Anda di halaman 1dari 5

NIM : 11218029

Nama Lengkap : Muhammad Mufid Irfan Farras

Ujian Akhir Semester


Statistika Teknik (Open book)
30 April 2020
Dosen Pengampu : Dr. Wardono Niloperbowo

Seorang mahasiswa Program Studi Rekayasa Hayati, Institut Teknologi Bandung melakukan penelitian
tentang pengaruh temperatur pengempaan terhadap laju ekstraksi minyak kelapa sawit (CPO). Untuk
penelitiannya tersebut dia melakukan sebuah percobaan dengan menerapkan satu faktor, yaitu suhu
pengempaan dengan tiga level (30 oC, 60 oC dan 90 oC). Setiap level perlakuan diulang 9 (sembilan) kali.
Untuk penelitiannya tersebut, digunakan 50 g buah kelapa sawit yang dianggap seragam dan pengempaan
buah kelapa sawit tersebut dilakukan dengan menggunakan satu buah alat pengempa, yang dianggap
memiliki performa yang sama selama percobaan dilakukan.

Soal No. 1 (Nilai 10).


Berapa jumlah perlakuan yang diterapkan pada percobaan mahasiswa tersebut ?
- Perlakuan yang dilakukan pada percobaan mahasiswa tersebut adalah tiga (3) perlakuan

Soal No. 2 (Nilai 10).


Berapa jumlah unit percobaan yang ada pada percobaan mahasiswa tersebut ?
- Unit percobaan yang ada pada percobaan mahasiswa tersebut adalah 27 unit

Soal No. 3 (Nilai 25).


Apakah percobaannya tersebut harus dilakukan dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap
atau rancangan percobaan acak kelompok ?. Jelaskan.
- Percobaan yang harus dilakukan adalah rancangan percobaan acak lengkap, karena unit-unit
percobaan (buah kelapa sawit) dan kondisi lingkungan saat perlakuan dianggap seragam.
Soal No. 4 (Nilai 25).
Karena percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan satu buah alat, maka pelaksanaan percobaan
harus dilakukan satu persatu. Tunjukan bagaimana saudara melakukan pengacakan pelaksanaan
percobaan tersebut. Jawaban soal ini harus mengandung nama (identitas) setiap unit percobaan, slot
(waktu) pelaksanaan percobaan untuk setiap unit percobaan, angka acak untuk setiap unit percobaan dan
hasil pengacakannya.
- Pertama, tempat unit percobaan pada alat pengempa dinomori
Penomoran tempat unit percobaan

1 2 3

4 5 6

7 8 9

- Kedua, unit percobaan diidentifikasi


Ulangan (U)
Perlakuan (P)
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9

P1 (30°C) P1U1 P1U2 P1U3 P1U4 P1U5 P1U6 P1U7 P1U8 P1U9

P2 (60°C) P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P2U5 P2U6 P2U7 P2U8 P2U9

P3 (90°C) P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5 P3U6 P3U7 P3U8 P3U9

- Ketiga, pemberian angka acak (random number) menggunakan fungsi =RAND() pada tiap unit
percobaan pada masing-masing perlakuan

angka angka angka


P1 Urutan P2 Urutan P3 Urutan
acak acak acak
P1U1 0,7099 7 P2U1 0,0378 1 P3U1 0,6877 7
P1U2 0,4610 4 P2U2 0,3818 5 P3U2 0,1650 3
P1U3 0,1942 1 P2U3 0,0665 2 P3U3 0,6393 6
P1U4 0,9709 8 P2U4 0,7786 9 P3U4 0,4007 4
P1U5 0,3156 2 P2U5 0,7455 8 P3U5 0,1631 2
P1U6 0,4287 3 P2U6 0,1601 4 P3U6 0,7764 8
P1U7 0,9751 9 P2U7 0,5619 6 P3U7 0,0151 1
P1U8 0,5586 5 P2U8 0,0927 3 P3U8 0,8669 9
P1U9 0,6563 6 P2U9 0,5889 7 P3U9 0,5555 5
- Keempat, unit percobaan ditempatkan pada tempatnya sesuai urutan yang didapat
P1 P2 P3

P1U3 P1U5 P1U6 P2U1 P2U3 P2U8 P3U7 P3U5 P3U2

P1U2 P1U8 P1U9 P2U6 P2U2 P2U7 P3U4 P3U9 P3U3

P1U1 P1U4 P1U7 P2U9 P2U5 P2U4 P3U1 P3U6 P3U8

- Percobaan akan dilakukan mulai dari P1 (30 oC) dilanjutkan dengan P2 (60 oC) dan terakhir adalah
P3 (90 oC) dengan penempatan unit percobaan sesuai dengan urutan yang telah diacak.

Soal No. 5 (Nilai 150).

Data mentah hasil penelitian yang diperoleh mahasiswa tersebut tertera pada file : “Data UAS Statistika
teknik 2020.docx” dan saudara diminta untuk mengektrak data “laju ekstraksi” dari data tersebut,
sehingga dapat dianalisis secara statistik.

Data Laju Ekstraksi


Perlakuan (P) Ulangan (U)
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
P1 (30°C) 0,1112 0,1225 0,1277 0,1276 0,1155 0,1198 0,1246 0,1338 0,1264
P2 (60°C) 0,1788 0,1767 0,1819 0,1818 0,1698 0,1741 0,1789 0,1880 0,1807
P3 (90°C) 0,2192 0,1940 0,1991 0,1991 0,1870 0,1913 0,1961 0,2052 0,1979

Soal No. 6 (Nilai 100).


Lakukan analisis variansi untuk data yang saudara peroleh tersebut untuk mengetahui apakah perlakuan
(suhu pengempaan) memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju ekstraksi CPO dari buah sawit.

Tabel analisis sidik ragam


Sumber keragaman DK Jumlah Kuadrat Rata-rata Kuadrat F-hitung F-tabel
Perlakuan 2 0,027610587 0,013805293 259,3477 3,403
Galat 24 0,0013 5,32308E-05
Total 26 0,0289
Faktor koreksi 0,752903

Dari hasil analisis variansi yang dilakukan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh nyata dari temperatur
pengempaan terhadap laju ekstraksi minyak kelapa sawit. Hal ini ditunjukkan dengan F-hitung yang lebih
besar dari F-tabel (259,3477 > 3,403). Sehingga akan dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji jarak
berganda duncan.
Soal No. 7 (Nilai 100).

Jika hasil analisis variansi menunjukan bahwa perlakukan memberikan pengaruh yang nyata, lakukan uji
lanjutan dengan menggunakan “Uji Jarak Berganda Duncan”.

Uji Jarak Berganda Duncan


Perilaku Rata2 sort rp Rp Selisih 1 Selisih 2 Notasi
P3 (90°C) 0,1988 0,1902 a
P2 (60°C) 0,1790 2,919 0,007098956 0,1719 b
P1 (30°C) 0,1232 3,532 0,008589761 c
Standar Error 0,003439342

Soal No. 8 (Nilai 150).


Dengan menggunakan kurva batang (Perlakuan suhu vs laju ekstraksi), tunjukan nilai rerata laju ekstraksi
setiap perlakuan beserta simbol hurufnya dan berdasarkan gambar tersebut kemukakan bagaimana
pengaruh suhu pengempaan terhadap laju ekstrasi CPO dari buah kelapa sawit. Kemudian lakukan
penelusuran secara online untuk mendapatkan alasan terhadap fenomena tersebut (ditulis satu spasi dan
tidak lebih dari 1 halaman).

Pengaruh variasi suhu terhadap laju ekstraksi


0,2500
Laju ekstraksi (g/detik)

0,2000

0,1500

0,1000

0,0500

0,0000
P3 (90°C) P2 (60°C) P1 (30°C)
Perlakan suhu pengempaan

No Perilaku Rata-rata laju ekstraksi (g/detik)


1 P3 (90°C) 0,1987a ± 0,0069
2 P2 (60°C) 0,1789b ± 0,0052
3 P1 (30°C) 0,1232c ± 0,0092

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa seiring penambahan suhu pengempaan cenderung
akan meningkatkan laju ekstraksi dari proses pengempaan. Fenomena ini dapat terjadi akibat
penambahan suhu pada proses pengempaan menyebabkan protein yang terdapat pada biji akan
terkoagulasi, menyebabkan pecahnya emulsi antara minyak dan protein sehingga memudahkan minyak
untuk mengalir keluar (Ketaren, 1986). Menurut Swern (1979), proses pengempaan dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang berhubungan dengan afinitas minyak terhadap bahan padat di dalam biji, salah satu
faktor tersebut adalah suhu pengempaan.

Fenomena tersebut juga ditemukan pada proses ekstraksi minyak biji karet. Penelitian yang
dilakukan oleh Suparno et al. (2010) menunjukkan bahwa minyak yang dihasilkan pada proses
pengempaan menunjukkan perbedaan nyata pada suhu 75°C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 65°C
dan 55°C. Hal ini juga ditemukan pada penelitian pengaruh suhu pengempaan terhadap hasil ekstraksi
dari minyak jarak pagar yang dilakukan oleh Wibowo (2007). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh nyata dari perlakuan suhu terhadap minyak yang dihasilkan, pada suhu 80°C dihasilkan
minyak yang lebih banyak dibandingkan dengan suhu 60°C.

Referensi:
Ketaren, S. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Kempas. Jakarta.
Suparno, O., Sofyan, K., Aliem, M.I. (2010). Penentuan Kondisi Terbaik Pengempaan Dalam Produksi
Minyak Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Untuk Penyamakan Kulit. Jurnal Teknologi Industri Pertanian.
20. 101-109.
Swern, D. (1979). Bailey’s industrial oil and fat products. Vol. I 4th edition. New York: John Wiley and Son.
Wibowo, S. (2007). Pengaruh Kondisi Biji, Suhu Dan Lama Pengempaan Terhadap Rendemen Dan Sifat
Kimia Minyak Jarak Pagar (Atropha Curcas). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 25/4. 334-341.

Anda mungkin juga menyukai