Menghitung Kebutuhan Cairan Infus
Menghitung Kebutuhan Cairan Infus
Menghitung Kebutuhan Cairan Infus
Mungkin kita sering mendengarkan atau mendapatkan advice seperti di atas, namun apakah
kita pernah memikirkan, kenapa klien harus mendapatkan carian RL..? Padahal carian kristaloid
selain RL juga ada NS.. Kenapa 20 tetes/menit...? apakah pemberian cairan rumatan (Maintenace)
selalu 20 tetes/menit (Sebagian besar tenaga kesehatan memahami bahwa pemberian cairan
rumatan (maintenance) adalah 20 tpm). Eitss... tunggu dulu.. Pemberian Cairan rumatan tidak selalu
20 tpm.. :)
Kebanyakan kita sebagai perawat hanya manut saja dengan apa yang di advicekan dokter, mau
tanya kenapa seperti ini..? kenapa ndak seperti itu..? takut nanti kalau ditanya balik sama
dokternya.. malah ndak bisa jawab karena ndak punya dasar kenapa mempertanyakan advice
dokter...
Naahh... oleh karena itu kali ini kami akan mengulas sedikit mengenai dasar pengambilan
keputusan dalam pemberian cairan pada klien. Biar nanti kalau ada advice dari dokter kita tahu
mengapa dokter mengambil keputusan itu dan kita dapat mengingatkan apabila kita anggap tidak
sesuai dengan kebutuhan klien...
Rekan-rekan sekalian Jumlah kebutuhan cairan klien adalah salah satu dasar pengambilan
keputusan untuk memberikan cairan tambahan dari luar. Rumusnya adalah sebagai berikut :
CONTOH KASUS
Berikan cairan maintenance pada klien laki-laki usia 25 tahun dengna berat badan 50Kg
= 2.500 cc / 24 jam
(Jadi kebutuhan Natrium klien berada antara rentang 150-250 mEq dalam 24 jam)
(O) Tetes/menit
- jika kita memberikan 3 flash RL maka jumlah cairan yang kita berikan hanya 1.500 cc
Padahal kebutuhan cairan klien adalah 2.500 cc, maka klien membutuhkan 1.000 cc
tambahan cairan
- Kekurangan cairan kita tutupi dengan cairan non-elektrolit seperti Dekstrosa (D5%)
Nah... itu tadi sedikit ilmu yang bisa kami bagikan, semoga rekan-rekan sekalian dapat semakin
kritis dalam menanggapi advice yang diberikan dokter, karena kita adalah mitra... yang bekerja sama
dan saling mengingatkan semata-mata demi pelayanan terbaik bagi klien...
CAIRAN INFUS
JENIS – JENIS CAIRAN INFUS
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
- Na 130 mEq
- K 4 mEq
- Cl 109 mEq
- Ca 3 mEq
- Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati.
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding
RL pada neonatus.
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan
isofluran.
Mempunyai efek vasodilator
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat
meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema
serebral
KA-EN 1B
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi
(dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam).
< 24 jam pasca operasi.
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500
ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
KA-EN MG3
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas.
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
Mensuplai kalium 20 mEq/L.
Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
o Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak.
o Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar
konsentrasi kalium serum normal.
o Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun.
Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia.
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
- Na 30 mEq/L
- K 8 mEq/L
- Cl 28 mEq/L
- Laktat 10 mEq/L
- Glukosa 37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
Untuk resusitasi
Kehilangan Na > Cl, misal diare.
Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar).
Otsu-RL
Indikasi:
o Resusitasi
o Suplai ion bikarbonat
o Asidosis metabolik
MARTOS-10
Indikasi:
Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik.
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat
dan defisiensi protein
Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
Stres metabolik berat
Luka bakar
Infeksi berat
Kwasiokor
Pasca operasi
Total Parenteral Nutrition
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL-600
Indikasi:
Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
Penderita GI yang dipuasakan
Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
Stres metabolik sedang
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
PAN-AMIN G
Indikasi:
Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan.
Nitrisi dini pasca operasi.
Tifoid
RUMUS TRANSFUSI DARAH
Rumus :
Hb normal – Hb pasien = hasil
Hasil x BB x jenis darah
Keterangan :
Hb normal = Hb yang diharapkan atau Hb normal
Hb pasien = Hb pasien saat ini
Hasil = hasil pengurangan Hb normal dan Hb pasien
Jenis darah = darah yang dibutuhkan
PRC dikalikan 3
WB dikalikan 6
Memasang infus merupakan salah satu cara pemberian terapi cairan dengan menggunakan
prosedur infasif yang dilaksanakan dengan menggunakan tehnik aseptik.
Persiapan Alat:
Alkohol spry
Infus Set
IV catheter sesuai ukuran
Pengalas
Infus sesuai pesanan
Toniquet
Sarung tangan bersih
Kapas steril
Plester
Bengkok
Prosedur Kerja:
8. Menusuk vena dengan sudut 30 derajat dan lubang jarum menghadap ke atas
9. Setelah dipastikan jarum masuk, turunkan posisi jarum 20 derajat dan tarik mandrin 0,5
cm, masukan catether secara perlahan.
Lakukan teknik V saat melepas mandrin dengan menekan port dan vena lalu segera
sambungkan selang infus dengan catheter.
10. Lepas torniquet dan masukan catheter secara perlahan, sambil menarik jarum keluar
11. Alirkan infus, selanjutnya lakukan fiksasi antara sayap dan lokasi insersi tanpa menutup
lokasi insersi
14. Lakukan fiksasi (plaster ukuran ± 5x8cm sampai menutup kapas steril.
15. Atur tetesan infus sesuai program dan tulis tanggal pemasangan, kolf, tetesan, jam
habis,dan k/p obat
17. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya dalam keadaan bersih
Tahap Terminasi
Observasi terhadap kondisi umum(vital sign, keluhan nyeri, alergi)
Observasi kelancaran tetesan dan jumlah tetesan
Observasi area insersi (warna kulit / pembengkakan/ sakit)
Berikan KIE pada pasien/keluarga bila terjadi ketidaknyamanan
Keuntungan:
Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung
cepat.
Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan
Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun
dimodifikasi
Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat
dihindari
Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar,
iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis
Kerugian:
Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas
dan sensitivitas tinggi
Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun kemasannya
Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian
dan waktu pemberian)
Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana perawatan
Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan kecepatan tetesan.
§ Anjuran:
Larangan:
Persiapan Peralatan
Alat
Prinsip: Pilih alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil yang memungkinkan
administrasi cairan dengan benar
Ukuran 16
Guna: – Dewasa
Ukuran 18
Ukuran 20
Ukuran 22
Pertimbangan Perawat:
- Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh
Ukuran 24, 26
Pertimbangan Perawat:
Label
Alas/perlak
Sarung tangan untuk mencegah kontaminasi dari darah dan cairan tubuh pasien
2. Cairan
… cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah tampak berawan, keruh atau
separated
Dicantumkan informasi: nama perawat, nama pasien, nomor identifikasi pasien, nomor kamar,
tanggal dan jam pemasangan infus, tambahan obat, no urut kemasan
3. Infus Set
Petunjuk Umum:
- Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi alasan yang didokumentasikan
dalam catatan perawatan pasien
Tempat insersi perlu diganti jika terjadi kemerahan, edema, nyeri tekan, atau filtrasi
- Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke dalam kateter
- Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh dan yang tidak
tersumbat
- Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari
- Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedur-prosedur yang akan
dilaksanakan
- Vena-vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan dewasa
- Metacarpal Veins
- Cephalic Vein
- Basilic Vein
- Cephalic Vein
Jika perlu, jepit rambut diatas insersi agar vena lebih jelas dan untuk mengurangi rasa sakit
sewaktu plester dilepas
Jangan mencukur, karena mencukur dapat menggores kulit, menimbulkan iritasi jika
terkena povidone-iodine/ alkohol dan menimbulkan resiko infeksi.
Bersihkan dengan larutan povidone iodine (atau alkohol 70 % jika alergi terhadap iodine)
B Menstabilkan Vena
Untuk memperbesar vena dapat digunakan posisi yang ditusuk lebih rendah daripada
jantung. (Jika perlu gunakan manset tensimeter)
Jika perlu, jepit rambut yang ada, agar vena terlihat jelas dan mengurangi sakit jika plester
dilepaskan
Bersihkan area insersi dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan larutan antiseptik
dan biarkan mengering
Fiksasi vena; letakkan ibu jari anda diatas vena untuk mencegah pergerakan dan untuk
meregangkan kulit melawan arah penusukan.
- Metode langsung: tempatkan bevel jarum mengarah ke atas dengan sudut 30-40 0 dari
kulit pasien. Tusukan searah dengan aliran vena: rasakan ‘letupam’ dan lihat adanya aliran darah.
metode tidak langsung: tusuk kulit disamping vena, kemudia arahkan kateter untuk menembus
sisi samping vena sampai terlihat aliran balik darah.
Label dressing meliputi tanggal, jam, ukuran kateter dan inisial/nama pemasang
Rapikan alat-alat
Tehnik Fiksasi
Metode Chevron
- Potong plester ukuran 1,25 cm, letakkan dibawah hub kateter dengan bagian yang berperekat
menghadap ke atas.
- Silangkan kedua ujung plester melalui hub kateter dan rekatkan pada kulit pasien
- Rekatkan plester ukuran 2,5 cm melintang diatas sayap kateter dan selang
infus untuk memperkuat, kemudian berikan label
Metode U
- Potong plester ukuran 1,25 cm dan letakkan bagian yang berperekat dibawah hub
kateter
- Lipat setiap sisis plester melalui sayap kateter, tekan kebawah sehingga paralel dengan hub
kateter
Metode H
- Potong plester ukuran 2,5 cm tiga buah. Rekatkan plester pada sayap kateter
Inisiasi:
4. Tempat insersi IV
5. Jenis cairan
7. Kecepatan tetesan
Maintenance
3. Pergantian balutan
Penghentian
1. Jam dan tanggal
4. Reaksi dan komplikasi yang terjadi pada pasien, serta intervensi perawat
6. Tindaklanjut yang akan dilakukan (mis: memakai perban untuk tempat insersi, atau
melakukan inisiasi di tungkai yang baru)
6. Vena-vena kaki karena sirkulasi lambat dan komplikasi lebih sering terjadi
Tusukkan ujung penusuk infus set ke botol secara tegak lurus dengan menerapkan tehnik
aseptik. Jangan diputar