Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA Tn. K DENGAN HIPERTENSI


DI DESA PRUPUK SELATAN RT 01/RW 08

DISUSUN OLEH :

DIYAH MAELA AMALIYAH

190104026

PROGRAM PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN KELUARGA

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tn. K dengan masalah kesehatan hipertensi di prupuk selatan
RT:01/08” untuk memenuhi tugas praktik keperawatan komunitas di Universitas
Harapan Bangsa Purwokerto.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Madyo Maryoto, S.Kep.,Ns.,MNS selaku dosen pembimbing lahan

praktik keperawatan komunitas.

2. Bapak Wasis Eko Kurniawan S.Kep Ns. M.Ph, selaku dosen pembimbing

lahan keperawatan komunitas

3. Ibu Noor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri S.Kep Ns.,M.Kep selaku

koordinator dan pembimbing praktik keperawatan komunitas.

4. Ibu Reni Dwi S, SKM, MPH selaku dosen pembimbing lahan praktik

keperawatan komunitas.

Penulis menyadari dalam penulisan Asuhan keperawan ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tegal, juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...........................................................1
B. TUJUAN ................................................................................2
1. Tujuan umum ...................................................................2
2. Tujuan khusus ..................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. TINJAUAN TEORI ...............................................................3
1. Konsep keperawatan keluarga.........................................3
2. Masalah kesehatan...........................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN......................................................................17

1. Data umum ....................................................................17

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga .......................19

3. Data lingkungan.............................................................20

4. Struktur keluarga ...........................................................23

5. Fungsi keluarga .............................................................23

6. Stress dan koping ..........................................................25

7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu/ anggota keluarga26

8. Harapan keluarga...........................................................28

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN .........................................29

1. Analisa data Cara Pengumpulan Data ...........................29

2. Perumusan diagnosa keperawatan.................................29

ii
3. Rencana asuhan keperawatan ........................................33

4. Implementasi keperawatan.............................................36

5. Evaluasi keperawatan.....................................................36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...........................................................................39

B. Saran ...................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................40

LAMPIRAN .................................................................................................41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan

pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk

Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah

sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama

dengan 90 mmHg (Smeltzer,2011).

. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi

primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder

yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit

jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan

gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu

lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu

dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara

berkala (Sidabutar, 2015).

Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 juta

orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi, dengan perbandingan

50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap

tahunnya (Ardiansyah, 2012). Data statistic dari Nasional Health Foundation di

Australia memperlihatkan bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia (15%

penduduk dewasa di Australia) menderita hipertensi. Besarnya penderita di

negara barat seperti, Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 15%

1
(Maryam, 2008). Di Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun

dan 25-30% ras kulit hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2013).

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di Indonesia

tahun 2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada tahun

2008 meningkat menjadi 16-18%. Secara nasional Provinsi Jawa Tengah

menempati peringkat ke-tiga setelah Jawa Timur dan Bangka Belitung. Data

Riskesdas (2017) juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian

nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari

proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2018).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Untuk memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn. K dengan
penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn. K dengan
hipertensi.
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Tn. K
dengan hipertensi.
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Tn. K
dengan hipertensi.
d. Mampu menentukan intervensi pada Tn. K dengan hipertensi.
e. Mampu melakukan implementasi pada Tn. K dengan hipertensi.
f. Mampu melakukan evaluasi pada Tn.K dengan hipertensi.
g. Mampu melakukan dokumentasi pada kasus Tn. K dengan hipertensi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA


1. Definisi
a. Duvall dan Logan ( 2009 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
b. Bailon dan Maglaya ( 2009 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c. Departemen Kesehatan RI ( 2012 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

3
2. STRUKTUR KELUARGA
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA


a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

4. MACAM-MACAM STRUKTUR/ BENTUK KELUARGA


TRADISIONAL
a. The nuclear family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah

4
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-
nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah ataau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family

5
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
NON TRADISIONAL
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.

6
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis :
a.Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :

7
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6. PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan para anggotanya

8
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai upaya kesehatan masyarakat.

7. PRINSIP KEPERAWATAN KELUARGA


a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

B. MASALAH KESEHATAN
A. DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2013).
Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah yang dihasilkan

oleh dua faktor utama yaitu jantung yang memompa dengan kuat arteriol

yang sempit sehingga darah mengalir menggunakan tekanan untuk melawan

dinidng pembuluh darah. Tekanan darah biasa dicatat sebagai tekanan sistol

dan diastol,tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg

dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Seiring dengan bertambahnya usia,

hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah (Widyanto,2013).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 –

104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114

9
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.

Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap

lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 2007).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran


menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada
mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2011).
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140

mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat

dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang

terpisah (FKUI, 2009).

B. ETIOLOGI
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Sekitar 95 % pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi esensial

(primer). Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui, tetapi

faktor genetik dan lingkungan diyakini memegang peranan dalam

menyebabkan hipertensi esensial. Faktor genetik dapat menyebabkan

kenaikan aktivitas dari sistem renin-angiotensin-aldosteron dan sistem

saraf simpatik serta sensitivitas garam terhadap tekanan darah. Selain

faktor genetik, faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain

konsumsi garam, gaya hidup yang tidak sehat dan obesitas (Weber dkk,

2014).

Pada sebagian besar pasien , kenaikan berat badan dan gaya hidup

nampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi.

Penelitian dalam berbagai populasi menunjukan bahwa kenaikan berat

10
badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70% untuk terkena

hipertensi primer (Guyton , 2010).

2. Hipertensi skunder

Hipertensi skunder diderita sekitar 5 %pasien Hipertensi (Weber

dkk, 2014). Hipertensi skunder disebabkan oleh adanya penyakit

komorbid atau penggunaan obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan

tekanan darah. Obat-obat tertentu, baik secara langsung maupun tidak,

dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi.

Penghentian penggunaan obat tersebut atau mengobati kondisi komorbid

yang menyertainya merupakan tahap pertama dalam penanganan

hipertensi skunder (Depkes RI, 2015).

Pada hipertensi skunder, penyebab dan patofisiologi dapat

diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan

obat-obatan. Penyebab hipertensi skunder di antaranya berupa kelainan

ginjal seperti tumor, diabetes, kelaianan adrenal, kelainan aorta, kelainan

endokrin lainnya seperti obesitas, retensi insulin, hipertirodisme, dan

pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid

(Kowalak , 2012).

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Kowalak (2012), meskipun hipertensi sering tanpa gejala
(asimptomatik), tanda dan gejala klinis ini dapat terjadi :
1) Nyeri kepala oksipital (yang bisa semakin parah saat bangun di pagi hari

karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial);nausea dan vomitus

11
2) Epitaksis yang mungkin terjadi karena kelainan vaskuler akibat hipertensi

3) Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina

4) Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan

peningkatan filtrasi oleh glomerulus

5) Perasaan pening, bingung, dan keletihan yang di sebabkan oleh penurunan

perfusi darah akibat vasokontriksi pembuluh darah

6) Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.

D. PATOFISIOLOGI
Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensin II dan angiotensin I
oleh Angiotensin – Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi oleh hati. Selanjutnya oleh hormon renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadiakan diubah menjdai angiotensin
I. ACE yang terdapat diparu-paru mengubah angiotensin I menjdai
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama (Martuti, 2017).
Pertama, dengan meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan
rasa haus. ADH di produksi di hipotalamus (kelenjar ptiutari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urine. Meningkatnya
ADH menyebabkan urine yang diekskresikan keluar tubuh sangat sedikit
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk
mengencerkannya volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Kemudian terjadi peningkatan volume
darah,sehingga tekanan darah akan meningkat (Martuti, 2017).
Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang
memiliki peranan penting dalam ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan
volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi
sekresi NaCL (garam) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal.
Pengurangan ekskresi NaCL menyebabkan naiknya konsentarsi NaCL yang

12
kemudian diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler. Maka terjadilah peningkatan volume dan tekanan darah
(Martuti, 2017).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting.
Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung
yang dapat disebabkan oleh tingginya tekanan darah. Hipertrofi ventrikel kiri
dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urin dapat dideteksi
dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urin
dan peningkatan nitrogen urea darah. Pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan
penentuan kadar uruine dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien
dengan penyakit renovaskuler. Adanya factor resiko lainnya juga harus dikaji
dan dievaluasi.

F. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5)
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan

13
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertensi menurut Corwin (2009) antara lain yaitu :
1) Stroke

Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan darah tinggi di otak,

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah selain otak yang

terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis

apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan

penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi

berkurang. Arteri otak yang arteriosklerosis dapat melemah sehingga

meningkatkan meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma

2) Infark Miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

aterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau

apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati

14
pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan hipertensi ventrikel,

kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi akibat

terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga,

hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan warna hantaran listrik

melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung dan

peningkatan risiko pembentukan bekuan.

3) Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya

glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan

terganggu dan dapat berlanjut mnjadi hipoksia dan kematian. Rusaknya

membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan

osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema yang sering

dijumpai pada hipertensi kronis.

4) Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (keruskana otak) dapat terjadi terutama hipertensi

maligna. Tekanan yang sangan tinggi pada kelainan ini menyebabkan

peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang intersisial

diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan

terjadi koma serta kematian.

5) Kejang

Kejang dapat terjadi pada wanita pre eklamsi. Bayi yang lahir

mungkin memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi

plasenta yang tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan

15
asidosis jika ibu mengalami kejang selama atau sebelum proses

persalinan.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN ( Tanggal : 30 juni 2020)


I. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. K
b. Pendidikan : SD
c. Pekerjaan : Buruh harian lepas
d. Alamat : perupuk selatan 01/08
e. Komposisi Keluarga :

No Nama Umur Hubungan Pendidikan Status KB Keadaan


P/L dalam Imunisasi Fisik
keluarga
1. Tn. k Suami SD - - Baik
2. Ny S istri SD - - Baik

f. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Hubungan

: Tinggal serumah : Klien binaan

17
g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. K adalah keluarga dengan tipe keluarga
The Dyad Family, yaitu keluarga yang terdiri suami dan istri yang
hidup dalam satu rumah tetapi tanpa anak
h. Suku Bangsa
Keluarga Tn. K berasal dari suku Jawa Indonesia. Kebudayaan
yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, kebiasaan
keluarga apabila terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit
maka membeli obat di apotik terdekat atau jika perlu diantar ke
fasilitas kesehan terdekat. Bahasa yang digunakan adalah dengan
menggunakan bahasa jawa.
i. Agama
Anggota keluarga Tn. K beragama islam, Tn K ketika
menjalankan ibadahnya di rumah dan NY S lebih sering sholat
dirumah.

j. Stastus Sosial Ekonomi


Keluarga Tn.K mengatakan sumber pendapatannya setiap
bulan diperoleh dari hasil buruh sedangkan istri hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga.

k. Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga Tn.K hanya menonton TV untuk hiburan dan jarang
mengunjungi tempat rekreasi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu pada tahap tumbuh
kembang keluarga pertengahan
Tugas tumbuh kembang usia keluarga perhanteng, sebagai berikut :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkaykan kebersihan
2) Mempertahankan hubungan yang penuh arti antar suami dan istri
3) Mempertahankan hubungan yang penuh arti

18
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Penyesuaian kebutuhan pengaturan biaya hidup dimasa
sekarangmengingat usia sudah mulai menginjak lansia sehingga
tenaga buruh jarang diperlukan

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn. K mengatakan tidak punya keluhan penyakit fisik, sedangkan
istrinya mempunyai penyakit darah tinggi sudah lama dan masih
sering melakukan pengobatan secara rutin hanya saja terkadang
kurang patuh pada jadwal minum obat harus selalu diingetkan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
1) Keluarga dari Kepala Keluarga
Tn. k mengatakan orangtuanya tidak memiliki penyakit
yang berisiko untuk diturunkan sedangkan ayah dari ny s punya
riwayat HT seperti ny s.

III. Data Lingkungan


a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. k adalah milik
pribadi, dengan luas rumah 9x11 m, memiliki 3 kamar tidur, 1
ruang keluarga 1 ruang tamu, 1 dapur, 2 kamar mandi dan satu
tempat ibadah

KAMAR 3 Kamar 1
KAMAR 2

HALAMAN
KM KM RUMAH
RUANG
RUANG
TAMU
KELUARGA
MUSHO
LAH

19
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya
Tn. K tinggal diarea padat penduduk, jarak rumah.dengan
tetangganya dekat, komunitras area tempat tinggal tn k dikenal baik
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. K mengatakan sebelum menikah dirinya berasal dari daerah
kesambi sedangkan ny s mengatakan dirinya memang asli warga
prupuk selatan keduanya memutuskan untuk tinggal didaerah asal
ny s berasal sampe sekarang

d. Perkumpulan dan Interaksi dengan Masyarakat


Tn. K jarang dirumah karena sering keluar untuk bekerja
sedangkan istrinya yang lebih sering di rumah dan aktivitas
interaksi dengan masyarakat dianggap baik..

e. Sistem Pendukung Keluarga


Jumlah anggota keluarga Tn. K berjumlah 2 orang yang terdiri
dari kepala keluarga dan 1 orang istri. Didalam rumah terdapat
fasilitas kesehatan seperti P3K, Keluarga tn K menggunakan faskes
untuk melakukan pengobatan dan menggunakan BPJS.

20
IV. Struktur Keluarga
a. Struktur keluarga/peran
1) Peran Formal
a) Tn.K berperan sebagai kepala keluarga
b) NY S berperan sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga
2) Peran Informal
Keluarga Tn. K tidak mempunyai peran di daerahnya.
b. Nilai atau Norma Keluarga
Keluarga Tn. K bersuku Jawa, seluruh anggota keluarga
beragama islam. Dalam keluarga tidak ada nilai agama yang
bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga sakit datang
karena Allah dan sembuhnya pun sudah ditentukan oleh Allah, asal
kita rutin berobat dan mengikuti anjuran dokter.
c. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. K dalam setiap keputusan
harus pada keputusan bersama. Tn. K tidak pernah memaksa jika
memutuskan suatu keputusan.
d. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga mengatakan sering memberikan dukungan bila ada
masalah didalam keluarganya. Keluarga selalu mencari jalan keluar
bersama. Apabila ada masalah kesehatan pada salah satu anggota
keluarga, anggota keluarga lain selalu menganjurkan untuk meminum
obat atau jika sakitnya tak kunjung sembuh menganjurkan untuk
dibawa ke RS.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. K mengatakan pendapatan yang diperoleh dapat
memenuhi kebutuhan sehari hari, membeli pakaian, berobat dan
menabung.
b. Fungsi Mendapatkan Status Sosial
Keluarga menerima keadaan status sosial dimasyarakat.

21
c. Fungsi Pendidikan
Tn K dan Ny S hanya tamatan SD
d. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tn k berperan aktiv jika ada kegiatan social di
lingkungan tempat dia tinggal
e. Fungsi Pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
a) Ny S mengatakan punya hipertensi dan sering merasa sakit
kepala disertai kaku kuduk.
b) Tn K mengatakan penyakit darah tinggi istrinya sudah
diderita sejak lama
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn K sering mengingatkan agar istrinya teratur minum obat darah
tiggi untuk mencegah kekambuhan tetapi terkadang istrinya
enggan mendengarkanya
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Saat Ny S sakit yang merawat ny S adalah Tn K begitupun
sebaliknya
4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
rumah sehat
Tuan k mengatakan rumahnya telah cukup ventilasinya
karena dalam rumah sudah dilengkapi jebdela kaca yang bisa
dibuka dan penataan ruang pun terlihat rapih
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
a) Saat sakit yang dirasa ringan hanya menuju ke puskesmas
namun saat sakitnya berat maka langsung merujuk ke rumah
sakit dengan memanfaatkan Faskes BPJS keluarga
f. Fungsi Religius
Keluarga Tn. K dan istrinya beragama isla menunaikan sholat
g. Fungsi Rekreasi

22
Keluarga Tn. T sering melakukan wisata ke pemandian air hangat
untuk mengisi waktu libur, kadang semi 5 waktu puasa sunah dan
mengaji diwaktu luang
h. Fungsi Reproduksi
Tuan K dan ny s pernah punya anak dan sudah meninggal sewaktu
usia anak menginjak 16 tahun akibat diare
i. Fungsi Afeksi
Keluarga Tn. k saling menyayangi, perduli dan mendukung satu sama
lain.
VI. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1) Stressor jangka pendek
Keluarga Tn. K memiliki stressor takut tidak punya biaya untuk
masa tuanya karena usia tn k sekarang sudah sulit untuk
melakukan pekerjaan berat
2) Stressor jangka panjang
Ny s kadang sering mengeluh terkait capeknya minum obat
karena sudah lama konsumsi obat tapi sering kambuh kambuhan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Respon keluarga Tn. T berusaha menerima dengan sabar dan
ikhlas atas kondisi yang ada dikeluarganya saat ini. Dan jika ada
masalah dalam anggota keluarga maka akan diselesaikan dengan cara
musyawarah. Pengambil keputusan dalam keluarga Tn. T adalah
keputusan bersama.
c. Strategi koping yang di gunakan
Jika ada masalah keluarga maka anggota keluarga selalu
mencari jalan keluarnya dengan cara terbuka dan bermusyawarah
dengan anggota keluarga lainnya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. k mengatakan ketika ada masalah biasaya jika
masih bisa diselesaikan sendiri oleh salah satu anggota yang memiliki
masalah maka tidak mencari jalan keluar bersama-sama, tapi jika

23
masalah tidak bisa diselesaikan sendiri maka anggota keluarga
tersebut akan meminta bantuan anggota keluarga lainnya untuk
menentukan jalan keluarnya.
VII. Pemeriksaan kesehatan tiap Individu Anggota Keluarga

No Sistem Tn. K Ny S
1. TTV - TD : 120/80 mmHg - TD :150/100 mmHg
- N : 84 x/mnt - N : 87 x/mnt
- RR : 21 x/mnt - RR : 20 x/mnt
2. Kulit/kepala - Bentuk mesochepal - Bentuk mesochepal
- Rambut beruban - Rambut beruban
- Tidak ada lesi di - Tidak ada lesi di
kepala kepala
- kondisi kulit kepala - kondisi kulit kepala
tidak berketombe. tidak berketombe.
- Punya keluhan sakit
kepala dan kaku
kuduk

3. Mata - Penglihatan jelas tapi - Pengelihatan jelas


saat melihat tulisan - Tidak ada gangguan
kecil memerlukan penglihatan
bantuan kacamata - Tidak menggunakan
alat bantu melihat.
4. Telinga - Fungsi pendengaran - Fungsi pendengaran
masih jelas. masih jelas
- Kebersihan cukup, - Kebersihan cukup,
- Tidak ada sekret. - Tidak ada sekret.
5. Hidung - Fungsi penciuman - Fungsi penciuman
masih normal masih normal
- Tidak ada sekret - Tidak ada sekret
6. Mulut - Fungsi pengecapan - Fungsi pengecapan
baik baik
- Keadaan mulut - Keadaan mulut
cukup bersih, cukup bersih,

24
- Gigi banyak yang - Gigi lengkap
ompong,
- Gigi tampak kuning
- Terdapat carries gigi
7. Dada/thorax I : Bentuk simetris I : Bentuk simetris
Pa : Tidak ada nyeri Pa : Tidak ada nyeri
tekan, vokal fremitus tekan, vokal fremitus
teraba jelas teraba jelas
Pe : Sonor Pe : Sonor
Au:Vesikuler Au : Vesikuler
(inspirasi lebih pendek
dari ekspirasi)
8. Abdomen I : Bentuk simetris I : bentuk simetris
Au : terdengar bising Au : terdengar bising
usus. usus.
Pe : Timpani Pe : Timpani
Pa : tidak ada nyeri Pa : tidak ada nyeri
tekan/massa tekan/massa
9. Ekstremitas - Kekuatan otot : - Kekuatan otot :
5 5 5 5
5 5 5 5

- Edema : Tidak ada - Edema : Tidak ada


- Deformitas : tidak - Deformitas : tidak
ada ada
- Krepitasi : Tidak - Krepitasi : Tidak
ada ada

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap ny S bisa sembuh Dan keluarga berharap agar
pandemi corona segera berakhir sehingga bisa melaksanakan aktivitas
seperti biasanya.

