Anda di halaman 1dari 8

ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫إِ َّن احْل مد هلل حَن مده ونستعِينه ونستغ ِفره ونت‬

ُ‫ َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُمض َّل لَه‬،‫ َو َنعُ ْوذُ بلله م ْن ُش ُر ْو ِر أَْن ُفسنَا َو َسيِّئَات أ َْع َمالنَا‬،‫وب الَْيه‬ ُ َُ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ
ِ ِ ْ ‫ومن ي‬
ُ‫ي لَه‬
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ
َ ‫وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل اللَّهُ َو ْح َدهُ اَل َش ِر‬
َّ ‫يك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ‬
‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُسولُهُ الَ نَيِب َّ َب ْع َده‬
‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّـهَ َح َّق تُ َقاتِِه َواَل مَتُوتُ َّن إِاَّل َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
ٍ ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ى حُمَ َّمد َو َشَّر األ ُُمو ِر حُمْ َدثَا ُت َها َو ُك َّل حُمْ َدثَة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َعة‬
‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬ ُ ‫َح َس َن اهْلَْدى َه ْد‬ ْ ‫اب اللَّه َوأ‬ ُ َ‫َص َد َق احْلَديث كت‬ ْ ‫فَِإ َّن أ‬
‫ضالَلٍَة يِف النَّا ِر‬
َ
ِ
‫ أ ُْو ِصْي ُك ْم َو َن ْفسي بَِت ْق َوى اهلل َف َق ْد فَ َاز الْ ُـمَّت ُقون‬..‫معاشر املسلمني‬
Sesungguhnya di antara tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala adalah
Allah menurunkan hujan yang menghujani bumi dan manusia. Adapun ayat-ayat yang
berbicara tentang hujan sangatlah banyak di  dalam Al-Qur’an. Terkadang Allah
menyebutkan hujan sebagai air untuk bersuci, sebagaimana firman Allah Subhanahu
wa ta’ala,

‫ورا‬ ِ َّ ‫وأَنزلْنا ِمن‬


ً ‫الس َماء َماءً طَ ُه‬ َ ََ َ
“Dan Kami turunkan dari langit air untuk bersuci.” (QS. Al-Furqan : 48)

Kemudian terkadang Allah sebutkan hujan sebagai rezeki. Firman Allah Subhanahu
wa ta’ala:

‫َحَيْينَا بِِه َبْل َد ًة‬ ِ ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ َّ ‫َّات وح‬ٍ ِِ ِ َّ ‫و َنَّزلْنا ِمن‬


ْ ‫ ِر ْزقًا ل ْلعبَاد َوأ‬،‫َّخ َل بَاس َقات هَلَا طَْل ٌع نَضي ٌد‬
ْ ‫ َوالن‬،‫ب احْلَصيد‬ َ َ ‫الس َماء َماءً ُمبَ َار ًكا فَأَْنبَْتنَا به َجن‬ َ َ َ
‫وج‬ ِ
ُ ‫ك اخْلُُر‬َ ‫َمْيتًا َك َذل‬

“Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan
(air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen. Dan pohon kurma
yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,  sebagai rezeki bagi
hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan (air) itu negeri yang mati (tandus).
Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur).” (QS. Qaf : 9-11)

Dan juga dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

ِ َّ ‫ت لَ ُكم بِِه‬ ِ ِِ ِ ‫السم ِاء ماء ۖ لَّ ُكم ِّمْنه َشر‬ ِ ‫هو الَّ ِذي أ‬
‫اب‬
َ َ‫يل َواأْل َْعن‬
َ ‫الز ْيتُو َن َوالنَّخ‬
َّ ‫ع َو‬
َ ‫الز ْر‬ ُ ِ‫ يُنب‬،‫يمو َن‬
ُ ‫اب َومْنهُ َش َجٌر فيه تُس‬ٌ َ ُ ً َ َ َّ ‫َنز َل م َن‬ َ َُ
َّ ٍ
‫ك آَل يَةً لَِّق ْوم َيَت َفك ُرو َن‬ ِ ٰ ‫يِف‬ ِ ِ ِ
َ ‫َومن ُك ِّل الث ََّمَرات ۗ إ َّن ذَل‬

“Dialah (Allah) yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu
menggembalakan ternakmu. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu
tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berpikir.” (QS. An-Nahl : 10-11)

Sesungguhnya manfaat dari hujan sangatlah banyak. Dan Allah Subhanahu wa ta’ala
menyuruh kita sebagai hamba-hamba-Nya untuk merenungkan tentang hikmah dari
diturunkannya hujan. Oleh karena itu Allah mengatakan:
‫ك آَل يَةً لَِّق ْوٍم َيَت َف َّك ُرو َن‬ ِ
َ ‫إِ َّن يِف ٰذَل‬
“Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berpikir.” (QS. An-Nahl : 11)

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

‫الس َم ِاء‬
َّ ‫َّاس َو َما أَْنَز َل اللَّهُ ِم َن‬ ‫ِ مِب‬ ‫ِ َّ ِ يِف‬
َ ‫َّهار َوالْ ُف ْلك اليِت جَتْري الْبَ ْحر َا َيْن َف ُع الن‬
ِ َ ‫ف اللَّْي ِل والن‬
َ
ِ ‫ض واختِاَل‬ ِ َّ ‫إِ َّن يِف خ ْل ِق‬
ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َ
ٍ‫ض آَل يات‬ ِ ِ ‫السح‬ ِ ٍ ِ ِ ‫هِت‬ ِ ٍ ِ
َ ِ ‫الس َماء َواأْل َْر‬ َّ َ ‫اب الْ ُم َس َّخ ِر َبنْي‬ َ َّ ‫اح َو‬ ِّ ‫ص ِريف‬
ِ َ‫الري‬ ْ َ‫ث ف َيها م ْن ُك ِّل َدابَّة َوت‬ َ ‫َحيَا بِه اأْل َْر‬
َّ َ‫ض َب ْع َد َم ْو َا َوب‬ ْ ‫م ْن َماء فَأ‬
‫لَِق ْوٍم َي ْع ِقلُو َن‬
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal
yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang
diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah
mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan
perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu)
sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Al-Baqarah : 164)

Oleh karena itu jika seseorang ingin mendapat pujian dari Allah Subhanahu wa ta’ala,
maka hendaknya ia merenungkan tentang agungnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam satu ciptaan-Nya, yaitu tentang hujan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyebutkan tiga perkara hikmah
dibalik diturunkannya hujan, yang dengan hujan tersebut Allah menyuruh kita untuk
merenungkan tentang tiga perkara ini dari sekian banyak perkara tentang hujan. Tiga
perkara tersebut Allah sebutkan dalam surat Al-Hajj. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman:

ِ ٍ ِ ‫وَترى اأْل َرض ه ِام َد ًة فَِإ َذا أَنزلْنا علَيها الْماء اهتَّزت وربت وأَنبتت ِمن ُكل زو ٍج‬
َّ ‫ك بِأ‬
‫َن اللَّـهَ ُه َو احْلَ ُّق َوأَنَّهُ حُيْيِي‬ َ ‫ َٰذل‬،‫يج‬ ‫ِّ َ ْ هَب‬ ْ ََ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ََ
‫ث َم ْن يِف الْ ُقبُو ِر‬ ِ ِ ِ ٍ
ُ ‫َن اللَّهَ َيْب َع‬
َّ ‫ب ف َيها َوأ‬
َ ْ‫اعةَ آتيَةٌ اَل َري‬
َ ‫الس‬ َّ ‫ َوأ‬،‫الْ َم ْوتَ ٰى َوأَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْيء قَد ٌير‬
َّ ‫َن‬
“Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis
pasangan (tetumbuhan) yang indah. Yang demikian itu karena sungguh Allah Dialah
yang hak, dan sungguh Dialah yang menghidupkan segala yang telah mati, dan
sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti
datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa
pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj : 5-7)

Dalam ayat-ayat ini Allah menyebutkan tiga fungsi hujan untuk kita renungkan. Di
antaranya:

Fungsi pertama, Allah mengatakan:

‫َوأَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير‬


“Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.“

Lihatlah hujan, dia adalah makhluk yang menakjubkan. Lihatlah bagaimana Allah
menciptakan hujan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

‫الس َم ِاء ِم ْن‬


َّ ‫ف َبْينَهُ مُثَّ جَيْ َعلُهُ ُر َك ًاما َفَتَرى الْ َو ْد َق خَي ُْر ُج ِم ْن ِخاَل لِِه َويَُنِّز ُل ِم َن‬ ِ
ُ ِّ‫َن اللَّهَ يُْزجي َس َحابًا مُثَّ يُ َؤل‬
َّ ‫أَمَلْ َتَر أ‬
ِِ ِ ‫ص‬ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ
َ ْ‫ب بِاأْل َب‬
‫صا ِر‬ ُ ‫اد َسنَا َب ْرقه يَ ْذ َه‬ُ ‫ص ِرفُهُ َع ْن َم ْن يَ َشاءُ يَ َك‬ ْ َ‫يب بِه َم ْن يَ َشاءُ َوي‬ ُ ُ‫جبَال ف َيها م ْن َبَرد َفي‬
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan,
kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau
lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es
dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan
dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir
menghilangkan penglihatan.” (QS. An-Nur : 43)

Selain itu, Allah Subhanahu wa ta’ala juga menurunkan hujan tersebut dengan rasa
yang tawar (tidak asin). Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ِ ِ ِ
‫اجا َفلَ ْواَل تَ ْش ُكُرو َن‬
ً ‫ُج‬ َ ‫ أَأَنتُ ْم أ‬،‫أََفَرأ َْيتُ ُم الْ َماءَ الَّذي تَ ْشَربُو َن‬
َ ‫ لَ ْو نَ َشاءُ َج َع ْلنَاهُ أ‬،‫َنزلْتُ ُموهُ م َن الْ ُم ْزن أ َْم حَنْ ُن الْ ُمن ِزلُو َن‬
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?  Sekiranya Kami
menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?”
(QS. Al-Waqi’ah : 68-70)

Lihatlah, hujan tersebut rasanya tawar. Kalau sekiranya rasanya asin, maka
binasalah kita. Selain itu, hujan tersebut turun dalam bentuk butiran-butiran, tidak
turun langsung dalam bentuk kumpulan air seperti danau yang turun ke atas muka
bumi, karena jika demikian maka akan binasalah manusia.
Artinya, proses hujan menunjukkan akan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala, dan
tentu hanya Dia yang bisa melakukan itu semua, karena Allah Subhanahu wa ta’ala
mengatakan,

‫َوأَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير‬


“Dia (Allah) Mahakuasa atas segala sesuatu.“

Fungsi kedua, yaitu hujan mengingatkan kita bahwasannya akan ada hari
kebangkitan. Kata Allah Subhanahu wa ta’ala:

‫َوأَنَّهُ حُيْيِي الْ َم ْوتَ ٰى‬


“Dan sungguh Dialah yang menghidupkan segala yang telah mati.”

Pada ayat yang telah disebutkan juga Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan:

‫ ِر ْزقًا لِْلعِبَ ِاد‬،‫ضي ٌد‬ ٍ ِ


ِ َ‫ات هَل ا طَْلع ن‬ ِ ِ َّ ‫َّات وح‬ٍ ِِ ِ َّ ‫و َنَّزلْنا ِمن‬
ٌ َ ‫َّخ َل بَاس َق‬
ْ ‫ َوالن‬،‫ب احْلَصيد‬ َ َ ‫الس َماء َماءً ُمبَ َار ًكا فَأَْنبَْتنَا به َجن‬ َ َ َ
ِ
‫وج‬
ُ ‫ك اخْلُُر‬ َ ‫َحَيْينَا بِِه َب ْل َد ًة َمْيتًا َك َذل‬
ْ ‫َوأ‬
“Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan
(air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen. Dan pohon kurma
yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,  sebagai rezeki bagi
hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan (air) itu negeri yang mati
(tandus).  Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur).” (QS. Qaf : 9-11)

Demikian juga Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


ِِ ‫ت فَأ‬ ٍ ِّ‫ت سحابا ثَِقااًل س ْقنَاه لِبلَ ٍد َّمي‬ ِ ِِ ِّ ‫َو ُه َو الَّ ِذي يُْر ِس ُل‬
َ‫َنزلْنَا به الْ َماء‬
َ َ ُ ُ ً َ َ ْ َّ‫اح بُ ْشًرا َبنْي َ يَ َد ْي َرمْح َته ۖ َحىَّت ٰ إ َذا أََقل‬ َ َ‫الري‬
ِ ِ ‫فَأَخرجنا بِِه ِمن ُكل الثَّمر‬
‫ِج الْ َم ْوتَ ٰى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرو َن‬ َ ‫ات ۚ َك َٰذل‬
ُ ‫ك خُنْر‬ َ َ ِّ َْ َْ
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf : 57)

Dengan turunnya hujan, kita melihat bumi yang tadinya kering (tandus) tiba-tiba bisa
hidup kembali (subur). Hal ini untuk mengingatkan kita bahwasannya kita yang saat
ini masih hidup, suatu saat akan meninggal dunia dan pasti akan dibangkitkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
‫ث َمن يِف الْ ُقبُو ِر‬ َّ ‫ب فِ َيها َوأ‬
ُ ‫َن اللَّـهَ َيْب َع‬ ‫الس َ ِ اَّل‬
َ ْ‫اعةَ آتيَةٌ َري‬ َّ ‫َوأ‬
َّ ‫َن‬
“Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan
sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj : 7)

Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka lakukan selama
hidup di dunia. Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka
lihat, atas apa yang mereka dengar, atas  apa yang mereka ucapkan, dan bahkan
atas apa yang mereka komentari. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

‫اقول قويل هذا واستغفر اهلل يل ولكم ولسائر املسلمني من كل ذنب وخطيئه فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم‬

Khutbah Kedua

‫ واشهد ان ال إله اال اهلل وحده ال شريك له تعظيما‬،‫ والشكر له على توفيقه وامتنانه‬،‫احلمد هلل على احسانه‬
‫ اللهم صلي عليه وعلى أله واصحابه واخوانه‬،‫ واشهد ان حممدا عبده ورسوله الداعي إىل رضوانه‬،‫لشانه‬
Fungsi ketiga, fungsi hujan yang terpenting bagi kita tatkala kita merenungkan
tentang turunnya hujan adalah kita sadar bahwasanya:
ِ
َ ‫َٰذل‬
َّ ‫ك بِأ‬
‫َن اللَّـهَ ُه َو احْلَ ُّق‬
“Yang demikian itu karena sungguh Allah Dialah yang haq.”

Dialah Allah satu-satunya yang berhak untuk disembah. Adapun selain Allah tidak
bisa disembah. Yang bisa disembah hanyalah yang bisa mengatur hujan, yang
menurunkan hujan, yang menghentikan hujan. Dialah satu-satunya yang bisa
melakukan itu seluruhnya. Maka dari itu, setelah menyebut tentang hujan, Allah
Subhanahu wa ta’ala mengatakan:
ِ
َ ‫ٰذَل‬
َّ ‫ك بِأ‬
‫َن اللَّـهَ ُه َو احْلَ ُّق‬
“Yang demikian itu karena sungguh Allah Dialah yang haq.”

Dalam ayat yang lain pada surah Al-Baqarah Allah Subhanahu wa ta’ala juga
berfirman:
‫َّها ِر‬ ِ ِ ‫ضو‬ ِ َّ ‫ إِ َّن يِف خ ْل ِق‬،‫الر ِحيم‬ ‫ِ ِ اَّل ِ ِاَّل‬ ِ
َ ‫اختاَل ف اللَّْي ِل َوالن‬ ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َ ُ َّ ‫َوإلَـٰ ُه ُك ْم إلَـٰهٌ َواح ٌد ۖ إلَـٰهَ إ ُه َو الرَّمْح َـٰ ُن‬
َّ َ‫ض َب ْع َد َم ْوهِتَا َوب‬ ِ ‫السم ِاء ِمن م ٍاء فَأ‬ ِ ‫ِ مِب‬ ‫ِ َّ ِ يِف‬
‫ث‬ َ ‫َحيَا بِه اأْل َْر‬ْ َ ْ َ َّ ‫َّاس َو َما أَْنَز َل اللَّهُ م َن‬
َ ‫َوالْ ُف ْلك اليِت جَتْري الْبَ ْحر َا َيْن َف ُع الن‬
‫ات لَِق ْوٍم َي ْع ِقلُو َن‬
ٍ ‫ض آَل ي‬ ِ َّ ‫اب الْمس َّخ ِر ب‬
َ ِ ‫الس َماء َواأْل َْر‬ َ ‫الس َح ِ ُ َ َنْي‬
َّ ‫اح َو‬ ِ َ‫الري‬
ِّ ‫يف‬ ِ ‫ص ِر‬ ٍ ِ ِ
ْ َ‫ف َيها م ْن ُك ِّل َدابَّة َوت‬

“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang. Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang
bermanfaat bagi manusia,  dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu
dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya
bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah : -163-164)

Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa dia menurunkan dari
langit berupa hujan, sebagai bukti bahwasanya Dia adalah satu-satunya yang berhak
untuk disembah.

Kemudian di akhir ayat, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

‫ات لَِّق ْوٍم َي ْع ِقلُو َن‬


ٍ ‫آَل ي‬
َ

“(semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang


yang berakal” (QS. Al-Baqarah : 164)

Oleh karena itu, jika Allah berkehendak, maka Allah bisa menjadikan hujan yang Allah
namakan sebagai rahmat menjadi hujan azab. Hal ini sebagaimana Allah jadikan
hujan yang asalnya adalah rahmat, namun menjadi hujan azab bagi kaum Nabi Nuh
‘alaihissalam. Kata Allah Subhanahu wa ta’ala:

‫الس َم ِاء مِب َ ٍاء ُّمْن َه ِم ٍر‬


َّ ‫اب‬
َ ‫َف َفتَ ْحنَا أ َْب َو‬
“Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.” (QS.
Al-Qamar : 11)

Untuk apa Allah menurunkan hujan dengan sangat derasnya? Tidak lain adalah untuk
membinasakan kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam karena mereka kufur kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala.
Bahkan kalau Allah berkehendak untuk tidak menurunkan hujan air dari langit,
melainkan Allah turunkan hujan batu kepada orang-orang yang bermaksiat kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala, maka tentu Allah sangat mampu. Sebagaimana Allah
telah turunkan hujan batu kepada kaum Nabi Luth ‘alaihissalam. Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman:

ِ ِ
َ ‫َوأ َْمطَْرنَا َعلَْي ِهم َّمطًَرا ۖ فَانظُْر َكْي‬
َ ‫ف َكا َن َعاقبَةُ الْ ُم ْج ِرم‬
‫ني‬
“Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (QS. Al-A’raf : 84)

Sungguh buruk kesudahan bagi orang-orang yang diberi peringatan seperti itu oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala.

Maka dari itu, tatkala kita melihat hujan turun dengan begitu derasnya, hendaknya
kita ingat bahwa yang berhak untuk disembah adalah yang menurunkan hujan
tersebut. Dan tatkala tidak turun hujan, maka kita minta kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala. Sebagaimana yang dilakukan oleh saudara-saudara kita tatkala musim
kemarau di Pekanbaru-Riau kemarin. Ketika hujan lama tidak turun, sementara asap
masih terus mengganggu mereka, maka mereka pun melakukan shalat istisqa,
setelah itu dengan izin Allah di waktu sore hujan pun turun dan tidak berhenti-
berhenti. Ketahuilah bahwa yang menurunkan hujan tersebut hanyalah Allah
Subhanahu wa ta’ala.

ِ ِ ِ َّ ِ
ً ‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل‬
‫يما‬ َ ‫ين َآمنُوا‬ َ ُ‫إِ َّن اللَّـهَ َو َماَل ئ َكتَهُ ي‬
َ ‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ ۚ يَا أَيُّ َها الذ‬
‫ َوبَا ِر ْك‬،‫َّك مَحِ ي ٌد جَمِي ٌد‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ ‫ إِن‬،‫يم‬ َ ‫ َو َعلَى آل إ ْبَراه‬،‫يم‬ َ ‫ت َعلَى إ ْبَراه‬ َ ‫صلَّْي‬
َ ‫ َك َما‬،‫ َو َعلَى آل حُمَ َّمد‬،‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫َّك مَحِ ي ٌد جَمِي ٌد‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ ‫ إِن‬،‫يم‬َ ‫ َو َعلَى آل إ ْبَراه‬،‫يم‬ َ ‫ت َعلَى إ ْبَراه‬ َ ‫ َك َما بَ َار ْك‬،‫ َو َعلَى آل حُمَ َّمد‬،‫َعلَى حُمَ َّمد‬
‫اللهم اغفر للمسلمني واملؤمنني واملؤمنات االحياء منهم واالموات إنك مسيع قريب جميب الدعوات ويا قاضي‬
‫احلاجات‬
‫اللهم ات نفوسنا تقواها وزكها انت خري من زكاها انت وليها وموالها‬
‫اللهم انا نسألك اهلدى والسداد‪ ،‬اللهم انا نسألك اهلدى والسداد‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫اب النَّا ِر‬
‫اب النَّا ِر‪َ ،‬وقنَا َع َذ َ‬ ‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآْل خَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪َ ،‬وقنَا َع َذ َ‬
‫وأقم الصالة‬
‫‪ ‬‬

‫‪‬‬

Anda mungkin juga menyukai