Pandangan Islam Terhadap Stigma
Pandangan Islam Terhadap Stigma
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar pendidikan agama islam
Dosen :
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pemasaran Jasa. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kami dan pembaca makalah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu
mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Pemasaran Jasa, asisten dosen, dan kepada semua pihak yang telah mendukung
hingga terselesaikannya makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.
Penyusun
2
3
A. Latar Belakang Penelitian
Hampir semua manusia mengalami suatu tahap kehidupan
yang namanya pernikahan. Pernikahan merupakan sebuah upacara penyatuan dua jiwa
menjadi sebuah keluarga melalui akad perjanjian yang diatur oleh agama Oleh
karena itu, perkawinan menjadi agung, luhur dan sakral. Sebagaimana
termaktub dalam firman allah SWT :
Artinya :
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu
dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah. An-nahl (16: 72)
Sistem sosial budaya mempunyai suatu tatanan yang berbeda-beda, realitas tata
tertib adat pernikahan antara masyarakat adat yang satu dengan yang lain, antara suku
satu dengan yang lain, antara beragama Islam satu dengan yang lain, begitu juga
terdapat perbedaan adat pernikahan kota dan desa. Adat istiadat yang sudah menjadi
sutau hukum adat akan lebih sulit dan kuat karena pelanggaran terhadapnya akan
menemui suatu sangsi sesuai peraturan yang diberlakukan dan dipatuhi didalam
masyarakat tersebut. Seperti yang terjadi di dalam masyarakat atau beberapa adat
bahwa seorang adik dilarang mendahului kakaknya menikah, meskipun adik telah siap
lahir bathin untuk melakukan pernikahan. Hal ini tidak diperbolehkan, karena jika hal
demikian terjadi menurut kepercayaan yang berlaku dan diyakini akan timbul bencana
terhadap rumah tangga yang akan dibina maupun keluarga khususnya kakaknya yang
dilangkahinya (Hadikusuma, 1990: 12).
4
Hukum Perkawinan adat merupakan hukum masyarakat yang mengatur tentang
pernikahan yang tidak tertulis di dalam Perundang-undangan negara. Jika terjadi
pelanggaran maka yang akan mengadili ialah musyawarah masyarakat adat setempat.
Meskipun masyarakat d mayoritas beragama islam bahkan tergolong taat, mereka tetep
yakin dan percaya sehingga mereka mengikuti tradisi yang sudah turun temurun, dan
juga merupakan petuah orang-orang tua yang tidak mungkin untuk dilanggar
(Hadikusuma, 1995: 14).
Di dalam Islam tidak diatur atau tidak dibahas secara jelas karena ini hanya
tradisi suatu daerah. Islam sendiri hanya mengatur tentang hukum nikah, peminangan,
rukun akad nikah, syarat nikah, macam-macam akad nikah, wanita-wanita yang
diharamkan dan pengaruh akad nikah dilangsungkan dengan walimahan untuk wujud
bersyukur.
C. Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dari permasalahan di atas, penyusun
bertujuan sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini, sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
5
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana baru tentang masalah
tradisi dan stigma - stigma dalam pernikahan dalam tinjauan hukum Islam dan
2. Secara Praktis
di masyarakat.
islam.
c. Sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut bagi siapa saja yang membaca
islam.
E. Tinjauan Pustaka
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan penyusun adalah pendekatan historis. Karena
dengan pendekatan ini bisa mengetahui asal mula keyakinan masyarakat tentang
tradisi dan stigma – stigma dalam pernikahan. Hal ini bisa terungkap dengan terjun
2007: 79), sehingga data diperoleh dengan akurat dan terpercaya lebih lengkap.
3. Metode Penelitian
a) Observasi
6
b) Wawancara
Wawancara yaitu tekhnik pengumpulan data melalui tanya jawab lisan, dimana
pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang
diwawancara (Fathoni, 2011: 105). Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-
4. Sumber Data
a) MUI
b) Alamat di
c) dst
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul barulah penyusun menentukan bentuk
a. Deduktif yaitu analisa yang bertitik tolak dari suatu kaidah yang umum
ketentuan umum yang ada dalam nash dijadikan sebagai pedoman untuk
8. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, penyusun akan mengumpulkan data-data sehingga menjadi
data yang akurat dan terpercaya, yang digunakan penyusun adalah alat perekam, alat
tulis, serta alat dokumentasi, peneliti disini membaur dengan obyek penelitian. Kehadiran
penyusun sebagai peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti.
7
Daftar Pustaka