Anda di halaman 1dari 2

MINERALIZED TISSUE

BLOK 5 (SEM 3)
SENIN, 2 SEPTEMBER 2019
Dr. Vinna Kurniawati. S, drg., M.Kes ; Natallia Pranata, drg., M. Kes ; Rudy Djuanda, drg., Sp. KG

1. PENDAHULUAN
Jaringan keras gigi dapat mengalami demineralisasi, disebabkan oleh karies, pemakaian, trauma,
dan kelainan pembentukan. Hal ini merusak struktur (terbentuk kavitas), fungsi dan estetik gigi.
Karies gigi dapat berupa Smooth surface caries dan Pit and Fissure Caries karena adanya
keterlibatan beberapa faktor yang semuanya saling mempengaruhi dan apabila terjadi secara
bersama-sama.
Agen antikaries alamiah yang terdapat pada rongga mulut dapat melindungi gigi dari karies. Pada
keadaan homeostatis, microbiome bersimbiosis, oral commensal berusaha menjaga pH pada
keadaan normal. Beberapa bakteri pada biofilm melakukan metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi dan sebagai limbahnya dihasilkan juga asam organik. Asam organic ini dapat
menurunkan pH hingga ke pH kritis.
Persentase kerusakan pada jaringan bermineral gigi bertambah seiring dengan meningkatnya
peradaban manusia, hal ini merupakan tantangan untuk ilmu kedokteran gigi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mempelajari teori dasar mengenai jaringan oral bermineral dan keadaan patologis yang
dapat terjadi pada jaringan tersebut, sehingga dapat melakukan penatalaksanaannya secara tepat.

2. PRASYARAT
Mengetahui dasar-dasar anatomi gigi (nomenklatur dan morfologi gigi)

3. DAFTAR PUSTAKA
1. Banerjee A. and Watson TF. 2011. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. 9th ed. New
York: Oxford.
2. Ritter AV., Boushell LW., Walter R. 2018. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry. 7th ed. North Carolina: ELSEVIER.
3. Garg N, 2015. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. New Delhi: Jaypee.
4. G.J. Mount, W. R. Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure. 2nd Edition.
Australia. 2005.
4. SKENARIO
W, wanita, 22 tahun datang ke RSGMP dengan keluhan terdapat banyak lubang pada gigi
bawahnya. Ia juga mengeluh gigi belakang bawah kirinya terasa ngilu saat makan atau minum dingin.
Berdasarkan hasil anamnesis diketahui kalau seluruh gigi W yang berlubang belum pernah terasa
sakit spontan.
W juga bercerita kalau ia jarang menggosok gigi dan kebiasaan minum obat anti depressant
sebelum tidur. Dokter gigi yang memeriksanya menduga bahwa pasien tersebut terdapat banyak
karies karena sering mengkonsumsi obat antidepressant dan salivanya yang kental dan lengket,
sehingga keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi terganggu. Dokter gigi
mendiagnosis dengan metoda taktil dan visual dan menduga karies tersebut sudah membentuk dark
zone enamel dan decalcification zone of dentin.
Berdasarkan pemeriksaan intraoral diperoleh :
• Plak dan kalkulus (+) regio 33 - 43
• Karies media pada insial 33 - 43; oklusal dan bukal gigi 37 - 34, 44 - 47
• Tes vitalitas (+) pada gigi 37 - 47
• Tes perkusi (-) pada gigi 37 - 47
• Tes tekan (-) pada gigi 37 - 47

Pemeriksaan penunjang: (foto panoramik)


- Tidak ada lesi periapikal seluruh gigi
- Tidak tampak kelaian pada alveolar crest

Anda mungkin juga menyukai