah Gempa

 Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa

 Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

 Hindari banugnan yang berpotensi roboh.

 Mitigasi Tanah Longsor

 Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman

 Mengurangi tingkat keterjalan lereng

 Terasering dengan sistem drainase yang tepat

 Penghijauan dengan tanaman berakar dalam

 Mendirikan bangunan berpondasi kuat

 Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk


 Relokasi (dalam beberapa kasus)

Mitigasi Banjir

  Sebelum Banjir

 Penataan daerah aliran sungai

 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan banjir

 Tidak membangun bangunan di bantaran sungai

 Buang sampah di tempat sampah

 Pengerukan sungai

 Penghijauan hulu sungai

  Saat Banjir

 Matikan listrik

 Mengungsi ke daerah aman

 Jangan berjalan dekat saluran air

 Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana

  Setelah Banjir

 Bersihkan rumah

 Siapkan air bersih untuk menghindari diare

 Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin


ada
 Selalu waspada terhadap banjir susulan
BAB III

KESIMPULAN

1. Mitigasi bencana adala istilah yang digunakan untuk menunjukan pada semua
Tindakan untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang dapat dilakukan
sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan Tindakan-tindakan pengurangan
resiko jangka Panjang. Selin itu, mitigasi bencana  serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No
21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
2. Contoh Mitigasi Bencana: Alam, Non-Alam, Bencana Sosial dan berbagai sektor.
3. Tujuan mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian pada saat terjadinya bahaya
dimasa yang akan mendatang. Lebih singkatnya untuk mengurangi resiko kematian
dan cedera terhadap penduduk.
4. Sesuai dengan pengertian mitigasi dan tujuannya, secara umum, mitigasi ini juga
terdapat dua macam, yakni mitigasi struktural serta mitigasi non-struktural.
5. Tahapan Mitigasi Bencana: Upaya Mitigasi – Kesiapsiagaan – Tanggap –
Pemulihan.
6. Simulasi Mitigasi Bencana: Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan
bencana dapat dibagi 4 kategori:
 Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)
 Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
 Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
 Kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi
DAFTAR PUSTAKA

https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenkm/km2016/KM201623/materi4MitigasiBencana.html

https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603#:~:text=adalah%20serangkaian%20upaya
%20untuk%20mengurangi,2008%20Tentang%20Penyelenggaraan%20Penanggulangan
%20Bencana

Anda mungkin juga menyukai