Faisol 1150019027
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat
· Gelas obat
· Sendok
1. Nama pasien
3. Dosis obat
2. Persiapan Klien
· Memperkenalkan diri
· Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan dan waktu pemberian
obat
3. Persiapan Lingkungan
B. Tahap Pelaksanaan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program
tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian)
periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada
perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang
diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
c) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan
lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.
a) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang
telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup
botol bagian dalam.
c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah
menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa
dibaca dengan tepat.
e) Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah
tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk
mengambilnya dari botol.
6. Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak, misal biskuit.
7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah ditelan minta klien
membuka mulutnya.
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk
pemberian obat selanjutnya.
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon terhadap
pengobatan.
3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4. Cuci tangan
Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang absorpsinya baik melalui
jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini mudah diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung,
sifat kelabilan dalam asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.
Persiapan
Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
4. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah, hingga terlarut
seluruhnya.
5. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat
belum terlarut seluruhnya.
1. Pengertian
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)
2. Tujuan
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang diberikan obat secara
intramuscular
3. peralatan
Ø Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci untuk anak-
anak)
Ø Bak spuit 1
Ø Bengkok 1
A. Tahap PraInteraksi
- Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
- Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
- Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa,
nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi.
- Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar \diameter ±5cm)
C. Tahap Terminasi
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.
Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring
dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks
menyilangi abdomen atau pangkuan.
v SUNTIKAN INTRAVENA (IV)
1. Pengertian
Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh
darah vena menggunakan spuit
- Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedaang gawat
darurat .
- Kapas alkohol
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
- Perlak pengalas
- Kasa steril
- Betadin
Prosedur Kerja:
- Cuci tangan.
- Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
- Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat
berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades steril).
- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan
dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas
vena yang akan dilakukan penyuntikan.
- Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah
dengan sudut penyuntikan 150 - 300
- Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat
hingga habis.
- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan
kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta reaksinya
setelah penyuntikan (jika ada)
1.Pengertian
Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.
Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki bagian atas,dan daerah
disekitar pusar.
2.Tujuan
Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan
subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi .
- Kapas alkohol
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
3. Prosedur
- cuci tangan
- identifikasi klien
- tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan dengan ujung jarum
menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .
- jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit tekan
tempat penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat
yangbaru.
- cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
- jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai perdarahan berhenti.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat, serta reaksinya
setelah penyuntikan (jika ada)
1.Pengertian
Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan caramemasukkan obat kedalam
permukaan kulit. Tempat penting yang banyak dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah
bagian atas dari lengan bawah.
- kapas alkohol
- bak spuit
- baki obat
2. Prosedur
- Cuci tangan.
- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka dan ke ataskan.
- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut) kemudian
ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50 – 150 dengan permukaan
kulit.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta reaksinya
setelah penyuntikan.
Pemberian obat melalui anus/rectum (suppositoria) dilakukan dengan cara memasukkan obat melalui
anus/rekktum.
Tujuan
1. Memberikan efek local dan sistemik.
3. Merangsang BAB
Peralatan
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
6. Bengkok.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan
8. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan obat sambil menyuruh
pasien menarik nafas panjang. Selama 20 menit pasien istirahat baring.
9. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu,.
Pemberian obat yang melalui vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati
saluran vagina/ servix.
Peralatan
2. Sarung tangan
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Pelicin/pelumas.
6. Pengalas/handuk bawah.
7. Bengkok
Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
8. Renggangkan labia minora agar tampak meatus vagina dengan tangan kiri
9. Masukan obat sepanjang dinding kanal vagina posterior sampai 8-10 cm atau
sedalam mungkin.
11. Memberikan supine selama 5-10 menit, meninggikan panggul dengan 1 bantal.
a. Kulit
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan hidrasi, melindungi
permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Obat ini dapat berupa krem, lotion,
aerosol, dan sprey.
Peralatan
3. Kasa steril
4. Bengkok.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan
6. Cuci tangan
b. Mata
Pemberian obat dengan cara meneteskan atau mengoleskan obat pada mata
.
Peralatan
1. Bengkok.
2. Kapas.
3. Obat
4. K/P pipet.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
5. Meneteskan obat tetes mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata bawah.
7. Apabila obat mata jenis salep, pegeng aplikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian tekan salep sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.. Setelah selesai
anjurkan pasie untuk melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian
atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan mengerakkan kelopak mata.
8. Membereskan alat.
9. Cuci tangan.
TELINGA
Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan atau mengoleskan obat pada telinga. Pada
umumnya obat ini diberikan pada gangguan infeksi telinga (misal, otitis).
Peralatan
1. Kapas bulat.
2. Handuk.
3. Obat yang sudah ditentukan.
5. Bengkok.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
3. Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengerah ke atas.
8. Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara, sesuai dosis yang ditentukan.
HIDUNG
Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan obat pada hidung. Pada umumnya dilakukan pada
seseorang yang mengalami keradangan hidung (rhinitis) atau naso pharing.
Peralatan
1. Handuk
2. Kapas/tisu.
3. Bengkok.
4. K/P pipet.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
3. Pasien diberi sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari bahu.
5. Menetesi hidung :
b. Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring selama 5-10 menit supaya
obat tidak mengalir keluar.
8. Cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, buku 2. Jakarta : salemba Medika
Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
WHO. (1998). Nursing Care Of The Sick : A Guide For Nurses Working In Small Rural Hospital.