Anda di halaman 1dari 20

A.

Penggunaan Internet
1. Pengertian Internet
Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila
diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung
di dalam beberapa rangkaian jaringan. Internet merupakan salah satu hasil
dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan
manusia. Rahmadi (2003) dalam modul pembelajaran internet mengatakan
bahwa internet merupakan sebuah sebutan untuk sekumpulan jaringan
komputer yang dapat menghubungkan berbagai situs akademik,
pemerintahan, komersial, organisasi, hingga perorangan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa intenet mampu untuk menyediakan askes untuk layanan
telekomunikasi dan berbagai sumber daya informasi untuk jutaan
pemakaiannya yang tersebar di seluruh dunia. Internet memliki berbagai
macam layanan-layanan internet meliputi komunikasi secara langsung seperti
email dan juga chatting, diskusi seperti Usenet News, email dan juga milis
serta sumber daya informasi yang terdistrubusi (World Wide Web, Gopher),
remote login, dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan lain-lainnya. Menurut
strauss, El-Ansary, Frost (2003, p8) Internet adalah seluruh jaringan yang
saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer- komputer dalam
jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh
seluruh jaringan komputer.
Pengertian internet secara umum (menurut bahasa) adalah kumpulan
dari jaringan komputer yang terhubung dan bekerja sebagai suatu sistem.
Sedangkan pengertian Internet secara khusus adalah suatu jaringan komputer
terbesar di dunia karena menghubungkan seluruh jaringan komputer yang ada
di dunia ini. Sedangkan Jaringan adalah cara untuk menghubungkan beberapa
komputer sehingga setiap komputer yang ada di dalamnya bisa saling
berhubungan dan berbagi sumber daya.
Beberapa layanan populer di Internet yang menggunakan protokol di
atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File
Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access),
WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat
elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak
servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan
Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service),
seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu
melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara
dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti
Camfrog, 21 Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN
Messenger dan Windows Live Messenger.
“Internet tidak membatasi diri untuk setiap definisi
tertentu. Namun secara umum internet dapat
didefinisikan sebagai kabel atau nirkabel yang

1
saling berkomunikasi yang bertujuan untuk
mengirimkan informasi”. (Engineers Garage)

2. Sejarah Internet
Bila melihat sejarah, jaringan internet sebenarnya sudah dimulai
sekitar tahun 1970-an, hanya saja perkembangannya yang menakjubkan baru
terjadi enam tahun terakhir ini (Budi Sutedjo, 2007: 51). Sejak 1999, Intenet
telah memiliki 200 juta lebih pemakai diseluruh dunia, dan jumlah ini
meningkat cepat. Lebih dari 100 negara terhubung dengan Internet untuk
bertukar data, berita dan informasi lainnya (Fathul Wahid, 2002:144).
Jaringan Internet ini pertama kali dikembangkan oleh Deference Advance
Project Agency (ARPHADepartemen Pertahanan USA) pada tahun 1973
dengan membangun jaringan ARPHA-net yang dimaksudkan untuk
menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti BITnet, Csnet,
NSFnet dan lain-lain.
Internet bisa dikatakan berdiri pada tahun 1983 saat protocol TCP/IP
mulai digunakan. Saat itu Internet belum dikenal oleh masyarakat umum
hanya digunakan oleh kalangan akademis dan riset. Internet baru mulai
berkembang 22 pesat sejak tahun 1993 setelah Mosaic, penjelajah World
Wide Web (WWW) dengan kemampuan grafis pertama dikenalkan. Hadirnya
layanan World Wide Web (WWW) dan penjelajahnya inilah yang menjadi
titik belok perkembangan Internet dari hanya digunakan oleh kalangan
akademis dan riset menjadi digunakan oleh masyarakat umum.

Untuk lebih jelasnya tentang sejarah perkembangan Internet dapat dilihat


dalam tabel di bawah ini. (Herry Purnomo, 2004: 356).

Tabel 1. Sejarah Perkembangan Internet

Departemen Pertahanan Amerika Serikat mendirikan ARPA


( Advance Research Project Agency) setelah USSR
1957 meluncurkan Sputnik, satelit bumi pertama. ARPA didirikan
untuk mempertahankan kepemimpinan Amerika dalam sains dan
teknologi.
BBN (Bold Beranek and Newman, Inc) memenangkan proyek
ARPNET dari ARPA. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan
1968 jaringan komunikasi data antar komputer yang dapat bekerja secara
transparan dan tahan terhadap berbagai gangguan. Host : 4;
kecepatan:50Kbps (ARPNET)
Layanan Internet Telnet diluncurkan, program e-mail pertama dibuat
1972 oleh Ray Tomlinson dari BBN. Pesan e-mail pertama juga dikirmkan
saat itu. ARPA berubah nama menjadi DARPA (Defence Advance
Research Project Agency). ARPANET mulai beroperasi dengan
menggunakan protokol NCP (Network Control Protokol).

Layanan Internet FTP diluncurkan. Projek pembuatan protokol

2
1973 TCP/IP (Transmision Control Protokol/ Internet Protokol)
pimpinan Vincon Cerf dari Standford an Bob Kahn dari DARPA
dimulai.
Protokol TCP/IP selesai dibuat. Definisi Internet (jaringan
1982 komputer yang saling terhubung) dan Internet (jaringan
komputer yang terhubung dengan protokol TCP/IP) pertama kali
dibuat. Jaringan CSNET dibuat oleh NSF ( National Sciences
Foundation)
1985 Domain pertama, yaitu domain com, didaftarkan
1992 Layanan www ( World Wide Web) diluncurkan oleh CERN.
Jumlah host menembus angka 1.000.000
1994 Jaringan tulang punggung ATM (Asynchronous Transmision
Mode) diinstal pada NFSNET. Penjelajah Netcape diluncurkan.

Di Indonesia, jaringan Internet mulai dikembangkan pada tahun 1983


di Universitas Indonesi, berupa UINet oleh Joseph F.P Luhukay yang ketika
itu 24 baru saja menamatkan Program Doktor Filosofi Ilmu Komputer di
Amerika Serikat. Jaringan itu dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang
sama, Luhukay juga mulai mengembangkan University Network (Uninet) di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan
jaringan komputer dengan jangkauan yang lebih luas yang meliputi
Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor,
Univeritas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin
dan Dirjen Dikti (Budi Sutedjo, 2007: 52).
Pada awal dekade 1960-an, para ahli komputer di Amerika berusaha
untuk mengembangkan jaringan komputer. Penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk menghubungkan beberapa komputer beserta penggunaannya
secara langsung. Pada tahun 1965, pemerintah Amerika mulai menyadari
bahwa pemakaian komputer akan berdampak luas pada dunia penelitian dan
pengembangan, khususnya dibidang militer.
Pada tahun 1967, Dr. Lawrence G. Roberts, dikenal sebagai pendiri
internet, menerbitkan sebuah rancangan model perencanaan dan
pengembangan ARPANet.
Pada tahun 1969 ARPA (Advanced Research Projects Agency), salah
satu bagian dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memulai proyek
ARPANet, yaitu menciptakan sebuah jalur komunikasi yang tidak dapat
dihancurkan untuk mempermudah kerjasama antarbadan riset di seluruh
negeri, termasuk industri senjata.
ARPANet membuat suatu jaringan komputer yang tersebar untuk
menghindari pemusatan informasi karena hal tersebut dipandang rawan
mengalami penghancuran apabila terjadi peperangan. Di awal 1980-
an,ARPANet terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANet dan Milnet
(sebuah jaringan militer). Akan tetapi keduanya memiliki hubungan sehingga
komunikasi antarjaringan tetap dapat dilakukan.

3
Untuk selanjutnya internet mulai berkembang pesat, merambah hampir
seluruh bidang kehidupan. Di Indonesia internet mulai dikenal luas sekitar
tahun 1995.
Hingga saat ini, internet semakin berkembang dan tidak pernah
menunjukkan adanya penurunan. Jumlah komputer yang terhubung semakin
banyak dan menjadi kebutuhan primer diberbagai instansi formal maupun
informal bahkan oleh individu. Penggunanya pun sudah tidak terbatas usia,
dari anak-anak hingga lansia aktif menggunakan internet dalam kehidupan
sehari-hari. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa fungsi internet telah
menyeluruh diberbagai aspek kehidupan. Hingga masyarakat modern saat ini
hidup sehari-hari dengan tidak terlepas dari internet.

3. Fungsi Internet
Tidak dapat dipungkiri internet termasuk di dalamnya jejaring sosial,
baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi
masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negative. Dampaknya pun
tidak terbatas terhadap kalangan tertentu saja, namun telah meluas ke semua
kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar, Sebagai
salah satu lembaga yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari,
lembaga pendidikan pun, dalam hal ini sekolah, tidak ketinggalan
memanfaatkan fungsi internet tersebut dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di dalam kelas.

“Walaupun secara fisik Internet adalah


interkoneksi antar jaringan komputer namun
secara umumInternet harus dipandang sebagai
sumber daya informasi. Isi Internet adalah
informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu
database atau perpustakaan multimediayang
sangat besar dan lengkap. Bahkan Internet
dipandang sebagai dunia dalambentuk lain
(maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di
dunia nyata ada 25 diInternet seperti bisnis,
hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya.”
Lani Sidharta (1996)

Fungsi lain dari internet adalah sebagai alat atau media dalam proses
belajar mengajar dalam kelas. Dengan adanya fasilitas yang tersedia, tidak
mengherankan jika internet menjadi pola hidup bagi sebagian masyarakat, tak
terkecuali bagi kalangan pelajar. Sebagian besar alasan para pelajar
menggunakan internet adalah untuk mengerjakan tugas dari Guru. Karena itu
dalam dunia pendidikan, internet memberikan suatu akses data yang dapat
memudahkan dalam proses belajar mengajar.

4
4. Kelemahan Internet
Internet bukanlah alat yang serba bisa, ada beberapa kelemahan dari
Internet sebagai media publik, antara lain:
a. Banjir Informasi Sebagai media informasi publik, internet menjadi
sarana lalu lintas informasi dari berbagai bidang baik yang dibuat oleh
perusahaan maupun perorangan. Banjir informasi ini menjadikan para
pemakai khususnya pemula menjadi tenggelam dalam lautan
informasi sehingga mengalami kesulitan dalam menyeleksi data atau
informasi mana yang valid dan dibutuhkannya. Hal ini seringkali
menyulitkan civitas akademika untuk memperoleh informasi dari
bidang yang sedang ditekuni secara tepat.
b. Kurangnya Sentuhan Manusiawi 26 Internet sebagai media
komunikasi dan aktivitas memiliki kekurangan dalam hal sentuhan
manusiawi (Human Tounch), sehingga komunikasi yang berlangsung
baru sebatas menyampaikan informasi. Pada model komunikasi ini,
sentuhan manusiawi seperti tatapan mata, jabat tangan, berpelukan,
tidak dapat dirasakan lagi.
c. Virus & Hacker Virus komputer yang berdampak merusak jaringan
bahkan data tidak dapat dihindari dalam media publik seperti Internet
ini. Apalagi kegiatan pada Hacking dan Craker, baik yang ingin
mencuri data dan informasi sampai yang merusak sistem komputer.
Menghadapi ancaman tersebut, maka para pemakai internet khususnya
pemilik perangkat komputer dan jaringan yang terhubung ke internet
harus hati-hati dan mempersiapkan sistem pengamanan yang baik agat
terhindar dari resiko kerusakan dan kehilangan data.
d. Pornografi mudah diakses Kemudahan teknologi internet apalagi
dengan lahirnya multimedia internet telah memungkinkan
disalahgunakan oleh beberapa kalangan yang kurang menjunjung etika
dan moralitas dengan menciptakan situssitus porno yang
mengeksploitasi gambar atau video porno. Oleh karena itu, para
pemakai khususnya para remaja perlu mempertimbangkan dengan
masak bila ingin mengakses situs-situs 27 tersebut karena akan
mempengaruhi dan merusak pertumbuhan psikologis dirinya.
e. Kejahatan Baru Pemanfaatan teknologi komputer dan
pengembangannya seperti jaringan komputer dan internet, tidak saja
mendorong lahirnya inovasi keilmuan dan dunia usaha, namun juga
melahirkan kejahatan model baru, antara lain pembelokan transaksi
perbankan ke rekening seseorang, pemanfaatan kartu kredit palsu
untuk transaksi e-education untuk pembayaran SKS dan sebagainya.
f. Penipuan Interaksi melalui dunia maya menyebabkan tidak dapat
diketahuinya karakter seseorang. Oleh karena itu, internet banyak
dipakai sebagai sarana penipuan. Cara terbaik adalah dengan tidak
mengindahkan hal-hal yang meragukan. Misalnya, jangan pernah
memberikan identitas rekening bank meskipun dengan alasan ada

5
orang yang akan mentransfer uang. Selain itu, terdapat hadiahhadiah
yang ‘menggiurkan’ dengan maksud untuk menipu. Hal-hal semacam
ini patut diwaspadai pada saat menggunakan internet.

5. Dampak Internet dalam Kegiatan Belajar


a. Dampak Positif Pada saat ini, internet sangat diperlukan dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar terutama pada bagian informasi
biasanya berkaitan dengan pelajaran dan tugas sekolah. Dahulu
informasi hanya bisa didapat dengan membaca buku dan Koran atau
mendengarkan televisi dan radio. Akan tetapi berbeda dengan
sekarang, hanya dengan mengetik kata kunci pada search engine maka
milyaran informasi akan muncul sesuai dengan kata kunci tersebut.
Tidak sedikit dan tentunya banyak pelajar saat ini sudah menguasai
bagaimana cara menggunakan internet. Dampak positif internet bagi
pelajar lainnya adalah bagi yang hobi tulis menulis dapat
mempublikasikannya lewat blog. Namun juga harus diperhatikan etika
dan 28 aturannya, sehingga tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan.
Tulisan pada internet akan menjadi refrensi sepanjang masa dengan
sistem internet yang 24 jam non stop.
Dan diharapkan dapat bermanfaat dari generasi ke generasi.
Tentu saja media internet menjadi pilihan bagi pelajar yang
mengasyikan. Praktis dan efisien menjadi pertimbangan utama. Selain
itu kecepatan dan keakuratan informasi juga mempengaruhi. Selain itu
pelajar dapat mengembangkan bakat dan minat di bidang Internet,
seperti halnya membuka usaha online disamping tidak melanggar hak
dan kewajiban seorang pelajar. Pelajar tidak perlu menunggu tokonya
untuk melayani konsumen, hanya dengan menentukan ketentuan dan
persyaratan bagi konsumen barang sudah dapat dikirim. Jejaring sosial
yang popular di kalangan pelajar seperti email, facebook, twitter juga
merupakan hal penting bagi pelajar untuk kemudahan akses
berkomunikasi terutama bagi pelajar sekolah menengah pertama dan
menengah atas. Selain itu, jejaring sosial diyakini dapat meningkatkan
rasa solidaritas antar sesama. Pelajar dapat berteman dengan siapapun
dan dapat mengasah kemampuan berbahasa.
Berikut beberapa manfaat internet secara umum bagi pelajar :
1) Internet sebagai media mencari informasi;
2) Media komunikasi;
3) Media pertukaran data;
4) Media kemudahan bertransaksi;
5) Media publikasi.
6)
b. Dampak Negatif
Membuat siswa malas, dengan adanya internet ini cenderung
karena merasa mudah untuk mencari apapun di internet, hal ini

6
mengakibatkan timbulnya rasa malas dikalangan siswa untuk
membaca buku. Yang pada akhirnya timbulah perasaan menganggap
mudah terhadap suatu masalah terutama masalah sekolah. Hal ini juga
mengakibatkan kurang diminatinya membaca buku baik itu di
perpustakaan, maupun di tempat-tempat lainnya.
Pornografi. Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik
dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan
penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela.
Hal ini karena akses internet bersifat bebas dan muda diakses oleh
siapa saja sehingga situs-situs pornografi yang tidak boleh ditonton
oleh kalangan dibawah umur (belum menikah) terutama siswa.
Hal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan prestasi
siswa. Akibat dari terkontaminasinya alam fikiran siswa yang
seharusnya berpusat penuh pada belajar menjadi terpusat pada
pornografi yang akan 30 menghancurkan masa depannya. Untuk
mengantisipasi hal ini para produsen web browser melengkapi
program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page
yang dapat diakses.
Dengan terdapatnya gambar-gambar pornografi dan kekerasan
di internetbisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untu
bertindak kriminal, tindakan ini disebut Violence and Gore.
Dengan adanya kekejaman dan kekerasan ini bisa memotivasi
pengguna terutama dikalangan siswa untuk berperilaku seperti yang
ada didalam gambar yang mereka lihat. Hal ini bisa kita lihat dengan
banyaknya terjadi tawuran dikalangan siswa yang salah satunya adalah
sebagai dari akibat Violence and Gore.
Penipuan: Hal ini merajalela dibidang manapun termasuk internet.
Seorang siswa yang memiliki pengetahuan yang minim akan mudah
terpengaruh dengan iklan-iklan yang terdapat didalam internet yang
pada akhirnya akan merugikan mereka sendiri.
Ketergantungan: Dengan adanya internet ini membuat siswa semakin
malas untuk membaca buku yang memiliki kelengkapan informasi
yang lebih lengkap dibandingkan dengan internet. Hal ini
mengakibatkan ketergantungan siswa didalam menggunakan internet.

B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Prestasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi dua, 787)
adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Arif
Gunarso (Sunarto, 2012) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering disebut prestasi
belajar.

7
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi
adalah hasil yang dicapai. Prestasi adalah penguasaan
pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
ditunjukkan dengan nilai tes (KBBI, 2008:895). Prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual
maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha
baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,2000).
Menurut Muhibbin Syah “Prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (2010:
141)”. Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah nilai
yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai
kemajuan/prestasi belajar selama masa tertentu (2007:297)”. Pendapat senada
juga diungkapkan oleh James P. Chaplin (2002: 5) bahwa “Prestasi belajar 32
merupakan hasil belajar yang telah dicapai atau hasil keahlian dalam karya
akademis yang dinilai oleh guru/dosen, lewat tes-tes yang dilakukan atau
lewat kombinasi kedua hal tersebut”. Hal ini misalnya prestasi belajar
mahasiswa selama satu semester yang diukur dengan nilai beberapa mata
kuliah yang harus ditempuh selama satu semester tersebut, jika mahasiswa
bisa mengumpulkan nilai yang tinggi dalam masing-masing mata kuliah dan
mengumpulkan jumlah yang tinggi atau lebih dari yang lain berarti mahasiswa
tersebut mempunyai prestasi belajar yang tinggi.
Dalam kaitannya dengan judul penelitian, yang dimaksud prestasi
tersebut adalah prestasi akademik, yaitu hasil pelajaran yang diperoleh dari
kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian belajar. Hasil belajar tersebut, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai.

2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai
berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,
penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk
menyelidiki, mengartikan situasi). 33 Disamping itu siswa
memerlukan/ dan harus menerima umpan balik
secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test)
(Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)
Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah
laku adalah tujuan yang mau dicapai dari akti#itas belajar, maka perubahan

8
tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.
!engan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima
pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang
dimaksud adalah tingkat kognitif siswa terhadap materi pelajaran PKn,
khususnya pada penggunaan internet yang mempengaruhi proses
pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa
dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengalami proses belajar. Prestasi dapat
diketahui apabila seseorang telah melalui tahap evaluasi.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar
ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan
yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar
yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah
dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau
test nilai sumatif.

3. Upaya Peningkatan Prestasi


Menurut Mulyasa (2005: 189) bahwa belajar pada hakekatnya
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, yang oleh Bloom (1974)
dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan dengan
mengelola faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, tetapi
menurut Slameto (2003) secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal
dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu.
a. Internal Faktor Internal adalah aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar baik dari aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis
(psykis). Menurut Slameto (1995:54) yang termasuk aspek fisiologis
adalah factor kesehatan dan cacat tubuh. Sedangkan aspek psykis
(psikologis) meliputi: Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
b. Eksternal Faktor Eksternal adalah seluruh aspek yang terdapat di luar
diri individu yang belajar, menurut Muhibbin Syah (1995:137)
meliputi tiga factor yaitu:

9
1) Faktor Keluarga
2) Faktor Sekolah
3) Lingkungan Sekolah
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor Siswa
1) Faktor Jasmani Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan
baik/dapat berfungsi dengan normal segenap organ tubuh dan
bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang terganggu bila
kesehatan seseorang terganggu. Jadi sehat disini meliputi sehat
jasmani, rohani dan sosial, kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. 36 Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang berfungsinya salah satu organ tubuh.
Cacat tubuh juga sangat mempengaruhi proses belajar.
2) Faktor Psikologis meliputi:
a) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri
dari tiga jenis kecakapan untuk menghadapi dan
menguasai kedalaman dengan situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang
abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari
dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh terhadap
belajar. Walaupun begitu siswa mempunyai intelegensi
tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab belajar
suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhi, sedangkan intelegensi hanya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam
belajar.
b) Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian
siswa. Perhatian dapat dikatakan perumusan energi
psikis yang ditujukan kepada suatu obyek 37 pelajaran
atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jadi
minat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan
adanya minat belajar akan berlangsung dengan baik.
d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dengan
bakat yang ada akan menimbulkan hasil belajar yang
baik.
e) Motif Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai, akan tetapi didalam mencapai tujuan itu
diperlukan berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab

10
berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak
atau pendorong.
f) Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar adalah sebuah
langkah yang dilaksanakan secara teratur. Jadi
kebiasaan belajar juga berpengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar
yang baik akan lebih bersemangat dalam belajar.
g) Kematangan 38 Kematangan adalah suatu tingkat atau
fase pertumbuhan seseorang.
h) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan
respon atau bereaksi.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lunglainya
tubuh, sedangkan kelelahan rohani dilihat dengan adanya
kebosanan.

b. Faktor Guru
1) Kurikulum dan Metode Mengajar Didalam memberikan
kurikulum, guru hendaknya dapat memperhatikan keadaan
siswa sehingga siswa dapat menerima dan menguasai pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Metode mengajar yang digunakan
oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, guru harus
mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan
efisien.
2) Relasi Guru dengan Siswa dan Relasi Siswa dengan Siswa
Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan siswa
sehingga didalam memberikan pelajaran mudah diterima oleh
siswa dan guru harus mampu membuat siswa dengan siswa lain
terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan keakraban dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa.

5. Evaluasi Belajar
Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami namun
demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa
penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi
belajar itu sendiri. Sebenarnya bila pembicaraan ini membahas masalah
penilaian, maka mau tidak mau pembicaraan juga harus membahas masalah
penilaian, sebab masalah evaluasi merupakan suatu tindakan untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam pendidikan. Penilaian itu sendiri adalah
terje mahan dari kata “evaluasi” yang berasal dari kata "evaluation" dalam
sejarah. Untuk itu tidaklah sukar memahaminya bila dikedepankan pendapat

11
Nurkancana dan Sunartana (1990) bahwasannya istilah evaluasi berasal dari
sejarah, yaitu "evaluation". Wand dan Brown dalam Nurkancana dan
Sunartana (1991 : 11) menyatakan "evaluation refer to the act or process to
determining the value of something". Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi hasil belajar dapat
diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu
periode tertentu.
Silverius (1990 : 4) menyatakan bahwa evaluasi adalah pengumpulan
kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya
terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam diri pribadi siswa.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban bagi
setiap guru. Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang
kemajuan yang telah dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan
dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata
pelajaran. Disinilah ketetapan penyusunan strategi evaluasi diperlukan dan
menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar siswa. Hal ini akan
berhubungan dengan salah satu kompetensi guru mengenai penilaian prestasi
belajar siswa. Guru yang tidak tepat dalam menyusun strategi evaluasi akan
mendapatkan hasil penilaian yang biasa, yang pada gilirannya informasi yang
diterima pun tidak akurat. Oleh karena itu, penyusunan strategi evaluasi akan
menentukan ketepatan informasi yang disampaikan, baik kepada lembaga di
mana guru tersebut mengabdi ataupun siswa bersekolah.
Hal yang terakhir ini sejalan dengan pendapat Purwanto (1997 : 35)
yang mengatakan evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan
yang merupakan kewajiban bagi setiap guru/pengajar. Dikatakan kewajiban,
karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan informasi
kepada lembaganya ataupun kepada siswa itu sendiri, bagaimana dan sampai
di mana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi
dan keterampilam-keterampilan mengenai mata pelajaran yang telah
diberikannya. Bagi lembaga pendidikan yang mengetahui prestasi belajar
siswa binaannya ternyata masih rendah menurut standar penilaian dunia
pendidikan, maka lembaga tersebut dapat memperbaiki strategi evaluasinya,
yang memungkinkan belum menyentuh materi pelajaran yang telah diberikan.
Atau perlu meninjau kembali strategi proses interaksi belajar-mengajarnya
guna memperoleh proses interaksi belajar-mengajar yang kondusif di masa
mendatang. Hal ini sudah barang tentu akan melibatkan guru dalam
menanganinya, sebab dalam penyampaian materi pelajaran dan pelaksanaan
evaluasi, gurulah yang lebih banyak bergelut di dalamnya.
Dalam kaitan dengan masalah standar penilaian, maka sebelum
dilakukan evaluasi, perlu dicapai atau disusun konsep-konsep pengukuran,
sebab untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa skala

12
pengukuranlah sebagai pedomannya. Kegiatan ini akan berpulang kepada
guru, sebab masalah ini merupakan salah satu keahlian dari guru. Demikian
juga masalah penilaian keduanya merupakan bagian yang integral, yang tidak
dapat dipisahkan dalam pendidikan dan pengajaran. !alam rangka untuk
mendapatkan data sebagai bahan informasi guna mempermudah dalam
melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran, dilaksanakan tes
formatif atau sumatif.
Penggunaan tes-tes ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang
prestasi belajar siswa, untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk
mengetahui keefektifan proses interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain,
untuk memberikan informasi kepada para siswa tentang prestasi belajar
mereka dan kepada guru tentang keberhasilannya dalam kegiatan pengajaran
dalam interval waktu tertentu.

C. Pentingnya Pengoptimalan Internet dalam Pembelajaran


Seiring dengan cepatnya deru globalisasi, terjadi berbagai macam
perkembangan dalam aspek kehidupan yang berbeda. Penemuan-penemuan modern
berperan penting dalam meningkatkan kehidupan manusia, dimana penemuan-
penemuan tersebut menyediakan banyak waktu dan upaya dan memudahkannya
dalam mengakses informasi yang dibutuhkan atas berbagai aktivitas.
Internet merupakan sebuah layanan yang memudahkan kita menambah
wawasan, berkomunikasi, dan juga memudahkan kita untuk mencari suatu bahan yang
mungkin sulit dicari secara nyata. Melalui akses dunia maya internet ini, kita dapat
menambah wawasan, berkomunikasi jarak jauh dan juga mencari informasi yang
sangat kita butuhkan. Dalam dunia pendidikan internet dapat membantu siswa untuk
mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa
terutama dengan mereka yang berjauhan tempat tinggalnya.
Internet adalah salah satu produk revolusi teknologi yang dapat dikategorikan
sebagai kontribusi dalam memodernisasikan pola mobilitas pada berbagai tingkatan,
khususnya dalam bidang pembelajaran. Pada tahun 90an internet menjadi saksi awal
pelouncingan internet dan pengaksesannya. Jumlah pengguna layanan ini meningkat
lebih dari 300 juta.
Fred S Keller, teknolog pendidikan era tahun 1960-an mengkritik penerapan
metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perharian peserta
didik. Menurut dia, peserta didik harus diberi akses yang lebih luas dalam
menentukan apa yang ingin mereka pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan
kemampuannya. Dikatakannya pula bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang
otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar. Kekayaan informasi yang sekarang
tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu
sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan
aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia
untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library.
Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan internet dalam penelitian dan 44

13
penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab
dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak
tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih
banyak untuk menyelesaikannya.
Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan
kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang
dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para
mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine,
materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat
tenaga dan biaya dalam mencarinya, materimateri yang dapat ditemui di internet
cenderung lebih up to date.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya,
karena dengan internet dapat :
a) meningkatkan pengetahuan
b) berbagi sumber diantara rekan sejawat
c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri
d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung
e) mengatur komunikasi secara teratur
f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional
Di samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai
sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online
dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya,
serta dapat menyampaikan ideidenya.
Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar
sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan,
belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian.
Pemanfaatan yang maksimal terhadap revolusi komunikasi dalam bidang
pembelajaran tidak akan mungkin terjadi selagi antusias pihak-pihak khusus dalam
menginternalisasikan pilar-pilar gagasan informatika dan mempublikasikan budaya
komputer antara jejaring masyarakat. Sebagian peneliti meramalkan bahwa internet
diambil alih yang berperan penting dalam fenomena perubahan khusus pada metode
pembelajaran, khususnya komunikasi dalam pembelajaran di Universitas dimana
dosen memfasilitasi elektronik terhadap mahasiswanya guna mentransfer dari rumah
ke berbagai tempat pendidikan, oleh karena itu metode video interaktif tidak akan
membutuhkan pengajar untuk datang ke Universitas dan bertatap muka dihadapan
mereka.
Berbagai alasan membawa kita pada penggunaan internet dalam pembelajaran,
bahwa internet membantu pembelajaran kooperatif, dan berkontribusi juga pada
komunikasi dunia dalam waktu singkat. Adapun pengaplikasiaan internet ini dalam
kelas adalah mempermudah tugas pengajar dan memberi peringatan bukanlah siswa
atau pengajar melakukan pembelajaran berjam-jam setelah menjelaskan materi
keilmiahan terhadap internet, dan internet dapat menjadikan siswa mengakses
informasi dimanapun dan kapanpun.

14
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti alasan,
daya batin, dorongan, motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti
mendorong, menyebabkan. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya
penggerak.
Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu
tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat
lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
Jadi, motivasi adalah dorongan kuat dari dalam atau dari luar diri
individu yang mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukannya. Motivasi dari dalam individu memiliki pengaruh yang lebih
kuat daripada motivasi dari luar diri individu karena apapun yang berdasarkan
kesadaran diri sendiri maka akan berdampak kuat.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar,
yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar mengajar, kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu
tujuan.
Jadi, motivasi belajar adalah dorongan kuat dari dalam atau dari luar
diri individu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat
dengan mudah menyampaikan pelajaran karena para siswa memiliki dorongan
yang kuat untuk mempelajari materi yang diajarkan baik secara individu,
kelompok, maupun dengan bantuan guru.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal
belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya. Ada beberapa
ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat dikenali
melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown
(1981) sebagai berikut: menarik kepada guru, artinya tidak membenci atau
bersikap acuh tak acuh, tertarik pada pelajaran yang diajarkan, mempunyai
antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru,
ingin selalu bergabung dengan kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui
oleh orang lain, tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri,
selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol
oleh lingkungannya.

15
Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam
menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama ,
ulet, menghadapi kesulitan, dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-
macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yng rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini,
senang mencari dan memecahkan masalah.
Dalam kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat berbeda
satu sama lain. Ada siswa yang rajin belajar karena memang mempunyai motif
ingin menuntut ilmu, ada pula siswa yang belajar karena mempunyai motif
sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian.
Oleh karena itu, apabila motivasi atau dorongan kuat dari dalam
individu kurang, maka tugas guru adalah memberi siswa motivasi dari luar
atau istilahnya guru memotivasi siswa untuk belajar.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah sebagai berikut:
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik, antara lain:
1) Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan
adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,
rekreasi, dan ibadah.
2) Perhatian, menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi , jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek
atau sekumpulan objek. Untuk menjamin mendapatkan hasil
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga tidak lagi
suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan
bahan pelajaran sesuai dengan hobi atau bakatnya.
3) Minat, adalah kecenderungan yang tetap
memperhatikanmengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena
perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama)
dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan

16
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu
diperoleh kepuasan.
4) Bakat, menurut Higard bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru terelisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu mempengaruhi belajar,
jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena senang belajar.
b. Faktor Ekstrinsik
1) Metode mengajar, adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui
dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Akibatnya siswa
menjadi malas untuk belajar. Guru yang progresif berani mencoba
metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode
mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien, efektif.
2) Alat pelajaran, dalam hal ini alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran yang dipakai oleh
guru pada waktu mengajar dipakai peula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
3) Kondisi lingkungan, merupakan unsur-unsur yang datang dari luar
diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan
individu pada umumnya ada tiga, yaitu lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas,
menciptakn suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri
secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam
belajar. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu
ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa
betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan
prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat
perhatian. Kebutuhan rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi
belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan
contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar
motivasi belajar timbul.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, baik intrinsik
maupun ekstrinsik. Oleh karena itu, para pendidik atau guru harus
memperhatikan faktor-faktor tersebut dan mengusahakan motivasi
belajar siswa tetap tinggi.

3. Manfaat motivasi belajar


Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai berikut:

17
a. Memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan
mengatasi kesulitan belajar.
b. Mengarahkan kegiatan belajar siswa kepada suatu tujuan tertentu yang
berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.
c. Membantu siswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam
mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Dalam dunia pendidikan, motivasi memiliki peran penting bagi siswa untuk
meningkatkan minat belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi akan meningkat minat dan prestasi
belajarnya.

4. Macam-Macam Motivasi Belajar


Pada hakikatnya motivasi terbagi ke dalam dua macam, yaitu:
a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu
(berdasarkan kemauan diri sendiri) tanpa ada paksaan ataupun
dorongan orang lain.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul akibat pengaruh dari
luar individu karena adanya ajakan, suruhan, atau dorongan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau belajar.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik seperti kesadaran untuk
memperhatikan penjelasan guru dan memiliki rasa ingin tahu lebih banyak
terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang tidak memiliki motivasi intrinsik
membutuhkan motivasi ekstrinsik untuk membangkitkan kesadaran dirinya.
Pada saat inilah guru memberikan motivasi kepada siswa agar mereka
memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan belajar.
Apabila motivasi intrinsik dan ekstrinsik tidak ada dalam diri siswa,
maka kegiatan belajar mengajar akan sulit dilakukan karena materi yang
disampaikan oleh guru tidak mudah diterima oleh siswa. Sekalipun diterima,
tidak ada usaha dari siswa untuk mempelajari atau mengembangkan materi
yang telah diajarkan. Jadi, sudah menjadi kewajiban guru untuk senantiasa
memotivasi siswanya apabila motivasi intrinsik siswa tidak ada.

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar


Upaya belajar senantiasa bergelombang. Adakalanya bergerak naik dan
adakalanya bergerak turun. Tidak jarang motivasi belajar hanya mendatar saja.
oleh karena demikian ‘watak’ motivasi tersebut, maka diperlukan upaya untuk
meningkatkannya. Dengan demikian, motivasi belajar siswa dapat meningkat.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan
motivasi pembelajaran, yaitu:
a. Mengoptimalkan prinsip-prinsip belajar.
b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang
telah dimiliki dalam belajar.
d. Mengembangkan cita-cita atau aspirasi dalam belajar.

18
e. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan
motivasi siswa yaitu:
a) Prinsip perhatian dan motivasi belajar
b) Prinsip keaktifan belajar
c) Prinsip keterlibatan langsung siswa
d) Prinsip pengulangan belajar
e) Prinsip sifat menstimulus dan menantang dari materi yang akan
dipelajari Prinsip pemberian balikan dan pengguruan dalam belajar
f) Prinsip perbedaan individual dalam belajar.

E. Penelitian Terdahulu
Muhammad Mujib (2013) menyatakan tentang penelitian nya di Yogyakarta bahwa
belajar melalui media internet di kalangan siswa-siswi cenderung tinggi. Bisa dilihat
berdasarkan hasil analisa frekuensi dari 184 responden sebesar 50.5% (93 orang)
memiliki insensitas tinggi dalam menggunakan internet sebagai media belajar.
Sisanya sebesar 49.5% (91 orang) memiliki intensitas rendah dalam menggunakan
internet sebagai media belajar.
Dalam penelitiannya Muhammad Mujib (2013) menujukan pola hubungan
yang terjadi antara penggunaan internet sebagai media belajar menunjukkan arah yang
positif, artinya semakin tinggi intensitas siswa dalam menggunakan internet sebagai
media belajar, semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai.
 Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih
Internet merupakan alat komunikasi dan informasi yang sangat
mutakhir dan banyak digemari masyarakat. Utamanya remaja saat ini yang
semakin ingin tahu tentang teknologi modern dan untuk dapat bergaul dengan
dunia luar.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berpengaruh
dalam dunia pendidikan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
kemajuan tersebut adalah mempermudah penelusuran informasi,
memungkinkan adanya pembelajaran jarak jauh, meningkatkan motivasi
belajar siswa, perbaikan cara pembelajaran, mempermudah pengelolaan
administrasi dan sebagainya.
Kaitannya dengan bidang keagamaan, internet menjadi salah satu
sumber belajar dan sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah dan
cepat oleh guru dan siswa. Namun penggunaan internet oleh siswa baik secara
langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada motivasi belajar siswa,
terutama dalam kaitannya dengan pembelajaran bidang keagamaan.
Dampak negatif internet bagi siswa, sebagai berikut:
a. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet,
pornografi pun merajalela. Di internet terdapat gambar-gambar
pornografi dan kekerasan yang bias mengakibatkan dorongan kepada
seseorang untuk bertindak kriminal.

19
b. Internet banyak menampilkan kekejaman dan kesadisan. Begitu pula
dengan hal-hal yang bersifat tabu. Sehingga hal-hal tabu yang terlalu
sering ditonton dapat mengubah pandangan seseorang menjadi sesuatu
yang layak.
c. Siswa akan merasa malas untuk mencari materi dibuku-buku pelajaran
dan lebih memilih menggunakan google atau Wikipedia sehingga akan
muncul sifat yang menggampangkan tugas.
d. Siswa lebih banyak membuat tugas dengan hasil copy paste dari
internet, karena pencarian bahan tugas lebih mudah melalui internet,
tanpa harus mengetik ulang.
e. Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Para penjudi tidak perlu
pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
Beberapa dampak negatif internet bagi siswa tersebut tentu saja bertolak
belakang dengan nilai-nilai Islami yang diajarkan dalam materi keagamaan.
Beberapa akibat yang timbul akibat penggunaan internet adalah
pelanggaran hak cipta, pencurian identitas, dan ucapan-ucapan yang
mengungkapkan kebencian (hate speech). Beberapa kasus tersebut seperti
sudah biasa dan sulit dijaga.
Salah satu dampak negatif dari internet yang menyebabkan turunnya
motivasi belajar siswa adalah kecanduan game online. Oleh karena itu, hal
tersebut juga akan berdampak pada motivasi belajar keagamaan siswa
(penelitian ini fokus pada mata pelajaran Fikih).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak negatif internet
mempengaruhi motivasi belajar Fikih siswa, yakni semakin besardampak itu
terjadi pada diri siswa maka akan semakin menurun motivasi siswa untuk
belajar.

20

Anda mungkin juga menyukai