25
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1. DS : Ketidakefektifan Penyakit hipertensi
Ny s mengatakan pemeliharaan
nyeri kepala dan kaku kesehatan
kuduk karena tensinya
yang sering naik dan
terkadang minum obat
pun harus selalu
diingatkan oleh
suaminya
DO :
- TD : 150/100
mmHg
- N : 87 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
2. DS : Resiko terjadi Ketidakmampuan
Ny s mengatakan komplikasi lebih keluarga dalam proses
dadanya sering lanjut perawatan penyakit
berdebar debar saat
darah tingginya
kambuh dan terakhir
checkaup dokter
mengatakan adanya
resiko kerusakan
jantung akibat darah
tingginya sering
kambuh
DO :
Ny S nampak
khawatir dengan

26
kesehatanya sekarang

II. Perumusan Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan (PES)


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut

III. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

Dx. Kep Kriteria Skor Pembenaran


Ketidakefektifa 1. Sifat masalah 1 Keadaan
x 1=0,3
3
n pemeliharaan - Tidak/kurang sejahtera
kesehatan sehat (3)
- Ancaman (2)
- Keadaan
sejahtera (1)
2. Kemungkinan
1
masalah dapat x 2=1 Sebagian
2
diubah
- Mudah (2)
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah Cukup
2
x 1=0,6
untuk dicegah 3
- Tinggi (3)
- Cukup (2)
- Renda (1)

4. Menonjolnya 1 Ada masalah,


x 1=0,5
masalah 2 tapi tidak
- Masalah berat perlu segera
harus segera ditangani

27
ditangani (2)
- Ada masalah,
tapi tidak perlu
segera ditangani
(1)
- Masalah tidak
dirasakan (0)
Total 2,4

Dx. Kep Kriteria Skor Pembenaran


Resiko terjadi 1. Sifat masalah 2 Ancaman
x 1=0,6
3
komplikasi lebih - Tidak/kurang
lanjut sehat (3)
- Ancaman (2)
- Keadaan
sejahtera (1)
2. Kemungkinan
1
masalah dapat x 2=1 Sebagian
2
diubah
- Mudah (2)
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah
2
x 1=0,6
untuk dicegah 3 Cukup
- Tinggi (3)
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4. Menonjolnya 2
x 1=1
masalah 2 Ada masalah,
- Segera (2) tapi tidak perlu
- Tidak perlu (1) segera ditangani

28
- Tidak dirasakan
(0)
Total 2,7

IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut 2,7
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 2,4

29
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA TN. W

Diagnosa
No Tujuan NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Diri: Hipertensi (3107) Pendidikan Kesehatan (5510)
pemeliharaan keperawatan 3x kunjungan rumah 1. Memantau tekanan darah 1. Identifikasi kebutuhan pengajaran yang
kesehatan diharapkan pemeliharaan kesehatan 2. Berpartisipasi dalam olahraga yang diperlukan oleh keluarga
Tn.w menjadi efektif. direkomendasikan 2. Berikan penyuluhan mengenai masalah
Tujuan Umum : 3. Mengikuti diit yang kesehatan yang dialami keluarga
Pengetahuan keluarga dalam direkomendasikan, membatasi Pengajaran: Proses Penyakit (5602)
meningkatkan manajemen kesehatan asupan garam 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
menjadi lebih baik 4. Menggunakan teknik relaksasi dengan proses penyakit
Tujuan Khusus : 5. Menggunakan obat- obatan sesuai 2. Jelaskan kemungkinan penyebab
1. Mengenal masalah kesehatan dalam resep Pengajaran: Peresepan Diet (5614)
keluarga 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
2. Mengambil keputusan dalam mengenai diet yang disarankan
meningkatkan perilaku yang sehat 2. Berikan informasi kepada pasien nama
3. Menunjukan perilaku yang sehat makanan yang sesuai dengan diet yang
dengan melakukan diit hipertensi disarankan.

30
Peningkatan Keterlibatan Keluarga
(7110)
1. Identfifikasi kemapuan keluarga dalam
perawatan
2. Dorong anggota keluarga dan pasien
untuk berpartisipasi dalam perawatan
pasien
3. Ajarkan klien dan keluarga untuk
melakukan perawatan menggunakan obat
tradisional
4. Berikan infromasi penting kepada pasien
dan keluarga sesuai dengan kebutuhan
klien
2 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan tindakan asuhan Knowledge Health Behavior (1804) Pendidikan Kesehatan (5510)
Cenderung keperawatan 3 x kunjungan rumah 1. Mengetahi dampak bahaya tidak 1. Kaji pengetahuan gaya hidup individu
Beresiko diharapkan dapatmeningkatkan kesehatan terkontrolnya tekanan darah dan keluarga
pada keluarga Tn. W 2. Beri informasi kepada klien mengenai
Tujuan Umum : Knowledge: Treatment Regimen penyakit
Diharaphan pengetahuan Tn. W dan (1813) 3. Motivasi individu untuk merubah gaya

31
keluarga tentang bahaya serta komplikasi 1. Melakukan usaha untuk dapat hidup dan kesehatan
penyakit hipertensi meningkat berhenti mengkonsumsi makanan 4. Lakukan modifikasi pemberian latihan
Tujuan Khusus : yang tidak dianjurkan seperti jalan santai atau jalan diatas
1. Tn.w dan keluarga mengetahui kerikil
dampak negative dari tidak Petunjuk Antisipasi (5210)
terkontrolnya tekanan darah 1. Sediakan media penyuluhan yang sesuai
2. Tn.w dapat mengontol kebiasaan seperti leafleat/lembar balik
mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam dan lemak
3. Keluarga dapat mengingatkan Tn.w
agar melakukan pola hidup yang
lebih baik dalam mengontrol tekanan
darah
IMPELEMTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA TN. W

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf


/Jam Keperawatan

3 Juli 2020 1. Ketidakefektifan - Mengucapkan salam S:


Manajemen - Memvalidasi keadaan keluarga - Ny s mengatakan tidak tau tentang menjemen mencegah

32
09:00 WIB Kesehatan - Menjelaskan tujuan dan kontrak kambuhnya penyakit darah tinggi
waktu O:
- Mengidentifikasi kebutuhan yang - Ny s nampak bingung saat ditanya tentang penyebab
pengajaran/pengetahuan yang penyakit dan hal yang harus dihindari untuk mencegah
dibutuhkan oleh keluarga Tn.W kekambuhan penyakitnya
- Hasil pemeriksaan fisik pad any s TD :150/100 mmHg
N : 87 x/mnt, RR : 20 x/mnt

A: Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen


Kesehatan belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
- Mengkaji status kesehatan ny s dan memonitor TTV
- Memberikan penyuluhan mengenai Penyakit Hipertensi
dan pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
2. Perilaku - Melakukan pengkajian tentang S:
Kesehatan pengetahuan dan gaya hidup keluarga
- Ny s mengatakan mempunyai pantangan terhadap
Cenderung Tn.w
makanan yang banyak mengandung garam dan lemak
Beresiko
namun belum bisa konsisten untuk mengurangi makanan
tersebut

33
- Ny s mengatakan hanya memeriksakan tekanan darahnya
ke Puskesmas tiap 1 bulan sekali, akan berobat ke
Puskesmas apabila merasa penyakitnya sudah berat dan
tidak sembuh dengan obat yang dibelinya di apotik dan
saat ini mengonsumsi obat amlodipine rencana bulan
depan akan dilakukan rontgen karena adanya keluhan
dada yang berdebar kencang di daerah jantung saat
tekanan darahnya meningkat
O:

- Data Pemeriksaan fisik Ny S TD :150/100 mmHg


N : 87 x/mnt, RR : 20 x/mnt

A: Masalah Keperawatan Perilaku Kesehatan


Cenderung Beresiko belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi

- Sediakan media penyuluhan yang sesuai untuk


melakukan penyuluhan kesehatan

34
- Berikan penyuluhan terkait penyakit hipertensi dan dan
makanan yang sesuai dengan diet yang disarankan serta
terapi non farmakologi untuk hipertensi
- Memotivasi individu untuk merubah gaya hidup dan
kesehatan

4 Juli 2020 1. Ketidakefektifan - Mengkaji status kesehatan pasien dan S:

13.00 WIB Manajemen memonitor tanda- tanda vital


- Ny s mengatakan akan merubah gaya hidup untuk
Kesehatan - Mrmberikan Pendidikan Kesehatan
meningkatkan kesehatannya
terkait penyakit Hipertensi, diet
- Ny s mengatakan tanda gejala yang muncul seperti
Hipertensi serta obat teradisional
kepala pusing, mudah lelah dan leher kaku
untuk hipertensi
- Ny s mengatakan akan melakukan Pemeriksaan rutin di
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk
Puskesmas dan akan mencoba melakukan pengobatan
mengelola stress
komplementer selain pengobatan farmakologi
2. Perilaku - Melakukan modifikasi latihan (jalan
- Ny s mengatakan akan menghindari makanan yang
Kesehatan santai diatas kerikil) dan demonstrasi
banyak mengandung garam dan lemak
Cenderung cara pembuatan obat tradisional untuk
Beresiko hipertensi (rebusan daun seledri) O:

- Keluarga kooperatif dan aktif bertanya mengenai

35
penyakit
- Keluarga tampak memperagakan teknik relaksasi nafas
dalam
- Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala dari
penyakit
- Data Pemeriksaan fisik ny s TD 140/90 mmHg, Nadi
88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,1ºC
A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

- Motivasi individu untuk merubah gaya hidup dan


kesehatannya
- Menganjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan
tekanan darah
- Menganjurkan untuk menerapkan latihan terapi benson
untuk kestabilan tekanan darah

5 Juli 2020 1. Ketidakefektifan - Mengkaji ulang status kesehatan Ny. S:


Manajemen s memonitor TTV - Ny s mengatakan sudah melakukan latihan jalan santai
13.00 WIB
- Mengevaluasi latihan dan penerapan diatas kerikil dan minum rebusan daun seledri sejak

36
Kesehatan obat tradicional (rebusan daun kemarin sore
seledri) - Ny s mengatakan akan berusaha konsisten mengurangi
- Memotivasi individu untuk merubah pantangan makanan dan teratur minum obat demi
2. Perilaku gaya hidup: Menghindari makanan kesehatanynya
Kesehatan asin dan berlemak - Ny s mengatakan akan rutin periksa tekanan darahnya
Cenderung dan teratur minum obat
Beresiko O:
- Ny s tampak kooperatif
- Data Pemeriksaan fisik ny s TD 130/90 mmHg, Nadi
88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,2ºC
- Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah hipertensi dan membawanya
ke Puskesmas/RS
- Keluarga mampu menentukan status gizi sesuai dengan
diet yang disarankan
- Keluarga mampu mengontrol dan mengendalikan stress
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi pertahankan :
- Melakukan latihan terapi benson untuk menjaga

37
kestabilan tekanan darah
- Melakukan control rutin tekanan darah
- Menghindari konsumsi makanan yang banyak
mengandung garam dan lemak dan minum obat teratur

38
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pengkajian subjektif dari data diatas klien mengatakan menderita penyakit


hipertensi sekitar selama 5 tahun lebih, hipertensi yang dialami sering
menimbulkan gejala nyeri kepaladan kaku kuduk, pada kasus ny s jarang
melakukan pemeriksaan tensi secara rutin dan kurang teratur dalam meminum
obat hipertensi, dengan adanya study penelolaan asuhan keperawatan pad any s
diharapkan untuk kedepanya terjadi dampak yang manfaat untuk melakukan
menejemen kesehatan pada penyakit dengan prosedur kesehatan yang lebih
baik lagi

B. SARAN
1. Saran untuk masyarakat
Setiap keluarga dan masyarakan diharapkan agar lebih meningkatkan derajat
kesehatan dalam keluarganya dengan cara memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di lingkungannya seperti puskesmas dan tempat
pelayanan kesehatan lainnya dan Keluarga bisa melakukan perawatan
kesehatan minimal setiap bulan sehingga kemungkinan masalah kesehatan
bisa dicegah.
2. Saran untuk mahasiswa keperawatan
a. Sesama mahasiswa harus menjaga hubungan teman sejawat
b. Sebagai mahasiswa harus selalu menambah pengetahuan atau informasi
yang didapat di Praktek Keperawatan Komunitas dan Keperawatan
Keluarga

39
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Sylvia Price. 2018. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses


penyakit edisi 9 volume II. ECG. Jakarta

Corwin, Elizabeth J. 2012 . Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Heather.2016. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Martuti, A. 2016. Merawat Dan Menyembuhkan Hipertensi Penyakit Tekanan


Darah Tinggi. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Wahdah, Nurul. 2012. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Multi Solusindo.


Yogyakarta.

Widyanto&Triwibowo. 2013. Trend Disease. CV. Trans Info Media.


Jakarta.Herdman,

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


secara Terpadu. Graha Ilmu.Yogyakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai