Anda di halaman 1dari 15

MK: MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP KOLABORASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POSO

T.A 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk

menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.

Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun

didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi

tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian

kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan  apa yang sebenarnya

yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National

Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000)

bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan

kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.

Kolaborasi (ANA, 1992) hubungan kerja diantara tenaga kesehatan

dalam memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan

diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada

pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu

pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh

kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual

respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut.

Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka

1
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi  pasien dalam mecapai upaya

penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing

pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab

bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang

lama antara tenaga profesional kesehatan (Lindeke dan Sieckert,  2005).

Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang

kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan tim medis lainnya.

Tentunya ada konsekweksi dibalik kesetaraan yang dimaksud. Kesetaraan

kemungkinan dapat  terwujud jika individu yang terlibat  merasa dihargai serta 

terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien.

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau

perawat klinik bekerja dengan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan

kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan

dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau

mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan

diberikan. Kolaborasi interprofesi yang efisien akan memberikan pelayanan  

yang holistik kepada pasien  sehingga kualitas perawatan dan kepuasan pasien

akan meningkat, serta adanya efisiensi biaya perawatan. Perawat dan tim

medis yang lainnya merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega,

bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan

berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang

berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

2
B. Tujuan Umum

Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana Konsep

Kolaborasi dalam Keperawatan.

C. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Konsep Kolaborasi dalam Keperawatan yang terdiri

dari :

1. Definisi Kolaborasi

2. Tujuan Kolaborasi

3. Manfaat Kolaborasi

4. Karakteristik Kolaborasi

5. Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi

6. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Kolaborasi

7. Elemen Kunci Kolaborasi

8. Kriteria Kolaborasi

9. Kolaborasi di Rumah Sakit

10. Perawat Sebagai Kolabolator

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kepada pasien dalam melakukan diskusi tentang

diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi

atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.

Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran

pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing

pengetahuan yang direncanakan yang disengaja dan menjadi tanggung jawab

bersama untuk merawat pasien.

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau

perawat klinik bekerja dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memberikan

pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan

pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama

atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana

pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat

penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen.

Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi

profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada

pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai dan pendekatan

4
profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan

seseorang atau atau menghindari tangung jawab.

B. Tujuan

Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah

tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap

anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan

klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus

mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan tim medis lain

merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling

ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai

dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap

perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim

administrasi, dan lain-lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan

sekelompok professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan

berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari

anggota timdalam memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung

jawab dan saling menghargai sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota

membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat memfasilitasi

dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek

profesi kesehatan lain.

Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan

pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam

5
mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter

menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan.

Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai membuat relevan

pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi

nasokomial, dan lain-lain.

C. Manfaat kolaborasi

Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi

kesehatan, antara lain:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan

keahlian unik profesional.

2. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.

3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.

4. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.

5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan

profesional. 

D. Karakteristik Kolaborasi

Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, antara lain:

1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.

2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan.

Adanya tujuan yang masuk akal.

3. Ada pendefinisian masalah.

4. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.

5. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.

6
6. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.

7. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.

E. Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi

1. Komunikasi

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena

kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek,

dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota

tim.

2. Respek dan kepercayaan

Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun

non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.

3. Memberikan dan menerima feed back

Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan,

harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga

dapat bersifat negatif maupun positif.

4. Pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk

mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan

pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua

anggota tim.

5. Manajemen konflik

Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus

memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan

7
harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih

peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.

F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok

profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda

keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota

tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan

meliputi pasien, perawat, dokter, fisioterapis, pekerja sosial, ahli gizi, manager,

dan apoteker. Oleh karena itu, tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi

yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota

tim.

Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi

pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu

rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal

hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai

anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat

memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung

penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan

mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas

pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering

8
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal

pemberian pengobatan.

Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi

pasien juga termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena

keluarga merupakan orang terdekat dari pasien atau individu yang memiliki

pengaruh sangat besar terhadap individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan

bisa mendapatkan data-data mengenai pasien yang dapat mempermudah dalam

mendiagnosis penyakit dan proses penyembuhan pasien.

G. Elemen Kunci Kolaborasi

Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien

diantaranya:

1. Kerjasama

Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia

untuk memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.

Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka

dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-

benar didengar dan konsensus untuk dicapai.Tanggung jawab, mendukung

suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat

dalam pelaksanaannya.

2. Komunikasi

Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk

membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang

9
relevan untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian

anggota tim dalam batas kompetensinya.

3. Koordinasi

Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam

perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang

berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.

4. Kepercayaan

Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi.

Tanpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman,

menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi.

H. Kriteria Kolaborasi

Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:

1. Adanya saling percaya dan menghormati

2. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing

3. Memiliki citra diri positif

4. Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari

pendidikan dan pengalaman).

5. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan

6. Keinginan untuk bernegoisasi.

I. Kolaborasi di Rumah Sakit

Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam

memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling

menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang

10
kondisi klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson &

Sayler, 1998).

J. Tim Kerja di Rumah Sakit

1. Tim satu disiplin ilmu:

a. Tim Perawat

b. Tim dokter

c. Tim administrasi

2. Tim multi disiplin:

a. Tim  operasi

b. Tim nosokomial infeksi

K. Perawat Sebagai Kolabolator

Perawat melakukan kolaborasi dengan klien, pper group serta tenaga

kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan sangat

penting untuk memperbaiki. Agar perawat dapat berperan secara optimal dalam

hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari akuntabilitasnya dalam

pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan otonominya dalam praktik

keperawatan. Faktor pendidikan merupakan unsur utama yang mempengaruhi

kemampuan seorang profesional untuk mengerti hakikat kolaborasi yang

berkaitan dengan perannya masing-masing, kontribusi spesifik setisp profesi,

dan pentingnya kerja sama.

Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan

yang berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok pemberi

asuhan kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman setiap

11
anggota terhadap nilai-nilai profesional. Menurut Baggs dan Schmitt, 1988.

Ada atribut kritis dalam melakukan kolaborasi yaitu melakukan sharing

perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, membuat tujuan

dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan komunikasi

terbuka.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa

kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang

diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi

atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.

Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah

tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap

anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan

klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus

mempunyai keinginan untuk bekerjasama.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan asuhan

keperawatan perawat harus berkolaborasi dengan tim medis lainnya, karena

jika tidak ada kolaborasi antara perawat dan tim medis yang lain maka perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan kepda pasien tidak akan berjalan

dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional Edisi 4. Salemba Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai