Anda di halaman 1dari 4

2.

10 Mekanisme Erupsi Gigi


Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari tahap
pembentukkan gigi sampai gigi muncul ke rongga mulut. Gigi dinyatakan erupsi jika
mahkota telah menembus gingiva dan tidak melebihi 3 mm di atas gingiva dihitung dari
tonjol gigi atau dari tepi insisal. Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota
terbentuk sempurna tetapi sebelum akar terbentuk sempurna. Gigi tumbuh dari dua tipe sel,
yaitu epitel oral dari organ enamel dan sel mesenkim dari papilla dental. Perkembangan
enamel dari enamel organ dan perkembangan dentin dari papila dental. Mahkota dan bagian
akar dibentuk sebelum gigi tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian
baru pembentukkan akar. Perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pra-erupsi,
tahap prafungsional (tahap erupsi), dan tahap fungsional. 1

1. Tahap Pra-Erupsi
Tahap pra-erupsi, yaitu saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang
rahang cukup stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak
di dalam tulang rahang ke arah rongga mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat akar gigi
terbentuk setengah sampai tiga perempat dari panjang akar. Tahap pra-erupsi terdiri dari :
a. Inisiasi (Bud Stage)
Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal dan pembentukkan
kuntum gigi yang dikenal sebagai organ enamel pada minggu ke-10. Perubahan yang
paling nyata dan paling dominan adalah proliferasi jaringan ektodermal dan jaringan
mesenkimal yang terus berlanjut. 1
b. Proliferasi (Cap Stage)
Dimulai pada minggu ke-11, sel-sel organ enamel masih terus berproliferasi
sehingga organ enamel lebih besar sehingga berbentukan cekung seperti topi. Bagian
yang cekung diisi oleh kondensasi jaringan mesenkim dan berproliferasi membentuk
papila dentis yang akan membentuk dentin. Papila dental yang dikelilingi oleh organ
enamel akan berdiferensiasi menjadi pulpa. Jaringan mesenkim di bawah papila dental
membentuk lapisan yang bertambah padat dan berkembang menjadi lapisan fibrosa
yaitu kantong gigi (dental sakus) primitif. 1
c. Histodiferensiasi (Bell Stage)
Tahap bel merupakan perubahan bentuk organ enamel dari bentuk topi menjadi
bentuk bel. Perubahan histodiferensiasi mencakup perubahan sel-sel perifer papila
dental menjadi odontoblas (sel-sel pembentuk dentin). Ada empat lapisan sel yang
dapat dilihat pada tahap bell, yaitu Outer Enamel Epithelium, Retikulum Stelata,
Stratum Intermedium, dan Inner Enamel Epithelium. 1
d. Morfodiferensiasi
Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk jaringan
atau organ. Perubahan morfodiferensiasi mencakup pembentukkan pola morfologi atau
bentuk dasar dan ukuran relatif dari mahkota gigi. Morfologi gigi ditentukan bila epitel
email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan
odontoblas berupa gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola
tertentu pada pembiakan sel. 1
e. Aposisi
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi (email,
dentin, dan sementum). Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur
dan berirama dari bahan ekstraseluler yang mempunyai kemampuan sendiri untuk
pertumbuhan yang akan datang. 1
f. Kalsifikasi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama
pengendapan matriks. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah
mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian lainnya dengan
penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan
pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi. 1

2. Tahap Pra-Fungsional/Pra-Oklusal (Tahap Erupsi)


Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari
tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi
fungsional di dalam rongga mulut. Gigi dinyatakan erupsi jika mahkota telah menembus
gingiva dan tidak melebihi 3 mm di atas gingiva dihitung dari tonjol gigi atau dari tepi
insisal. Gerakan dalam proses erupsi gigi adalah ke arah vertical. Selama proses ini
berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi, dan pergerakan ke arah
mesial. Proses erupsi gigi permanen selain gigi molar permanen, melibatkan gigi desidui,
yaitu gigi desidui tanggal yang digantikan oleh gigi permanen. Resorpsi tulang dan akar
gigi desidui mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya. Resoprsi akar gigi
desidui dimulai di bagian akar gigi desidui yang paling dekat dengan benih gigi
permanen. Tahap awal erupsi gigi permanen akan menghasilkan tekanan erupsi yang
akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui. Namun, folikel gigi dan retikulum stelata
yang merupakan bagian dari komponen gigi juga berperan dalam resorpsi akar gigi
desidui. Erupsi gigi dianggap sebagai proses perkembangan di mana gigi bergerak ke
arah aksial dari posisi anatomisnya di dalam ruang bawah alveolar rahang ke posisi
fungsionalnya dalam rongga mulut. Gerakan erupsi berlanjut setelah timbulnya, dan
akhirnya gigi mengalami oklusi dengan gigi di lengkung yang berlawanan. Bahkan
kemudian terus meletus untuk mengkompensasi keausan (gesekan) pada permukaan
insisal atau oklusal. Erupsi gigi adalah hasil dari sejumlah faktor dan banyak teori telah
diajukan untuk menjelaskan mekanisme erupsi gigi termasuk remodeling tulang,
pembentukan akar, tekanan vaskular dan teori-teori traksi ligamen periodontal. Teori
mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari
bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau
tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi). 1
2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen
periodontal. 1
Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di
sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di
sekitar kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini
semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen
periodontal yang memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga
terjadi penumpukkan cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan
tekanan erupsi. Faktor lain yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal
pada tahap ini adalah perpanjangan dari pulpa, di mana pulpa yang sedang berkembang
pesat ke arah apikal dapat menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah
oklusal. Teori traksi ligamen periodontal adalah yang paling diterima dan banyak bukti
menunjukkan bahwa gerakan erupsi disebabkan oleh kompleks ligamen folikel-
periodontal gigi. Gaya kontraktil yang diberikan oleh fibroblas ligamen periodontal
ditransmisikan ke bundel serat kolagen yang berorientasi dengan benar. Penjumlahan
kekuatan kontraktil ini menyebabkan pergerakan gigi. Renovasi tulang yang diperlukan
untuk membentuk jalur erupsi difasilitasi oleh sel-sel folikel gigi. Erupsi gigi dimulai
segera setelah mahkota selesai. Ketika gigi mencapai bidang oklusal fungsional,
perkembangan akar belum lengkap. Pembentukan akar biasanya selesai 1 hingga 3 tahun
setelah erupsi gigi. Ketika mahkota gigi pertama kali muncul ke dalam rongga mulut
melalui mukosa oral, epitel yang menutupi mahkota, yaitu epitel enamel yang berkurang
dengan cepat hancur dan menjadi dimasukkan ke dalam epitel gingiva untuk membentuk
epitel junctional/attachment. Dengan erupsi yang terus-menerus, karena semakin banyak
mahkota yang terbuka, celah gingiva terbentuk di sekitar leher gigi. Epitel junctional
menyediakan sarana perlekatan antara enamel (permukaan keras) dan epitel sulkular yang
melapisi sulkus gingiva. 1

3. Tahap Fungsional/Tahap Oklusal


Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal dan
berlangsung bertahun-tahun. Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan
proksimal. Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk mengimbangi kehilangan
substansi gigi yang terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal
dipertahankan. Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama
pada bagian soket gigi sebelah distal. Demikian halnya dengan sementum pada akar gigi
yang menimbulkan interpretasi bahwa bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal
pada tahap ini berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar dan sementum.
Interpretasi ini tidak benar, pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah
penyebab bergeraknya gigi tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan sementum yang
terjadi merupakan hasil dari pergerakan gigi. Pergerakan gigi pada tahap fungsional sama
dengan pada tahap prafungsional, tetapi proliferasi ligamen periodontal berjalan lambat. 1

Untuk waktu erupsi dari gigi desidui sebagai berikut.


Gigi Maxilla Mandibula
Incisivus Sentral 6-7 bulan 6-7 bulan
Incisivus Lateral 7-8 bulan 7-8 bulan
Caninus 18-20 bulan 18-20 bulan
Molar 1 12-15 bulan 12-15 bulan
Molar 2 24-36 bulan 24-36 bulan

Untuk waktu erupsi dari gigi permanen sebagai berikut.


Gigi Maxilla Mandibula
Incisivus Sentral 7-8 tahun 6-7 tahun
Incisivus Lateral 8-9 tahun 7-8 tahun
Caninus 11-12 tahun 9-10 tahun
Premolar 1 10-11 tahun 10-12 tahun
Premolar 2 10-12 tahun 11-12 tahun
Molar 1 6-7 tahun 5-6 tahun
Molar 2 12-13 tahun 12-13 tahun
Molar 3 17-21 tahun 17-21 tahun

Phulari. Textbook of Dental Anatomy, Physiology and Occlusion. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher; 2014.

Anda mungkin juga menyukai