Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah kurikulum
dan pembelajaran kejuruan(KPK)”

Dosen pengampu:

Prof. Dr. Samsudi, M. Pd.


Sudiyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Bayu Wiliam E (5201418041)


Raksi Pandu W (5201418051)
Fahrul Mukhadik (5201418052)
M syarawi rai (5201418058)
Yuni Dwi H (5201418060)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnyasehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah iniadalah untuk memnuhi tugas dosen pada mata
kuliah kurikulum dan pembelajaran kejuruan selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kurikulum pembelajaran tingkat satuan pendidikan bagi para pembaca dan
penulis.
Kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Samsudi, M. Pd.
Dan bapak Sudiyono, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dari mata kuliah ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi
kami.
Saya juga mengucappkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.kerja sama kelompok terutama
sehingga kami dapat bekerja dengan maksimal dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadari makalah yang kelompok kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 9 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP ......................................................................................... 6
B. Dasar Hukum Munculnya KTSP................................................................. 7
C. Karakteristik Kurikulum KTSP ................................................................... 8
D. Kelebihan Kurikulum KTSP ....................................................................... 10
E. Kekurangan Kurikulum KTSP .................................................................... 10
F. Apakah KTSP cocok untuk SMK ...............................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam era globalisasi ini, pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita
semua. Tetapi dengan berkembangnya zaman seperti ini pendidikan juga harus disesuaikan.
Dimana kurikulum merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menjadi acuan yang paten.
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
            Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan betakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan sarana dan prasarana yang menopang dari apa yang akan dicapainya kurikulum
tersebut, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang tidak bisa di samakan
antara daerah satu dan daerah yang lain.
            Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasionaldan
juga muatanya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkankurikulum.
            Pada tahun 2006-2007 Indonesia mulai memberlakukan kurikulum yang baru yaitu KTSP.
Yang dirancang untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2004, yang
sebenarnya Iebih tepat sebagai penyempurnaan dan pengembangan daripada penggantian.
Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di
daerah dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis maupun non
akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek yang dilandasi iman dan
takw Perubahan kurikulum di masa mendatang akan lebih dititikberatkan pada penetapan
kompetensi dasar peserta didik sehingga apapun bentuk kurikulum pada satuan pendidikan,
ukuran yang terpenting dan prestasi peserta didik adalah penguasaan mereka terhadap standar
kompetensi yang dituntut.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa
permasalahan,yaitu:
1. Apa pengertian KTSP?
2. Mengapa muncul KTSP?
3. Apa saja karakteristik/struktur KTSP?
4. Apa Kelebihan dan kekurangan KTSP?
5. Apakah KTSP efektif untuk SMK?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian KTSP
2. Untuk mengetahui terbentuknya KTSP
3. Untuk mengetahui struktur KTSP
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan KTSP
5. Untuk mengetahui apakah KTSP sudah cocok diterapkan di SMK

5
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian KTSP
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus diempuh
oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk memperoleh ijazah. (Robert, Zais
1967:7)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh
sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan
Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum sebelumnya
adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan dalam
kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam KTSP
sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh pihak
di daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan pada tingkat
satuan pendidikan, namun pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ketetapan
ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
B.  Mengapa muncul KTSP
1. Bergulirnya otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan
Otonomi Daerah
a. Undang-undang No 32 Tahun 2004 sebagai pengganti UU No 22 Tahun1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Pasal 13 dan 14 bahwa Penyelenggaraan pendidikan merupakan
urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah: provinsi dan kabupaten/kota)
b. UU No 20 Tahun 2002 tentang Sisdiknas pasal 36 ayat 2 menyebutkan bahwa
c. “Kurikulum panda semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

6
2. Kebijakan yang mendukung
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
b. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal ayat (19); Pasal 18 ayat
(1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
d. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),
(15); Pasal 5 ayat (1), (2),; Pasal 6 ayat (6); Pasal (7) ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7),
(8);Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), Pasal 16
ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2),; Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
e. Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
f. Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL (SKL dan SKKMP)

3. Teori pengembangan kurikulum


1. Sentralistik                : Dikembangkan secara terpusat
2. Desentralistik            : Diserahkan ke masing-masing daerah
3. Dekosentrasi             : Kerangka dasarnya oleh pusat, penjabarannya oleh daerah

C.      Karakteristik Kurikulum KTSP

 Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, mulai
kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII.
 Mata pelajaran dan alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK

Keterangan Struktur Kurikulum SMK :

a. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap PK. PK yang
memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
c. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja
yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
d. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.

7
e. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran
tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah atau empat jam pembelajaran
praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.
f. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Mata Pelajaran :

Kurikulum SMK berisi Mapel Wajib, Mapel Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri.

1. Mapel Wajib : Pendidikan Agama, PKn, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan
Budaya, Penjasorkes, dan Keterampilan/Kejuruan (KKPI dan Kewirausahaan).
Tujuan :
Membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
2. Mapel Kejuruan: beberapa mata pelajaran (dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan) yang dikembangkan
berdasarkan SKK.
Tujuan :
Membentuk kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan
diri dalam bidang keahliannya.

Implikasi Struktur Kurikulum SMK

a. Mapel Sendiri Dibagi 3 Kelompok :

Normatif : P Agama, PKn, B Indonesia, Penjasorkes, Seni Budaya.


Adaptif : B Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI, Kewirausahaan.
Produktif : Sejumlah Mapel Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan.

b. Alokasi waktu kelompok adaptif dan produktif disesuaikan dengan kebutuhan


PK, dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
c. Materi Dasar dan Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan PK untuk
memenuhi standar kompetensi kerja.
d. Evaluasi dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau
beberapa kompetensi dasar.
e. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
f. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

8
g. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di
sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36
jam pelajaran per minggu.
h. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu.
i. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun, maksimum 4 tahun.

3. Muatan Lokal

 Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran tersendiri.
 Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Dalam satu tahun dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
 Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Dalam satu tahun dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.

4. Pengembangan Diri

 Pengenbangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.

 Pengembangan Karir

Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui :


 pemberian informasi lapangan kerja.
 bimbingan tata cara mancari pekerjaan.
 bimbingan profesi.
 pengenalan serta pengembangan kepribadian.

9
D. Kelebihan Kurikulum KTSP

1. Mendorong terwujudnya otonomi luas kepada sekolah dan satuan Pendidikan.


2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program Pendidikan
3. Memberikan kesempatan bagi masyarakat dan orangtua untuk berpartisipasi dalam
menentukan arah kebijakan pendidikan di sekolah
4. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa
5. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20%.
6. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

E. Kekurangan Kurikulum KTSP

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan


satuan pendidikan yang ada.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
5. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kurang demokratis dan kurang profesional
berdampak pada kurangnya peran serta masyarakat yang diwakilkan oleh
Dewan/Komite sekolah dalam merumuskan KTSP
6. Kurangnya pembinaan dan sosialisasi KTSP di tingkat kecamatan
7. Keterlambatan sosialisasi standar penilaian serta keterlambatan pencetakan buku rapor
siswa berdampak pada kesalahan dalam penulisan laporan pendidikan siswa (rapor)

BAB III
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
11
         Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda.

      Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan. Jakarta:
Kencana

N.M, Lazim dan Damanhuri Daud. 2010. “Modul Kurikulum dan pembelajaran SD.” Pekanbaru :
Cendekia Insari.

Putra, Zetra Hainul. 2015. “Perencanaan Pembelajaran SD”. Pekanbaru : Zesya publisher.

12

Anda mungkin juga menyukai