Anda di halaman 1dari 2

Nama: Gabriel Agung

Kelas: APN3/18110291
UAS AKDK

1. Dalam mengulas beberapa sumber sejarah dapat dilakukan dengan menggunakan


metode historis atau metode sejerah yang merupakan proses pengkajian, penjelasan
penganalisaan secara kritis terhadap peninggalan masa lampau. Dalam suatu penilitan
sejarah metode historis digunakan untuk menggambarkan suatu permasalahan yang
ada juga mencari dam meringkas sumber tentang fakta untuk nantinya fakta tersebut
akan disajikan. Dalam metode historis digunakan beberapa tahapan dalam
penelitiannya yaitu:
 Heuristik: mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data atau materi
sejarah. Pada kasus ini adalah buku-buku tentang penyebara populasi manusia,
angka statistik kelahiran, angka statistik kematian dan lain lain
 Kritik: adalah pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang
telah ditemukan, untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta.
 Interpretasi: untuk menetapkan makna dan hubungan dari fakta-fakta sejarah
yang telah diverifikasi.
 Historiografi: adalah penyajian hasil dari penggabungan sumber dan fakta-
fakta yg diperoleh dalam bentuk suatu kisah sejarah.

2. Mobilitas adalah pergerakan dari satu tempat ketempat lain. Sedangkan


mobilitas tempat tinggal adalah perpidahan tempat tinggal penduduk yaitu semua
gerak penduduk dalam waktu tertentu dan batas wilayah administrasi tertentu seperti
batas negara, pulau, propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Mobilitas tempat
tinggal ini berkaitan dengan tingkah laku peduduk, geografi, kegiatan ekonomi, sosial
budaya dan lain lain.
Faktor faktor yang mempengaruhi mobilitas tempat tinggal yaitu:
 Sumber daya alam
 Keadaan lingkungan
 Psikologis individu
 Keadaan sosial
 Ekonomi
 Sosial politik

Sebagai contoh benduk mobilitas tempat tinggal yang dilakukan oleh


penduduk yaitu kecenderungan bertempat tinggal secara permanen dipinggiran kota
atau di batas-batas wilayah dengan kecenderungan harga tanah yang murah, dekat
dengan kegiatan ekonomi, kemudahan informai yang didapat dari kota-kota besar.

3. Menurut Penelitian dan survey dari World Economic Forum pada tahun 2018
ditemukan bahwa kesenjangan upah rata-rata adalah sebanyak 20,73% menunjukkan
bahwa kesenjangan upah antara dua kelompok terjadi di seluruh bagian dunia.
Sedangkan di Indonesia sendiri ada riset berbeda yang menunjukan sebuah tren yakni
seiring lamanya seorang perempuan bekerja, mereka cenderung mendapat upah yang
setara atau bahkan lebih tinggi daripada laki-laki.
Dari penelitian ini dapat dianalisis bahwa kesenjangan upah pekerja laki-laki
dan perempuan terjadi pada perempuan yang berusia di bawah umur 30 tahun.
Berdasarkan data riset tersebut dapat dihimpun bahwa laki-laki dibawah 30 tahun
mendapatkan upah 21,64% lebih besar daripada perempuan. Dapat disimpulkan
bahwa tren perbadaan upah antara laki-laki di Indonesia dipengaruhi tren usia. Seiring
dengan bertambahnya usia, kesenjangan upah di antara kedua kelompok ini semakin
berkurang. Tren tersebut menunjukan bahwa begitu perempuan mendapat jabatan
manajerial, mereka memperoleh tingkat penghasilan yang sama dengan laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai