Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-
tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan,  2011).

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala


berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).

P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya
mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita
tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya
jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan
melakukan pertolongan yang salah pada korban. Sebagai seorang pecinta alam,
materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat
diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan.
Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau.
Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara
pada korban kerumah sakit atau dokter terdekat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan pra rujukan perdarahan?
2. Bagaimana penatalaksanaan pra rujukan syok?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penatalaksanaan pra rujukan perdarahan.
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan pra rujukan syok.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penatalaksanaan perdarahan

Perdarahan adalah suatu keadaan dimana darah keluat dari pembuluh darah.
Terdapat dua jenis perdarahan yaitu perdarahan dalam dan perdarahan luar.

1. Penanganan perdarahan luar:


Jenis-jenis perdarahan luar:
a. Pwedarahan pembuluh darah nadi/arteri: darah akan tampak merah cerah
dan darah yang keluar akan menyemprot oleh karena terpompa oleh
jantung.
b. Perdarahan pembuluh darah balik/vena: darah akan tampak merah gelap
dan mengalir.
c. Perdarahan kapiler: darah akan tampak gelap, menetes dan merembes.

Perawatan pra RS untuk perdarahan luar:

a. Lakukan penekanan langsung


b. Tinggikan anggota gerak yang cedera
c. Gunakan penekanan pada titik riskan
d. Imobilisasi anggota gerak.

Turniket hanya pada kasus emergensi, ketika cara lain tidak dapat lagi
menghentikan. Gunakan turniket se-distal (bawah) mungkin. Penggunaan
turniket dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah. Juga
dapat mengakibatkan kehilangan anggota gerak.

Prinsip pada penutupan luka:

a. Jangan menyentuh luka secara langsung, termasuk menyentuh luka dengan


tangan yang kotor atau benda-benda yang tidak steril.

2
b. Bahan yang digunakan untuk membalut luka harus steril. Jika tidak ada
dapat gunakan kain yang bersih.
c. Jangan ada ujung balutan yang bebas melayang.
d. Ikatan balutan jangan terlalu longgar atau kencang.
e. Plester ujung balutan atau ikat dengan simpul.
f. Sedapat mungkin ujung jari tidak ikut terbalut agar dapat diperiksa
peredaran darahnya.
2. Penanganan perdarahan dalam
Gejala dan tanda perdarahan dalam
a. Batuk darah
b. Muntah darah
c. Jejas memar di kulit
d. Perut yang keras disertai dengan rasa sakit yang luar biasa
e. Keluar darah dari alat kelamin

Penanganan pra rumah sakit untuk pedrahan dalam:

a. Pertahankan tetap terbukanya jalan napas.


b. Jaga korban tetap hangat berikan selimut, tetapi jangan berlebihan.
c. Awasi tanda-tanda syok (penurunan kesadaran, bibir pucat, keringat dingin
ditangan, tekanan darah turun <90/60 mmHg)
d. Evakuasi korban secepat mungkin.

Jenis-jenis balutan

a. Mitela
Berbentuk segitiga yang digunakan untuk menahan anggota badan yang
terbuka. Menahan kassa steril, membentuk turniket dan membalut dahi
atau tulang tengkorak.
b. Kravat, adalah mitela yang dilipat-lipat dan dapat digunakan untuk
membebat.
c. Perban gulung biasa ataupun elastis sering digunakan.

3
B. Penatalaksanaan syok
1. Tanda dan gejala syok
Syok adalah gangguan perfusi, kegagalan tubuh untuk mensuplai sel-sel tubuh
dengan darah, dan secara langsung memberikan darah ke segala sel dalam
tubuh. Jaringan yang tidak mendapatkan darah antara lain otak, jantung,
ginjal, dan sebagainya.
Gejala yang terjadi dapat sangat ringan sehingga sulit dikenali, ataupun dapat
sangat berat sehingga mudah dikenali.
1) Nadi
Gangguan perfusi ini dapat terjadi pada semua organ, dan tubuh manusia
bereaksi terhadap keadaan ini dengan memompoa lebih cepat sehingga
terjadi denyutan jantung yang lebih cepat, dan tentu saja nedi menjadi
lebih cepat. Keadaan ini dikenal sebagai takikardi. Seperti sudah
diterangkan, maka nadi dapat diraba di pergelangan tangan (arteri radialis)
ataupun arteri karotis di leher. Apabila ragu-ragu akan denyutan di
pergelangan tangan, lebih baik langsung meraba di arteri karotis. Kalau
darah yang dipompakan berkurang, maka oembuluh darah akan bereaksi
dengan mengecilkan pembuluh darahnya (vasokontriksi). Akibatnya maka
denyut znadi lebih sulit diraba, menjadi “lebih kecil”. Jadi akibat syok tadi
adalah takikardia dan kecil. Pada syok yang sangat berat, maka nadi
mungkin tidak akan dapat diraba lagi.
2) Otak
Apabila otak kekurangan darah, maka terjadi gangguan fungsi otak. Bila
kekurangan itu hanya sedikit, maka penderita akan menjadi gelisah dan
ketakutan. Pada syok yang berat ataupun sangat berat, penderita akan
kehilangan kesadaran, dapat sampai pingsan sebelum meninggal. Biasanya
pada keadaan syok, penderita akan merasa haus, dan meminta minum
(jangan diberikan).
3) Paru-paru

4
Bila ada syok, maka akan terjadi keadaan dimana sel-sel mengalami
hipoksia, kekurangan oksigen, tubuh akan bereaksi dengan membuat
pernafasan menjadi lebih cepat, supaya kekurangan oksigen dapat teratasi ,
pernafasan juga menjadi lebih dangkal.
4) Kulit
Akibat syok pada kulit, tubuh mengubah distribusi darahnya. Organ tubuh
yang tidak begitu penting tidak mendapat darah lagi supaya organ tubuh
yang lebih penting tetap mendapatkan suplay darah. Akibatnya adalah
bahwa kulit menjadi dingin. Semakin berat syoknya semakin dingin
kulitnya. Perabaan akan dinginnya kulit ini dilakukan terutama pada
daerah tangan atau kaki. Pada keadaan dimana jantung tiba-tiba berhenti
mendadak, seperti misalnya serangan jantung akut yang luas, maka tubuh
tidak sempat bereaksi, sehingga mungkin kita mendapatkan penderita yang
sudah mati, tetapi masih hangat. Kulit juga menjadi “ berkeringat dingin”.
Apabila kita mendapatkan penderita yang kulit tangan atau kakinya dingin
dan pada perabaan nadi kecil dan cepat maka sebaiknya penderita di
anggap berada dalam keadaan syok.
Dengan demikian pada syok akan ada :
Gejala : Gelisah , ketakutan, mual, muntah, haus.
Tanda: Keringat dingin, nadi cepat dan kecil, anggota tubuh dingin,
keringat dingin, pernafasan cepat dan dangkal, kesadaran menurun.
2. Jenis-jenis syok
Syok yang terpenting adalah :
a. Syok karena kehilangan darah, misalnya pada luka, atau karena persalinan
(syok hipovolemik). Kehilangan darah dapat terjadi pada keadaan cedera ,
pada wanita yang dalam persainan , ataupun sebab lainnya. Keadaan
cedera (trauma), maka harus dianggap bahwa syok yang terjadi adalah
akibat kehilangan darah, walaupun pada trauma dapat terjadi syok jenis
lainnya misalnya syok karena jantungnya terganggu .
Perdarahan merepakan perdarahan luar, perdarahan dalam, perdarahan
yang terlihat harus dihentikan, dan cara menghentikannya adalah dengan :

5
1) Istirahatkan anggota tubuh yang berdarah
2) Naikkan (elevasi) anggota tubuh yang mengalami perdarahan
3) Tekan Perdarahan secara langsung memakai kassa (yang sebaiknya
steril)
4) Tekan pembuluh darah nadi proximal luka
5) Turniket hanya dilakukan bila anggota tubuh sudah hancur.
b. Syok karena kehilangan air (dari darah) misalnya pada mencret-mencret
yang berat atau luka bakar (syok hipovolemik).
Syok jenis ini dapat terjadi akibat mencret-mencret yang berat, kepanasan
yang tinggi dan lama, atau pun karena bakar. Pada keadaan ini, maka
walaupun tidak ada kehilangan darah, akan tetapi cairan darah akan keluar
sehingga volume darah berkurang. Lakukan penanganan syok secara
umum.
c. Syok karena jantung gagal untuk berdenyut dengan sempurna.
Pada keadaan ini jantung sudah tidak mampu memompa, sehingga darah
tidak mencapai jaringan agak sulit untuk menegakkan diagnosis syok jenis
ini , dan akan diuraikan lebih lanjut pada bagian mengenai jantung.
Lakukan pen syanganan syok secara umum.
d. Syok karena alergi, disebut sebagai syok anafilaktik
Sering disebabkan :
1) Makanan (makanan laut paling sering)
2) Gigitan binatang (tawon, lebah)
3) Zat yang terhirup (rambut binatang, dsb)
4) Zat kimia yang kontak dengan kulit
5) Obat ( sering penisilin dan sulfa)

Gajala dan tanda syok anafilaktik:

1) Gajala dan tanda syok secara umum


2) Pembengkakan mata
3) Pembengkakan kulit
4) Pembengkakan dalam saluran nafas ( suara menjadi stridor, sesak)

6
3. Langkah perawat pra RS dari syok
Diagnosis dan terapi harus dilakukan dengan cepat. Untuk kebanyakan
penderita trauma dilakukan terapi terhadap syok, sampe terbukti sebaiknya.
Setiap jenis syok tertentu membutuhkan pertolongan yang khusus. Seperti
keadaan kehilangan darah membutuhkan tindakan untuk mengehentikan
perdarahannya , serta penggantian darah yang sudah hilang. Namun ada hal-
hal umum yang dapat dilakukan yang akan mengurangi akibat syok itu yaitu :
a. Selalu perhatikan A (Airway ) dan B (Brithing) terlebih dahulu
Syok dapat mengganggu airway maupun birthing. Sebagai contoh adalah
bahwa keadaan pada syok yang berat maka kesadaran akan menurun
sehingga pangkal lidah jatuh kebelakang dan kemudian menyebabkan
mengorok. Ini harus diatasi terlebih dahulu. Syok yang sangat berat akan
menyebabkan pernafasan menjadi lambat (penderita “megap-megap”)
sehingga membutuhkan bantuan pernafasan. Tentu saja keadaan syok
dapat terjadi bersamaan dengan adanya kelainan airway maupun brithing
seperti keadaan cidera yang berat. Oksigen harus selalu di berikan pada
penderita dengan syok.
b. Usahakan pernafasan yang lebih baik
Ini dapat dilakukan dengan melonggarkan pakaian penderita, membuka
beberapa kancing baju dan celana tentu saja dalam mebuka pakaian ini
harus tetap dijaga kesopanan, apabila pernafasan yang lebih baik maka
diharapkan bahwa oksigenasi akan menjadi lebih baik pula
c. Usahakan agar otak ( dan jantung ) mendapatkan lebih banyak darah ini
dapat dilakukan dengan membaringkan penderita dan meninggikan kaki
penderita.dalam posisi ini maka darah yang mengalir ke kaki dan bagian
tubuh bawah akan berkurang, sehingga otak dan jantung mendapatkan
darah lebih banyak. Dengan demikian secara ringkas, penangan penderita
syok secara umum adalah :
1) Hangatkan penderita
2) Barikan oksigen

7
3) Usahakan otak mendapatkan oksigen dengan menaikkan kaki 20-30
cm. ini hanya boleh dilakukan jika tidak ada cedera pada dada, perut
atau tungkai.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perdarahan adalah suatu keadaan dimana darah keluat dari pembuluh darah.
Terdapat dua jenis perdarahan yaitu perdarahan dalam dan perdarahan luar.

Jenis-jenis perdarahan luar:

1. Pedarahan pembuluh darah nadi/arteri


2. Perdarahan pembuluh darah balik/vena
3. Perdarahan kapiler

Perawatan pra RS untuk perdarahan luar:

e. Lakukan penekanan langsung


f. Tinggikan anggota gerak yang cedera
g. Gunakan penekanan pada titik riskan
h. Imobilisasi anggota gerak.

Gejala dan tanda perdarahan dalam


1. Batuk darah
2. Muntah darah
3. Jejas memar di kulit
4. Perut yang keras disertai dengan rasa sakit yang luar biasa
5. Keluar darah dari alat kelamin

Penanganan pra rumah sakit untuk pedrahan dalam:

1. Pertahankan tetap terbukanya jalan napas.

8
2. Jaga korban tetap hangat berikan selimut, tetapi jangan berlebihan.
3. Awasi tanda-tanda syok (penurunan kesadaran, bibir pucat, keringat dingin
ditangan, tekanan darah turun <90/60 mmHg)
4. Evakuasi korban secepat mungkin.

Tanda dan gejala syok


Syok adalah gangguan perfusi, kegagalan tubuh untuk mensuplai sel-sel
tubuh dengan darah, dan secara langsung memberikan darah ke segala sel
dalam tubuh. Jaringan yang tidak mendapatkan darah antara lain otak, jantung,
ginjal, dan sebagainya.

B. Saran

Saat kita menemukan penderita, sebagai penolong kita harus memastikan apa
yang sebenarnya kita hadapi, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat
membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah
menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban.
Keselamatan penolong adalah nomor satu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Modul 3: Penanggulangan Kegawatdaruratan Sehari-hari dan


Bencana. Jakarta: Depkes RI

10

Anda mungkin juga menyukai