“OLIGOHIDRAMNION”
Disusun Oleh :
Kelompok 10 Kelas 2B
Titi Humaeroh
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. atas segala nikmat yang telah
diberikan-Nya kepada kita semua termasuk terselesaikannya Makalah “Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Marernal dan Neonatal” ini. Makalah ini mengambil tema tentang
Oligohodramnion sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami dalam memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan.
Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu
kita akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan Perdarahan pada
Kehamilan yang pasti akan bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan akademis kita
serta modal dalam beribadah kepada Allah SWT.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran
maupun kritik sangat kami harapkan.
Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah ini dapat
tercapai. Amiin…
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I……………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................1
BAB II…….……………………………………………………………………….3
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Oligohidramnion..........................................................................3
2.2 Tanda dan Gejala Oligohidramnion...............................................................4
2.2.1 Penyebab dan Gejala Oligohidramnion……………………………..4
2.2.2 Komplikasi Oligohidramnion…….………………………………….4
2.3 Patofisiologi Oligohidramnion.......................................................................5
2.4 Asuhan Kebidanan Oligohidramnion.............................................................6
BAB III…………………………………………………………………………….7
PENUTUP…………………………………………………………………………7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengandung
pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion. Lapisan
paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini
mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen (Laminin , nidogen dan
fibronectin) dari membran basalis, lapisan amnion disebelahnya.
Oligohidramnion mengacu pada defisiensi besar volume cairan amnion. Berkurangnya
volume cairan amnion dapat menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat dari kompresi tali
pusat karena gerakan janin atau kontraksi rahim. Selain itu, lintasan mekonium janin ke
dalam volume cairan amnion yang tereduksi menghasilakan suatu suspensi tebal dan penuh
pertikel yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan janin.
Oligohidramnion berhubungan dengan keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim dan
pada 60 persen kasus. Bila dihubungkan dengan bukti ultrasonic keterbelakangan
pertumbuhan asimetrik, gangguan janin sangat mungkin terjadi, kasus-kasus itu yang
diakibatkan oleh ruptura membaran janin yang spontan mungkin tidak berhubungan dengan
gangguan janin sebelumnya. Oligohidramnion mungkin terjadi sebagai akibat tekanan janin
in utero sekresi hormone penekan janin (katekolamin, vasopressin) dapat menghambat
resopsi cairan paru-paru lewat penelanan oleh janin. Akhirnya, terdapat kasus yang
berhubungan dengan berbagai Jenis cacat janin, misalnya sindroma Potter (agenesis ginjal),
yang butuh pemeriksaan ultarsonik dan genetic secara rinci.
1.2 Rumusan Masalah
1
3. Untuk mengetahui Bagaimana Patofisiologi Oligohidramnion?
4. Untuk mengetahui Bagaimana Asuhan Kebidanan yang diberikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion kurang
baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan
antara janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim
(Sastrawinata, dkk, 2004:40). Jika produksinya semakin berkurang, disebabkan
beberapa hal diantaranya: insufisiensi plasenta, kehamilan post term, gangguan organ
perkemihan-ginjal, janin terlalau banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin
berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan kriteria :
2) Kental
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban pecah
dini menyebabkan 50 % kasus oligohidramnion, penurunan produksi cairan amnion
yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin obstruksi pintu
keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin dengan cara sama
(Rukiyah dan Yulianti, (2010:232). Sebab oligohidramnion secara primer karena
pertumbuhan amnion yang kurang baik, sedangkan secara sekunder yaitu ketuban pecah
dini (Marmi, ddk, 2011:111)
3
2.2 Tanda dan Gejala Oligohodramnion
Penyebab oligohidramnion sendiri beragam, bisa dari kelainan yang dialami oleh
janin, di antaranya kelainan saluran kemih, kelainan kromosom, dan janin menelan cairan
amnion secara berlebih. Sedangkan penyebab dari kehamilan itu sendiri antara lain adalah
membran ambion yang pecah, insufisiensi plasenta, kehamilan postterm atau lebih dari 42
minggu, serta sedang dalam terapi dan mengonsumsi obat tertentu.
Gejala yang timbul juga bisa dilihat melalui USG atau saat pemeriksaan ke
dokter. Beberapa gejala oligohidramnion yang bisa dialami oleh ibu adalah sebagai berikut:
• Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan (perut lebih kecil).
Selain melalui USG, kondisi oligohidramnion ini juga bisa terdeteksi dengan melakukan
pemeriksaan amnioskopi. Ini adalah pemeriksaan air ketuban yang dilakukan dengan
menggunakan alat bernama amnioskope (alat bening seperti kaca) yang dimasukkan melalui
jalan lahir.
4
2) Komplikasi terhadap janinnya
c) Deformitas ekstermitas
b)Amniotic band
5
kongenital yang paling sering menimbulkan oligohidramnion adalah kelainan sistem saluran
kemih dan kelainan kromosom (Prawirohardjo, 2010:155).
Pada insufiensi plasenta oleh sebab apapun akan menyebabkan hipoksia janin.
Hipoksia janin yang berlangsung kronik akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah
satu dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urine berkurang
dan terjadi oligohidramnion (Prawirohardjo, 2010:269)
2.4 Asuhan Kebidanan Oligohidramnion
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/1309/3/5.%20BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
iii