Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTIPE APLIKASI PINTAR

BERTANI

Abiel Aditya Pratama1, Ery Harinanto2, Ahmad Kusumo Haryo³, Yazid Alif Anugrah⁴

Universitas Islam Indonesia, Fakultas Teknologi Industri, Teknik Informatika


¹19523194@students.uii.ac.id, ²19523195@students.uii.ac.id, ³19523120@students.uii.ac.id,
⁴19523180@students.uii.ac.id

ABSTRAK

Saat ini masih sering terjadi kesulitan dalam menganalisis sebuah kasus, maka oleh sebab
itu dibuatlah makalah ini. Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah dalam
menganalisis, merancang dan mendesain sebuah aplikasi. Aplikasi yang kami kembangkan adalah
aplikasi pintar bertani yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pertanian. Dalam
mengembangkan aplikasi ini kami menggunakan metode linier atau disebut juga metode waterfall.
Metode waterfall merupakan metode pengembangan aplikasi secara bertahap dan urut yaitu
dengan: analisis kebutuhan, perancangan desain, konstruksi/pemrograman, pengujian, dan
pemeliharaan. Dalam penelitian ini kami sudah menganalisis kebutuhan dan merancang sebuah
desain untuk aplikasi ini. Hasilnya, kami membuat dan mendesain sembilan use case sesuai
kebutuhan yang dianalisis. Berdasarkan hasil dari tulisan kami, kedepannya bisa digunakan
sebagai rekomendasi dan referensi ilmu bagi seorang yang ingin mengembangkan sebuah
aplikasi.
1. PENDAHULUAN [11pt, kapital]
Di era modern pada saat ini, perangkat lunak mulai banyak tersebar dengan berbagai jenis
kegunaannya. Hal ini disebabkan dalam proses pembuatannya sudah memiliki panduan-panduan
sehingga bisa digunakan di segala ranah. Proses pembuatan sebuah perangkat lunak dibahas di
dalam sebuah disiplin ilmu rekayasa perangkat lunak (RPL). Pembuatan sebuah perangkat lunak
digambarkan melalui beberapa tahapan-tahapan guna memperoleh efektivitas dalam segala aspek
baik aspek proses pembuatan perangkat lunak, waktu, maupun biaya sehingga perangkat lunak
yang diinginkan dapat dibentuk secara terencana dan terstruktur.
Salah satu tahapan tersebut adalah melakukan analisis dan perancangan yang nantinya akan
mempermudah proses dokumentasi. Dokumentasi merupakan salah satu dari tiga komponen utama
dalam suatu software bersama dengan program dan data sebagaimana yang disebutkan oleh IEEE
Computer Society[1]. Tujuan dari RPL untuk menciptakan sebuah sistem yang mampu memenuhi
kebutuhan konsumen. Seiring perkembangan zaman, banyak kebutuhan-kebutuhan dapat dipenuhi
dari sebuah sistem berbasis teknologi.
Saat ini, banyak pertanian masih menggunakan cara “tradisional” dalam permasalahan
pengelolaan data mengenai pertanian itu sendiri. Sebagai contohnya adalah masalah pencatatan
hasil tani yang masih menggunakan buku sebagai media pencatatan. Hal tersebut sangatlah
beresiko kehilangan data sebab buku rusak atau terlalu banyak data sehingga menyulitkan apabila
ingin mencari data tertentu sehingga dapat mengurangi efektivitas dalam proses produksi. Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara pertanian tersebut memiliki sistem pengelolaan data yang dapat
membantu melakukan pencatatan dan mengorganisir data yang diberikan. Sehingga dapat pula
meningkatkan efektivitas dari proses produksi. Sistem pengelolaan data yang berupa perangkat
lunak merupakan sarana terbaik untuk meningkatkan efektivitas dari pengelolaan data sebuah
pertanian.
Pada penelitian sebelumnya, telah dikembangkan sebuah sistem yang ditujukan untuk
membantu para petani dalam masalah penjualan seperti E-Commerce berbasis marketplace dalam
upaya mempersingkat distribusi penjualan hasil pertanian [2] atau dalam masalah dalam penentuan
lahan seperti sistem pakar penentuan kesesuaian lahan pertanian untuk pembudidayaan tanaman
buah-buahan[3]. Akan tetapi belum ada perangkat lunak sederhana yang dapat membantu petani
dalam melakukan pencatatan hasil tani dengan mudah dan efisien
TAMBAHKAN PADA PARAGRAF INI mengenai penelitian yang anda kerjakan saat ini.
Bisa dimulai dengan “Penelitian ini bertujuan untuk ...” atau “Jika pada penelitian sebelumnya
penelitian berfokus pada ....., penelitian ini berfokus pada ...”
Sistem pertanian yang akan dibangun adalah sistem yang mampu melakukan pengelolaan data
pertanian seperti hasil tani, sistem akan dikembangkan berbasis web guna membantu para petani
untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan dinas pertanian untuk menangani kendala-kendala
yang yang tidak bisa diatasi sendiri dan saling bertukar informasi.
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai analisis dan perancangan prototipe sistem pintar
bertani dengan melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari proses analisis dan hasilnya akan dibuat
perancangan prototipe sistem. Hasil penelitian ini berupa dokumentasi analisis dan perancangan
prototipe aplikasi pintar bertani yang dihasilkan melalui penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif dan dalam perancangan menggunakan model proses waterfall.

2. METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN [11 pts/Bold]


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu proses
penelitian berdasarkan pada penyelidikan suatu fenomena atau masalah pada kehidupan manusia
yang dimana dalam penelitian kali ini berfokus pada permasalahan sektor pengolahan data
pertanian yang nantinya akan menjadi dasar pembuatan sistem dengan para petani subjek utama
penelitian. Proses pembuatan sistem perangkat lunak menggunakan model proses waterfall. Model
ini adalah model klasik yang mengusung pengembangan perangkat lunak yang sistematis,
berurutan/sekuensial dimulai pada tingkat dan kemajuan system pada seluruh persyaratan dalam
analisis, perancangan (desain), pengkodean, pengujian (testing), hingga ke tahap pemeliharaan
dalam membangun software (perangkat lunak)[1]. Pemilihan penggunaan model proses waterfall
disebabkan peneliti berharap mendapatkan prototipe aplikasi pintar bertani yang terjaga
kualitasnya sebab penggunaan metode waterfall memerlukan ketelitian yang cukup tinggi sehingga
meminimalisir sejumlah kesalahan yang mungkin terjadi. Berikut merupakan flowchart dari model
waterfall.

Gambar 1. Flowchart model proses waterfall

Pada tahap awal dilakukan proses analisis kebutuhan berdasarkan rumusan masalah yang
dihasilkan dari kasus yang diangkat. Hasil dari proses analisis kebutuhan kemudian akan
dituangkan kedalam dokumen Software Requirement Specifications (SRS) guna mempermudah
langkah selanjutnya yaitu proses perancangan. Pada proses perancangan akan digambarkan
mengenai skema cara kerja sistem dan rancangan tampilan antarmuka sistem berdasarkan
kebutuhan yang terdapat di dalam SRS yang kemudian disusun dalam dokumen Software Design
Description (SDD) sehingga proses konstruksi atau pemrograman dapat dilakukan secara
terstruktur. Proses pemrograman menggunakan metodologi perancangan dan pengembangan
rekayasa perangkat lunak Object Oriented Software Engineering. Hasil dari proses pemrograman
kemudian akan diuji, hal ini ditujukan guna memastikan apakah sistem telah dirancang dengan baik
atau tidak. Jika sistem sudah dinyatakan baik maka sistem akan dipelihara secara terjadwal guna
menjaga fungsionalitas sistem.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Kebutuhan
Berikut adalah hasil dan pembahasan berdasarkan metode penelitian dan perancangan.
Pertama adalah analisis kebutuhan pada kasus yang diberikan. Berdasarkan kasus yang
diberikan, kami merangkum beberapa use case yang dibutuhkan oleh kasus seperti pada
gambar berikut ini.

Gambar 2. Tabel use case

B. Perancangan Desain
Kedua adalah perancangan desain untuk setiap use case. Perancangan dimulai dengan
dibuatnya diagram use case. Diagram use case bertujuan untuk mengidentifikasi aktor-aktor
yang ada dan mempermudah dalam pembuatan activity diagram yang akan dijelaskan setelah
ini. Diagram use case dengan cara membuat gambaran umum use case aplikasi seperti pada
Gambar 3.
Gambar 3. Diagram use case aplikasi pintar bertani

Seperti yang disebutkan sebelumnya, langkah berikutnya adalah membuat activity


diagram. Activity diagram adalah gambaran umum untuk sebuah perilaku sistem. Activity
diagram bertujuan untuk mengetahui kebutuhan fungsionalitas maupun non-fungsionalitas dan
untuk mengidentifikasi perilaku antara aktor dan sistem pada setiap use case. Activity diagram
dibuat dengan cara merancang sebuah skenario use case. Contoh activity diagram pada use
case mencatat hasil pertanian seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Activity diagram use case pencatatan hasil

Setelah dibuatnya rancangan desain activity diagram pada setiap use case, tahap
selanjutnya yaitu rancangan antarmuka pada setiap use case yang dibuat dengan sederhana dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan perangkat lunak dan memudahkan pengoperasian. Berikut
merupakan contoh rancangan antarmuka diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Desain antarmuka use case login


4. EVALUASI
Tahap evaluasi prototipe perangkat lunak Aplikasi Pintar Bertani diawali dengan penelusuran
yang dimulai dari tahap analisis kebutuhan perangkat lunak, tabel use case, diagram use case,
diagram aktivitas, dan rancangan antarmuka. Penelusuran tersebut memperoleh kebutuhan
fungsionalitas pada perangkat lunak, yang mengindikasikan bahwa dari setiap kebutuhan tersebut
siap untuk diimplementasikan.
Proses evaluasi selanjutnya yaitu menyerahkan hasil analisis dan rancangan yang telah dibuat
kepada programmer untuk mengimplementasikan dan menguji model rancangan. Proses evaluasi
pada tahap ini dilihat dari sebaik mana model rancangan tersebut dijalankan, apakah memenuhi hal
yang diharapkan atau tidak. Dilihat dari pengujian yang dilakukan oleh programmer, model
rancangan tersebut sederhana dan mudah untuk dipahami sehingga dapat bekerja dengan baik
tetapi bukan berarti sempurna secara total, dan dapat disimpulkan bahwa model rancangan yang
dibuat merupakan model rancangan yang layak untuk diimplementasikan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN [11 pts/Bold]


Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, telah dirancang sebuah prototipe sistem
Aplikasi Pintar Bertani guna mengatasi permasalahan yang terjadi di sektor pengolahan data
pertanian. Dari sisi kesesuaiannya, rancangan tersebut berhasil memodelkan kebutuhan para petani
untuk melakukan pengolahan data dan komunikasi sebagai tambahannya dengan ditunjukkan pada
hasil evaluasi sebesar 100%. Hasil rancangan ini siap untuk dikembangankan lebih lanjut dengan
menggunakan model proses waterfall dan Object Oriented Software Engineering pada proses
pemrogramannya yang tergolong mudah dipahami. Serta evaluasi yang akan dilakukan beriringan
bersamaan dengan pengembangan model agar tidak keluar dari rancangan berdasarkan kebutuhan.

UCAPAN TERIMAKASIH [11 pts/Bold ,jika ada]


Pada penelitian kali ini tidak lepas dari peran-peran individu serta organisasi yang turut
ambil bagian demi keberhasilan terciptanya prototipe Aplikasi Pintar Bertani. Oleh sebab itu
peneliti ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. dengan segala rahmat dan kasih sayang Nya sehingga penelitian dan
perancangan prototipe aplikasi pintar bertani dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Erika Ramadhani, S.T., M.Eng. atas bantuan dalam pembentukan laporan serta
makalah mengenai “Analisis dan Perancangan Prototipe Aplikasi Pintar Bertani” sehingga
laporan dan makalah ini dapat disusun dan terbentuk dengan baik.
3. Bapak Hanson Prihantoro Putro S.T, M.T. atas bantuan dalam pengerjaan pembuatan
prototipe Aplikasi Pintar Bertani sehingga model rancangan dari Aplikasi Pintar Bertani
dapat terbentuk dan dapat diimplementasikan sebagaimana tujuan awal pembuatan
prototipe ini.
4. Bapak Andhik Budi Cahyono S.T., M.T. atas bantuan perancangan serta pembuatan dari
Prototipe Aplikasi Pintar Bertani sehingga model rancangan dapat terbentuk dan dapat
dibuat sebuah prototipe berdasar pada rancangan tersebut.
5. Universitas Islam Indonesia yang telah mendukung penelitian, perancangan, dan
pembuatan prototipe Aplikasi Pintar Bertani

DAFTAR PUSTAKA [11 pts/Bold]


[1] I. De Silva, Liyanage C., Morikawa, Chamin, M. Petra, “State of the art of smart homes,” Eng.
Appl. Artif. Intell., vol. 25, no. 7, 2012, doi: https://doi.org/10.1016/j.engappai.2012.05.002.
[2] Apriadi, D., & Saputra, A. Y. (2017). E-Commerce Berbasis Marketplace Dalam Upaya
Mempersingkat Distribusi Penjualan Hasil Pertanian. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan
Teknologi Informasi), 1(2), 131 - 136. https://doi.org/10.29207/resti.v1i2.36
[3] Susanti, Fitriana, and Sri Winiarti. "Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian untuk
Pembudidayaan Tanaman Buah-buahan." Jurnal Sarjana Teknik Informatika, vol. 1, no. 1, 1 Jun.
2013, pp. 317-326“Energy harvesting optimization for built-in power replacement of electronic
multisensory architecture.”
[4] “Smart taxi security system design with internet of things (IoT),” TELKOMNIKA
(Telecommunication Comput. Electron. Control., vol. 17, no. 3, p. 1250, Jun. 2019, doi:
10.12928/telkomnika.v17i3.10167.
[5] M. Abinaya and R. U. Devi, “Intelligent Vehicle Control Using Wireless Embedded System in
Transportation System Based On GSM and GPS Technology,” vol. 3, no. 9, pp. 244–258, 2014.
[6] D. Hartanti, R. N. Aziza, and P. C. Siswipraptini, “Optimization of smart traffic lights to prevent
traffic congestion using fuzzy logic,” Telkomnika (Telecommunication Comput. Electron. Control.,
vol. 17, no. 1, pp. 320–327, 2019, doi: 10.12928/TELKOMNIKA.v17i1.10129.
[7] P. C. Siswipraptini, W. H. Martono, and D. Hartanti, “Reducing a congestion with introduce the
greedy algorithm on traffic light control,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 974, no. 1, 2018, doi:
10.1088/1742-6596/974/1/012013.
[8] J. Y. Kim, H.-J. Lee, J.-Y. Son, and J.-H. Park, “Smart Home Web of Objects-based IoT
Management Model and Methods for Home data mining,” 2015.
[9] S. Ghosh, “Smart homes: Architectural and engineering design imperatives for smart city building
codes,” in International Conference on Technologies for Smart City Energy Security and Power:
Smart Solutions for Smart Cities, ICSESP 2018 - Proceedings, 2018, vol. 2018-Janua, pp. 1–4, doi:
10.1109/ICSESP.2018.8376676.
[10] D. E. Paul, “Smart Energy Meter Using Android Application And Gsm Network,” Int. J. Eng.
Comput. Sci., vol. 05, no. 16058, pp. 16058–16063, 2016, doi: 10.18535/ijecs/v5i3.36.
[11] B. Lashkari, Y. Chen, and P. Musilek, “Energy management for smart homes-state of the art,”
Applied Sciences (Switzerland), vol. 9, no. 17. 2019, doi: 10.3390/app9173459.
[12] M. Samarth Pandit, M. Snehamandhre, and M. Meghananichal, “Smart Energy Meter using internet
of Things (IoT),” J. Eng. Res. www.vjer.in, vol. 1, no. 2, pp. 222–229, 2017.
[13] Y. S. Tak, J. Kim, and E. Hwang, “Hierarchical querying scheme of human motions for smart home
environment,” Eng. Appl. Artif. Intell., vol. 25, no. 7, pp. 1301–1312, Oct. 2012, doi:
10.1016/j.engappai.2012.03.020.
[14] S. Z. Reyhani and M. Mahdavi, “User authentication using neural network in smart home
networks,” Int. J. Smart Home, vol. 1, no. 2, pp. 147–154, 2007.
Referensi harus ditulis dalam gaya IEEE.. Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka
berurut berdasarkan urutan sitasi yang digunakan (sekuensial) dan diberi nomor angka arab dalam
kurung siku. Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik.
(2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4) tempat penerbitan. (5) nama penerbit.

LAMPIRAN
Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi dengan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai