Anda di halaman 1dari 9

TERAMPIL MENGGUNAKAN ALAT UKUR

I. BESARAN DAN SATUAN


A. Besaran
Dalam kegiatan sehari hari , kita melakukan pengukuran. Ketika melakukan
pengukuran apa yang kita lakukan ?
Contoh : Mengukur panjang meja dengan pulpen.
Yang kita lakukan adalah membandingkan panjang meja dengan
panjang pulpen.
Panjang meja adalah contoh besaran dan panjang pulpen adalah satuanya.
Jadi, mengukur adalah membandingkan besaran dengan satuanya`
Besaran adalah suatu yang dapat dinyatakan dengan angka atau nilai
Satuan adalah suatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.

Secara konseptual besaran fisika dapat dibedakan menjadi besaran pokok dan
besaran Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang satuanya didefinisikan terlebih dahulu,
atau besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran lain`

Berikut adalah jenis-jenis besaran pokok.

Besaran Turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran –besaran pokok.
Contoh :
a. Luas = panjang x lebar
b. Volume = panjang x lebar x tinggi
c. Masa jenis = masa/volume
d. Kecepatan = jarak / waktu
e. Percepatan = kecepatan / waktu
Secara matematis besaran fisika dapat dibedakan menjadi besaran skalar dan
besaran vektor. Dua besaran ini akan di bahas secara khusus.

B. Satuan
Ada beberapa sistem satuan
1. Sistem standar : biasanya disetujui oleh pemerintah
2. Sistem Internasional
- Disepakati oleh komite internasional pada tahun 1960
- Dinamakan juga mks ( meter, kilogram, second)
- Digunakan dalam kuliah ini
3. Sistem Gaussian
- Dinamakan cgs (cm, gram , second)
4. Kebiasaan di USA & UK
- inci (inches), kaki (foot), mil (miles), pon (pounds/slugs),
dll
Untuk Sistem Internasional ( SI ) , satuan bersan pokok sudah didefinisikan
yaitu :
1). Satuan massa adalah kilogram (kg)
► Satu kilogram didefinisikan sebagai massa silinder campuran platinum
iridium khusus yang dijaga tetap di badan pengukuran internasional
Sevres Prancis
2). Satuan panjang adalah meter (m)
► Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam
vakum selama selang waktu 1/299 792 458 sekon
3). Satuan waktu adalah secon (s)
► Satu sekon didefinisikan sebagai 9 192 631 700 x perioda radiasi dari
sebuah atom cesium

C. Notasi Ilmiah dan Konversi Satuan


Notasi ilmiah adalah cara penulisan hasil pengukuran dalam bentuk :

𝑥 = 𝑎. 10𝑛
x : adalah besaran
1 ≤ a < 10
n : adalah pangkat

Bilangan eksponen atau 10n bisa diganti dengan awalan satuan. Berikut adalah
daftar nama awalan satuan.

Faktor Kelipatan Nama Awalan Simbol


1018 Exa E
1015 Peta P
1012 Tera T
109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo k
102 Hekto h
10-1 Deci d
10-2 Centi c
10-3 Mili m
10-6 Mikro µ
10-9 Nano n
10-12 Piko p
10-15 Femto f
10-18 Ato a

Contoh :
1. 1 cm = 0,01 m = 1. 10-2 m , huruf c berarti centi = 10-2
2. 1 kg = 1000 g = 1. 103 g, huruf k berarti 103= 1000

Contoh lain : anda beli pulsa telepon sebesar 5k. Apa artinya 5 k ?
Jawabnya adalah: 5k = 5 kilo = 5000.

D. Dimensi
Dimensi adalah cara suatu besaran tersusun atas besaran pokok.
Pehatikan dimensi dari besaran poko pada tabel besaran pokok pada
pembahasan besaran.

Contoh 1 .
Tentukan dimensi dari volume !

Jawaban
Volume = panjang x lebar x tinggi
= meter x meter x meter
= [ L] x [ L] x [ L]
= [ L]3
Contoh 2.
Tentukan dimensi kecepatan !

Jawaban :
Kecepatan = jarak : waktu
= meter : second
= [ M] : [ T]
[ M]
= [ T]1
= [ M] [ T]-1
II. PENGUKURAN
A. Alat Ukur
1. Alat Ukur Panjang
1) Penggaris / meteran

Berapa hasil pengukuran dengan mistar di atas ?

2) Jangka Sorong

Berikut contoh cara pembacaan jangka sorong.

Skala Utama =3,1 cm Baca skala Utama. Angka Nol Skala


nonius terletak pada 3,1 cm pada skala
utama

Skala nonius = 6 skala


Baca skala Nonius. Skala nonius yang paling berimpit dengan skala
utama adalah 6 Jadai hasil pengukuran nonius 6 x 0,005 cm

Hasil pengukuran = 3,1 cm + 0,005 cm = 3,105 cm

3) Mikrometer Skrup

Cara membaca skala pada micrometer skrup

Baca skala utama = 4

Baca skala
nonius = 17

Hasil pengukuranya 4,17 mm


2. Alat Ukur Massa adalah neraca

3. Alat Ukur waktu


Satuan dasar SI untuk waktu adalah sekon (s). Satu sekon standar
bersesuaian dengan 9.192.631.770 kali periode radiasi yang
dihasilkan oleh transisi di antara tingkat hiperhalus atom Cesium-
133 (Cs133). Berdasar jam atom ini, dalam selang 300 tahun
hasil pengukuran waktu tidak akan bergeser lebih dari satu sekon

Stopwatch

Untuk peristiwa-peristiwa yang selang


terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan
dalam satuan-satuan yang lebih besar,
misalnya: menit, jam, hari, bulan, tahun, abad
dan lain-lain.
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon.
B. Akurasi dan Presisi dalam pengukuran
Setiap alat ukur mempunyai ketelitian dan ketepatan jika digunakan untuk
mengukur.
Ketelitian ( accuracy) adalah tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil
pengukuran terhadap harga yang sebenarnya.
Akurasi, berkaitan dengan pertanyaan apakah nilai yang diukur sama dengan
nilai yang sebenarnya (nilai yang telah diketahui).
Ketepatan (precision) adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil yang
sama.
Presisi, menunjukkan ketepatan penggunaan alat ketika mengukur suatu
besaran dan selalu berkaitan dengan tingkat ketelitian alat ukur.

C. Angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka pasti dan satu angka taksiran.

Aturan Angka Penting


1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
3,34 (3 angka penting)
245,6 (4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka
penting.
572,001 (6 angka penting)
70,02 (4 angka penting)
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari 1, angka nol di kiri dan di
kanan koma desimal adalah bukan angka penting.
0,09 (1 angka penting)
0,00432 (3 angka penting)
4. Semua angka nol yang di belakang angka bukan nol tanpa tanda decimal
adalah bukan angka penting, kecuali diberi tanda khusus, misalnya garis
bawah.
350 (2 angka penting)
4300 (4 angka penting)
5,00 (3 angka penting)

Aturan berhitung dengan angka penting


1. Hasil penjumlahan atau pengurangan angka-angka penting hanya boleh
memilki satu angka yang ditaksir.
Contoh 1
43,52 + 7,8 = 51,32
Hasilnya ditulis 51,3 karena :
Angka 2 pada angka 43,52 adalah angka taksiran
Angka 8 pada angka 7,8 adalah angka taksiran
Angka 3 dan 2 pada angka 51,32 adalah angka taksiran, sehinga angka
2 harus di bulatkan.

2. Pembulatan angka penting. Angka yang lebih besar dari atau sama dengan
5, dibulatkan ke atas. Sedangkan jika kurang dari 5, maka dibulatkan ke
bawah.
3. Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh memiliki banyak angka penting
sebanyak bilangan yang banyak angka pentingnya paling sedikit.
Contoh :
63,1 x 2,012 = 126,9573
Hasilnya ditulis 126 (3 angka penting) karena diantara angka –angka
yang dikalikan, jumlah angka penting yang paling sedikit adalah 3
yaitu pada angka 63,1
4. Hasil perkalian atau pembagian antara angka penting dan bilangan eksak,
maka angka pentingnya sebanyak angka pentingnya.
5. Hasil memangkatkan atau mengakarkan angka penting, maka angka
pentingnya sebanyak angka penting yang dipangkatkan atau diakarkan.
Contoh :
 12,52 = 156,25
12,5 memiliki 3 angka penting sehingga hasilnya 156,25 ditulis 156.
 √9,50 = 3,0822
9,50 memiliki 3 angka penting, sehingga hasilnya harus ditulis 3,08

D. Kesalahan dan Ketidakpastian Pengukuran


a. Kesalahan pengukuran
Ada dua kesalahan dalam pengukuran, yaitu :
1. Kesalahan sistematis berkaitan denagan keslahan pengaturan alat,
kalibrasi alat ukur, pengaruh lingkungan, keslahan pengamatan
(paralaks) dan sebagainya, yang pada prinsipnya dapat dihilangkan.
2. Kesalahan Acak disebabkan oleh ketidakmampuan manusia dan alat
yang digunakan, dapat dikurangi dengan cara pengukuran berulang.

b. Ketidakpastian dalam pengukuran


Hasil pengukuran ditulis dalam bentuk :

x = x0 + ∆x

x : pendekatan hasil pengukuran


x0 : hasil pengukuran
∆x : ketidakpastian pengukuran

Ketidakpastian pengukuran ada dua yaitu ketidakpastian mutlak dan


ketidak pastian relatif.

Ketidakpastian mutlak biasanya dinyatakan dengan ∆x


∆x
Ketepatan pengukuran = 1 − 𝑥
dengan ∆x = [𝑥𝑖 − x]
x : hasil rata-rata pengukuran
∆x
Ketidakpastian relatif = x 100%
𝑥

1. Pengukuran Tunggal
Ketidakpastian mutlak
𝟏
∆𝒙 = 𝒏𝒔𝒕
𝟐
Dengan nst = nilai skala terkecil
Ketidakpastian Relatif
∆𝒙
∆𝒙% = . 𝟏𝟎𝟎%
𝒙
𝑲𝒆𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 = 𝟏 − ∆𝒙%

2. Pengukuran berulang
Pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali (N kali, dengan N =
banyaknya pengukuran) nilai besaran xo dapat diperoleh melalui
nilai rata-rata dari seluruh hasil pengukuran:

x0 = x = x i
=
x1 x 2  x 3  ... x N
N N
Ketidakpastiannya dihitung dengan menggunakan deviasi standar,
yaitu:

1 𝑁∑𝑥𝑖 2 −(∑ 𝑥𝑖 )2
∆x= 𝑁 √ 𝑁−1

Anda mungkin juga menyukai