Anda di halaman 1dari 13

ASKEP ANC (HIPEREMESIS GRAVOIDARUM) INC

(DISTOSIA HIS) PNC (MASTITIS)

Oleh

NADYA TIARA LARASATI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
KASUS ANC
Ny. Z berusia 22 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan mual dan
muntah sejak 4 hari yang lalu. Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi
hari dan terjadi setelah makan atau minum, namun sejak 2 hari sebelum masuk
RS muntah yang dialami >10 kali per hari dengan volume ½ gelas besar. Selain
itu pasien mengeluh lemah dan kesulitan melakukan aktivitas, nafsu makan
zzzzz
menurun dan BB menurun sebelum hamil 60 kg saat hamil 55 kg. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 90/70 mmHg, Nadi: 99 x/m, RR: 22x/m, dan
SB:36,70 C.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DEFINISI :
Hiperemesis Grafidarum adalah mual muntah yang berlebihan (>10 kali/
hari) sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan
dapat membahayakan hidup ibu hamil. (Arief. B., 2009)

ETIOLOGI :
Manuaba (2008), faktor-faktor penyebab hiperimisis gravidarium yang
ditemukan antara lain :
1. Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola
hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar
HCG. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan karena kedua keadaan tersebut hormon khorionik
gonadrotopin dibentuk berlebihan.
2. Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam siklus marternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
ibu.
3. Faktor alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan.
4. Faktor psikologis, faktor ini memegang peranan penting pada
hiperemisis gravidarum walaupun hubungannya dengan terjadinya
hiperemisis gravidarum belum diketahui secara pasti.
PATOFISIOLOGI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Vili Khorialis dalam Alergi Faktor Psikologis


Peningkatan HCG siklus marternal

Penurunan peristaltic gaster

Peningkatan tekanan gaster

Mual dan muntah

Kehilangan cairan yang Intake nutrisi menurun


berlebihan Nafsu makan menurun

Metabolisme tubuh menurun


DX. DEFISIT NUTRISI
Penurunan volume cairan
Pemecahan cadangan protein dan
Dehidrasi lemak/tidak sempurna

DX. RESIKO Ketosis


KETIDAKSEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Kelemahan

DX. INTOLERANSI AKTIVITAS


INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1. Defisit Nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
Kategori : Fisiologis selama 3 x 24jam, diharapkan masalah Observasi
Subkategori : Nutrisi dan Cairan keperawatan tentang nutrisi dapat teratasi 1. Identifikasi status nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi tidak dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi makanan yang disukai
cukup untuk memenuhi kebutuhan Status nutrisi 3. Monitor asupan makanan
metabolisme 1. Porsi makanan yang dihabiskan 4. Monitor berat badan
meningkat Terapeutik
2. Berat badan membaik 5. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
3. Indeks masa tubuh (IMT) yang sesuai
membaik 6. Berikan suplemen makanan jika perlu
Nafsu makan Edukasi
1. Keinginan makan membaik 7. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Asupan makanan membaik Kolaborasi
3. Asupan cairan membaik 8. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
4. Energi untuk makan membaik makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik) jika
perlu
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu

2. Risiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Cairan :


Elektrolit (D.0037) Observasi :
selama 3 x 24jam, diharapkan masalah
Kateregori :Fisiologis 1. Monitor status hidrasi
Subkategori :Nutrisi dan Cairan keperawatan tentang kebutuhan cairan 2. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Definisi :
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Terapeutik :
Keseimbangan cairan: 3. Catat intake-output dan hitung balans
cairan 24 jam.
1. Asupan cairan meningkat
4. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2. Asupan makanan meningkat 5. Berikan cairan intravena,jika perlu

Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

Manajemen Muntah :
Observasi :
1. Identifikasi karakteristik muntah
2. Periksa volume muntah
3. Identifikasi factor penyebab muntah
4. Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit

Terapeutik
5. kontrol faktor lingkungan penyebab
muntah
6. kurangi atau hilangkan factor penyebab
muntah
7. berikan dukungan fisik saat muntah
8. berikan kenyamanan selama muntah

Edukasi
9. Anjurkan untuk membawa kantong
plastic
10. Anjurkan untuk memperbanyak istirahat

Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian antimietik, jika
perlu
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
Kategori :Fisiologis
selama 3 x 24jam, diharapkan masalah Observasi
Subkategori : Aktivitas/istirahat
Definisi : Ketidakcukupan energi keperawatan tentang intoleransi aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
untuk melakukan aktivitas sehari-
dapat teratasi dengan kriteria hasil: mengakibatkan kelelahan
hari.
Toleransi aktivitas : 2. Monitor kelelahan fisik atau emosional
1. Kemudahan dalam melakukan Terapeutik
aktivitas sehari-hari. 3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
4. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau
aktif
5. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
7. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
8. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
9. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
KASUS PNC
Ny. N usia 26 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan terasa nyeri dan
berat pada payudara memerah sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu, serta
merasa panas jika diraba pada payudara yang bengkak, dan ibu merasa cemas
dengan keadaan payudara yang mulai membesar sebelah kanan. Pemeriksaan
fisik didapatkan TD: 120/70 mmHg, SB: 370C, Nadi: 88 x/m, RR: 20 x/m.

MASTITIS

DEFINISI
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mammae, terutama pada primipara
yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus. Infeksi ini terjadi
melalui luka pada putting susu, tetapi juga melalui peredarana darah
(Prawirohadjo, 2001)

ETIOLOGI
Mastitis disebabkan oleh statis ASI dalam duktus dan berlanjut karena infeksi
bakteri. Menurut Mansyur dan Dahlan (2014), mastitis disebabkan oleh
beberapa hal antara lain :
Payudara bengkakyang tidak disusui secara adekuat, akhirnya menjadi mastitis.
Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya infeksi pada
payudara.
Breast Holder (Bra) yang terlalu ketat.
Diet yang jelek (kurang nutrisi) dan kurang istirahat akan mudah terkena
infeksi.
PATOFISOLOGI MASTITIS

Stasis ASI Fisura Pada Puting

Jaringan Mammae Terbukanya Port De


Menjadi Tegang Entry

Lubang Duktus
Laktiferus Lebih
Terbuka

Bakteri masuk MASTITIS

Ukuran Mamae Ketegangan Pada Proses Infeksi Bakteri


Membesar Jaringan Mamae

Reaksi Imun
Dx. ANSIETAS Penekanan reseptor nyeri

Dx. RISIKO INFEKSI

Dx. NYERI AKUT


INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


3. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
Kategori: Psikologis selama 3 x 24 jam diharapkan masalah Observasi
Sub kategori: Nyeri dan keperawatan tentang nyeri akut dapat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi,
Kenyamanan teratasi dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
Tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Definisi: Pengalaman sensori atau a. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
emosional yang berkaitan dengan b. Meringis menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
kerusakan jaringan aktual atau memperingan nyeri
fungsional, dengan omset 5. Monitor keberhasilan terapi komplementer
mendadak atau lambat dan yang sudah diberikan
berintensitas hingga berat yang 6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
berlangsung kurang dari 3 bulan Terapeutik
7. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misalnya. Hipnotis,
akupresur, terapi musik, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
8. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
9. Fasilitasi istirahat dan tidur
10. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
11. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
14. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
15. Teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
16. Pemberian analgetik, jika perlu
4. Risiko infeksi (0142) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi
Kategori: Lingkungan selama 3 kali 24 jam diharapkan masalah Observasi :
Subkategori : Keamanan dan keperawatan tentang resiko infeksi dapat 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
proteksi teratasi dengan kriteria hasil: Terapeutik
Tingkat infeksi 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
Definisi: Resiko mengalami 1. Kemerahan menurun Edukasi
peningkatan terserang organisme 2. Nyeri menurun 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
patogen 3. Bengkak menurun 4. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
5. Anjurkan meningkatkan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan

3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi anxietas


Kategori : psikologis selama 3 kali 24 jam, masalah Observasi
Sub kategori :integritas ego keperawatan tentang diatas dapat teratasi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
dengan kriteria hasil : (misalnya. Kondisi, stressor)
Definisi : Kondisi emosi dan 1. Verbalisasi khawatir akibat 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
pengalaman subjektif individu kondisi yang di hadapi menurun nonverbal)
terhadap objek yang tidak jelas dan 2. Perilaku gelisah menurun. Terapautik
spesifik akibat antisipasi bahaya 3. Ciptakan suasana terapautik untuk
yang memungkinkan individu menumbuhkan kepercayaan
melakukan tindakan untuk 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
menghadapi ancaman 5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
7. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
8. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi
9. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien Jika perlu
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai