Anda di halaman 1dari 4

STRUKTUR KURIKULUM KTSP SMK

 Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, mulai
kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII.
 Mata pelajaran dan alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK

Keterangan Struktur Kurikulum SMK :

a. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap PK. PK yang
memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
c. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
d. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
e. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran
tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah atau empat jam pembelajaran
praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.
f. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Mata Pelajaran :

Kurikulum SMK berisi Mapel Wajib, Mapel Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri.

1. Mapel Wajib : Pendidikan Agama, PKn, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan
Budaya, Penjasorkes, dan Keterampilan/Kejuruan (KKPI dan Kewirausahaan).
Tujuan :
Membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
2. Mapel Kejuruan: beberapa mata pelajaran (dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan) yang dikembangkan
berdasarkan SKK.
Tujuan :
Membentuk kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan
diri dalam bidang keahliannya.
Implikasi Struktur Kurikulum SMK

a. Mapel Sendiri Dibagi 3 Kelompok :

Normatif : P Agama, PKn, B Indonesia, Penjasorkes, Seni Budaya.


Adaptif : B Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI, Kewirausahaan.
Produktif : Sejumlah Mapel Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan.

b. Alokasi waktu kelompok adaptif dan produktif disesuaikan dengan kebutuhan


PK, dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
c. Materi Dasar dan Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan PK untuk
memenuhi standar kompetensi kerja.
d. Evaluasi dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau
beberapa kompetensi dasar.
e. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
f. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
g. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di
sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan
36 jam pelajaran per minggu.
h. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu.
i. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun, maksimum 4 tahun.

3. Muatan Lokal

 Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran tersendiri.
 Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Dalam satu tahun dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
 Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Dalam satu tahun dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
4. Pengembangan Diri

 Pengenbangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.

 Pengembangan Karir

Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui :

 pemberian informasi lapangan kerja.


 bimbingan tata cara mancari pekerjaan.
 bimbingan profesi.
 pengenalan serta pengembangan kepribadian.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM KTSP

Kelebihan :

1. Mendorong terwujudnya otonomi luas kepada sekolah dan satuan Pendidikan.


2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program Pendidikan
3. Memberikan kesempatan bagi masyarakat dan orangtua untuk berpartisipasi dalam
menentukan arah kebijakan pendidikan di sekolah
4. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa
5. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20%.
6. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Kelemahan :

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan


satuan pendidikan yang ada.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
5. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kurang demokratis dan kurang profesional
berdampak pada kurangnya peran serta masyarakat yang diwakilkan oleh
Dewan/Komite sekolah dalam merumuskan KTSP
6. Kurangnya pembinaan dan sosialisasi KTSP di tingkat kecamatan
7. Keterlambatan sosialisasi standar penilaian serta keterlambatan pencetakan buku
rapor siswa berdampak pada kesalahan dalam penulisan laporan pendidikan siswa
(rapor)

Daftar Pustaka :

N.M, Lazim dan Damanhuri Daud. 2010. “Modul Kurikulum dan pembelajaran SD.”
Pekanbaru : Cendekia Insari.

Putra, Zetra Hainul. 2015. “Perencanaan Pembelajaran SD”. Pekanbaru : Zesya


publisher.

Anda mungkin juga menyukai