Anda di halaman 1dari 6

C..

Penerapan Hukum Gerak Newton dalam Kehidupan

1. Bidang Datar
Contok penerapan hukum Newton pada bidang datar antara lain mendoring almari,
mendorong meja menarik koper di lantai dan lain-lain.
Misalkan Aldi mendorong sebuah almari di atas lantai yang licin. Gaya-gaya yang
bekerja digambarkan seperti di
samping : N
Karena gaya yang bekerja searah
sumbu X , maka percepatan pada F m
sumbu y adalah ay = 0, gaya-gaya
bekerja pada sumbu Y dapat
digambarkan sebagai berikut : w
∑ 𝐹𝑦 = 0
𝑁−𝑊 =0
𝑁=𝑤
𝑁 = 𝑚. 𝑔
Sedangkan gaya yang bekerja pada sumbu X adalah :
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚. 𝑎
𝐹 = 𝑚. 𝑎

𝐹
𝑎=
𝑚

Dengan a adalah percepatan yang dialami oleh benda .

Bila gaya horizontal yang bekeja pada


N benda membentuk sudut, seperti yang
digambarkan disamping maka :
m ∑ 𝐹𝑥
F cos θ
𝑎=
𝑚

w
∑ 𝐹 cos 𝜃
𝑎=
𝑚
Pada kasus lain , dua benda terletak pada bidang datar yang licin dihubungkan dengan
tali , kemudian ditarik dengan gaya F, gaya-gaya yang bekerja dapat diigambarkan
sebagai berikut :
NA NB
T
mA T mB F

wA wB
Jika benda bergerak searah sumbu X , dapat dituliska persamaannya sebagai berikut :
Pada sunbu Y, jumlah gayanya sama dengan nol, karena tidak gerakan pada arah
sumbu Y.
∑ 𝐹𝑥 = 0
Pada sumbu X, persamaan gayanya :
∑ 𝐹𝑋 = 𝑚. 𝑎
𝐹 − 𝑇 + 𝑇 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 ). 𝑎

𝐹 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 ). 𝑎

Perhatikan benda A
Pada benda bekerja gaya tegangan tali T
∑ 𝐹𝑋 = 𝑚𝐴 . 𝑎

𝑇 = 𝑚𝐴 . 𝑎

Perhatikan benda B
Pada benda B bekerja gaya F dan tegangan tali T, persamaannya menjadi :
∑ 𝐹𝑋 = 𝑚𝐵 . 𝑎

𝐹 − 𝑇 = 𝑚𝐵 . 𝑎

Contoh Soal.
Perhatikan gambar di samping
Pada sebuah benda m=8 kg bekerja gaya F1= 15 N dan F2, sehungga menimbulkan
percepatan 1 m/s2 ? Berapa besarnya F2 ?
Jawaban
Diketahui
F1= 15 N
a = 1 m/s2
m = 8 kg
Ditanya : F2 = ?
Pembahasan
x ∑ 𝐹𝑋 = 𝑚. 𝑎
N
𝐹1 − 𝐹2 = 𝑚. 𝑎
15 − 𝐹2 = 8.1
15 − 8 = 𝐹2
7 = 𝐹2
θ
𝐹2 = 7 𝑁
2. Bidang Miring
θ Penerapan hukum Newton dalam dunia
m.g permainan. Dengan membuat kemiringan
tertentu berarti kita dapat mengatur
percepatannya. Perhatikan gambar berikut !
Pada sumbu y jumlah gaya-gayanya sama dengan nol , karena tidak ada gerakan ke
atas maupun ke bawah pada sumbu y.
∑ 𝐹𝑦 = 0
𝑁 − 𝑚. 𝑔 cos 𝜃 = 0
𝑁 = 𝑚. 𝑔 cos 𝜃

Pada sumbu x, pelosotan dianggap licin sempurna tida ada gaya gesekan, berlaku :
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚. 𝑎
𝑚. 𝑔. sin 𝜃 = 𝑚. 𝑎
𝑔. sin 𝜃 = 𝑎

𝑎 = 𝑔. sin 𝜃

Kasus lain yaitu benda pada bidang miring yang licin dihubungkan dengan benda
melalui katrol seperti pada gambar berikut :
Sistem bergerak ke m2 . berlaku
x persamaan :
N
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚. 𝑎
𝑚2 . 𝑔 − 𝑚1 . 𝑔. sin 𝜃 = (𝑚1 + 𝑚2 ). 𝑎
𝑚2 − 𝑚1 sin 𝜃
θ m2 𝑎=( ).𝑔
𝑚2 + 𝑚1

θ 𝑚2 − 𝑚1 sin 𝜃
m2.g 𝑎=( ).𝑔
m1.g 𝑚2 + 𝑚1

Contoh Soal
Sebuah benda yang beratnya w, meluncur ke bawah dengan kecepatan tetap pada
bidang miring yang kasar. Bidang miring tersebut membentuk sudut 30 o dengan
horizontal. Hitunglah koefisien gesekan antara benda dengan bidang luncurnya !
Jawaban
Diketahui :
Θ=30o
Ditanya :
x µk = ?
N Pembahasan :
Pada sumbu y berlaku :
f ∑ 𝐹𝑦 = 0

θ
𝑁 − 𝑚. 𝑔 cos 𝜃 = 0
𝑁 = 𝑚. 𝑔 cos 𝜃
𝑁 = 𝑚. 𝑔 cos 30𝑜
θ
m.g

Pada sumbu x berlaku :


∑ 𝐹𝑥 = 0, karena v tetap, jadi a = 0
𝑚. 𝑔 sin 𝜃 − 𝑓 = 0
𝑚. 𝑔 sin 30𝑜 − µ𝑘. 𝑁 = 0
𝑚. 𝑔 sin 30𝑜 = µ𝑘. 𝑁
𝑚. 𝑔 sin 30𝑜 = µ𝑘. . 𝑚. 𝑔 cos 30𝑜
sin 30𝑜 = µ𝑘. . cos 30𝑜
1 1
= µ𝑘. . √3
2 2
1
= µ𝑘
√3
1
µ𝑘 = √3
3

3. Sistem Katrol
Penerapan hukum Newton juga terjadi pada sistem katrol. Misalnya mengangkat air
dari sumur yang dalam, menaikan papan nama toko yang besar atau menaikan
material ke gedung berlantai lebih dari satu.
Pada gambar di samping m2 lebih besar dari m1.
Sistem bergerak ke m2 dalam arah sumbu y.

Pada m1 (lihat lingkaran oval hijau) berlaku


persamaan :
T ∑ 𝐹 = 𝑚1 . 𝑎
T
a 𝑇 − 𝑚1 . 𝑔 = 𝑚1 . 𝑎
T a 𝑇 = 𝑚1 . 𝑎 + 𝑚1 . 𝑔 (1)

m1 T Pada m2 (lihat lingkaran oval merah) berlaku


persamaan :
m2 ∑ 𝐹 = 𝑚1 . 𝑎
m1.g
𝑚2 . 𝑔 − 𝑇 = 𝑚2 . 𝑎
m2.g 𝑇 = 𝑚2 . 𝑔−𝑚2 . 𝑎 (2)
persamaan (1) = persamaan (2)
𝑚1 . 𝑎 + 𝑚1 . 𝑔 = 𝑚2 . 𝑔−𝑚2 . 𝑎
𝑚1 . 𝑎 + 𝑚2 . 𝑎 = 𝑚2 . 𝑔 − 𝑚1 . 𝑔
(𝑚1 + 𝑚2 )𝑎 = (𝑚2 − 𝑚1 )𝑔
(𝑚2 + 𝑚1 )𝑔
𝑎=
𝑚1 + 𝑚2

4. Penerapan pada Lift


Lift adalah alat transfortasi dengan arah vertical, yang biasanya digunakan pada
gedung-gedung bertingkat yang tinggi. Jika kecepatan lift tetap (percepatanya =0)
maka gaya tekan lift pada kaki sama dengan berat orang tersebut. Tetapi jika
percepatannya tidak sama dengan nol , maka gaya tekan lift pada kaki tidak sama
dengan berat orang menekan lift tersebut.
a. Lift bergerak turun
Persamaan yang berlaku :
N
∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑎
𝑚. 𝑔 − 𝑁 = 𝑚. 𝑎
𝑁 = 𝑚. 𝑔 − 𝑚. 𝑎

a 𝑁 = 𝑚(𝑔 − 𝑎)

Jadi , pada lift yang bergerak ke bawah, orang yang didalam


lift akan merasa lebih ringan.

m.g

b. Lift bergerak naik.


Pada lift yang bergerak naik, berlaku persamaan :
N
a 𝑁 − 𝑚. 𝑔 = 𝑚. 𝑎

𝑁 = 𝑚(𝑔 + 𝑎)

Jadi , Pada lift yang bergerak naik, orang akan merasakan


badanya lebih berat.

m.g
Contoh Soal
Bisma yang bermassa 60 kg, berada dalam lift yang sedang bergerak ke bawah
dengan percepatan 3 m/s2. Jika percepatan gravitasi Bumi sebesar 10 m/s2 , berapakah
desakan kaki Bisma di dalam lift?

Diketahui :
m = 60 kg
a = 3 m/s2
g = 10 m/s2
Ditanya : N= ?
Pembahasan
𝑁 = 𝑚(𝑔 − 𝑎)
𝑁 = 60(10 − 3)
𝑁 = 420 𝑁
Bandingkan dengan berat Bisma w = 60. 10 = 600 N
Tugas Mandiri
1. Sebuah bidang miring dengan sudut
kemiringan θ= 30o , koefosien
gesekan 0,2. Ujung bidang miring
diletakan katrol tanpa gesekan.
Ujung tali diatas bidang miring
diberi beban 4 kg. Ujung tali yang m2
tergantung diberi beban dengan
massa 10 kg. tentukan percepatan
dan tegangan tali system tersebut ! θ

2. Seorang bermassa 50 kg berada di dalam lift. Percepatan gravitasi 10 m/s2 .


Tentukan besar gaya normal yng dikerjakan lift pada orang tersebut jika :
a. lift bergerak ke bawah dengan kecepatan konstan
b. lift bergerak ke atas dengan percepatan 5m/s2
c. lift bergerak ke bawah dengan percepatan 5 m//s2
d. lift jatuh bebas

Anda mungkin juga menyukai